, Jakarta - Pada 1955, Indonesia yang baru merdeka 10 tahun menjadi tuan rumah sebuah pertemuan akbar: Bandung Conference atau Konferensi Asia-Afrika. Pesertanya adalah 29 negara, yang mayoritas 'bayi'. Sebagian bahkan masih jadi tanah jajahan.
Meski masih belia, 29 negara peserta mewakili lebih dari setengah populasi dunia kala itu. Merepresentasikan 1.400.000.000 penduduk Bumi.
KAA digelar tatkala Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat dan Blok Timur yang dikomandani Uni Soviet tengah bersitegang dan terlibat perang. Untung saja, pertempuran tersebut tak pernah sampai ke skala global. Gara-gara beda ideologi juga, hubungan AS dan China sama sekali tak mesra.
Advertisement
Baca Juga
"Look, the peoples of Asia raised their voices, and the world listened. It was no small victory and no negligible precedent!," kata Presiden RI Sukarno dalam pidato berjudul Let a New Asia and Africa be Born, saat membuka KAA.
Dalam momentum KAA, negara-negara Asia, Afrika, dan Timur Tengah itu berkumpul bersama untuk mengutuk kolonialisme, mengecam rasisme, dan menyatakan keberatan atas Perang Dingin yang berkembang antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Juga menyerukan diakhirinya perlombaan senjata nuklir, yang sekali hantam, bisa membunuh banyak manusia.
Sementara itu, seperti dikutip dari Encyclopedia Britannica, pengaruh Prancis di Afrika Utara belum diakhiri. Republik Indonesia juga sedang berselisih dengan Belanda atas Papua Barat atau Irian Jaya.
Ke-29 negara peserta Konferensi Asia-Afrika 1955 memilih posisi netral, yang didasari keyakinan bahwa kepentingan nasional mereka tak akan terwakili dengan menjadi sekutu Washington DC atau Moskow.
Pembangunan ekonomi, menyediakan layanan kesehatan, dan meningkatkan hasil panen, serta perjualan melawan kekuatan kolonialisme dan rasisme -- menjadi prioritas utama.
Ternyata, sejak awal, pemerintah Amerika Serikat menaruh curiga atas penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika, demikian seperti dikutip dari situs History, Selasa 23 April 2019.
AS tak sudi mengirim pemantau resmi ke pertemuan akbar itu, meski pihak penyelenggara sudah mengirim undangan.
Menteri Luar Negeri AS saat itu, John Foster Dulles terang-terangan menyamakan, netralitas dalam perang melawan komunisme adalah perbuatan yang nyaris masuk kategori 'dosa besar'. Menjadi netral dianggap sebuah perlawanan pada kepentingan Amerika.
Sejumlah pengamat bahkan berprasangka, pertemuan itu adalah tanda pergeseran ke 'kiri', terkait kecenderungan ideologis negara-negara Afrika dan Asia yang baru merdeka.
Untuk AS, isu soal itu adalah hitam putih. Hanya ada dua pilihan bagi negara lain: bergabung dengan Amerika dalam perlawanan melawan komunisme atau berisiko dianggap musuh potensial.
Kebijakan tersebut membuat AS terlibat dalam sejumlah konflik dengan negara-negara 'Dunia Ketiga' yang berjuang menemukan jalan tengah di tengah konflik Perang Dingin.
Di sisi lain, pemerintah Amerika Serikat terjebak di antara keinginannya untuk mendukung dekolonisasi atau menjaga pertemanan dengan sekutu.
Washington DC punya ketergantungannya pada kekuatan kolonial Eropa Barat sebagai sekutu melawan Blok Timur yang komunis.
"Kerja sama dengan Inggris, Prancis dan Belanda sangat penting bagi kebijakan AS di Eropa, sementara mendukung dekolonisasi sama saja dengan menentang sekutu-sekutu itu," demikian dikutip dari history.state.gov.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Insiden PM China
![Dokumen rahasia CIA terkait Konferensi Asia-Afrika (www.cia.gov)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/NFx-zwdthoNtIXfiKmGl050NwzM=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2786389/original/039424400_1556032636-KAA_2.jpg)
Kecurigaan AS secara khusus mengarah pada Perdana Menteri China, Zhou Enlai yang hadir dalam Konferensi Asia Afrika.
Sejak Revolusi 1949, Tiongkok telah mengubah haluan menjadi komunis. Hubungan Washington dan Beijing tak pernah akur sejak saat itu. AS lebih dekat ke Taiwan. Ke kubu nasionalis.
"Chou En-lai (Zhou Enlai) tiba pada 14 April, sehari lebih lambat jadi jadwal akibat dampak kecelakaan pesawat Air India yang membawa delegasi rendahan komunis China ke Indonesia," demikian cuplikan dokumen rahasia CIA yang dikeluarkan pada 15 April 1955. Dokumen tersebut baru dibuka pada 8 Februari 2007.
Pesawat Lockheed L-749A Constellation milik Air India celaka pada 11 April 1955 di perairan Indonesia. Ledakan bom yang ditanam di dekat roda jadi pemicu.
Versi China menyebut, bom di kapal terbang berjuluk 'Kashmir Princess' itu ditujukan untuk menghabisi Zhou Enlai.
Seperti dikutip dari fly.historicwings.com, penyelidik Indonesia melaporkan temuan perangkat detonator MK-7 buatan Amerika di antara puing-puing pesawat yang berserak.
Namun, apakah Amerika Serikat atau CIA terlibat dalam insiden itu, tak ada bukti hingga saat ini.
Intelijen China kala itu diduga sudah mendapatkan informasi bahwa seorang agen Taiwan berniat menanam bom di Kashmir Princess, saat pesawat itu mengisi bahan bakar di Hong Kong.
Informasi itu mereka sampaikan pada sang bos. Meski mengetahui bahaya sedang menjelang, PM Zhou dikabarkan memutuskan untuk tak membatalkan penerbangan itu -- meski akhirnya para awak pesawat dan penumpang jadi korbannya.
"Itu adalah sebuah pengorbanan yang dilakukan demi tujuan yang lebih besar," konon itu adalah dalihnya, seperti dikutip dari Times of India.
Di sisi lain, berdasarkan dokumen rahasia yang dirilis China, rencana perjalanan Zhou Enlai yang dirahasiakan telah menyelamatkan nyawanya.
Advertisement
Kecurigaan AS pada KAA Terbukti?
![Dokumen rahasia CIA terkait Konferensi Asia-Afrika (www.cia.gov)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/JCq1eXX2sHZO8bI3UbC8yy5sGxg=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2786388/original/099648000_1556032617-KAA.jpg)
Konferensi Asia-Afrika 1955 menghasilkan 10 poin yang tertuang dalam Dasasila Bandung.
Dan, hingga penutupan Konferensi Asia-Afrika pada 24 April 1955, kecurigaan dan prasangka AS tak terbukti.
Kesimpulannya, Konferensi Asia-Afrika tidak mengarah pada kecaman massif terhadap Barat seperti yang ditakutkan pihak Negeri Paman Sam.
"Alih-alih, para peserta menampilkan beragam ideologi. Dan, loyalitas para sekutu AS di Asia mampu mewakili kepentingan bersama mereka dengan Amerika Serikat dalam pertemuan sepanjang konferensi," demikian seperti dikutip dari situs history.state.gov.
Di sisi lain, Perdana Menteri China Zhou Enlai memilih bersikap moderat, yang tercermin dalam pidatonya di depan para delegasi.
"KAA memberikan suara kepada negara-negara berkembang dan menunjukkan bahwa mereka dapat menjadi kekuatan dalam politik dunia masa depan, di dalam atau di luar kerangka Perang Dingin," itu kesimpulan pihak AS.
Terkini Lainnya
KAA 60 Tahun Lalu, Saat Negara Asia dan Afrika 'Menantang' Dunia
11-4-1955: Pesawat Kashmir Princess Dibom dalam Perjalanan ke Jakarta
Harapan KAA Ke-60: Asia-Afrika Bangkit Mengguncang Dunia
Insiden PM China
Kecurigaan AS pada KAA Terbukti?
Konferensi Asia-Afrika
KAA
Sejarah Hari Ini
Euro 2024
Tekel Keras Gelandang Jerman Akhiri Kiprahnya di Euro 2024, Pedri Kirim Pesan pada Toni Kroos
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Uruguay vs Brasil, Segera Dimulai
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Alur Pilkada Serentak 2024, Catat Kapan Penyelenggaraannya
Pilkada Jakarta 2024, Suku Betawi Usulkan 5 Nama
Maju Pilkada, Sekda Kabupaten Tangerang Pamit Pensiun Dini
Ketum PSI Kaesang Bakal Kunjungi Kantor DPP PKS Sore Ini, Bahas Pilkada?
Coklit Pantarlih Pilkada 2024, Ketahui Pengertian dan Jadwal Pelaksanaannya
DPD PSI Jakbar Usul Kaesang hingga Deddy Corbuzier Maju Pilgub Jakarta 2024
TOPIK POPULER
Populer
Beda dengan Pemerintah, PBNU Tetapkan 1 Muharram Jatuh Senin Besok 8 Juli 2024
Kampanye Jaga Kesehatan, Amanah Ajak Ratusan Wanita Aceh Pound Fit
Ribuan Buruh Turun ke Jalan di Jakarta, Tuntut Pembatalan UU Cipta Kerja
HUT ke-17 PSBI, Effendi Simbolon: Kita Semua Guyub, Dipersatukan oleh Keturunan Bukan Profesi
Pegi Setiawan Segera Dibebaskan, Pengacara Akan Jemput ke Rutan Polda Jabar
Pria di Tangerang Selatan Bunuh Diri, Diduga Terlilit Utang Puluhan Juta
Bocah di Tangsel Diduga Jadi Korban Pelecehan Teman Sepermainan
Ma'ruf Amin: Hayati Makna Tahun Baru Islam dengan Tingkatkan Iman dan Takwa
Prabowo Nyatakan Siap Kolaborasi Multi Sektor dengan PM Baru Inggris
Pegi Setiawan
Polda Jabar Segera Jalankan Putusan Hakim PN Bandung: Bebaskan Pegi Setiawan
Pegi Setiawan Segera Dibebaskan, Pengacara Akan Jemput ke Rutan Polda Jabar
Hakim Putuskan Pegi Setiawan Bebas, Polda Jabar Bakal Cari Pembunuh Vina Sebenarnya?
Hakim PN Bandung Sebut Penetapan Tersangka Pegi Setiawan Tidak Cukup Bukti
Polda Jabar: Hakim Tidak Menyebutkan Ganti Rugi, Hanya Hentikan Penyidikan dan Bebaskan Pegi Setiawan
Patuhi Putusan Praperadilan, Polda Jabar Segera Bebaskan Pegi Setiawan
Berita Terkini
Gelombang Pertama ASN Pindah ke IKN Mulai September 2024, Siap-Siap!
Survei Indikator: 80,1 Persen Masyarakat Puas dengan Kinerja Bupati Bandung Dadang Supriatna
Via Vallen Melahirkan Anak Pertama, Ini 7 Potret Perjalanan Kehamilannya
Jokowi Soroti soal Perizinan: Prosedur Birokrasi yang rumit Masih Banyak
Tingkatkan Komitmen Keterbukaan Informasi Publik, Jasa Marga Gelar Bimbingan Teknis dan Workshop Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2024
Bocoran Terbaru Galaxy Buds3 Pro: Desain Mirip AirPods dengan Casing Transparan yang Futuristik!
Agensi Konfirmasi HyunA dan Yong Junhyung Akan Menikah pada Oktober 2024
Polda Jabar Segera Jalankan Putusan Hakim PN Bandung: Bebaskan Pegi Setiawan
Jangan Lewatkan FTV Kisah Nyata Spesial di Indosiar, Senin 8 Juli 2024 Via Live Streaming Pukul 14.00 WIB
8 Momen Rangkaian Pernikahan Clarissa Putri dari Siraman hingga Resepsi, Fadil Jaidi Hadir
Jokowi Bersyukur Ekonomi Indonesia Tetap Tumbuh 5% saat Global Melambat
PKS Resmi Usung Murad Ismail-Michael Wattimena di Pilkada Maluku
Investor Tunggu Kepastian Pemerintahan Prabowo-Gibran, Saham BBNI Diyakini Tetap Cuan
Mitsubishi Bangkitkan Lagi Pajero dengan Desain Mewah, Siap Bertarung dengan Range Rover
Melihat Hari Pertama Masuk Sekolah di SDN 01 Grogol Selatan Jakarta