, Semarang - Banyak warga memercayai adanya terowongan atau drainase bawah tanah berukuran raksasa di pusat Kota Semarang, Jawa Tengah. Terowongan bawah tanah itulah yang dicurigai sebagai pusat habitat piton atau 'kerajaan ular' yang meneror warga Jalan Anggrek di pusat Kota Semarang.
Menelusuri kabar burung itu, mendatangi Gedung Lawangsewu yang menjadi salah satu ikon Kota. Dengan diantar Manajer Museum PT Kereta Api Indonesia (KAI) Semarang Sapto Hartoyo, pun ditunjukkan terowongan yang dimaksud.
Menurut Sapto, isu mengenai drainase raksasa yang dibangun untuk menjaga agar Semarang tidak banjir memang pernah didengarnya. Bahkan terowongan bawah tanah di Gedung Lawangsewu disebut-sebut sebagai salah satu kanal.
"Ini masih mendingan kalau dianggap sebagai drainase raksasa. Pernah juga dikabarkan sebagai penjara bawah tanah. Tapi semuanya kok kayaknya meragukan," kata Sapto Hartoyo di Semarang, Jumat (26/2/2016).
Baca Juga
- Benarkah Ada Kerajaan Ular di Bawah Kota Semarang?
- Legenda Penari Lengger dan Jejak LGBT di Serat Centhini
- Pohon Nanas Ini Buktikan Lagu 'Kolam Susu' Koes Plus
Lorong atau terowongan bawah tanah di gedung yang dibangun pada 1904 dan selesai 1907 itu memang sangat besar. Gedung ini memiliki tinggi hingga 2,5 meter atau lebih, dan lebar sekitar 2 meter. Lorong bawah tanah gedung yang dibangun arsitek Profesor Jacob F Klinkhamer (TH Delft) dan BJ Quendag.
Rancangan arsitek yang berdomisili di Amsterdam itu dikerjakan di Belanda. Baru kemudian gambar-gambar dibawa ke Kota Semarang. Melihat dari cetak biru Lawangsewu tertulis bahwa site plan dan denah bangunan ini telah digambar di Amsterdam pada 1903.
Begitu pula kelengkapan gambar kerjanya dibuat dan ditandatangani di Amsterdam pada 1903. "Untuk panjangnya, saya tidak bisa ngomong, karena memang yang bisa dijangkau hanya ini," beber Sapto.
Terowongan Saluran Air?
Sapto menyebutkan, bangunan ini memang banyak menarik perhatian. Namun sampai sejauh ini belum ada satu pun yang bisa membuktikan lorong itu sebagai saluran air.
Arsitek yang tengah meneliti sejumlah bangunan kuno dan planologi dari Unika Soegijopranoto, Tjahjono Raharjo mengungkapkan, lorong tersebut bukan saluran air. Semua bangunan Belanda memiliki tipikal sama, yakni ada ruang bawah tanah yang kadang difungsikan sebagai gudang.
Advertisement
"Ada yang menyebut lorong itu terhubung dengan SMAN 1 dan Benteng Pendem. Ini sangat tidak masuk akal," kata Tjahjono kepada .
Perbedaan tahun pembangunan menjadi alasan utama Tjahjono. Gedung SMA N 1 Semarang dibangun tahun 1936. Dan memang bangunan itu sejak awal difungsikan sebagai sekolah.
Sementara Benteng Pendem dibangun antara 1835 sampai 1840. Benteng itu resminya bernama Fort Prins van Oranje, artinya Benteng Pangeran Oranye. Sayang benteng ini sekarang sudah hilang.
"Kalau dengan alasan planologi futuristik yang mengantisipasi perkembangan kota, juga sangat tidak mungkin. Karena ular-ular yang keluar itu asalnya dulu adalah sawah dan rawa-rawa," papar Tjahjono.
Saat ini lorong bawah tanah Lawangsewu sangat bersih. Untuk menuju ke sana, harus menuruni tangga yang merupakan lantai dasar. Setelah menuruni tangga, terlihat sebuah pintu dengan tinggi 2,5 meter dan lebar 2 meter. Di beberapa titik, sisi kiri dan kanan terdapat bilik berjajar berukuran 3 x 3 meter.
"Dari situ saja sudah jelas bahwa lorong itu bukan drainase. Kalaupun kemudian dianggap banyak ular, karena memang sudah berusia ratusan tahun dan dibayangkan kondisinya sangat kotor," kata Tjahjono.
Baik Sapto Hartoyo maupun Tjahjono meyakini, teror ular phyton berbagai ukuran yang muncul bersamaan itu tak ada kaitannya dengan lorong bawah tanah Lawangsewu. Karena lorong itu lebih berfungsi sebagai pergudangan.
"Mosok saluran air dengan lantai mewah seperti ini? Terus air dari luar masuk dari mana," kata Sapto mempertanyakan.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Membongkar 'Kerajaan Ular'
Sementara itu, untuk mengurangi jumlah ular phyton yang berkeliaran, warga Jalan Anggrek bekerja bakti membersihkan lingkungan. Dalam kerja bakti itu ikut pula Totok Bayu Wibowo (44) yang biasa menangkap ular liar.
Saat membakar semak dan membersihkan lahan kosong di Jalan Anggrek Raya Nomor 20, Totok menemukan seekor ular piton jenis reticulatus. Meski masih tergolong kecil, yakni sebesar betis dan panjang 1,5 meter, temuan itu cukup melegakan.
Setelah ular dikepung, Totok beraksi. "Saya masuk, naik (ke tumpukan runtuhan tembok), tahu-tahu ada ular. Saya diamkan dulu memastikan betul ulat tidak. Pas dia mau lari langsung saya tubruk," ucap Totok.
Setelah ular tertangkap, anggota TNI dan Polri yang ikut bekerja bakti langsung memberikan bantuan dan membawanya keluar lahan kosong. Ular kemudian ditempatkan di karung yang sudah disiapkan.
"Ularnya keluar karena dibakar itu. Tanahnya kan jadi panas. Kemungkinan masih ada," kata Totok.
Rencananya Totok akan menjual ular tersebut bagi orang-orang yang minat. Tidak jarang juga Totok mendapatkan rezeki lebih karena berhasil menangkap dan menjual ular di kampungnya.
"Kemarin yang 4 meter itu laku Rp 200 ribu. Ini ya mungkin Rp 100 ribu," ungkap dia.
Sementara itu Camat Semarang Tengah, Bambang Suranggono berharap dengan ditemukannya satu ular tersebut tidak akan muncul lagi ular-ular yang lain. Selain itu langkah yang dilakukan pemerintah setempat bersama warga dan aparat keamanan juga untuk menjamin kenyamanan warga yang selama ini resah.
Bantahan Sejarawan
Adapun sejarawan Kota Semarang Jongkie Tio menampik dugaan adanya terowongan penghubung Lawangsewu, Rumah Sakit Kariadi, SMAN 1, dan Benteng Pendem. Menurut dia, lorong bawah tanah itu belum tentu saluran drainase karena hingga kini belum pernah ditemukan lorong yang saling berhubungan itu.
"Itu semacam mitos saja barangkali. Namun kalau ada yang meyakini ya monggo, yang pasti bukti keberadaan lorong itu tak ditemukan," kata Jongkie Tio.
Jongkie mengisahkan pengalaman masa kecilnya tinggal di kawasan seputar Simpang Lima. Menurut dia, saat hujan yang menyebabkan banjir, banyak ular berkeliaran. Namun, ia tak menyebutkan hal itu disebabkan karena adanya drainase.
Jongkie justru menyalahkan dataran rendah dan ketiadaan drainase yang justru menyebabkan banjir selalu terjadi di kawasan Simpang Lima. Penanganan serius terhadap banjir di kawasan itu baru dimulai pasca-Orde Baru, yakni saat dipimpin Wali Kota Semarang Sukawi Sutarip.
"Sebelumnya memang ada pembuatan saluran tambahan, yakni di Kampung Kali," kata Jongki Tio.
Terkini Lainnya
Membongkar 'Kerajaan Ular'
Semarang
Simpang Lima semarang
Horor Ular Piton
Serbuan Ular
Ular Phyton
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Copa America 2024: Laga Brasil Melawan Kolombia Berakhir Tanpa Pemenang
Hasil Copa America 2024: Kolombia Jadi Juara Grup Usai Tahan Imbang Brasil, Kosta Rika Tekuk Paraguay
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Timnas Indonesia U-16
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Timnas U-16 Indonesia Vs Vietnam: Nova Arianto Yakin Garuda Muda Bisa Bangkit
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Rabu 3 Juli Pukul 15.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Judi Online
Muhammadiyah: Judi Online Harus Diberantas
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Pilkada 2024
Kinerja Pj Walikota Pekanbaru Muflihun Dinilai Jadi Tolak Ukur di Pilkada 2024
Komisi II DPR Pastikan Pemberhentian Ketua KPU Hasyim Asy'ari Tak Ganggu Proses Pilkada
Sosok Sudaryono di Mata Menantu Habib Luthfi Bin Yahya Pekalongan
Jelang Pilkada 2024, Pemkot Mojokerto Minta Masyarakat Manfaatkan Klinik Hoaks
Bawaslu Ungkap Potensi Kerawanan Pilkada Jakarta, Heru Budi: Akan Dianalisis
PDIP: Mantan Panglima TNI Andika Perkasa Lebih Cocok Jadi Bakal Cagub daripada Wagub di Pilkada Jakarta 2024
TOPIK POPULER
Populer
Travel Show Terbaru Jimin dan Jungkook BTS 'Are You Sure?!' Segera Tayang 8 Agustus 2024
Kisah Hubungan Terlarang di Balik Temuan Potongan Jasad Bayi di Lamawohong
Simak, Tips Agar Cat Rumah Tidak Cepat Pudar
Warung Dekat Markas Polisi di Bone Bolango Bebas Jualan Miras, Ada Beking Oknum?
Pingwen Handcraft, Kisah Sukses Usaha Rajut Ramah Lingkungan
Emosi Pinjaman Berbunga 5 Kali Lipat, Tersangka Bunuh dan Cor Karyawan Koperasi di Palembang
Takut Ketahuan Orang Tua, Pasangan Mahasiswa di Ende Tega Buang Bayinya
Mengenal Telaga Biru Cicerem, Wisata Alam Cantik di Kuningan Jawa Barat
Peringatan 3 Juli, Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia
Euro 2024
Cristiano Ronaldo Mau Pensiun? Euro 2024 Jadi Laga Terakhir Membela Portugal
Manchester United Naksir Bintang Turki di Euro 2024, Harganya Masih Murah Meriah
Daftar Tim 8 Besar Euro 2024 Beserta Ranking Masing-masing, Cek di Sini
Di Istanbul, Suporter Sambut Meriah Kemenangan Turki atas Austria
Berita Terkini
VIDEO: Serangan Zionis Israel di Jalur Gaza Menewaskan Enam Warga Palestina
Dahlan Iskan Diperiksa KPK terkait Kasus LNG Pertamina, Dicecar soal RUPS
Mirae Asset Turunkan Target IHSG ke 7.585 hingga Akhir 2024, Saham-Saham Ini Jadi Pilihan
Masa Depan Perpustakaan Usai Pandemi dan Merebaknya AI
6 Potret Ikan Nyeleneh Setelah Digoreng, Bikin Senyum Tipis ketika Makan
Jangan Malas Sholat Tahajud, Ketahui 6 Hal yang Jadi Penyebabnya
Penyakit Kulit Berbahaya Intai Anak-anak Gaza Palestina, Obat dan Air Bersih Tak Tersedia
Chicco Kurniawan Emosional Baca Naskah Film 1 Kakak 7 Ponakan, Rasakan Jadi Sandwich Generation
Baru Dilantik jadi Dirjen Perhubungan Darat, Ini Misi Risyapudin Nursin
Heru Budi Resmikan Program Perbaikan Rumah di Jakarta Barat, Dihadiri Aguan hingga Boy Thohir
BSKDN Kemendagri: Pemanfatan Bonus Demografi Penting untuk Atasi Kemiskinan
Tamaris Infrastructure Milik Anthony Salim Ajukan Pinjaman Bank Rp 4,9 Triliun, Buat Apa?
Cristiano Ronaldo Mau Pensiun? Euro 2024 Jadi Laga Terakhir Membela Portugal
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Final Four PLN Mobile Proliga 2024: Siapa Rebut Gelar Juara?