, Jakarta - Akhir Juli lalu masyarakat sempat dihebohkan dengan penemuan bantuan sosial (bansos) presiden berupa beras untuk warga terdampak Covid-19 di Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat. Timbunan beras ditemukan di sebuah lahan kosong yang disewa salah satu perusahaan ekspedisi yaitu PT JNE.
Awalnya, informasi mengenai adanya timbunan beras diterima oleh pemilik lahan yakni Rudi Samin dari seorang pegawai perusahaan ekspedisi tersebut. Lalu, Rudi membentuk tim kecil yang terdiri dari beberapa warga sekitar untuk melakukan pengecekan di lokasi.
Baca Juga
Berdasarkan penuturan salah satu anggota tim tersebut, Nazim, awalnya pada 25 Juli 2022 dilakukan penggalian secara manual di sejumlah titik dan tidak ditemukan. Akhirnya pemilik lahan menyewa ekskavator untuk melakukan penggalian dan ditemukan di sekitar kedalaman 3 meter.
Advertisement
Beras yang ditemukan masih terbungkus plastik ukuran 20 kilogram dengan tulisan Beraskita dengan logo BUMN. "Jadi kalau diurut penemuan itu, 5 hari sebelum (ditemukan) nya itu itu dibuat timnya sama Pak Rudi (kerjasama) dengan warga. Ya isinya sekitar 5-7 orang," kata Nazim kepada .
Penemuan sejumlah beras yang ditimbun tersebut langsung dilaporkan kepada pihak Kepolisian. Saat mendatangi lokasi penimbunan tersebut, sebuah ekskavator masih melakukan perataan tanah. Sebab sebelumnya lahan kosong tersebut tertutup dengan sejumlah pohon dan tanahnya tidak rata.
Sejumlah beras temuan tersebut telah tertutup terpal biru dan diberikan garis polisi. Bahkan aroma tidak sedap juga tercium disekitar beras yang ditemukan tersebut. Nazim mengaku sebelum adanya penemuan timbunan beras banyak warga sekitar lokasi tidak menerima bansos dampak Covid-19.
"Kita bisa hitung satu RT itu warganya 100, tapi yang dapet bansos itu paling juga 30, sisanya enggak dapat. Mau itu berbentuk beras, itupun udah dibagi provinsi terus kota, kabupaten, pusat. Harusnya kalau distribusinya benar semua warga ini dapat," ucap Nazim.
Kasus tersebut sempat ditangani oleh Polres Metro Depok dan kemudian dilimpahkan ke Ditreskrimsus Polda Metro yang dipimpin oleh Kombes Pol Auliansyah Lubis. Penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya mengajak Kemensos, dan Bulog mengecek langsung lokasi penimbunan.
![INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/8MB76ST2Mkn42sr4IXE69JuGowM=/640x640/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4123372/original/069870900_1660466267-220814_JOURNAL_Negara_dengan_Konsumsi_dan_Produksi_Beras_Jadi_Nasi_Terbanyak_di_Dunia_S.jpg)
Temuan Kemensos
Saat di lokasi, Inspektur Jenderal (Irjen) Kemensos Dadang Iskandar menyatakan pihaknya melakukan pengecekan untuk memastikan penemuan Banpres tersebut. Dia menduga, beras yang ditimbun tersebut bukan milik Kemensos. Hal tersebut berdasarkan kemasan plastik pembungkusnya.
"Ada ciri yang berbeda, itu seinget saya zaman Pak Menteri Juliari, karena kita minta sama Bulog untuk disalurkan ke masyarakat dengan memiliki ciri," kata Dadang kepada , Selasa (2/8/2022).
Dadang mengungkapkan, pengadaan beras di Bulog yang menggunakan dana dari kementeriannya diberi label Bantuan Presiden melalui Kemensos. Label tersebut sengaja dibuat berbeda untuk mengantisipasi apabila terjadi suatu hal terhadap bantuan yang bersumber dari Kemensos.
"Kalau di lokasi penemuan ini ada bedanya, di sini tidak ada tulisan bantuan dari Presiden melalui Kemensos, kalau ini polos saja," ucapnya.
Menurut dia, saat pemberian bantuan dampak Covid-19 tak hanya Kemensos yang turut memberikan bantuan berupa beras. Namun adapula dari kementerian lain ataupun melalui Pemda setempat.
Dadang memastikan, setiap bantuan yang diberikan Kemensos memiliki label sendiri, salah satunya bantuan Presiden melalui Kemensos. Selain itu, Kemensos pada penyaluran Banpres tidak bekerja sama dengan JNE. "Penyaluran bantuan melalui Bulog pada pengadaan beras lalu bekerja sama dengan SSI," dia menjelaskan.
Tim Inspektur Jenderal (Itjen) Kemensos membeberkan sejumlah temuannya. Yakni sembako tersebut merupakan bansos yang diberikan di 2020. Namun saat pengiriman terjadi hujan deras, membuat kerusakan bahan makanan sehingga tidak layak konsumsi.
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyatakan kerusakan telah diganti oleh penyedia jasa transporter atau pihak PT JNE. "JNE telah membeli beras yang sama kepada Perum Bulog lalu menyalurkan kembali kepada KPM sesuai daftar penerima," kata Risma dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu (3/8/2022).
Merespon tentang ditemukannya bansos yang ditimbun di Depok, Menso Tri Rismaharini mengatakan bahwa program bansos itu bukan di era kepemimpinannya.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Prosedur Pengambilan Beras di BULOG
![Stok Beras Bulog Aman Hingga Akhir Tahun 2021](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/emcreGPkQOTxKR5meVBF1qErUO4=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3852272/original/033848400_1640770443-20211229-Stok-Beras-Bulog-Aman-Hingga-Akhir-Tahun-IQBAL-2.jpg)
Pihak ekspedisi JNE Express sendiri turut mendatangi tempat penimbunan beras yang berlokasi di depan kantor mereka. JNE memastikan bahwa beras yang dikubur tersebut bukan paket bansos presiden.
"Hari ini ditahan saja, teknis besok kita jelaskan beras yang hari ini, saudara lihat di kubur itu bukan beras bansos, itu adalah beras milik JNE,” ujar Kuasa Hukum JNE Express, Anthony Djono saat ditemui di lokasi, Rabu (3/8/2022).
Anthony menjelaskan, beras tersebut diterima JNE dari gudang Bulog untuk nantinya didistribusikan kepada masyarakat penerima bansos presiden. Namun dalam perjalanan, beras tersebut rusak terkena hujan.
Beras yang rusak tersebut kemudian dikubur karena dinilai tidak layak untuk diberikan kepada masyarakat. Beras yang terkena hujan itu basah dan berjamur, sehingga tidak layak dikonsumsi.
Sebagai transporter, JNE bertanggung jawab melakukan penggantian beras yang rusak. JNE telah mengganti seluruh beras yang rusak untuk didistribusikan kepada masyarakat penerima bansos. Anthony mengklaim, hingga saat ini tidak komplain terkait beras yang disalurkan.
"Sudah kita ganti semua, jadi tidak ada kerugian sedikit pun dari penerima manfaat," ucapnya.
JNE memastikan beras yang didapat dari gudang Bulog memiliki stiker khusus untuk dibagikan sebagai bansos. Dikarenakan beras awal rusak, pihak JNE kemudian membawa beras pengganti ke gudang untuk diberikan kemasan dan stiker baru.
"Ini barang yang sama tapi bukan beras bansos, jadi intinya hak masyarakat tidak berkurang sama sekali," Anthony menegaskan.
Bantuan Beras dalam Keadaan Baik
Di sisi lain, sebagai pihak penyedia beras, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaludin Iqbal menyatakan, bantuan beras untuk masyarakat yang terdampak Covid-19 dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam kondisi yang baik. Untuk mempercepat penerimaan beras bantuan presiden tersebut, Bulog bekerjasama dengan pihak lain sebagai transporter yang mengantarkan beras tersebut kepada penerima bantuan.
"Dalam program tersebut tidak ada warga yang dirugikan, mengingat hasil evaluasi dan monitor yang dilakukan Bulog, termasuk peran pengantarnya pada saat itu berjalan baik sebagaimana mestinya," ucap Iqbal dalam keterangan resminya, Selasa (2/8/2022).
Iqbal menegaskan pihaknya memiliki standar tersendiri saat proses pengeluaran beras dari gudang. Hal tersebut yaitu untuk memastikan proses quality control betul-betul berjalan dengan baik.
Lanjut dia, pelaksanaan tugas antara Perum Bulog sebagai penyedia beras dan pihak ketiga sebagai transporter atau pengantar juga sudah jelas beban dan tanggung jawabnya. Bahkan setiap proses tersebut dilakukan dengan sejumlah pencatatan.
"Setiap pengeluaran beras dari gudang ada dokumen serah terima barang yang menyebutkan beras diterima dalam kondisi baik, dan selanjutnya penyaluran beras tersebut menjadi tanggung jawab pihak transporter. Memang dalam proses pengangkutan terbuka kemungkinan terjadi gangguan-gangguan cuaca seperti hujan, kemasan pecah dan lainnya," paparnya.
Iqbal menegaskan pihaknya memiliki alasan tersendiri dalam melakukan kerjasama dengan pihak ketiga atau PT SSI dalam penyaluran beras bantuan presiden. "Kerja sama ini bertujuan agar warga terkena dampak pandemi Covid-19 tetap tenang dan bisa melanjutkan aktivitas di rumah walau secara terbatas," ucap Iqbal.
Kendati begitu dia memastikan jika program bantuan beras dan bahan pokok presiden periode Mei-Juni 2020 telah diterima warga dalam kondisi baik. Bantuan tersebut ditujukan bagi warga yang yang terkena dampak dari pandemi Covid -19.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Penghentian Penyelidikan Kasus Penimbunan Beras
![JNE Express mendatangi lokasi beras diduga bansos dikubur di Depok](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/ww5rMoFGmCo74T_ZLnvOOgPwHKk=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4111531/original/015432200_1659505733-IMG_20220803_095517.jpg)
Beberapa hari setelah kunjungan ke lokasi penimbunan, penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya memutuskan menghentikan penyelidikan kasus dugaan penguburan bantuan sosial (bansos) presiden atau Banpres di Jalan Raya Tugu, Tirtajaya, Sukmajaya, Kota Depok.
Penghentian dilakukan lantaran tidak ditemukan adanya unsur pidana dalam kasus penemuan beras diduga bansos presiden ditimbun tanah di lahan kosong Depok.
"Proses penyelidikan kita hentikan," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Auliansyah Lubis saat konferensi pers, Kamis (4/8/2022).
Auliansyah mengatakan, beras yang dipendam di lahan bekas parkir mobil perusahaan jasa ekspedisi JNE itu dipastikan dalam kondisi rusak. "Kenapa ditanam di situ, karena dia merasa berhak menanam di situ, dia menyewa lahan di situ," terang dia.
Auliansyah membenarkan bahwa PT JNE mendapatkan instruksi untuk menyalurkan bantuan sosial (bansos) berupa beras. Barang itu diambil dari Jakarta Timur untuk dibawa menuju ke Kota Depok.
Pada saat itu, kata Auliansyah, kendaraan yang digunakan untuk mengangkut bantuan beras tidak tertutup. Sehingga, ketika diguyur hujan, sebagian beras terkena air hingga rusak.
Berdasarkan ilustrasi melalui Google Maps perjalanan dari kawasan Pulogadung, Jakarta Timur menuju Depok, Jawa Barat memakan waktu sekitar dua jam.
Dorongan Pengapusan Bantuan Nontunai
Sementara itu, pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah meminta agar pemerintah pusat dapat meningkatkan pengawasan yang tepat dalam penyaluran bantuan non tunai kepada masyarakat. Sebab saat ini krisis pangan sudah mulai menghantui sejumlah negara termasuk Indonesia.
Menurut dia, saat ini pengawasan tersebut belum berjalan secara optimal. "Sebenarnya kan kalau satgasnya sudah ada, satgas pangan juga sudah ada, lembaganya juga lengkap, dari Kepolisian juga ada kok, dari Bareskrim ada satgas pangan. Tapi, masalahnya kemudian masyarakat sendiri enggak ada tempat pengaduannya, sulitnya itu," kata Trubus kepada .
Trubus menilai masyarakat tidak memiliki ruang gerak untuk melakukan pengaduan mengenai penyimpangan pemberian bantuan nontunai. Selain itu, dia meminta agar pemerintah dapat menghapuskan pemberian bantuan nontunai.
"Dihapus saja, semuanya jadi tunai gitu. Tunai itu artinya hanya berupa uang, penyalurannya sudah jelas melalui bank negara atau melalui PT POS," ucapnya.
Kategori Beras Rusak Tak Layak Konsumsi
![Penyelidikan Kasus Penemuan Dugaan Beras Bansos di Depok](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/XwFWU8DCjtrJb5FeZRiGIFp6LkI=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4111686/original/018784100_1659511704-Beras-Bansos-Depok-Arbas-6.jpg)
Dekan Fakultas Teknik Pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Slamet Budijanto menyatakan terdapat sejumlah ciri atau kategori beras rusak di masyarakat. Dia menyebut beras merupakan jenis yang memiliki kadar air yang rendah.
Menurut Slamet, salah satu yang mudah dikenali yaitu perubahan warna pada beras tersebut. Yakni sudah tidak putih lagi atau berubah menjadi hitam atau kuning.
"Jadi hal tersebut gampang kan dilihat. Kedua, katakanlah beras tersebut bisa menyatu kalau kena hujan seperti yg disampaikan tadi, jadi beras tidak individu lagi, tidak pisah-pisah tapi malah menyatu karena kadar airnya meningkat. Nah, satu lagi yang tidak perlu pakai alat, yaitu baunya menyimpak. Jadi, apek lah, tengik, biasanya apek lah, apek itu awal dari tengik," kata Slamet kepada .
Untuk beras, kata dia hal yang ditakutkan yaitu bertumbuhnya jamur yang menghasilkan toksin atau racun yang disebut aflatoksin. Slamet mengatakan sebenarnya beras berjamur juga tidak langsung memberikan dampak secara langsung pada tubuh.
"Kalau itu kemakan enggak langsung meninggal sih sebenarnya, sifatnya dari aflatoksin ini adalah karsinogenik. Jadi, kalau karsinogenik dikonsumsi dalam jumlah relatif di atas dari yang diizinkan dan terus menerus itu bisa menyebabkan kanker dan itu sebenarnya tidak hanya dari beras, dari kacang-kacangan yang sering kita jumpai racun aflatoksin tersebut bisa muncul," papar dia.
Slamet menyatakan beras dapat dinyatakan tidak layak tergantung dari cara penyimpanannya. Lokasi yang lembab akan mudah menjadikan beras rusak. Sebab lembab dapat berdampak pada meningkatnya air, kemunculan jamur dan lain sebagainya.
"Jadi, kalau kita menyimpan suatu barang atau katakanlah beras di suatu gudang, jika gudangnya lembab, air yang ada di udara itu akan diserap oleh beras, itu beras kan kadar airnya akan meningkat. Kalau beras kadar airnya meningkat, maka jamur macam-macam akan muncul," ujar Slamet.
Advertisement
Cara Penyimpanan Beras yang Benar
![Menguak Perjalanan Kasus Penimbunan Beras Bansos di Depok yang Ditutup Polisi](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/Lb7KwqaXa0yeWqeJ3u2UZvgY-tw=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4123305/original/039482500_1660460975-1280x720_2.jpg)
Bagaimana sebenarnya beras bisa sampai rusak? Bagaimana kita menyimpan beras agar bisa tetap aman dikonsumsi?
Slamet Budijanto menilai beras yang dibungkus plastik dinilai relatif lebih aman dibandingkan dengan karung goni. Tapi kata dia hal tersebut tidak menjadi jaminan beras tetap awet.
"Cara menjaganya itu ya menggunakan kemasan yang kedap udara, kalau kemasannya hanya plastik, orang awam melihatnya kemasan plastik ini kan dianggapnya sudah tidak berhubungan dengan dunia luar, padahal itu masih ada pori-porinya. Jadi, udara pasti bisa masuk. Tentunya (udara) yang masuk juga sedikit. Intinya, udara masih bisa masuk," kata Slamet kepada .
Lalu kondisi penyimpanan yang kering juga menjadi hal yang perlu diperhatikan. Sebab Indonesia memiliki kondisi yang lembab. Idealnya, kata dia, kadar air dalam beras adalah 14 persen.
Kondisi lembab lanjut Slamet dapat berdampak pada meningkatnya kadar air yang menyebabkan munculnya jamur hingga bau apek pada beras. Saat beras sudah berjamur dan kutuan tentunya kualitasnya sudah jelek dan nilai gizinya sudah berkurang.
"Kalaupun enggak kehujanan tapi gudangnya jelek atau dia bersinggungan dengan lantai, makanya gudang beras di manapun, gudang Bulog sekalipun kan ada palet-palet gitu, ada jarak dari dinding ada palet, nah itu untuk menghindari bersinggungan dengan itu yang menyebabkan lembab," papar dia.
![Kronologi Kasus Penimbunan Beras di Depok yang Kasusnya Ditutup Polisi](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/xEtG7e2KCcIQwxcQo2iNaCvOG2E=/640x640/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4123383/original/027071800_1660466344-220814_JOURNAL_Negara_dengan_Konsumsi_dan_Produksi_Beras_Jadi_Nasi_Terbanyak_di_Dunia_S2.jpg)
Terkini Lainnya
Kerja tanpa Keluh, Meraih Mimpi dari Bawah
Atasi Pengangguran Usia Muda, Ini Terobosan Kemnaker
Pengganguran Usia Muda, karena Adanya Kesenjangan Keahlian?
Prosedur Pengambilan Beras di BULOG
Penghentian Penyelidikan Kasus Penimbunan Beras
Kategori Beras Rusak Tak Layak Konsumsi
Cara Penyimpanan Beras yang Benar
Bansos
kemensos
bulog
Journal
Special Content
Bansos Presiden
beras
Beras Bansos
JNE
Rekomendasi
Atasi Pengangguran Usia Muda, Ini Terobosan Kemnaker
Pengganguran Usia Muda, karena Adanya Kesenjangan Keahlian?
Dari Layar ke Pelaminan: Cerita Taaruf Online
Pernikahan dengan Proses Taaruf, Seperti Apa?
Cerita Taaruf Online: Dari Layar Turun ke Hati
Euro 2024
Sudah 39 Tahun, Cristiano Ronaldo Beri Bocoran Terkait Masa Depannya di Portugal
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Tekel Keras Gelandang Jerman Akhiri Kiprahnya di Euro 2024, Pedri Kirim Pesan pada Toni Kroos
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Copa America 2024
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Kinerja Sudah Terbukti, Anwar Hafid Disebut Paket Komplit Cagub Idaman Warga Sulteng
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
Kaesang Pangarep Ungkap PSI-PKS Jalin Kerja Sama di Pilkada untuk 3 Wilayah Ini
Kapan Pilkada 2024? Simak Jadwal Persiapan dan Penyelenggaraannya
Jelang Pilkada 2024, Masyarakat Aceh Barat Diminta Tak Terprovokasi Hoaks
Proses Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Simak Tanggung Jawab dan Masa Kerjanya
TOPIK POPULER
Populer
Polisi Masih Dalami Kasus Penembakan Warga oleh Anggota DPRD Lampung Tengah
Mabes Polri Beri Asistensi Polda Sumut di Kasus Kebakaran Rumah Wartawan di Karo
Bamsoet: Silaturahmi Kebangsaan MPR Tinggal Menunggu Megawati dan Prabowo
Gempa Batang, BNPB Siapkan Lokasi Pengungsian dan Pendataan Warga Terdampak
Satgas Damai Cartenz Tangkap KKB Basoka Lawiya di Nabire Papua Tengah
Ribuan Buruh Turun ke Jalan di Jakarta, Tuntut Pembatalan UU Cipta Kerja
BPK Beri Predikat WTP ke LKPP 2023, Jokowi: Ini Bukan Prestasi, tapi Kewajiban
Mabes Polri Yakin Polda Jawa Barat Akan Patuhi Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Pasca Hasyim Asy’ari Dipecat, Mahfud Sarankan Seluruh Komisioner KPU RI Diganti
Pegi Setiawan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Profil Eman Sulaeman, Hakim PN Bandung yang Kabulkan Praperadilan Pegi Setiawan
5 Fakta Terkait Pegi Setiawan Bebas dari Tahanan, Kabulkan Gugatan Praperadilan
Pegi Setiawan Bakal Dibebaskan, Komnas HAM Pastikan Penyelidikan Kasus Vina Cirebon Berlanjut
Hotman Paris Ajak Pegi Setiawan Makan Ramen Setelah Status Tersangka Kasus Vina Cirebon Batal
Berita Terkini
Respons Golkar soal Nagita Slavina Diusulkan Jadi Wagub Sumut Pendamping Bobby Nasution
Top 3 Berita Hari Ini: Turis Indonesia Rugi hingga Rp20 Juta Saat Liburan ke Jepang, Beri Saran Pesan Tiket Pesawat Lintas Kota
Pria Mabuk Tikam Bayi Berulang-ulang di Indragiri Hilir hingga Tewas
Adhi Karya Minta PMN Rp 2 Triliun Buat Garap Tol Joglosemar
Kinerja Sudah Terbukti, Anwar Hafid Disebut Paket Komplit Cagub Idaman Warga Sulteng
Kepastian Hukum jadi Kunci Picu Kinerja Industri Manufaktur di Indonesia
Orang Tua di Jepang Tuai Kecaman Usai Biarkan Anaknya di dalam Mobil demi Konten
Industri Plastik Lokal Terancam Gulung Tikar, Ini Sebabnya
Jokowi Sebut Cuti Melahirkan 6 Bulan untuk Ibu Hamil Sangat Manusiawi
Kemendagri Bersama KPK dan BPKP Perkuat Fungsi APIP untuk Berantas Praktik Korupsi di Pemda
Hidrogen jadi Energi Alternatif Tekan Emisi Karbon
Bos Hutama Karya: Korupsi Pengadaan Tanah Tak Gunakan Dana PMN
Mahasiswa Unesa Peraih Medali AUG 2024 Diganjar Beasiswa dan Bebas Skripsi
Saksikan Sinetron Di Antara Dua Cinta di SCTV Episode Senin 8 Juli 2024 Pukul 21.30 WIB, Simak Sinopsisnya
Sebelum Peluru Maut Meletus, Anggota DPRD Lampung Sempat Lepaskan 7 Kali Tembakan