uefau17.com

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Masyarakat Dilarang Mendekat di Radius 5 KM dari Puncak - Lifestyle

, Jakarta - Setelah Gunung Marapi di Sumatera Barat erupsi, giliran Gunung Merapi di Jawa Tengah menunjukan aktivitas kegempaan dan mengeluarkan awan panas sejak Jumat sore, (8/12/2023). Menurut laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) tujuh kali meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur maksimum 3,5 kilometer ke arah Kali Krasak.

Mengutip dari Antara, Gunung yang berada di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta ini menurut BPPTKG, meluncurkan awan panas guguran selama 360 detik pada pukul 14.49 WIB. Gunung Merapi juga kembali meluncurkan awan panas masing-masing selama 120 detik pada pukul 14.56 WIB dan pukul 14.59 WIB.

Baca Juga

  • VIDEO: Gunung Merapi Alami 46 Kali Guguran Material Vulkanik

  • VIDEO: Gunung Merapi Kembali Erupsi Luncurkan Semburan Awan Panas

  • VIDEO: Menikmati Kelezatan Hidangan Unik Ditemani Pemandangan Cantik di Lereng Merapi

"Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan," sebut Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso.

Akun resmi Instagram BPPTKG, @bpptkg melaporan aktivitas Gunung Merapi periode 1--7 Desember 2023 berada di SIAGA (Level 3). Dalam kategori ini, maka masyarakat dilarang mendekat di radius 5 km dari puncak.

Dari pantauan BPPTKG, Gunung Merapi dalam periode pengamatan Jumat pukul 12.00 sampai 18.00 WIB juga mengalami delapan kali gempa awan panas guguran, 27 kali gempa guguran, tujuh kali gempa fase banyak, dan empat kali gempa vulkanik dangkal.

Agus mengatakan adanya potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi di sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (sejauh maksimal lima kilometer) serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (sejauh maksimal tujuh kilometer). Potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas Gunung Merapi juga meliputi sektor tenggara termasuk Sungai Woro (sejauh maksimal tiga kilometer) dan Sungai Gendol (sejauh maksimal lima kilometer).

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Terjadi Hujan Abu di Magelang

Menurut BPPTKG, apabila terjadi letusan eksplosif maka lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung. BPPTKG mengimbau warga untuk mewaspadai gangguan akibat abu vulkanik Gunung Merapi serta bahaya lahar di daerah sekitar gunung api tersebut saat hujan turun.

Mengutip dari kanal Regional , Sekretaris Desa Tlogolele, Neigen Achtah menjelaskan pasca terjadinya guguran awan panas di puncak Merapi menyebabkan wilayah terjadi hujan abu.

"Sekitar pukul 15.00 WIB, terlihat asap tebal di atas Dukuh Stabelan. Setelah itu pukul 15.12 WIB diberitahu masyarakat terjadi hujan abu yang bercampur dengan air jadi hujan lendut karena saat itu di wialyah kami juga sedang turun hujan air," katanya melalui sambungan telepon, Jumat (8/12/2023).

Hujan abu hampir merata terjadi di seluruh wilayah Desa Tlogolele yang letaknya berbatasanya dengan Kabupaten Magelang. Dia juga menyebutkan hujan abu paling tebal terjadi di dua dusun di Desa Tlogolele, yakni Stabelan dan Takeran. Pasalnya dua dusun itu terletak paling dekat dengan puncak Gunung Merapi di Kabupaten Boyolali. 

3 dari 4 halaman

Dampak Muntahan Awan Panas

"Kalau melihat dari ketebalan dan kepekatan itu terjadi di wilayah Stabelan dan Takeran memang paling pekat hujan air bersama hujan abunya. Tapi kalau di wilayah saya sendiri di Tlogomulyo yang berjarak 7 kilometer dari puncak itu tidak terlalu pekat," ujar Neigen Achtah.

Selain Kabupaten Boyolali, Neigen mengatakan dampak muntahan awan panas juga menyebabkan wilayah tetangganya di Kabupaten Magelang ikut diguyur hujan abu. Daerah yang turun hujan abu letaknya tidak jauh dari Gunung Merapi, yakni di Kecamatan Sawangan dan Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.

"Desa Sengi Kecamatan Dukun, terus di wilayah Tlatar Kecamatan Sawangan. Sedangkand I wilayah Kabupaten Boyolali itu berdasarkan informasi grup relawan itu hanya di wilayah Klakah Bakalan, Stabelan sampai ke bawah di wilayah Tlogolele," jelasnya. 

Sementara itu, setelah Gunung Marapi dan Gunung Marapi, aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) juga terpantau aktif sepanjang Senin, 4 Desember 2023 kemarin. Gunung berapi di tengah laut Selat Sunda itu tercatat meletus empat kali sejak dini hari hingga Senin siang, dengan ketinggian semburan abu vulkanik mencapai 1.500 meter.

4 dari 4 halaman

Gunung Anak Krakatau Juga Meletus

Bahkan letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) semakin tinggi, mencapai 2.000 meter di atas puncak. Dikutip dari Magma Indonesia, aplikasi resmi milik PVMBG, Kementerian ESDM.

Erupsi terjadi pukul 12.41 WIB, abu vulkaniknya berwarna hitam mengarah ke tenggara. Letusan itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 71mm selama 1 menit 50 detik.

Letusan berlanjut pukul 15.54 WIB setinggi 1.000 meter, dengan abu vulkanik berwarna hitam, mengarah ke barat laut. Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 54mm selama 36 detik. 

Erupsi berlanjut pukul 16.15 wib dengan ketinggian semburan abu vulkanik mencapai 2.000 meter di atas puncak, mengarah ke barat laut, amplitudo maksimum 59mm selama 1 menit 33 detik. Menjelang malam, letusan Gunung Anak Krakatau kembali terjadi pukul 18.13 WIB, dengan ketinggian 1.000 meter di atas puncak.

Kolom abu berwarna hitam, amplitudo maksimum 70mm dan berlangsung selama 47 detik. Selang empat menit, atau sekitar pukul 18.17 WIB, erupsi kembali terjadi setinggi 1.500 meter, kolom abu berwarna hitam, mengarah ke barat laut, amplitudo maksimumnya 73mm selama 1 menit 14 detik. Kemudian nampak sinar api setinggi 50 meter.

Letusan terus berlanjut pukul 20.06 WIB dan terlihat sinar api setinggi 300 meter. Ketinggian semburan abu vulkanik berwarna hitam mencapai 1.000 meter mengarah ke barat laut. Erupsi itu beramplitudo maksimum 60mm selama 1 menit 9 detik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat