, Jakarta - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso meminta Kejaksaan Agung (Kejagung) segera mengeksekusi 151 bandar narkotika yang telah divonis mati pengadilan.
Sebab, para bandar tersebut sampai saat ini masih aktif mengendalikan jaringan narkotika di dalam lembaga pemasyarakatan (lapas).
"Sudah kami sampaikan ke Kementerian Hukum dan HAM, serta Jaksa Agung untuk segera dilaksanakan, karena jaringannya besar dan masih aktif," kata Budi Waseso dalam rapat dengan Komisi III DPR, Jakarta, Kamis (4/2/2016).
Pria yang akrab disapa Buwas ini menyatakan, BNN memiliki data lengkap dan valid mengenai 151 narapidana tersebut. Untuk itu, guna menghentikan jaringan narkotika lapas, BNN meminta mereka dimasukkan dalam daftar prioritas pelaksanaan eksekusi mati.
Baca Juga
- Buwas: Banyak Bandar Narkoba, Kita akan Serbu Lapas
- Cerita Buwas Sulitnya Menembus Lapas Gembong Narkoba
- Datangi Komisi III DPR, Buwas Bahas Bandar dan Peredaran Narkoba
"Data kami lengkap. Saya pikir harus segera dilaksanakan. 151 orang ini yang jadi prioritas hukuman mati," ujar dia.
Buwas mengatakan, pengendalian jaringan narkotika oleh bandar napi tersebar hampir di seluruh lapas Indonesia. Para narapidana tersebut sebagian besar mampu mendapatkan alat komunikasi canggih dan modern.
Advertisement
"Bahkan, mereka bisa mendapat narkoba di dalam lapas, ini bisa kita buktikan," ucap Buwas.
Diminta Evaluasi
Sementara itu, Anggota Komisi III DPR Herman Herry menyarankan Buwas melakukan perbaikan internal. Buwas juga disarankan mengganti pejabat BNN yang dinilai tidak kompeten.
"Kepala BNN semestinya punya keberanian merevitalisasi sumber daya manusia di internalnya. BNN jangan hanya jadi tempat transit pejabat untuk dapat bintang," ujar Herman.
Politikus PDI Perjuangan ini menilai, aturan dan undang-undang sebenarnya sudah cukup mendukung kinerja BNN. Namun, persoalan sumber daya manusia yang tidak kompeten, justru menghambat kerja BNN.
Usulan serupa juga diutarakan anggota Komisi III lainnya, Akbar Faisal. Anggota Fraksi Nasdem ini memandang, orang-orang yang sudah berada dalam kondisi nyaman pada jabatan tertentu, biasanya akan sulit untuk beradaptasi dengan persoalan yang semakin meningkat.
"Pendekatan tidak bisa lagi secara tradisional. Maka yang perlu dilakukan adalah perbaikan sumber daya. Kita punya teman, katanya di internal BNN sudah ada yang harus diamputasi," kata Akbar.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
'Gaji' Rp 50 Juta
Masih terkait peredaran narkoba, Kepala BNN Komjen Buwas mengakui jika banyak barang haram tersebut yang dikendalikan dari dalam lembaga pemasyarakatan (lapas). Namun, ia mengakui banyak hambatan untuk memberangusnya.
"Jaringan di lapas bahwa memang kita punya data yang beroperasi di lapas. Hampir di seluruh lapas di Indonesia. Bandar itu melakukan kegiatan pengoperasian jaringan narkoba," ucap Buwas saat rapat dengan Komisi III di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (4/2/2016).
Salah satu yang disinggung Buwas adalah kerja sama petugas lapas dengan jaringan bandar narkoba. Bahkan, bandar narkoba tak segan-segan memberikan upah yang sangat besar dibandingkan dengan gaji para petugas Lapas.
"Gaji petugas lapas itu Rp 3,5 juta-Rp 4 juta. Bandar berani kasih mereka Rp 50 juta sebulan," ungkap Buwas.
Dalam modusnya, imbuh Buwas, narapidana yang menjadi sindikat narkoba ini berani memberi honor banyak kepada petugas lapas. Bahkan tak segan, terutama bila petugas lapas memberikan alat komunikasinya kepada narapidana narkoba.
"Bahkan, handphone mereka itu kasih ke lapas. Makanya mereka bisa dapat alat komunikasi canggih, modern. Ini bisa kita buktikan," ujar Buwas.
Sulit Saat Sidak
Mantan Kabareskrim Mabes Polri ini juga menyinggung persoalan akses ke lapas saat menggelar inspeksi mendadak (sidak). Dia mengaku kerap sekali kesulitan saat sidak karena perilaku oknum petugas lapas. Kalaupun diizinkan sidak, maka barang-barang sudah diacak-acak oleh tahanan.
"Ini membuktikan di lapas itu terjadi semua. Kita mengalami hambatan. Susahnya akses, aturan yang harus diikuti. Seolah-olah ada birokrasi. Sewaktu sudah masuk, barang-barang sudah berantakan, alat komunikasi sudah dirusak.Ini kejadian nyata," ucap dia.
Terkait kenakalan petugas lapas ini, Buwas sudah melaporkan kepada Kemenkumham, Dirjen Lembaga Pemasyarakatan, sampai Presiden Jokowi.
Dia menegaskan perilaku petugas lapas ini sudah menyalahi karena membantu jaringan narkoba. Untuk itu, menurut Buwas, ia sudah berkomunikasi dengan Kemenkumham. Terutama mengenai pembenahan prosedur saat melakukan sidak ke lapas.
"Sudah kami laporkan ke Kemenkumham, Dirjen Lapas. Kami laporkan juga ke Presiden. Karena ini oknum, mereka sudah masuk dalam jaringan, harus dilakukan tindakan tegas," lanjut Buwas.
Ke depan, menurut Buwas, standar operasional dan prosedur (SOP) akan diperbaiki, terutama peran penanganan di lapas.
"Agar ke depan penegakan hukum, enggak ada hambatan. Dari data kami, kalau seandainya peredaran di lapas bisa ditangani, maka bisa mengurangi 50 persen peredaran narkoba di republik ini," tutup Buwas.
Terkini Lainnya
'Gaji' Rp 50 Juta
Budi Waseso
BNN
Buwas
Budi Waseso Kepala BNN
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Faldo Maldini Pamitan ke Jokowi Sebelum Maju Pilkada Tangerang
Pilkada Sulteng 2024, PKS Beri Surat Rekomendasi untuk Pasangan Anwar-Reny
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
Puan Respons Wacana Duet Anies-Andika di Pilkada Jakarta 2024: Menarik
TOPIK POPULER
Populer
Polisi Buru 2 DPO Terkait 45 Kg Sabu yang Disimpan dalam Mobil di Parkiran RS Fatmawati
Ma’ruf Amin: Masalah Palestina Bukan Isu Agama, Tapi Politik Kemanusiaan
Periksa 26 Titik Ganjil Genap Jakarta yang Berlaku Jelang Akhir Pekan, Jumat 5 Juli 2024
Generasi Melek Politik Diskursus Kebijakan Transportasi Atasi Kemacetan
Komisi II DPR: Proses Penggantian Posisi Ketua KPU Harus Dilakukan Secepat Mungkin
Bukan Bentrokan, Pendeta Paulus Tegaskan Insiden di GPIB Taman Harapan Adalah Penyerangan
Wali Kota Depok Sudah Serahkan Rancangan Perda Pertanggungjawaban APBD 2023
Lewat Kolaborasi, Jakarta Diyakini Bisa Wujudkan Kota Berstandar Global
Jokowi dan Mentan Salurkan Pompa untuk Petani Bantaeng: Akan Tingkatkan Produksi Pangan
Euro 2024
Dapatkan Link Live Streaming Perempat Final Euro 2024 Portugal vs Prancis, Tayang Sesaat Lagi
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Link Live Streaming Euro 2024 Spanyol vs Jerman, Sebentar Lagi Tanding
Link Live Streaming Euro 2024 Portugal vs Prancis, Sabtu 6 Juli Pukul 02.00 WIB
Link Live Streaming Euro 2024 Spanyol vs Jerman Jumat 5 Juli Pukul 23.00 WIB, Duel Raksasa di 8 Besar
Berita Terkini
Hasil Euro 2024: Pedri Cedera, Spanyol Permalukan Jerman 2-1 untuk Tiket Semifinal
Dapatkan Link Live Streaming Perempat Final Euro 2024 Portugal vs Prancis, Tayang Sesaat Lagi
Jangan Sampai Terlewat! Ini Amalan Terbaik Malam 1 Suro, Perspektif Islam
10 Hiu Prasejarah yang Luar Biasa, Bentuknya Sangat Aneh
Pemkot Tangerang Siap Gelar Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis
Polisi Gagalkan Peredaran 7.200 Botol Oli Palsu Asal Tangerang di Bandar Lampung
Ilmuwan Temukan Perubahan Iklim Buat Jamur Lebih Beracun untuk Manusia
13 Hewan Purba Tertua di Dunia yang Masih Hidup Sampai Sekarang
UAH Kisahkan Nabi Ayub AS yang Menolak Mengeluh saat Diuji Allah, Ini Hikmahnya
6 Hewan yang Berkaitan dengan Dewa-Dewi Mesir Kuno, Bahkan Menjadi Simbol
KRI Dewaruci Bersama Laskar Rempah Singgah di Tanjung Uban, Kepri
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Mengenal Sumur Thor, Lubang Raksasa Misterius di Tepi Laut