uefau17.com

Perempuan Rohingya Mengaku Jadi Korban Pemerkosaan Saat Hamil - Global

, Naypyidaw - Beberapa perempuan dari kelompok Muslim Rohingya menyampaikan kesaksian menyedihkan. Mereka diceraikan suaminya usai mengaku pernah diperkosa tentara pemerintah.

Pengakuan tersebut disampaikan seorang perempuan bernama Ayamar Bagon. Ia mengaku perkosaan yang dilakukan meninggalkan luka mendalam.

"Saya diperkosa menjelang saya melahirkan, ketika itu usia kehamilan saya sudah 9 bulan. Mereka tahu saya sedang hamil, tapi mereka tak peduli," sebut Bagon seperti dikutip dari AFP, Rabu (26/7/2017).

Kisah menyedihkan tersebut disampaikan Bagon kepada koresponden AFP sembari memeluk anaknya yang berusia 20 bulan. Ia mengatakan, akibat pemerkosaan sejumlah kejadian buruk menimpa dirinya.

"Suami saya menyalahkan saya, karena membiarkan kejadian ini terjadi. Karena ini, suami saya menikahi perempuan lain dan tinggal di desa lain," papar dia.

Rekan dari Bagon, Hasinnar Baygon punya cerita yang juga menyedihkan. Suaminya dipaksa sampai diancam tentara untuk meninggalkan dirinya.

Perempuan 20 tahun dan ibu dua anak mengatakan, ancaman itu disampaikan usai dia diperkosa tiga orang tentara Myanmar.

"Suami saya mengatakan dia ingin kabur. Dia menyalahkan saya karena tak mau kabur," ucap Baygon.

Kelompok Pemantau HAM di Myanmar menyebut pemerkosaan kerap dilakukan polisi dan militer Myanmar.

Dari pemantauan di desa tempat Rohingya tinggal di Maungdaw, pada akhir bulan 2016 lalu, sekira 9 orang perempuan Rohingya mengalami tindak perkosaan.

Perkosaan dilakukan sekelompok orang terhadap seorang wanita. Biasanya korban disekap terlebih dulu lalu seorang memegang senjata sembari mengancam sementara yang lain melalukan perkosaan.

Menanggapi tuduhan tersebut Pemerintah Myanmar mengeluarkan pembelaan. Mereka menampik semua tudingan dan menyebut tuduhan tersebut adalah rekayasa.

Simak video berikut:

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat