, Makassar - Sebagian warga Rohingya memasuki wilayah Sulawesi Selatan demi mendapat perlindungan dan kehidupan yang lebih layak. Namun, harapan tersebut tak sesuai kenyataan yang dihadapi.
AH, salah satu pengungsi Rohingya di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, mengungkapkan selama tujuh tahun dalam pengungsian, dia dan keluarganya justru diperlakukan hampir serupa seperti di negerinya.
Ia mengaku mereka terkadang diculik oleh orang yang mengaku dari Imigrasi, lalu diisolasi di ruang sempit dan gelap. Selama diisolasi, mereka mengaku tak diberi makan dan minum selama berhari-hari.
"Saya sendiri pernah merasakan kejadian itu, di mana dalam beberapa hari saya dikurung di ruang isolasi oleh petugas Imigrasi. Mereka melakukan penyiksaan layaknya pelaku kriminal. Setelahnya dalam beberapa waktu, saya muntah darah," kata AH kepada , beberapa waktu lalu dengan menggunakan bahasa Indonesia yang terbata-bata.
Setelah diperlakukan seperti itu, AH mengaku diperingatkan agar tidak menyebarkan perlakuan yang dialaminya kepada siapa pun. Jika itu dilakukan, mereka diancam akan kembali dianiaya dengan lebih parah.
"Kalau kita sebarkan ke media, kita akan disiksa lagi dan lebih parah," ucapnya.
Baca Juga
Advertisement
Abu Jamil, pengungsi Rohingya lainnya mengatakan, sebenarnya para pengungsi Rohingya yang berada di Makassar meminta solusi yang baik kepada pemerintah setempat. Ia sendiri memiliki tiga opsi.
"Yang pertama itu kita dipulangkan saja ke negara asal kami (Myanmar), yang kedua adalah kami dijadikan warga negara Indonesia agar bisa bekerja dan dapat penghidupan yang layak di Indonesia. Sementara pilihan yang ketiga, adalah kami pindah ke negara lain yang mau menerima kami pengungsi," tuturnya.
Dari ketiga opsi itu, ia berharap solusi kedua bisa difasilitasi agar ia dan keluarga bisa hidup layak. Namun, ia menyadari jika pilihan tersebut tidak mungkin, sehingga pilihan ketiga paling mungkin diterima.
Saksikan video menarik di bawah ini:
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Tanggapan Imigrasi dan Pernyataan Ketus Gubernur
Akibat ketidakjelasan nasib itu, para pengungsi Rohingya itu kemudian beramai-ramai mendatangi kantor perwakilan Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) pada Rabu, 26 Juli 2017. Namun, aksi demo tersebut berakhir karena dibubarkan paksa oleh polisi.
"Waktu itu kami seluruh pengungsi Rohingya di Makassar, sekitar 220 orang mendatangi kantor UNHCR. Namun, pihak perwakilan PBB itu tidak kunjung menemui kami, padahal kami menunggu dari jam 08.00 pagi sampai jam 16.00 sore. Kami malah mendapat perlakuan kasar dari polisi," tutur Abu.
mencoba mengonfirmasi terkait dugaan penculikan hingga penganiayaan yang diutarakan para pengungsi Rohingya kepada pihak Kantor Imigrasi Kota Makassar. Namun, pihak Imigrasi mengarahkan agar hal tersebut dikonfirmasi ke Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sulawesi Selatan.
Sementara itu, Kakanwil Kemenkumham Sulawesi Selatan, Sahabuddin Kilkoda, menuturkan dirinya baru mengetahui adanya kejadian seperti ini. Menanggapi hal tersebut, pihaknya memastikan akan mengambil langkah tegas jika ucapan para pengungsi Rohingya betul terbukti.
"Nanti kita akan bentuk tim dalam melakukan penyelidikan. Jika terbukti, maka kami tak segan-segan memberikan sanksi tegas terhadap pelaku," kata Sahabuddin.
Di tempat berbeda, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan kejengkelannya atas kehadiran para pengungsi Rohingya. Ia bahkan mengatakan lebih suka jika para pengungsi Rohingya itu meninggalkan Sulawesi Selatan.
"Aku enggak suka itu, ngapain mereka di sini. Kalau mereka pindah dari sini, saya lebih suka. Saya tidak tahu bagaimana mau membahasakan ini, yang jelas saya tidak suka," kata Syahrul, Selasa, 1 Agustus 2017.
Orang nomor satu di Sulawesi Selatan itu secara blakblakan menilai kehadiran para pengungsi Rohingya di Sulawesi Selatan, khususnya di Kota Makassar, sebagai pengganggu dan pembuat susah.
"Ngapain demo-demo di sini. Kalau mau merusak di daerahmu, negaramu sendiri. Kok, bikin susah kita di sini. Kalau tidak suka di sini pindah aja," kata gubernur yang menjabat dua periode itu.
Terkini Lainnya
Pengungsi Rohingya Rampas Tas Turis India
Perempuan Rohingya Mengaku Jadi Korban Pemerkosaan Saat Hamil
Kisah Pilu Nenek Sebatang Kara Pemulung Sampah Laut
Tanggapan Imigrasi dan Pernyataan Ketus Gubernur
Makassar
Pengungsi Rohingya
Rohingya
Sulsel
Rekomendasi
Diduga Telantarkan Istri dan 3 Anaknya, Anggota Polda Sulsel Dilapor ke Propam
Demo Tapera Berakhir Ricuh di Makassar: 1 Polisi Luka, 8 Mahasiswa Diamankan
Asrama Mahasiswa Dompu di Makassar Diduga Dibakar OTK, Polisi Selidiki
Ustaz di Makassar Disekap dan Dianiaya, Polisi Tangkap 5 Terduga Pelaku
Dituding Lakukan Malapraktik, Begini Klarifikasi RS Bhayangkara Makassar
Buntut Video Viral, Polisi Sita Bendera Bintang Kejora dari Asrama Mahasiswa Papua di Makassar
Viral Ormas Kepung Asrama Mahasiswa Papua di Makassar Buntut Pengibaran Bendera Bintang Kejora
50 Anggota DPRD Makassar Bakal Diberi Pin Emas, Total Harga Capai Rp2 Miliar
Dihadiri Ribuan Peserta, PERDOSKI dan Derma XP Pecahkan Rekor MURI Pemeriksaan dan Pengobatan Scabies
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
HEADLINE: Pudarnya Sinar Bintang di Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Jadi Pembeda di Semifinal?
Sudah 39 Tahun, Cristiano Ronaldo Beri Bocoran Terkait Masa Depannya di Portugal
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
HEADLINE: Pudarnya Sinar Bintang di Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Jadi Pembeda di Semifinal?
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Kinerja Sudah Terbukti, Anwar Hafid Disebut Paket Komplit Cagub Idaman Warga Sulteng
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
Kaesang Pangarep Ungkap PSI-PKS Jalin Kerja Sama di Pilkada untuk 3 Wilayah Ini
Kapan Pilkada 2024? Simak Jadwal Persiapan dan Penyelenggaraannya
Jelang Pilkada 2024, Masyarakat Aceh Barat Diminta Tak Terprovokasi Hoaks
Proses Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Simak Tanggung Jawab dan Masa Kerjanya
TOPIK POPULER
Populer
Hakim PN Bandung Sebut Penetapan Tersangka Pegi Setiawan Tidak Cukup Bukti
Demo Tapera Berakhir Ricuh di Makassar: 1 Polisi Luka, 8 Mahasiswa Diamankan
Pria Mabuk Tikam Bayi Berulang-ulang di Indragiri Hilir hingga Tewas
Polda Jabar Segera Jalankan Putusan Hakim PN Bandung: Bebaskan Pegi Setiawan
Cerita Mohammad, Warga Gorontalo yang Sukses Usaha Pentol Telur
Hari Satelit Palapa 9 Juli, Peluncuran Satelit Pertama Indonesia pada 1976
Update Korban Longsor Tambang Suwawa Gorontalo: 35 Selamat, 10 Meninggal Dunia, 48 Hilang
Profil Dewi Paramita, Mantan Ibrahim Risyad yang Jadi Sorotan Warganet
Penggeledahan Rumah Anggota DPRD Lampung Tengah yang Tak Sengaja Tembak Warga, Polisi Sita 4 Senpi Ilegal
Mantan Ajudan Wapres Brigjen Pol Sabilul Alif Jadi Wakapolda Kaltim
Pegi Setiawan
Kalah di Praperadilan Pegi Setiawan, Kasus Vina Cirebon Bakal Ditarik ke Mabes Polri?
Pegi Setiawan Menang Praperadilan, Salah Tangkap atau Salah Prosedur?
Pegi Setiawan Bebas, Kapolri: Kita Hormati Putusan Pengadilan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Profil Eman Sulaeman, Hakim PN Bandung yang Kabulkan Praperadilan Pegi Setiawan
5 Fakta Terkait Pegi Setiawan Bebas dari Tahanan, Kabulkan Gugatan Praperadilan
Berita Terkini
Indo Premier Sekuritas Dukung Insentif Biaya Transaksi ETF
3 Resep Podeng Roti Tawar, Lengkapi Menu Bekal sampai Jadi Ide Jualan
13.000 Pemilih di Situbondo Tak Memenuhi Syarat Nyoblos, Ada yang Meninggal dan Masuk TNI/Polri
Melapor ke Manchester United, Mason Greenwood Bahas Ini dengan Manajemen Klub
Daftar Kepala Negara dengan Gaji Tertinggi di Dunia, Presiden Indonesia Kalah Jauh?
Air Danau Kelimutu Kembali Berubah Warna, Jam Kunjungan Wisata Dibatasi
9 Juli 1996: Satu Keluarga di Inggris Diserang dengan Palu Secara Brutal
Daftar Makanan yang Kaya Vitamin D, Penting untuk Kesehatan Tulang dan Gigi
Polisi Usut Keterlibatan Pelaku Lain di Kasus Pembakaran Rumah Wartawan di Karo Sumut
Silaturahmi Politik Ketum PSI Kaesang Pangarep ke Markas PKS
Tips agar Rezeki Lancar dan Terhindar dari Jerat Utang dari Gus Mus
8 Pengelola Website Judi Online - Streaming Pornografi Jaringan Taiwan Dibekuk Polisi
Surati Rektor, Budi Santoso Pertanyakan Prosedur Pencopotan Dirinya Sebagai Dekan FK Unair
Singapura Izinkan 16 Jenis Serangga untuk Dikonsumsi, Ada Cacing sampai Belatung Kumbang
Serba-serbi Wayang Kulit, Dibuat dari Kulit Kerbau yang Dilukis