, Mojokerto - Ada misteri lain serupa Candi Borobudur yang masih tersimpan dan belum digali di balik gunung yang menjulang di Jawa Timur. Gunung Penanggungan namanya.
Namanya mungkin belum setenar Gunung Semeru, pemilik puncak tertinggi di Jawa. Begitu pula dengan ketinggiannya yang cuma 1.653 meter di atas permukaan laut. Namun keindahannya tak kalah menakjubkan.
Puncak yang Dijatuhkan Dewa
Legenda mencatat, Gunung Penanggungan sebenarnya merupakan puncak Gunung Semeru yang terpisah dan akhirnya berdiri sendiri. Alkisah para dewa ingin memindahkan puncak alam semesta atau Gunung Mahameru yang semula tertancap di India (Jambhudwipa) ke Tanah Jawa (Jawadwipa).
Pemindahan Mahameru itu untuk menghentikan guncangan di Jawa yang selalu terombang-ambing oleh ombak Samudra Hindia dan Laut Jawa. Namun saat proses pemindahan itu, gunung tersebut berceceran bagian-bagiannya di perjalanan. Maka terciptalah rangkaian gunung-gunung yang terbentang dari barat hingga timur Jawa, seperti dikutip dari laman Merbabu.com.
Diceritakan, tubuh Mahameru yang berat jatuh berdebum menjadi Gunung Semeru. Sementara puncaknya dijatuhkan di selatan Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur dan akhirnya menjelma menjadi Gunung Penangggungan.
Dalam legenda Jawa kuno, gunung ini juga dikenal sebagai Gunung Pawitra atau gunung suci sebagaimana diceritakan dalam naskah Tantu Pangelaran pada 1635 Masehi.
Bagi para peneliti, gunung ini ibarat laboratorium arkeologi. Banyak situs purbakala di sana. Diidentifikasi ada sebanyak 123 situs purbakala di sana.
Wujud situs–situs tersebut mulai dari punden berundak, candi, petirtaan atau kolam pemandian kerajaan hingga goa pertapaan. Situs–situs itu berdiri berurutan mulai dari kaki hingga pinggang gunung sebelum puncak.
Seperti yang tengah diidentifikasi oleh Tim Ekspedisi Penanggungan dari Universitas Surabaya (Ubaya) sejak 2012 silam. Diprediksi, masih banyak situs-situs purbakala yang belum ditemukan di lereng gunung tersebut.
Advertisement
Anggota Tim Ekspedisi Penanggungan Ubaya Kusworo Rahardyan mengatakan, penelitian tentang situs-situs di gunung ini sebenarnya sudah dilakukan sejak era kolonialisme Belanda.
"Keyakinan kami, di Gunung Penanggungan ini masih banyak situs purbakala peninggalan berbagai kerajaan yang masih belum ditemukan," kata Kusworo Rahardyan di Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (3/6/2015).
Selanjutnya: Mataram Kuno...
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Mataram Kuno
Mataram Kuno
Gunung Penanggungan telah ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188 tertanggal 14 Januari 2015. Namun dari sebanyak 123 situs itu, baru sekitar 36 peninggalan kepurbakalaan yang dimasukkan ke dalam keputusan gubernur itu.
Berbagai situs di Gunung Penanggungan ini misalnya situs Gapura Jedong yang berasal dari tahun 926 Masehi, pemandian Jolotundo peninggalan abad ke 10 Masehi, hingga Candi Kendalisodo yang diperkirakan berasal dari tahun 1451 Masehi.
Artinya, berbagai situs itu diperkirakan merupakan peninggalan sejak era Mataram Kuno. Yang pusat kekuasaannya dipindah ke Jawa Timur oleh Mpu Sindok sekitar tahun 929–947 Masehi hingga akhir masa kerajaan Majapahit yang dipimpin oleh Bhre Kertabhumi (Prabu Brawijaya) di penghujung akhir 1400 Masehi.
Menurut Kusworo, dengan ditetapkannya sebagai kawasan cagar budaya, maka kawasan Gunung Penanggungan tersebut dilarang untuk diubah peruntukannya. Namun untuk kegiatan penelitian dan pariwisata berbasis edukasi dalam rangka menjaga kelestariannya tetap diperbolehkan.
"Kawasan Penangggungan harus benar–benar dilindungi. Karena kami yakin masih banyak situs-situs purbakala di lereng gunung yang belum ditemukan," papar Kusworo.
Juru Kunci
Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan yang bertanggung jawab atas pelestarian Gunung Penangggungan mengaku terus berupaya memperketat pengawasan dan pelestarian situs purbakala di sana. Seperti diungkapkan Kepala BPCB Trowulan Aris Soviyani.
"Kami perketat pengawasan kawasan cagar budayanya, bukan sekadar mengawasi benda atau situsnya saja," ujar Aris.
Cara mengawasi gunung ini adalah dengan mengadakan juru pelihara. Namun jumlahnya saat ini masih kurang memadai, hanya ada 35 juru pelihara. Padahal jumlah situsnya mencapai seratus lebih.
Para juru pelihara itu adalah masyarakat di sekitar lereng Gunung Penanggungan. Sebagian besar dari mereka telah bertugas sejak 1987 silam dengan status honorer. Namun baru memperoleh status PNS pada 2007 silam.
"Jumlah situs purbakala mencapai ratusan, tapi juru pelihara yang bertugas mengawasi dan menjaga situs jumlahnya belum mencukupi," ucap Aris. (Ndy/Sss)
Terkini Lainnya
Mataram Kuno
Gunung Semeru
Pendaki Tewas di Gunung Semeru
mahameru
Gunung Penanggungan
Mataram Kuno
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Copa America 2024: Laga Brasil Melawan Kolombia Berakhir Tanpa Pemenang
Hasil Copa America 2024: Kolombia Jadi Juara Grup Usai Tahan Imbang Brasil, Kosta Rika Tekuk Paraguay
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Timnas Indonesia U-16
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Timnas U-16 Indonesia Vs Vietnam: Nova Arianto Yakin Garuda Muda Bisa Bangkit
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Rabu 3 Juli Pukul 15.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Judi Online
Muhammadiyah: Judi Online Harus Diberantas
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Pilkada 2024
Kinerja Pj Walikota Pekanbaru Muflihun Dinilai Jadi Tolak Ukur di Pilkada 2024
Komisi II DPR Pastikan Pemberhentian Ketua KPU Hasyim Asy'ari Tak Ganggu Proses Pilkada
Sosok Sudaryono di Mata Menantu Habib Luthfi Bin Yahya Pekalongan
Jelang Pilkada 2024, Pemkot Mojokerto Minta Masyarakat Manfaatkan Klinik Hoaks
Bawaslu Ungkap Potensi Kerawanan Pilkada Jakarta, Heru Budi: Akan Dianalisis
PDIP: Mantan Panglima TNI Andika Perkasa Lebih Cocok Jadi Bakal Cagub daripada Wagub di Pilkada Jakarta 2024
TOPIK POPULER
Populer
Polisi Selidiki Laporan Driver Ojol yang Dapat Orderan Paket Berisi Narkoba di Cengkareng
Driver Ojol Lapor Polisi Usai Dapat Orderan Paket Berisi Narkoba di Cengkareng
Berperan Aktif Berantas Narkotika, Pemkot Cilegon Terima Penghargaan P4GN dari BNN Banten
Data Terkini Jemaah Haji Indonesia 2024 Meninggal di Tanah Suci
Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia Pagi Ini, Sangat Tidak Sehat
Komisi II DPR Pastikan Pemberhentian Ketua KPU Hasyim Asy'ari Tak Ganggu Proses Pilkada
KPK Bakal Dalami Green House Milik Ketua Partai yang Bersumber dari Dana Kementan
Heru Budi Sebut Gibran Sudah Kantongi Izin untuk Blusukan di Jakarta
Euro 2024
Cristiano Ronaldo Mau Pensiun? Euro 2024 Jadi Laga Terakhir Membela Portugal
Manchester United Naksir Bintang Turki di Euro 2024, Harganya Masih Murah Meriah
Daftar Tim 8 Besar Euro 2024 Beserta Ranking Masing-masing, Cek di Sini
Di Istanbul, Suporter Sambut Meriah Kemenangan Turki atas Austria
Berita Terkini
Benarkah Permen Karet Butuh Waktu 7 Tahun untuk Dicerna Jika Tertelan? Ini Penjelasannya
YLKI Dorong BPOM Sosialisasikan Label Peringatan Bahaya BPA pada Galon Air Minum
Dahlan Iskan Diperiksa KPK terkait Kasus LNG Pertamina, Dicecar soal RUPS
Mirae Asset Turunkan Target IHSG ke 7.585 hingga Akhir 2024, Saham-Saham Ini Jadi Pilihan
Masa Depan Perpustakaan Usai Pandemi dan Merebaknya AI
6 Potret Ikan Nyeleneh Setelah Digoreng, Bikin Senyum Tipis ketika Makan
Jangan Malas Sholat Tahajud, Ketahui 6 Hal yang Jadi Penyebabnya
Penyakit Kulit Berbahaya Intai Anak-anak Gaza Palestina, Obat dan Air Bersih Tak Tersedia
Chicco Kurniawan Emosional Baca Naskah Film 1 Kakak 7 Ponakan, Rasakan Jadi Sandwich Generation
Baru Dilantik jadi Dirjen Perhubungan Darat, Ini Misi Risyapudin Nursin
Heru Budi Resmikan Program Perbaikan Rumah di Jakarta Barat, Dihadiri Aguan hingga Boy Thohir
BSKDN Kemendagri: Pemanfaatan Bonus Demografi Penting untuk Atasi Kemiskinan