, Jakarta Pemanasan global dapat meningkatkan suhu di permukaan bumi. Salah satu dampaknya bahkan diprediksi dapat mencairkan es di puncak Jayawijaya, Papua pada 2026 mendatang. Hal ini diungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.
Lantas, hal apa yang menyebabkan suhu muka bumi memanas? Dikatakan yang paling dominan akibat efek dari rumah kaca. Gas dari rumah kaca yakni gas-gas di atmosfer yang dapat menangkap panas dari matahari. Hal ini membuat panas matahari terjebak di atmosfer bumi yang menyebabkan suhu bumi memanas.
Baca Juga
Yang termasuk gas rumah kaca antara lain, karbon dioksida (CO2), nitrogen dioksida (N2O), metana (CH4), dan freon (SF6,HFC dan PFC). Ada pun gas dari efek rumah kaca yang dinilai punya kontribusi terbesar dalam perubahan iklim adalah karbon dioksida (C02) dan metana (CH4).
Advertisement
Gas karbon dioksida (C02) dapat ditemukan dalam aktivitas manusia seperti pemakaian sumber energi untuk mesin dan pembangkit listrik, penggunaan kendaraan bermotor dan membakar sampah. Sedangkan gas metana (CH4) berasal dari sampah plastik, kotoran hewan, serta limbah makanan yang membusuk.
"Setelah masa revolusi industri, kita banyak membakar bahan bakar fosil. Akibatnya gas rumah kaca makin tebal. Jadinya panas terperangkap di bumi dan makin susah lepas ke angkasa," kata Peneliti Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Adila Isfandiari kepada .
Berikut sederet dampak dari pemanasan global yang salah satunya diprediksi dapat membuat es di puncak Jayawijaya mencair pada 2026 mendatang dihimpun :
Kenaikan suhu bumi mulai tak terkendali. Krisis iklim dan pemanasan global kini membawa ancaman berbagai bencana di seluruh dunia.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
1. Sering Mengalami Badai Tropis
Perubahan iklim yang terjadi di Indonesia sebagai dampak dari memanasnya suhu bumi adalah seringnya mengalami badai tropis.
Menurut Dwikorita, seharusnya wilayah Indonesia yang berada dalam ekuator bumi, tidak bisa ditembus badai tropis. Tapi, badai siklon tropis seroja pada April 2021 berhasil menembus zona ekuator, bahkan kepala badainya sampai masuk ke wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Padahal seharusnya paling dalam itu ekornya(badai) saja. Seperti badai cempaka, badai yang lain seperti dahlia. Kenapa itu bisa terjadi? Karena suhu muka air laut perairan semakin panas," jelas Dwikorita kepada .
Dengan adanya badai tropis di NTT dan Papua yang sering terjadi, masyarakat mengalami kesusahan dengan dampak perubahan iklim ini. Dengan adanya perubahan iklim ini, Dwikorita ragu dengan kemampuan Indonesia dalam menghadapi serangan badai tropis yang berpotensi kian sering terjadi.
"Jadi, kita harus berdampingan setiap hari hidup dengan badai tropis. Ya kalau kita mampu, kita siap, teknologi kita siap menghadapi badai tropis setiap minggu atau bahkan setiap hari, ya sudah mari dihadapi. Tapi, kalau tidak siap? Orang kemarin kena badai tropis di NTT, yang terjadinya tidak setiap tahun, korbannya sudah begitu banyak," tegas Dwikorita.
Advertisement
2. Kenaikan Suhu
Dampak lain dari pemanasan global pada Indonesia, membuat suhu muka air laut meningkat. Menurut Dwikorita, seharusnya suhu muka air laut di perairan Indonesia rata-rata mencapai 26 derajat Celcius.
"Sekarang telah menyentuh lebih dari 29 derajat Celcius. Pemanasan suhu air laut berisiko tinggi terhadap habitat flora dan fauna laut," jelasnya.
Dia juga menyebut bagaimana musim kemarau yang kerap dibarengi hujan. Terdapat sebagian daerah yang mengalami kekeringan saat musim kemarau, tapi ada sebagian daerah yang malah mengalami banjir.
Pada zona yang suhu muka air lautnya tinggi, penguapannya meningkat sehingga yang harusnya musim kemarau tidak banyak terbentuk awan, tapi justru terbentuk awan. Dampak seperti itu, menurut Dwikorita, sudah terasa di beberapa wilayah di Indonesia. Selain itu, BMKG memprediksi es di puncak Gunung Jayawijaya, Papua, akan punah tidak lebih dari tahun 2026.
3. Hujan Ekstrem
Dwikorita menambahkan, bahwa cuaca ekstrem yang pernah terjadi di DKI Jakarta pada 1 Januari 2020 antara lain sebagai pengaruh dampak perubahan iklim.
Kala itu, kata Dwikorita, udara dingin dari dataran tinggi Tibet bisa menyeruak masuk ke wilayah Indonesia. Hal itu disebabkan suhu udara di tanah air lebih panas.
Ibu dua anak ini mengatakan, adanya perbedaan suhu dari daerah dingin, menimbulkan perbedaan tekanan yang signifikan hingga akhirnya membentuk awan-awan hujan yang intensif. Intensitas hujan yang harusnya turun setiap seratus tahun sekali, dalam waktu kurang dari 100 tahun sudah turun.
"Dengan curah hujan 377 milimeter per hari, harusnya belum terjadi saat itu," katanya.
Pada bulan Januari 2021, Indonesia juga mengalami sekitar 180 kali banjir. Angka itu tertinggi dalam lima tahun terakhir. Ketika banjir di Jakarta awal Januari 2020, kerugian mencapai Rp 1 triliun. Kemudian, banjir di Kalimantan Selatan kerugiannya mencapai Rp 1,3 triliun.
Advertisement
4. Krisis Iklim
Peneliti Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Adila Isfandiari, menilai kondisi bumi saat ini sangat mengkhawatirkan. Ia mengacu pada laporan terbaru IPCC yang dirilis pekan lalu.
Laporan tersebut membunyikan alarm dengan pesan yang kuat bahwa krisis iklim sudah terjadi. Upaya manusia dalam jangka pendek hingga panjang akan menentukan seberapa buruk dampaknya bagi kehidupan bumi.
"Semakin panas bumi, maka semakin mudah juga memicu kebakaran hutan dan kita semakin sulit untuk memadamkan apinya. Kebakaran hutan tahun 2016 yang hebat itu di Indonesia kerugiannya mencapai Rp 221 triliun. Itu dua kali biaya rekonstruksi tsunami Aceh. Lalu kebakaran hutan 2019 juga besar dan kerugiannya mencapai Rp 80 triliun," papar Adila.
"Ketika bicara krisis iklim, kita bukan cuma bicara lingkungan saja. tapi juga mulai dari krisis kemanusiaan, ekonomi dan lain-lain. Dampaknya itu banyak sekali," lanjut Adila.
Lesty Subamin
Terkini Lainnya
Akankah Kita Bisa Berhenti Menggunakan Plastik di Kehidupan Sehari-hari?
India hingga Amerika Utara Diselimuti Gelombang Panas, Suhu Terpanas hingga 52 Derajat Celcius
Kasihan, Satwa Liar di Antartika Terpapar Sinar Matahari Berbahaya Akibat Lapisan Ozon Berlubang
1. Sering Mengalami Badai Tropis
2. Kenaikan Suhu
3. Hujan Ekstrem
4. Krisis Iklim
Pemanasan Global
Es di Puncak Jayawijaya
Jayawijaya
Rekomendasi
India hingga Amerika Utara Diselimuti Gelombang Panas, Suhu Terpanas hingga 52 Derajat Celcius
Kasihan, Satwa Liar di Antartika Terpapar Sinar Matahari Berbahaya Akibat Lapisan Ozon Berlubang
Sekjen PBB Antonio Guterres Sebut Dunia Makin Jauh dari Target Pembatasan Pemanasan Global
Hujan Lebat Picu Banjir dan Tanah Longsor di Sri Lanka, Sekolah-sekolah Diliburkan
PGN Gunakan Teknologi AI untuk Tekan Emisi, Begini Caranya
PM Singapura Janjikan Penyelidikan Menyeluruh Terkait Turbulensi Singapore Airlines
Studi: Populasi Lansia Akan Semakin Rentan Terhadap Suhu Ekstrem pada Tahun 2050
Studi Ini Kuak Musim Panas 2023 Jadi yang Terpanas dalam 2.000 Tahun
Susun Material Konstruksi Reflektifitas Surya, Komunitas SBCC Studi Banding ke Australia
Copa America 2024
Bermain Imbang Lawan Meksiko, Ekuador Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Drama VAR, Ekuador Lolos ke Perempat Final Singkirkan Meksiko, Venezuela Hajar Jamaika
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024 Argentina vs Peru dan Kanada vs Cile: La Albiceleste Juara Grup, Les Rouges Dampingi ke Perempat Final
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Minggu 30 Juni di Indosiar dan Vidio
Timnas Indonesia U-16
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Garuda Nusantara Dilarang Takut
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Lupakan Euforia, Nova Arianto Minta Skuad Timnas U-16 Fokus di Semifinal Piala AFF U-16
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Pesta Gol, Garuda Nusantara Lolos ke Semifinal
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Sempat Tertinggal, Garuda Nusantara Unggul 4-1 di Babak Pertama
Dapatkan Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos, Sesaat Lagi Tayang di Indosiar dan Vidio
Judi Online
Heru Budi Telusuri Oknum ASN Pemprov Jakarta Terlibat Judi Online
Judi Online di Minahasa Selatan, 2 Wanita Ditangkap
Catatan IPW untuk Polri di HUT ke-78 Bhayangkara
Kominfo: Telegram Sudah Respons Penghapusan Judi Online Usai Diberi Surat Peringatan
Judi Online Berdampak Buruk bagi Keluarga, Bisa Menghancurkan Moral Lintas Generasi
Pilkada 2024
Sandiaga Tunggu Penugasan PPP untuk Maju Pilkada 2024
Heru Budi Respons Peluang Maju Pilkada Jakarta 2024: Saya ASN, Tidak Pengalaman di Bidang Politik
Tiga Menteri Jokowi Disiapkan PDIP Maju Pilkada 2024, Ini Daftarnya
Jokowi Effect Disebut Masih Ada di Pilkada 2024, PDIP Andalkan Ini
Pilkada 2024, PDIP Buka Peluang Kerja Sama dengan Gerindra sampai PKB
Bukan di Jakarta, Golkar Pastikan Ridwan Kamil Menang di Pilkada Jawa Barat
TOPIK POPULER
Populer
Polisi Temukan Surat Permintaan Maaf Guru Honorer yang Bunuh Diri di Fly Over Cimindi
Operasi Kakinya Sukses, Prabowo Ucapkan Terima Kasih ke Tim Dokter
Catatan IPW untuk Polri di HUT ke-78 Bhayangkara
Anies Baswedan Sebut Program ‘Desak Anies’ Akan Dilanjutkan
Denny JA Terbitkan Buku Ekspresi Harian Pilpres 2024
Polri Gelar Pesta Rakyat Hari Bhayangkara di Monas 1 Juli 2024, Ada Makanan dan Minuman Gratis
Server PDN Diretas, Romo Benny: Ada Celah Besar dalam Sistem Keamanan Data Nasional
Komisi XI: Berdayakan Literasi Keuangan Melalui Insentif MDR
Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Prancis vs Belgia: Les Bleus Jadi Ancaman Serius De Rode Duivels
Persiapan Portugal Jelang Hadapi Slovenia di Babak 16 Besar Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Slovenia: Andalkan Pilar Utama
Prancis Bersiap Hadapi Belgia di 16 Besar Euro 2024
Laga Dramatis, Inggris Berhasil Redam Slovakia 2-1
Berita Terkini
Jokowi Jenguk Prabowo Usai Operasi Kaki, 27 Jadwal Perjalanan Kereta Api Diubah
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata: Saya Gagal Berantas Korupsi
6 Potret Nagita Slavina Berhijab Usai Berhaji yang Disorot, Didoakan Segera Istikamah
Dugaan Kebocoran Data Polri, Siapa Hacker yang Bertanggung Jawab?
PLN Setor Abu Sisa PLTU untuk Bangun Jalan dan Gereja di Jayapura
Sholat Belum Khusyuk Tidak Dapat Pahala? Begini Kata Buya Yahya
Coldplay Ajak Fans Kirim Cinta ke Israel dan Palestina Saat Tampil di Glastonbury 2024
PDIP Siap Bentuk Poros Bareng PKB di Jakarta, Usung Andika Perkasa?
Sandiaga Tunggu Penugasan PPP untuk Maju Pilkada 2024
Sri Mulyani Minta Restu Pakai Dana Cadangan Buat Suntik PT KAI hingga Bank Tanah
Michael Bambang Hartono, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Pemilik Grup Djarum
Nonton Music Video Difki Khalif - Lamunan di Kota Itu di Vidio, Bawa Romansa dan Nostalgia
Neta S Station Wagon Segera Meluncur, Ketahuan Sedang Uji Coba Jalan
Heru Budi Telusuri Oknum ASN Pemprov Jakarta Terlibat Judi Online