uefau17.com

Letusan Gunung Marapi, Ma'ruf Amin Instruksikan Evakuasi Korban dan Benahi Mitigasi Bencana - News

, Jakarta - Gunung Marapi yang berada di wilayah administrasi Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, meletus pada Minggu 3 Desember 2023. Letusan Gunung Marapi membuat setidaknya 23 orang meninggal dunia dan belasan orang belum ditemukan.

Menanggapi peristiwa tersebut, Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menginstruksikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) segera mengevakuasi seluruh korban.

"Saya kira pertama tentu korban-korban itu supaya segera dievakuasi, kerja sama BNPB dan BPBD di daerah provinsi dan juga Kabupaten Agam dan Tanah Datar. Ini supaya segera dievakuasi," kata Ma'ruf Amin di Kabupaten Badung, Bali, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (6/12/2023).

Ma'ruf juga memerintahkan agar BPBD terus menjalin koordinasi dan kerja sama dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk menguatkan upaya mitigasi bencana. Salah satunya dengan melarang masyarakat melakukan pendakian dan menjauhi wilayah-wilayah dalam radius berbahaya.

"Supaya mereka kerja sama untuk bisa terus memantau, jangan sampai nanti akan terjadi bahaya tetapi tidak ada warning untuk pelarangan," ujarnya.

Ma'ruf juga meminta kepada pihak keamanan agar terus meningkatkan penjagaan, termasuk terhadap alat pemantau gunung api yang rawan hilang. Hal ini seperti terjadi pada alat pemantau Gunung Marapi yang sempat dicuri, sehingga erupsi sulit dideteksi.

"Tadi seperti dikatakan ada yang dicuri ya, itu supaya pengamanannya (diperketat). Jadi ke depan hal ini harus lebih dibenahi, terutama hal-hal yang bisa mencegah kemungkinan terjadinya pendakian pada saat terjadi yang berbahaya," pungkas Ma'ruf.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penyelamatan Nomor Satu

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian pada kesempatan yang sama menyampaikan bahwa Kemendagri terus melakukan koordinasi dengan Pemprov Sumatera Barat serta Pemkab Agam dan Tanah Datar dalam menangani bencana letusan Gunung Marapi.

"Jadi memang kita sudah ada koordinasi juga dengan Pemprov Sumatera Barat dan Pemkab, tadi utamanya penyelamatan nomor satu, evakuasi," sebutnya.

Kemudian, lanjut Tito, Kemendagri akan melakukan evaluasi menyeluruh mulai dari sistem peringatan dini hingga pengamanan alat pemantau gunung api.

"Memang harus dipikirkan langkah-langkah untuk bagaimana agar peralatan tersebut tidak sampai dicuri, sehingga harus dijaga kerja sama dengan kepolisian dan yang menjaga konservasi hutan (jagawana), serta polisi hutan," terangnya.

 

3 dari 3 halaman

Warga yang Anggota Keluarganya Hilang Usai Erupsi Gunung Marapi Diminta Lapor

Polres Kota Bukittinggi meminta masyarakat yang anggota keluarganya hilang di kawasan Gunung Marapi usai erupsi untuk segera melapor. 

"Apabila ada anggota keluarga yang diduga ikut mendaki saat terjadinya erupsi, kami imbau segera melapor," kata Kapolres Kota Bukittinggi Kombes Polisi Yessi Kurniati di Kabupaten Agam, Rabu.

Masyarakat dapat melapor langsung ke kantor polisi terdekat atau posko pencarian yang terletak di Nagari (desa) Batu Palano maupun posko Disaster Victim Identification (DVI) yang berada di Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi.

Hal tersebut disampaikan Kapolres Bukittinggi untuk mengantisipasi adanya korban Gunung Marapi, namun tidak masuk dalam daftar booking online Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sumbar.

Apalagi, ujarnya, berdasarkan data pihak Nagari Batu Palano diperkirakan korban hilang atau yang belum ditemukan hingga hari keempat lebih dari lima orang. Sementara, merujuk data BKSDA pendaki yang belum ditemukan satu orang.

Hal itu juga diperkuat jalur masuk ke Gunung Marapi yang cukup banyak, terutama yang tidak resmi. Kemudian, khusus pencarian hari keempat tim gabungan akan menyisir di sekitar puncak kawah sampai ke Taman Edelwais hingga ke Puncak Merpati.

Ia menegaskan apabila tim menemukan lebih dari satu orang korban, personel gabungan akan mengevakuasinya ke bawah untuk proses identifikasi.

"Apabila kita menemukan lebih dari satu korban tentu akan kita evakuasi, kemudian diidentifikasi tim DVI," kata dia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat