Perusahaan asal Korea Selatan, Aron Flying Ship Ltd, menawarkan alat utama sistem senjata (alutsista) berupa kapal laut terbang (flying ship). Ketika berada di laut, kecepatan maksimalnya bisa mencapai 54 knots atau 100 kilometer per jam, sedangkan saat terbang menjadi berlipat dua pada kisaran 220 kilometer per jam.
"Ini terjadi karena mesin yang digunakan berkekuatan 250 tenaga kuda. Dengan spesifikasi ini, 'flying ship' sangat berguna untuk pengintaian, navigasi, bahkan penyelamatan. Apalagi di Indonesia yang lautnya melimpah," kata Presiden Direktur Aron Flying Ship Ltd, Hyunwook Cho, saat uji terbang Aron Flying Ship seri M-di Dermaga Pondok Dayung, kawasan TNI Angkatan Laut, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (5/4/2013).
Tawaran itu diberikan kepada Kementerian Pertahanan serta Kementerian Kelautan dan Perikanan. Juga kepada TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Udara, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), dan Badan SAR Nasional.
Menurut Hyunwook, pesawat itu merupakan produk pertama di dunia yang menawarkan kapal berkecepatan tinggi di laut dan bisa terbang. Kapal yang menggunakan bahan bakar sejenis pertamax ini pun diklaim hemat energi. "Dengan 200 liter bensin bisa terbang sejauh 800 kilometer. Performa di laut pun bisa lima kali lebih cepat dari speedboat," katanya.
Untuk bisa "take off", kapal terbang ini hanya membutuhkan landasan air sepanjang 200--400 meter. Kapal ini diklaim mampu landing di perairan laut dengan kedalaman 50 sentimeter. Bahkan, kata dia, "flying ship" ini bisa terbang walaupun ombak di laut mencapai 2 meter.
Pesawat Aron juga dinilai sebagai solusi bagi permasalahan laut yang dihadapi Indonesia, terutama penyelamatan di laut (sea rescue) dan pertahanan laut (defence). Hyunwook juga menjamin bahwa pesawat ini aman dan nyaman, bahkan nyaris tak ada getaran sewaktu terbang. Kelebihan lain, kapal ini juga tak terdeteksi radar karena hanya bisa terbang rendah maksimal 150 meter di bawah permukaan laut.
"Kapal ini juga bisa dipergunakan malam hari untuk pengintaian karena dilengkapi inframerah," ujarnya. Adapun bahan bodi yang digunakan kapal ini adalah kevlar komposit karbon atau bahan yang kerap digunakan untuk rompi antipeluru. Dengan demikian, bodinya kuat walaupun menumbuk benda keras yang mengapung di permukaan laut. Bobot kapal tipe M-50 ini mencapai 1,7 ton.
Kapal yang dikembangkan selama 15 tahun ini sudah menarik peminat di sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Kolombia, dan Filipina. Keistimewaan lain, dalam keadaan mesin mati, kapal ini masih bisa bergerak maju-mundur dan berputar hingga 360 derajat. Kapal dengan sayap di bawah ini juga sudah dilengkapi radar dan senjata ringan. Namun, sejumlah keunggulan yang ditawarkan itu tak serta-merta membuat pejabat di Indonesia langsung kepincut. Undangan dari TNI AU Kolonel Amrizal mempertanyakan sertifikasi apa saja yang telah didapat kapal ini.
"Saya lihat dari bodinya, kapal ini sepertinya tak layak untuk dipakai di laut lepas. Kekuatan terbangnya pun terbatas," katanya. Kapal ini hanya memiliki panjang 10 meter, rentang sayap 12 meter, dan tinggi 3 meter. Untuk tipe M-50, kapasitas penumpang hanya empat orang, belum termasuk pilot dan kopilot. Adapun untuk tipe M80, kapal ini sedikit lebih jembar dan mampu mengangkut delapan orang. Jenis pesawat lainnya yang dimiliki Aron Flying Ship, yakni Aron MK80 yang dapat digunakan untuk kepentingan militer dan Aron M200 yang memiliki kapasitas 20 orang. Untuk setiap unitnya, pesawat ini dilego sekitar U$ 5 Juta.
Irjen Kemhan Laksamana Madya TNI Sumartono mengatakan bahwa pesawat Aron lebih cocok untuk penyelamatan di laut, sementara pesawat untuk kepentingan militer perlu dikembangkan lagi. "Akan tetapi, bila untuk pengamatan maritim dan intelijen, saya kira masih memadai," kata Sumartono. Untuk pembelian pesawat itu, kata Sumartono, Kemhan akan melakukan pengkajian dari berbagai aspek, bagaimana cara pemeliharaannya, anggarannya bagaimana, apakah bisa dilakukan alih teknologi (transfer of technology/TOT). (Ant/Ism)
"Ini terjadi karena mesin yang digunakan berkekuatan 250 tenaga kuda. Dengan spesifikasi ini, 'flying ship' sangat berguna untuk pengintaian, navigasi, bahkan penyelamatan. Apalagi di Indonesia yang lautnya melimpah," kata Presiden Direktur Aron Flying Ship Ltd, Hyunwook Cho, saat uji terbang Aron Flying Ship seri M-di Dermaga Pondok Dayung, kawasan TNI Angkatan Laut, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (5/4/2013).
Tawaran itu diberikan kepada Kementerian Pertahanan serta Kementerian Kelautan dan Perikanan. Juga kepada TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Udara, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), dan Badan SAR Nasional.
Menurut Hyunwook, pesawat itu merupakan produk pertama di dunia yang menawarkan kapal berkecepatan tinggi di laut dan bisa terbang. Kapal yang menggunakan bahan bakar sejenis pertamax ini pun diklaim hemat energi. "Dengan 200 liter bensin bisa terbang sejauh 800 kilometer. Performa di laut pun bisa lima kali lebih cepat dari speedboat," katanya.
Untuk bisa "take off", kapal terbang ini hanya membutuhkan landasan air sepanjang 200--400 meter. Kapal ini diklaim mampu landing di perairan laut dengan kedalaman 50 sentimeter. Bahkan, kata dia, "flying ship" ini bisa terbang walaupun ombak di laut mencapai 2 meter.
Pesawat Aron juga dinilai sebagai solusi bagi permasalahan laut yang dihadapi Indonesia, terutama penyelamatan di laut (sea rescue) dan pertahanan laut (defence). Hyunwook juga menjamin bahwa pesawat ini aman dan nyaman, bahkan nyaris tak ada getaran sewaktu terbang. Kelebihan lain, kapal ini juga tak terdeteksi radar karena hanya bisa terbang rendah maksimal 150 meter di bawah permukaan laut.
"Kapal ini juga bisa dipergunakan malam hari untuk pengintaian karena dilengkapi inframerah," ujarnya. Adapun bahan bodi yang digunakan kapal ini adalah kevlar komposit karbon atau bahan yang kerap digunakan untuk rompi antipeluru. Dengan demikian, bodinya kuat walaupun menumbuk benda keras yang mengapung di permukaan laut. Bobot kapal tipe M-50 ini mencapai 1,7 ton.
Kapal yang dikembangkan selama 15 tahun ini sudah menarik peminat di sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Kolombia, dan Filipina. Keistimewaan lain, dalam keadaan mesin mati, kapal ini masih bisa bergerak maju-mundur dan berputar hingga 360 derajat. Kapal dengan sayap di bawah ini juga sudah dilengkapi radar dan senjata ringan. Namun, sejumlah keunggulan yang ditawarkan itu tak serta-merta membuat pejabat di Indonesia langsung kepincut. Undangan dari TNI AU Kolonel Amrizal mempertanyakan sertifikasi apa saja yang telah didapat kapal ini.
"Saya lihat dari bodinya, kapal ini sepertinya tak layak untuk dipakai di laut lepas. Kekuatan terbangnya pun terbatas," katanya. Kapal ini hanya memiliki panjang 10 meter, rentang sayap 12 meter, dan tinggi 3 meter. Untuk tipe M-50, kapasitas penumpang hanya empat orang, belum termasuk pilot dan kopilot. Adapun untuk tipe M80, kapal ini sedikit lebih jembar dan mampu mengangkut delapan orang. Jenis pesawat lainnya yang dimiliki Aron Flying Ship, yakni Aron MK80 yang dapat digunakan untuk kepentingan militer dan Aron M200 yang memiliki kapasitas 20 orang. Untuk setiap unitnya, pesawat ini dilego sekitar U$ 5 Juta.
Irjen Kemhan Laksamana Madya TNI Sumartono mengatakan bahwa pesawat Aron lebih cocok untuk penyelamatan di laut, sementara pesawat untuk kepentingan militer perlu dikembangkan lagi. "Akan tetapi, bila untuk pengamatan maritim dan intelijen, saya kira masih memadai," kata Sumartono. Untuk pembelian pesawat itu, kata Sumartono, Kemhan akan melakukan pengkajian dari berbagai aspek, bagaimana cara pemeliharaannya, anggarannya bagaimana, apakah bisa dilakukan alih teknologi (transfer of technology/TOT). (Ant/Ism)
Terkini Lainnya
Euro 2024
Spanyol Vs Jerman: Der Panzer Manfaatkan Status Tuan Rumah
Timnas Spanyol Percaya Diri Jelang Duel Perempat Final Euro
Prediksi Euro 2024 Spanyol vs Jerman: Duel Kelas Berat di Stuttgart
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Pertandingan 8 Besar Euro 2024
Copa America 2024
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador di Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Jadwal Siaran Langsung Argentina vs Ekuador di Perempat Final Copa America 2024 di Vidio
Prediksi Copa America 2024 Argentina vs Ekuador: Semuanya Memihak Tim Tango
Timnas Ekuador Siap Berjuang Mati-matian di Perempat Final Copa America 2024
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Demokrat Rekomendasikan Dukungan ke 3 Paslon Ini untuk Pilkada Papua Barat, Babel, dan Jambi
Coklit Pilkada 2024 Sudah Sasar 16,6 Juta Pemilih di Jatim, Target Tuntas di Hari ke-20
Kata Sekjen PKS soal Kaesang Disodorkan Jokowi untuk Maju di Pilkada Jakarta 2024
Survei Warna Research Center: Tingkat Elektabilitas Hendy Siswanto dan Faida Tinggi Jelang Pilkada Jember 2024
Respons Jokowi soal Kabar Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024, Benarkah Sodorkan ke Parpol?
Ridwan Kamil Dianggap Masih Kuat di Pilkada Jawa Barat, Bawa Untung Buat Golkar
TOPIK POPULER
Live Streaming
Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari Berujung Dipecat
Populer
RUU Penyiaran di Mata Media Siber Indonesia
Kejagung Periksa Eks Komisaris Antam Terkait Kasus Korupsi Impor Emas
Pemprov Jateng dan BNPT Siap Penuhi Kebutuhan 40 Penyintas Tindak Pidana Terorisme
Polisi Geledah Kantor Ditjen Energi Terbarukan ESDM Terkait Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan PJUTS
Kokohkan Ideologi, BPIP Beri Pembekalan Pancasila ke Penerima LPDP
BPOM Ingatkan Kadar Bromat Air Minum Dalam Kemasan Tidak Boleh Melebihi Ambang Batas
Gempa Hari Ini Kamis 4 Juli 2024: Terjadi di Duruka Sultra, Berkekuatan Magnitudo 2,8
Ketua DPR Sayangkan Sikap Amoral Hasyim Asy'ari, Proses Seleksi Komisioner KPU Perlu Evaluasi
Judi Online Makin Marak, Kominfo Luncurkan Kanal Edukasi
Ketua KPU
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
HEADLINE: Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang Dipecat DKPP, Berujung Proses Pidana?
7 Respons Berbagai Pihak Mulai Parpol, KPU, hingga Jokowi Usai DKPP RI Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari
Berita Terkini
Hujan Picu Banjir India-Bangladesh, 9 Orang Tewas dan 3 Juta Warga Terdampak
Spanyol Vs Jerman: Der Panzer Manfaatkan Status Tuan Rumah
Emotional Intimacy atau Physical Intimacy: Kenapa Anda Membutuhkan Keduanya dalam Pernikahan
5 Destinasi Wisata di Lamongan yang Menarik Dikunjungi Saat Liburan Sekolah
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Ini 3 Rekomendasi Blush On yang Cocok untuk Kulit Orang Indonesia
Cerita Unik Atlet Pencak Silat Banting Stir jadi AO PNM Mekaar
7 Potret Salshabilla Adriani dan Ibrahim Risyad Disebut Bakal Menikah, Sebar Undangan
Jadwal MotoGP Jerman 2024 di Sachsenring, Dapatkan Link Live Streaming Vidio
Lagu Tema Film 'My Hero Academia The Movie 4: You’re Next' Karya Vaundy
7 Tips Mencegah dan Meringankan Nyeri Otot
Bukchon Hanok Village di Seoul Bakal Batasi Jam Kunjungan Turis demi Kurangi Sampah dan Suara Berisik
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Lady Nayoan Khawatir Rendy Kjaernett Kembali Berselingkuh, Pilih Memasrahkan Kepada Tuhan
Sempat Diprotes Ormas, Festival Kuliner Nonhalal di Solo Kembali Dibuka