uefau17.com

Jokowi Dorong Percepatan Pengembangan Ekosistem Baterai Listrik di Indonesia - News

, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendorong percepatan realiasasi investasi untuk pengembangan industri baterai listrik terintegrasi di Indonesia. Terlebih, ada rencana investasi Inggris dalam membangun ekosistem baterai listrik di Indonesia.

"Alhamdulillah tadi arahannya (Presiden Jokowi) kita akan melakukan percepatan karena investasi ini akan dibangun dalam kawasan industri yang green energy, akan memakai tenaga angin di Sulawesi di Bantaeng," jelas Menteri Investasi Bahlil Lahadalia usai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (31/5/2023).

Jokowi pun meminta agar percepatan pembangunan ekosistem tersebut dapat dilakukan, utamanya dalam proses administrasi.

Kendati begitu, Jokowi mengingatkan agar percepatan tetap dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

"Negara ini terlalu banyak kajian sampai kemudian hal-hal prinsip kita lupa. Jadi arahan Bapak Presiden jelas minta dipercepat, di bulan September harus semuanya sudah selesai," kata Bahlil.

Lebih lanjut, Bahlil mengatakan investasi yang melibatkan konsorsium dari Inggris dalam membangun ekosistem baterai listrik ini bekerja sama dengan sejumlah perusahaan dunia dan perusahaan nasional PT Aneka Tambang (Antam).

Menurut Bahlil, investasi pembangunan tersebut nantinya mulai dari tambang hingga sel baterai.

"Investasi kurang lebih sekitar 9 billion USD dalam rencana. Kalau bisa kita percepat kita lakukan. Ini investasi pembangunan ekosistem baterai mobil dari tambang sampai battery cell," tutur dia.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Diharapkan Mampu Hasilkan Sel Baterai hingga 20 Gwh

Bahlil pun berharap investasi ini nantinya mampu menghasilkan sel baterai hingga 20 gigawatt hour (GWh) pada tahap pertama produksi.

Untuk tahap selanjutnya, kata dia, proses produksi dapat terus ditingkatkan berdasarkan permintaan pasar baik di dalam maupun luar negeri.

"Nah ke depan pasti akan ditingkatkan berdasarkan permintaan dalam negeri maupun untuk ekspor," ucap Bahlil.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat