, Jakarta - Pagi itu Copilot Pesawat DC-9 Woyla milik maskapai Garuda Indonesia, Hedhy Juwantoro dikagetkan dengan todongan pistol revolver yang berasal dari salah satu penumpangnya. Dengan nada tinggi pria itu menyatakan bahwa pesawat dengan rute Jakarta-Medan tengah dibajak.
"Jangan bergerak, pesawat kami bajak," teriak pria itu, sesaat setelah pesawat lepas landas dari Pelud Sipil Talang Betutu, Palembang, Sumatera Selatan usai transit pada Sabtu, 28 Maret 1981, pukul 10.10 WIB.
Dalam catatan , pembajak itu meminta Kapten Pilot Herman Rante untuk menerbangkan pesawat bernomor penerbangan 206, berkode ekor PK-GNJ itu ke Kolombo, Sri Lanka. Tentu saja permintaan tersebut tidak mungkin dipenuhi karena avtur yang terbatas.
Advertisement
"Pokoknya terbang sejauh-jauhnya dari Indonesia," teriak seorang pembajak yang belakangan diketahui bernama Mahrizal.
Pesawat akhirnya dialihkan menuju Penang, Malaysia, untuk pengisian bahan bakar. Lalu, kembali terbang menuju ke Bandara Don Mueang, Thailand.
Saat transit di Malaysia, para pembajak sempat menurunkan wanita lanjut usia bernama Hulda Panjaitan (76) karena ia tak henti-hentinya menangis di dalam pesawat.
Pesawat itu terbang lagi dan mendarat di Thailand karena ancaman teroris. Sesampainya di negeri Gajah Putih itu, mereka kemudian membacakan tuntutan mereka, yaitu:
1. Anggota Komando Jihad di Indonesia yang berjumlah 80 orang sebagai tahanan politik segera dibebaskan.
2. Meminta uang sejumlah 1,5 juta dolar Amerika.
3. Orang Israel dikeluarkan dari Indonesia.
4. Adam Malik dicopot sebagai Wakil Presiden.
Bila tuntutan itu tidak segera dipenuhi, mereka mengancam memasang bom di pesawat Woyla dan tidak segan untuk meledakkan diri bersama pesawat tersebut.
Mereka juga meminta pesawat itu untuk pembebasan tahanan dan terbang ke tujuan yang dirahasiakan.
Drama pembajakan pun tiba pada puncaknya saat transit di Bandara Don Mueang di Bangkok, Muangthai, 31 Maret 1981.
Pembajakan Garuda DC-9 Woyla ini berlangsung selama empat hari. Dalam sejarahnya, ini kali pertama Indonesia diserang oleh teroris yang bermotif 'jihad'.
Pelakunya lima orang teroris yang dipimpin Imran bin Muhammad Zein, dan mengidentifikasi diri sebagai anggota kelompok yang mengatasnamakan Komando Jihad (KJ).
Dalam sejarahnya, KJ adalah kelompok ekstremis Islam Indonesia yang pernah ditumpas oleh anggota intelijen pada pertengahan tahun 1980-an. KJ sendiri diketahui sudah ada sejak tahun 1968.
Imran bin Muhammad Zein, pemimpin kelompok KJ yang melakukan peristiwa teror ini menuntut agar para rekannya yang ditahan usai peristiwa Cicendo di Bandung, Jawa Barat, supaya dibebaskan. Dalam peristiwa Cicendo, 14 anggota Komando Jihad membunuh empat anggota polisi di Kosekta 65 pada 11 Maret 1981 dini hari.
Kabar pembajakan pesawat itu didengar Jakarta berkat Pilot pesawat Fokker-28 Garuda Indonesia nomor penerbangan 145, A Sapari. Pesawat dengan rute Pekanbaru – Jakarta itu menangkap informasi yang disiarkan pesawat yang dipiloti oleh Herman Rante.
Kabar itu langsung membuat petinggi negara dan para jenderal yang sedang menggelar latihan gabungan semua unsur pasukan tempur di Timor-Timur hingga Halmahera kaget.
Wakil Panglima ABRI yang saat dijabat oleh Laksamana Sudomo kaget mendengar berita itu. Tanpa pikir panjang, rencana penyelamatan sandera langsung dilakukan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pasukan khusus berhasil gagalkan upaya pembajakan pesawat Bangladesh. Pelaku tewas ditembak.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Operasi Penyelamatan
![Panglima TNI Pimpin Upacara Hut ke-67 Kopassus](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/33hAIw8KYdFVt7NfEkQCkW3gbJc=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2786814/original/017457100_1556084845-20190424-Panglima-TNI-Pimpin-Upacara-Hut-ke-67-Kopassus6.jpg)
Kopassandha (Komando Pasukan Sandi Yudha) embrio dari Kopassus langsung ditugaskan untuk segera menggelar operasi penyelamatan.
Sudomo langsung bergerak cepat menghubungi Kepala Pusat Intelijen Strategis yang saat itu dijabat Benny Moerdani dan segera mengabarkan Asisten Operasi Kopasandha LetKol Sintong Panjaitan yang pada saat itu kakinya masih dibalut gips.
Sebuah pesawat DC-9 milik Garuda langsung dipinjam untuk dipelajari seluk beluknya. Latihan 2 hari di hanggar Garuda, membuat pasukan khusus yang diisi tentara terpilih ini yakin bisa menyelesaikan misi itu.
Dua hari jelang operasi penyelamatan, Minggu 29 Maret 1981. Pasukan antiteror Indonesia akhirnya diizinkan masuk oleh pemerintah Thailand. Benny yang dikutip dalam buku biografinya, memutuskan menggunakan Garuda DC-10 Sumatera, pesawat ini lebih cepat dan lebih lama terbang dari DC 9.
Hari berikutnya, Senin 30 Maret 1981, dinihari, pukul 00.30, pesawat DC-10 yang disamarkan seperti pesawat komersial milik Garuda, mendarat di Bandara Don Muang.
Demi keamanan dan kelancaran operasi pesawat pabrikan Amerika itu diparkir di lokasi yang agak jauh dari Woyla. Namun, operasi kembali molor karena belum ada kesepakatan antara Benny dengan Menteri luar negeri Thailand yang saat itu dijabat Siddi Savitsila.
Keesokan harinya, Senin 30 Maret 1981, pagi pukul 06.00, pemerintah Thailand masih tidak bersedia memberi izin operasi itu. Benny lalu bertemu dengan Chief Station CIA untuk Thailand. Izin operasi pun kemudian diberikan. Benny menetapkan, serbuan akan dilakukan sebelum fajar.
Operasi akan digelar sebelum fajar. Tak lupa Benny meminta petugas Garuda di Don Muang menyiapkan 17 peti mati. Karena masih harus menunggu, Sintong memerintahkan anak buahnya untuk tidur agar tidak semakin tegang.
Selasa 31 Maret 1981, dinihari, pukul 02.30 Waktu setempat, prajurit Kopassus yang sudah tidur pulas mulai bergerak mendekati pesawat dengan senyap.
Mereka membagi diri menjadi tiga tim, yakni Tim Merah, Tim Biru dan Tim Hijau. Sesuai dengan simulasi latihan, kedua tim sudah langsung memanjat ke sayap pesawat dan menunggu di pintu samping. Sementara Tim Hijau akan masuk lewat pintu belakang.
Berdasarkan sumber data , Sintong saat itu sangat terkejut, ketika tiba-tiba saja Benny menyusup masuk ke dalam barisan. Ini jelas di luar skenario operasi yang sudah disiapkan dua hari lalu.
Benny terlihat jelas di tengah deretan pasukan berseragam. Dia memakai jaket hitam, tangan kanannya memegang sepucuk pistol mitraliur.
Sambil berbisik, Sintong memerintahkan anak buahnya yang jalan paling dekat. "Jangan biarkan Pak Benny ikut.". Namun anak buah Sintong tak berani menjalankan perintah atasanya. "Pak, saya nggak berani," jawab Letnan Suroso.
Tim Thailand pun ikut bergerak ke landasan, tapi tidak sampai mendekat ke pesawat hanya menunggu di landasan agar tidak ada teroris yang lolos jika melarikan diri.
Sesuai komando, kode untuk masuk diberikan, ketiga tim masuk, dengan Tim Hijau terlebih dahulu. Mereka berpapasan dengan seorang teroris yang berjaga di pintu belakang.
Serbuan kilat pun langsung dimulai. Semua pintu kabin pesawat langsung didobrak dari luar. Ketika berhasil mendobrak pintu dan masuk ke pesawat salah satu anggota pasukan khusus itu langsung berteriak sekeras-kerasnya. "Penumpang Tiarap. "
Advertisement
Satu Kopassus Gugur
![Ilustrasi penumpang pesawat.](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/pFZwbH4qLXpTY-PQ5NwKU-J37Og=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3056714/original/048266200_1582264674-passenger-362169_960_720.jpg)
Sekejap kemudian bunyi tembakan riuh membangunkan seluruh isi pesawat. Namun nahas, Pembantu Letnan Achmad Kirang yang sudah telanjur masuk sebelum pintu depan didobrak tertembak.
Otomatis pembajak yang berjaga di bagian belakang langsung menembak Kirang yang tidak dilindungi rompi antipeluru. Timah panas teroris pun menembus perut Kirang. Tak berapa lama kemudian teroris tersebut kemudian ditembak dan tewas di tempat.
Para penumpang kemudian disuruh keluar. Seorang teroris dengan granat tangan tiba-tiba keluar dan mencoba melemparkannya tetapi gagal meledak. Lalu anggota tim menembak dan melukainya sebelum dia sempat keluar.
Pimpinan Komando Jihad (KJ) Imran bin Muhammad Zein selamat dalam peristiwa baku tembak tersebut dan ditangkap pasukan. Sementara, mayat pembajak lainnya, Machrizal, Zulfikar, Wendy M Zein, Abu Sofyan dan Imronsayah, langsung diterbangkan ke Jakarta pagi itu pula.
Namun yang paling melegakan, seluruh penumpang tidak ada satu pun mengalami cedera.
Tim medis kemudian datang untuk menyelamatkan pilot pesawat DC-9 Woyla, Kapten Herman Rante, yang ditembak salah satu teroris dalam serangan.
Sementara Achmad Kirang meninggal pada 1 April 1981 dalam perawatan di RS Bhumibhol, Bangkok, begitu pula Captain Herman Rante, meninggal di Bangkok, enam hari setelah operasi penyergapan berlangsung. Keduanya kemudian dimakamkan di TMP Kalibata.
Operasi kontra terorisme ini dilakukan oleh Grup-1 Para-Komando di bawah pimpinan Letnan Kolonel Infanteri Sintong Panjaitan. Publik menilai keberhasilan itu melebihi keberhasilan pasukan khusus Israel dalam membebaskan sandera di Entebbe Uganda.
Hasil dari baktinya, ia beserta tim dianugerahi Bintang Sakti dan dinaikkan pangkatnya satu tingkat, kecuali Achmad Kirang yang gugur di dalam operasi tersebut, dinaikkan pangkatnya dua tingkat secara anumerta.
Imran bin Muhammad Zein selaku otak peristiwa pembajakan pesawat DC-9 ini kemudian dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat pada tahun 1981.
Imran merupakan salah seorang yang terlibat dalam Peristiwa Cicendo bersama Maman Kusmayadi, Salman Hafidz, serta 11 orang lainnya.
Begitu pula dengan Maman dan Salman, yang bernasib sama dengan Imran, dan dieksekusi hukuman mati.
Pasca-operasi itu, pasukan Kopasandha yang melakukan penyerbuan pesawat Woyla menjadi embrio terbentuknya unit antiteror di Kopassus saat ini, yaitu SAT-81 Gultor.
Terkini Lainnya
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Operasi Penyelamatan
Satu Kopassus Gugur
Garuda Indonesia
Pesawat Garuda
Kopassus
pesawat Garuda Indonesia
Pembajakan Pesawat
Teroris
Dibajak
Euro 2024
Spanyol Vs Jerman: Der Panzer Manfaatkan Status Tuan Rumah
Timnas Spanyol Percaya Diri Jelang Duel Perempat Final Euro
Prediksi Euro 2024 Spanyol vs Jerman: Duel Kelas Berat di Stuttgart
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador di Vidio
Jadwal Siaran Langsung Argentina vs Ekuador di Perempat Final Copa America 2024 di Vidio
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
PKB Tegaskan Tidak Dukung Ridwan Kamil di Pilkada Jabar 2024
Demokrat Rekomendasikan Dukungan ke 3 Paslon Ini untuk Pilkada Papua Barat, Babel, dan Jambi
Coklit Pilkada 2024 Sudah Sasar 16,6 Juta Pemilih di Jatim, Target Tuntas di Hari ke-20
Kata Sekjen PKS soal Kaesang Disodorkan Jokowi untuk Maju di Pilkada Jakarta 2024
Survei Warna Research Center: Tingkat Elektabilitas Hendy Siswanto dan Faida Tinggi Jelang Pilkada Jember 2024
Respons Jokowi soal Kabar Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024, Benarkah Sodorkan ke Parpol?
TOPIK POPULER
Live Streaming
Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari Berujung Dipecat
Populer
Cedera Kaki Sejak 1980, Mengapa Prabowo Baru Operasi Sekarang?
Cuaca Hari Ini Jumat 5 Juli 2024: Hujan Guyur Jabodetabek Siang Nanti
5 Fakta Terkait DKPP RI Resmi Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari, Jokowi Segera Keluarkan Keppres
Cuaca Besok Sabtu 6 Juli 2024: Waspada di Siang Hari Jabodetabek Bakal Hujan Petir
Pemprov Jateng dan BNPT Siap Penuhi Kebutuhan 40 Penyintas Tindak Pidana Terorisme
Dewan Pers Sebut KPI Produk Politik, Tak Tepat Urus Sengketa Jurnalistik
Hasyim Asy'ari Dipecat karena Cabul, KPU Jamin Tak Ganggu Tahapan Pilkada Serentak 2024
Jadi Kader Gerindra, Ketum Logis 08 Siap Perjuangkan Kedaulatan Rakyat
Raja Juli Yakin HUT ke-79 RI di IKN Akan Berjalan Lancar, Ini Alasannya
Ketua KPU
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
HEADLINE: Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang Dipecat DKPP, Berujung Proses Pidana?
7 Respons Berbagai Pihak Mulai Parpol, KPU, hingga Jokowi Usai DKPP RI Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari
Berita Terkini
Pantau Tinggi Badan Anak di Sekolah, Dokter: Penting untuk Deteksi dan Intervensi Masalah Psikososial
Daftar Bridesmaid Pernikahan Aaliyah Massaid dan Thariq Halilintar, Mahalini sampai Azizah Salsha
Hari Kedua di Sulsel, Jokowi dan Iriana Cek Pasar Cekkeng Bulukumba
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
RPJPD Surabaya 2025-2045 Disetujui, Targetkan PDRB Rp 2,1 Triliun pada 2045
Infinix Rilis Laptop Gaming Perdana GTBook di Indonesia, Harga Mulai Rp 12 Jutaan
PT KA Bandung Ubah Jadwal 3 Perjalanan Kereta Api Mulai Juli 2024
Apa Beda PM dan AM? Sistem 12 Jam yang Digunakan Secara Internasional
Pilpres Iran Putaran Kedua, Massoud Pezeshkian Bakal Tetap Unggul Jadi Presiden?
Top 3 Berita Bola: Direktur Olahraga Baru Manchester United Sudah Tentukan 4 Pemain untuk Dibeli di Musim Panas 2024
Promosikan Situs Judi Online, Polisi Tangkap Konten Kreator di Sulawesi Selatan
Angger Dimas Marah Tak Dikabari Sidang Tertutup Kasus Dante: Hey, Nyawa Anak Saya Bukan Mainan!
Sering Kegerahan, Wanita Ini Mau Dinikahi Asal Si Pria Punya AC di Rumah
Cadangan Devisa Akhir Juni 2024 Naik Jadi USD 140,2 Miliar, Ini Penopangnya