uefau17.com

TPN Ganjar-Mahfud soal Penganiayaan Relawan di Boyolali yang Diduga Dipicu Bunyi Knalpot - Pemilu

, Jakarta Beredar di sosial media video pemukulan terhadap pendukung Ganjar-Mahfud di Boyolali, Jawa Tengah yang diduga dilakukan oleh anggota TNI. Hal tersebut diduga dipicu knalpot motor yang berisik saat melintas di sekitar personel Batalyon 408, tepatnya di traffic light Sonolayu, Boyolali.

Deputi Bidang Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis, menyampaikan ada empat korban penganiayaan dalam peristiwa itu. Mereka merupakan pendukung paslon capres-cawapres nomor urut tiga.

"Yang luka-luka itu empat di boyolali. Mereka adalah relawan pendukung Ganjar-Mahfud yang diduga mengalami kekerasan dan brutalitas dari pendukung paslon yang lain. Dan empat yang luka-luka konon katanya mendapat luka-luka akibat penganiayaan yang dilakukan oleh oknum-oknum TNI yang dilakukan di Pos TNI setempat," tutur Todung di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Sabtu (30/12/2023).

"Dan kalau itu benar, dan kalau itu benar, kami ingin minta kepada Panglima TNI untuk mengambil tindakan yang tegas dan mempertanggungjawabkan secara hukum mereka yang melakukan kekerasan," sambung dia.

Dia menegaskan, segala bentuk kekerasan sangat tidak dibenarkan. Apalagi, di tengah upaya mewujudkan Pemilu 2024 yang damai.

"Jadi semua brutalitas dan tindakan-tindakan kekerasan yang dilakukan itu melanggar hukum dan tidak bisa kita terima dan kita akan proses ini secara hukum sesuai ketentuan yang berlaku," jelas Todung.

Menurut dia, pendukung Ganjar-Mahfud yang dianiaya itu baru saja menghadiri acara pemenangan di Boyolali hari ini. Dia pun meminta Polri turut mendalami aksi kekerasan tersebut.

"Kami ingin minta investigasi dari pihak kepolisian dan TNI. Ini laporan yang kita terima. Kami sangat prihatin. Sangat sedih. Dan tidak bisa membayangkan apakah kita akan punya pemilu dan pilpres yang damai kalau keadaan semacam ini akan terus berlanjut apalagi bereskalasi. Ini tidak bisa dibiarkan," Todung menandaskan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Viral

Sebuah rekaman CCTV memperlihatkan seorang pengemudi sepeda motor menjadi korban penganiayaan yang diduga oleh sejumlah anggota TNI. Rekaman tersebut viral di media sosial.

Berdasarkan unggahan akun X atau Twitter @Paltiwest memperlihatkan sejumlah orang berlarian keluar dari markas TNI dengan mengenakan pakaian bebas. Mereka tengah menunggu sesuatu.

Tidak lama berselang, sebuah motor biru yang dikendarai pria kaos hitam melintas. Pengemudi sepeda motor itu kemudian menjadi bahan amukan anggota TNI yang telah menunggunya. Pria tersebut pun tidak dapat berkutik ketika sudah dikepung dan menjadi bulan-bulanan.

Sementara dalam video lainnya, memperlihatkan pria berkaos putih yang merupakan relawan capres cawapres nomor urut 3 Ganjar-Mahfud, terbaring di rumah sakit dengan wajah lebam bersama rekan lainnya.

Dinarasikan, dari akun X itu relawan Ganjar baru ikuti acara di Boyolali dan setelah selesai rencana pulang ternyata dicegat oknum TNI dari Batalyon 408.

"Relawan dicegat lalu di bawa masuk pos penjagaan," tulis akun tersebut yang dikutip merdeka.com, Sabtu (30/12).

 

3 dari 3 halaman

Kata TNI

Dalam caption itu juga disebutkan penyebab penganiayaan itu lantaran relawan Ganjar mengendarai motor dengan knalpot breng.

Pihak TNI buka suara akan hal tersebut, dan membenarkan penganiayaan relawan Ganjar - Mahfud oleh anggota TNI. Saat ini pelaku tengah dilakukan pemeriksaan di Denpom Surakarta.

"Oknum tersebut saat ini dalam proses pemeriksaan Denpom Surakarta," ujar Kapuspen TNI Brigjen Nugraha Gumilar saat dikonfirmasi, Sabtu (30/12).

Ia tidak merinci perihal kronologi yang terjadi. Hanya saja nantinya pihak Kodam IV Dipenogoro akan memberikan penjelasan.

"Untuk lebih jelas silakan langsung tanya ke Pendam IV Dipenogoro," singkatnya.

Terpisah itu, Kapendam IV Dipenogoro Kolomel Inf Richard Harison saat ini mengaku tengah mengecek peristiwa tersebut.

"Ini saya cek dulu ya. Nanti saya update informasinya," ungkapnya.

 

Reporter: Rahmat Baihaqi

Sumber: Merdeka

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat