, Jakarta - Pentingnya peningkatan pendidikan di Indonesia kini menjadi isu yang semakin mendesak. Nisa Felicia, Direktur Eksekutif Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK), berpendapat bahwa keinginan seseorang untuk belajar sangat dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu kemampuan dan kemauan.
Nisa juga membahas tentang Program for International Student Assessment (PISA), yang merupakan tes internasional yang diikuti oleh siswa berusia 15 tahun dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Tes ini menilai kemampuan siswa dalam membaca, matematika, dan sains, dan hasilnya sering digunakan untuk membandingkan kualitas pendidikan antar negara.
Baca Juga
"Anak-anak 15 tahun dinilai kemampuan literasi, numerasi, literasi science, dan beberapa kemampuan lain. Belajar di luar sekolah atau setelah lulus, maka kita bicara tentang dua konsep. Satu, self regulated learning dan keduanya, lifelong learning," ucapnya saat sesi Ngobrol Publik #2 "Belajar Tak Hanya di Sekolah" di Pos Bloc, Jakarta Pusat, Sabtu, 29 Juli 2023.
Advertisement
Self-regulated learning, atau belajar mandiri, memiliki kaitan erat dengan kemandirian seorang siswa. Salah satu aspek penting dari belajar mandiri adalah literasi. Literasi bukan hanya tentang kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup pemahaman dan interpretasi informasi, penyelesaian masalah, dan keterampilan berpikir kritis.
Nisa mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil tes PISA, masih ada sekitar 70 persen siswa Indonesia yang memiliki tingkat literasi di bawah standar minimum yang ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa banyak siswa yang menghadapi kesulitan dalam memahami, menganalisis, dan menggunakan informasi secara efektif, yang bisa mempengaruhi kemampuan mereka untuk belajar secara mandiri.
"Literasi itu berbicara tentang kemampuan dan kemauan. Karena keduanya itu rendah, anak-anak cenderung melihat 'Ah aku gak pinter matematika, ngapain aku belajar matematika?' Akhirnya mereka gak melatih kecerdasan itu padahal kecerdasan bisa dilatih," jelas Nisa.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Guru Galak Tujuannya Baik
![Belajar Tak Hanya di Sekolah](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/1FRe3f_YeALkRKbJN06io5lAyoA=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4519137/original/002660600_1690712659-WhatsApp_Image_2023-07-30_at_16.14.54_2.jpg)
Dalam penjelasannya, Nisa memberi penekanan pada konsep 'growth mindset', atau pola pikir pertumbuhan. Konsep ini, yang pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Carol Dweck, merujuk pada keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan bisa berkembang dan ditingkatkan melalui usaha dan belajar, bukan hanya merupakan bakat atau sesuatu yang ditentukan sejak lahir.
Sayangnya, menurut Nisa, kurang dari 30 persen anak Indonesia memahami konsep ini. Banyak anak yang masih percaya bahwa kecerdasan adalah bakat, dan bahwa kemampuan mereka sudah ditentukan sejak lahir. Pandangan ini bisa menghambat motivasi mereka untuk belajar dan berkembang, karena mereka mungkin merasa bahwa tidak ada gunanya berusaha jika mereka merasa tidak 'pintar'.
"Guru-guru yang galak itu sebenarnya sedang mengasah growth mindset kita untuk percaya bahwa kita bisa. Namun, kurang dari 30 persen yang percaya bahwa kecerdasan bisa dikembangkan," kata Nisa.
Menurut hasil tes PISA, anak-anak Indonesia cenderung memiliki 'self-efficacy' yang rendah dibandingkan dengan anak-anak dari 61 negara lain yang ikut serta dalam tes tersebut. 'Self-efficacy' adalah keyakinan seseorang tentang kemampuannya untuk mencapai hasil tertentu atau melakukan tugas tertentu. Dalam konteks ini, anak-anak Indonesia tampak kurang percaya bahwa mereka dapat berkontribusi terhadap perubahan.
"Pertanyaannya adalah bagaimana sekolah bisa menyiapkan fasilitas untuk anak-anak mau belajar di luar sekolah, karena dorongan belajar di luar sekolah membawa impact yang besar untuk pendidikan anak," ucap Nisa.
Advertisement
Belajar dari Merantau
![Belajar Tak Hanya di Sekolah](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/qKs3AKRobAnDw1c9TxbsC03meIc=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4519138/original/036706600_1690712659-WhatsApp_Image_2023-07-30_at_16.14.53_3.jpg)
Ahmad Fuadi, penulis novel populer trilogi "Negeri 5 Menara", membagikan wawasan uniknya tentang belajar di luar lingkungan sekolah. Dia percaya bahwa setiap aspek kehidupan, dari hal-hal sepele hingga peristiwa besar, dapat menjadi sumber pembelajaran yang berharga.
Sebagai penulis, Ahmad memandang dunia melalui lensa yang berbeda. Dia berpendapat bahwa sensitivitas terhadap lingkungan sekitar dan pengalaman pribadi sangat penting untuk menulis. Sensitivitas ini memungkinkannya untuk menangkap dan menyimpan memori, merasakan emosi, dan menarik pelajaran dari setiap pengalaman. Kemudian, dia menggunakan semua ini sebagai bahan untuk tulisannya.
"Salah satu sekolah hidup adalah merantau. Merantau itu keluar dari zona nyaman. Kita struggle di sana, tapi itu jadi bahan untuk menulis. Jadi, seumur hidup sih belajar itu," kata Ahmad saat sesi Ngobrol Publik #2 "Belajar Tak Hanya di Sekolah" Belajaraya 2023 di Pos Bloc, Jakarta Pusat pada Sabtu, 29 Juli 2023. Dia percaya salah satu pengalaman yang memberi pengaruh besar dalam hidup dan karirnya adalah dengan merantau.
Ahmad menunjukkan keprihatinannya terhadap pemahaman banyak anak Indonesia yang menganggap belajar sebagai proses yang hanya bertujuan untuk lulus ujian sekolah. Menurutnya, perspektif ini membatasi ruang dan potensi belajar, karena belajar seharusnya bukan hanya tentang menghafal informasi untuk ujian, tetapi lebih pada pemahaman mendalam, penemuan baru, dan pengembangan keterampilan dan wawasan.
"Ujian itu untuk belajar, bukan sebaliknya," pungkas Ahmad.
Selanjutnya, Ahmad menegaskan bahwa perubahan dalam pendidikan tidak harus datang dari pemangku kepentingan dengan wewenang atau kekuasaan. Sebaliknya, setiap individu, baik guru, siswa, atau orang tua, dapat memainkan peran dalam mendorong perubahan, contoh kecilnya, bisa dimulai dari ruang kelas.
Upaya Peningkatan PISA Indonesia
![Abhay Saboo, co-founder dari startup teknologi pendidikan (edutech), CoLearn](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/BRZ2BsWBMF6E78QEa357VLt9fwo=/640x853/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4023496/original/050907000_1652670637-WhatsApp_Image_2022-05-09_at_11.47.18_AM.jpeg)
Sementara itu, dilansir dari kanal Tekno pada 16 Mei 2022, Abhay Saboo, co-founder dari startup teknologi pendidikan (edutech), CoLearn, mengungkapkan ia dan para pendiri perusahaan ingin meningkatkan ranking PISA Indonesia.
Menurut Abhay, dalam keterangan resminya, dikutip Senin (16/5/2022), sebagai negara dengan populasi terbanyak ke empat di dunia, Indonesia memiliki potensi yang menjanjikan untuk menjadi "hub" inovasi teknologi di masa depan.
Namun, potensi ini sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusia (SDM) di dalam negeri. Peningkatan kapabilitas SDM dinilai masih harus jadi agenda prioritas pemerintah.
Dalam laporan UNICEF Indonesia tentang Situasi Anak di Indonesia tahun 2020, tes PISA OECD 2018 menemukan, hanya 30 persen anak usia 15 tahun yang mencapai atau melampaui tingkat kompetensi minimal untuk membaca dan 29 persen untuk matematika. Secara ranking, Indonesia pun berada di peringkat terbelakang, yakni di peringkat ke-6, ke-7, dan ke-9 dari bawah, dari total 79 negara.
Dari situ, Abhay membangun program pendidikan anak usia dini dan mengajak Marc Irawan untuk ikut serta. Misi para founder Co-Learn adalah untuk membawa Indonesia ke top 50 persen ranking PISA.
![infografis hari pendidikan nasional](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/jjNOqLT3_RrfbzhOu2rdzu4f7PU=/640x853/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1221805/original/037318500_1462191340-Infografis_Hari_pendidikan_Nasional_1_.jpg)
Terkini Lainnya
Biaya Kuliah Makin Mahal, Hal Ini Bisa jadi Solusi
Gelar Open Day 2024, Monash University Indonesia Berikan Kesempatan Generasi Muda Tingkatkan Keterampilan
Pertamina Foundation Raih Tiga Penghargaan untuk Pemberdayaan Masyarakat dan Pelestarian Lingkungan
Guru Galak Tujuannya Baik
Belajar dari Merantau
Upaya Peningkatan PISA Indonesia
Pendidikan
PISA
kualitas pendidikan
literasi
kecerdasan
sekolah
Rekomendasi
Gelar Open Day 2024, Monash University Indonesia Berikan Kesempatan Generasi Muda Tingkatkan Keterampilan
Pertamina Foundation Raih Tiga Penghargaan untuk Pemberdayaan Masyarakat dan Pelestarian Lingkungan
Penerima Beasiswa LPDP Tingkatkan Literasi Anak di Daerah 3T
Tingkatkan Profesionalitas, Ratusan Guru di Sukamara Kalteng Dilatih Implementasikan Kurikulum Merdeka
Data KIP Kuliah Terkunci, Kemendikbud Diminta Lindungi Mahasiswa
Kota Jababeka jadi Magnet Ekspatriat Korea Berinvestasi dan Berbisnis
Usia Bukan Hambatan, Wanita 105 Tahun Raih Gelar Master di Stanford University AS
Wakil Grand Syaikh Universitas Al-Azhar Temui Menag, Bahas Penguatan Kerja Sama Pendidikan
Kecurangan PPDB Terus Berulang, Ketua Komisi X Usul Sekolah Amanat Undang-Undang
Copa America 2024
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Uruguay vs Brasil, Segera Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Maju Pilkada 2024, Eman Suherman Berkomitmen Tulus Bantu Warga Majalengka
KPU Diminta Perkuat Iman Usai Tercoreng kasus Asusila Hasyim Asy'ari
Lumayan! Ini Besaran Gaji PPS Pilkada 2024 dan Masa Kerjanya, Simak Cara Daftarnya
Bawaslu Sulut Pastikan Pengungsi Gunung Ruang Punya Hak Pilih dalam Pilkada 2024
Nadiem Makarim Masuk Daftar Usulan Cagub DKI dari PSI Jakut
Hasil Mukerwil DPW PPP Sulsel: Dukung Kepemimpinan Mardiono hingga Sepakat Sukseskan Pilkada 2024
TOPIK POPULER
Populer
Dinilai Gandeng Penjahat Seksual, Kolaborasi Terbaru Jennie BLACKPINK dengan Adidas Dikritik
Mengulik Kebo Bule, Salah Satu Daya Tarik Perayaan Malam 1 Suro Bagi Warga
Viral Transformasi Wajah Mahalini karena Bentuk Hidung dan Mata Berubah, Warganet Sebut Mirip Chelsea Idola Cilik hingga Alyssa Daguise
Dorong Praktik Refill Produk Kecantikan demi Tekan Volume Sampah Kemasan
Tanpa Kate Middleton, Pangeran William Eksis di Serial Dokumenter tentang Tunawisma di Inggris
Pelita Air Tanam 10 Ribu Pohon, Diperkirakan Bisa Serap Emisi Karbon hingga 150 Ton per Tahun
Cetak Sejarah, Puteri Indonesia Harashta Haifa Zahra Raih Gelar Miss Supranational 2024
6 Potret Harashta Haifa Zahra di Miss Supranational 2024, Cetak Prestasi Tertinggi untuk Indonesia
Hubungan Pangeran Harry dan Meghan Markle Disebut Mulai Retak Akibat Bisnis Tak Berjalan Mulus
Kepolisian Bakal Blokade Jalan 4 Hari demi Pernikahan Mewah Anant Ambani dan Radhika Merchant, Warga Mumbai India Ngamuk
Euro 2024
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Tampil Kompak, Ini 7 Potret Andrea Dian dan Ganindra Bimo Nonton Euro 2024 di Jerman
Top 3: Zodiak yang Paling Suka Traveling
Top 3 Berita Bola: Prancis Rebut Tiket Semifinal Euro 2024 usai Menang Dramatis atas Portugal Lewat Adu Penalti
Berita Terkini
Jokowi Khawatir Dampak Perubahan Iklim, PAN Komitmen Percepat Transisi Energi
Astronot NASA Keluar dari Simulasi Misi Mars Setelah Bertahan 378 Hari
Ustad di Makassar Disekap dan Dianiaya, Polisi Tangkap 5 Terduga Pelaku
Beda dengan Pemerintah, PBNU Tetapkan 1 Muharram Jatuh Senin Besok 8 Juli 2024
Festival Bulan Juni 2024 Sukses Digelar di Palembang
Marc Marquez dan Alex Marquez Naik Podium MotoGP Jerman 2024, Sejarah Tercipta di Sachsenring
BSI Jadi Sasaran Hoaks, dari Soal Layanan Sistem sampai Pembagian Hadiah
Waspada Calo, Beli Tiket Penyeberangan Wajib via Aplikasi Ferizy
4 Pasangan Zodiak yang Paling Berpotensi dari Sahabat Jadi Cinta, Kamu Salah Satunya?
6 Momen Hedi Yunus Main ke Rumah Ibu-ibu yang Mengidolakannya Selama 16 Tahun, Sukses Bikin Menjerit Histeris
Wamenkeu Minta Geo Dipa Terus Cari Sumber Energi Panas Bumi Baru
Bangladesh Protes Kualitas Peralatan Militer yang Dibeli dari China di Bawah Standar
Tanpa Kate Middleton, Pangeran William Eksis di Serial Dokumenter tentang Tunawisma di Inggris
4 Permohonan Penduduk Neraka yang Ditolak dan Tak Akan Pernah Terkabul, Na'udzubillah
Perbedaan Peran Fadly Faisal di Vidio Original Series Ular Tangga Dara(h) dan di Switchover