uefau17.com

Pro Kontra Semprot Air ke Jalan untuk Tekan Polusi Udara, Ini Bukti Ilmiahnya - News

, Jakarta Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) buka suara soal upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk menekan polusi udara dengan cara menyemprotkan air ke jalan.

Ketua Majelis Kehormatan PDPI Tjandra Yoga Aditama mengatakan berdasarkan data ilmiah metode ini menunjukkan hasil yang berbeda-beda.

Pertama, ujar Tjandra, peneliti China pernah mempublikasikan jurnal ilmiah bertajuk Toxics pada Juni 2021. Hasilnya, semprotan air tersebut justru menambah polusi udara.

"Jadi tegasnya penelitian ini menyatakan bahwa menyemprotkan air dalam jumlah besar ke jalan cenderung meningkatkkan konsentrasi PM2,5 dan juga kelembapan," kata Tjandra ketika dikonfirmasi, Minggu (27/8/2023).

Meski demikian, terdapat jurnal lain yang berpendapat berbeda. Jurnal tersebut memiliki judul 'Environmental Chemistry Letters volume' yang dipublikasikan pada 2014.

"Disebutkan bahwa penyemprotan air secara geoengineering dapat menurunkan kadar polusi PM 2.5 secara efisien. Tetapi memang metodologi penelitian tahun 2014 ini tidaklah selengkap penelitian di jurnal Toxic yang juga tahunnya lebih baru, sehingga secara ilmiah kita jelas membandingkan keduanya," ujar Tjandra.

Kemudian, terdapat laporan penelitian lanjutan di Maret 2022 yang dipublikasikan di jurnal ilmiah 'Proc. ACM Interact. Mob. Wearable Ubiquitous Technol' yang memberi perspektif berbeda.

Tjandra menjelaskan, peneliti itu menggunakan metode 'iSpray' alias Intellegent Spraying yang merupakan suatu desain software baru tentang teknik penyemprotan air yang lebih baik.

"Hasil penelitian mereka menyebutkan iSpray dengan intelegensia memberi cara penyemprotan yang lebih efisien dan memberi dampak baik pula pada penanganan polusi udara," ucap Tjandra.

Tak berhenti di sana, lanjut Tjandra, India juga pernah mencoba menyemprotkan air di polusi udara New Delhi. Namun, upaya itu tidak memberikan hasil yang memadai.

"Dituliskan di The Times of India November 2020 bahwa mungkin penyemprotan air akan ada gunanya hanya pada daerah yang sedang banyak membangun gedung dan menimbulkan debu," jelas Tjandra.

"Di pihak lain, di taman kota New Delhi seperti Nehru Park pernah pula dicoba disemprotkan semacam uap atau kabut air, melalui cerobong besar. Jadi air dari tangki lalu disalurkan ke mesin dan disemprotkan sudah dalam bentuk uap atau kabut air, walau ini tentu juga belum ada kajian ilmiah yang tegas pula," sambungnya.

Maka dari itu, ia berharap pemerintah dapat menganalisis cara-cara yang benar untuk mengatasi polusi udara.

"Dengan beberapa penjelasan di atas maka memang harus betul-betul dianalisa secara ilmiah cara apa yang akan kita gunakan untuk mengatasi polusi udara yang masih terus buruk pada hari-hari ini," kata Tjandra.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Heru Budi Sebut Penyeprotan Jalan Bisa Kurangi Polusi Udara

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengungkapkan, upaya penyemprotan di sejumlah ruas jalan protokol Ibu Kota secara rutin diprediksi dapat mengurangi polusi udara hinggan PM 2,5.

"Tadi saya minta diskusi dengan Menteri LHK, katanya kalau jalan disiram itu lebih memudahkan menurunkan PM 2,5," kata Heru, dilansir dari Antara, Minggu (27/8/2023).

Heru menyebut, penyemprotan ini masih terus dilihat dan dievaluasi hasilnya oleh Pemerintah Daerah (Pemda) maupun Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya.

"Saya tunggu hasilnya dan pendapatnya dari Bu Menteri, kalau itu positif kita jalankan terus. Kalau memang ada negatifnya kita hentikan," ujar Heru.

Diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengerahkan sedikitnya 20 mobil pemadam kebakaran untuk melakukan penyemprotan di sejumlah ruas protokol Ibu Kota dalam rangka mengurangi polusi udara.

"Terkait dengan penanganan polusi, Dinas Pemadam Kebakaran mulai kemarin, sudah menurunkan 20 unit mobil pemadam kebakaran dengan personel 200 (orang) yang akan melakukan penyiraman," kata Heru Budi Hartono saat meninjau Lintas Raya Terpadu Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (LRT Jabodebek) di Jakarta, Jumat 25 Agustus 2023.

Penyiraman tersebut dilakukan dua kali dalam sehari, yakni pada pagi hari pukul 10.00 WIB dan siang hari pukul 14.00 WIB.

Adapun sejumlah ruas jalan yang akan dilakukan penyemprotan di Jakarta, antara lain Cawang (Jakarta Timur), Blok M (Jakarta Selatan), Patung Kuda (Jakarta Pusat) dan Slipi (Jakarta Barat).

 

Reporter: Lydia Fransisca

Sumber: Merdeka.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat