, Jakarta - Pendidikan merupakan tulang punggung masyarakat yang memiliki dampak signifikan terhadap politik, ekonomi, dan kesejahteraan suatu negara. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa juga masih membutuhkan pendidikan sampai akhir hayatnya.
Banyak yang menilai pendidikan di Indonesia belum merata. Salah satu alasannya, karena ada beberapa wilayah di Indonesia yang tingkat sumber daya manusianya masih rendah yang dipicu kurangnya akses pendidikan ke wilayah-wilayah yang jauh dari jangkauan seperti di Papua. Belum lagi media pembelajaran belum memadai.
Ssstem pendidikan di Indonesia juga dinilai belum menguntungkan guru dan dosen dalam hal kesejahteraan. Itu karena guru dituntut untuk terus mengasah keterampilannya dan meningkatkan kualifikasi tetapi gaji yang diterima juga kerap tidak sepadan dengan tuntutan hal ini menjadikan terbatasnya guru atau pengajar.
Advertisement
Penilaian itu senada dengan pendapat Kepala Bidang Advokasi P2G (Perhimpunan Pendidikan dan Guru) Iman Zanatul Haeri. Menurut pria yang biasa disapa Kang Iman ini, dalam arti pemerataan akses terhadap pembelajaran berkualitas, P2G menilai masih belum merata. Jumlah guru ASN yang mampu direkrut hanya sampai 500 ribu selama dua tahun terakhir. Padahal sampai 2023, Indonesia masih butuh 1,3 juta guru ASN. Ini baru soal ketersediaan, belum bicara kualitasnya.
P2G menilai ada banyak faktor yang membuat pendidikan di Indonesia masih belum merata. "Pertama dari segi pembiayaan. Negara jangan lepas tanggung jawab. UU Cipta Kerja mendorong liberalisasi pendidikan. Baru-baru ini Kementerian Keuangan akan mempajaki sembako Pendidikan," terang Iman lewat pesan pada , Kamis, 18 Mei 2023.
Padahal anggaran pendidikan pada 2023, tambah Iman, cukup besar. Dari sekitar Rp614 triliun yang tersedia, untuk Kemdikbudristek Rp80,22 triliun. Tapi, P2G belum melihat anggaran ini menetas pada kesejahteraan guru dan dosen.
"Kedua, peningkatan kualitas pendidikan. Namun kualitas tidak akan meningkat kalau ketersediaan guru saja tidak terpenuhi. Sedangkan, baru-baru ini kita melihat para dosen yang nasib kesejahteraannya tidak kurang memprihatinkan," ujar Kang Iman.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Dampak Kesenjangan Pemerataan Pendidikan
Untuk itu, P2G berharap pemerintah mulai mengevaluasi kebijakan pendidikannya tahun ini, seperti Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka. Ia mempertanyakan tingkat efektivitasnya untuk tingkat dasar dan menengah atas, dan kontribusi program Kampus Merdeka terhadap dunia keilmuan, riset dan inovasi.
Sejauh ini, ada beberapa dampak kesenjangan atau kurangnya pemerataan Pendidikan di Indonesia. Salah satunya berujung pada ketidakadilan struktural. Kalangan terdidik bertumpuk di kota-kota besar dan sedikit yang mau mengajar di daerah terpencil. Dalam hal ini, dukungan Pemda sangat krusial karena kewenangan pendidikan dasar, menengah dan atas ada di Pemda kabupaten atau kota dan Pemprov.
"Ini belum bicara soal pendidikan sebagai investasi yang dampaknya adalah 10-20 tahun ke depan. Apalagi kita akan menyongsong bonus demografi, jangan sampai bonus ini malah jadi malapetaka pengangguran," tuturnya.
Ada berbagai hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah pemerataan pendidikan menurut P2G. Berdasarkan apa yang dibanggakan Mendikbudristek Nadiem Makarim di PBB beberapa waktu silam, sepertinya pemerintah berharap teknologi pendidikan akan mempercepat pemerataan pendidikan. Caranya dengan mempekerjakan 400 tim bayangan untuk membuat beragam aplikasi bagi guru, sekolah dan pembelajaran.
"Namun kenyataannya tidak seperti itu. Beragam aplikasi dari kementerian tidak terintegrasi sehingga menambah beban administrasi bagi guru dan sekolah. Misalnya, mengandalkan Platform Merdeka Mengajar (PMM) untuk memperluas dan mempercepat sosialisasi kurikulum Merdeka," kata Iman.
Advertisement
Menjangkau Daerah Terpencil
"Di lapangan justru banyak guru yang kebingungan. Karena tidak semua bahan kurikulum bisa disosialisasikan hanya dengan fitur aplikasi. Apalagi daerah terpencil, maka jika kementerian mengandalkan PMM sebagai garda depan perubahan kurikulum, maka mereka yang terpencil susah listrik dan nirkoneksi akan makin kesulitan mengakses bahan kurikulum," sambungnya.
Iman menambahkan, seharusnya disediakan opsi lain alternatif, seperti pelatihan langsung dan kiriman bahan-bahan kurikulum secara fisik. Meskipun PMM diklaim sudah dipakai lebih dari 1 juta guru, angka itu hanya dihitung berdasarkan seberapa banyak platform ini diunduh.
Angka ini menurut P2G tidak representatif karena di lapangan banyak guru mengunduhnya karena ditagih oleh kepala sekolah dan dinas pendidikan setempat untuk segera install. Tak hanya pemerintah dan stakeholder, masyarakat juga bisa membantu pemerataan pendidikan di Indonesia.
"Pertama, saling mengawasi pendanaan pendidikan dari tingkat pemerintah pusat hingga persekolahan. Yang kedua, memberikan masukan dan aktif terlibat dalam mendukung agenda pendidikan secara mikro dan makro," pungkas Iman.
Sementara itu, menurut pengamat Pendidikan Doni Koesoema, untuk mengatasi masalah pemerataan Pendidikan harus lebih dulu melihat data-data akses pendidikan sejauh ini. Data yang dimaksud adalah tentang APM (Angka Partisipasi Murni) dan APK (Angka Partisipasi Kasar) di Dikdasmen (Pendidikan Dasar dan Menengah). Sejak era Nadiem Makarim, menurut Doni, agak sulit mendapatkan data-data terbaru.
Akses Pendidikan Prasekolah
"Neraca Pendidikan Daerah dihentikan di era Nadiem. Saya hanya punya data sampai 2018 atau sebelum pandemi. Dari data tersebut, APK anak-anak SD sudah diatas 100 persen. Tapi ini kan sebelum pandemi, saat pandemi banyak anak putus sekolah,” ungkap Doni pada , Jumat, 19 Mei 2023.
Sedangkan, akses anak-anak pra sekolah sekitar 38 persen. Artinya, banyak anak yang tidak ada akses PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) tapi langsung masuk SD. Saat seorang anak sudah masuk SD, mereka sekarang diharapkan sudah bisa baca. Hal ini tidak bisa dipenuhi oleh anak yang tidak menempuh PAUD maupun pendidikan prasekolah lainnya.
Untuk akses SMK, menurut Doni, sekitar 80 persen. Artinya masih ada 20 persen siswa Indonesia tak bisa mengakses SMK. Untuk SMA sekitar 89 persen. Berarti ada 11 persen yang tidak lanjut sekolah di tingkat SMA.
"Jadi untuk mengetahui sekaligus menyelesaikan masalah pemerataan pendidikan di Indonesia, kita harus kumpulkan data-datanya lebih dulu. Data-data ini penting untuk publik agar kita tahu kondisi pendidikan di Indonesia," tutur Doni.
Terkini Lainnya
Dampak Kesenjangan Pemerataan Pendidikan
Menjangkau Daerah Terpencil
Akses Pendidikan Prasekolah
Akses Pendidikan
Pendidikan di Indonesia
Pemerataan
Pendidikan
guru
Kemdikbudristek
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Cerita Akhir Pekan
Euro 2024
Tekel Keras Gelandang Jerman Akhiri Kiprahnya di Euro 2024, Pedri Kirim Pesan pada Toni Kroos
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Uruguay vs Brasil, Segera Dimulai
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Alur Pilkada Serentak 2024, Catat Kapan Penyelenggaraannya
Pilkada Jakarta 2024, Suku Betawi Usulkan 5 Nama
Maju Pilkada, Sekda Kabupaten Tangerang Pamit Pensiun Dini
Ketum PSI Kaesang Bakal Kunjungi Kantor DPP PKS Sore Ini, Bahas Pilkada?
Coklit Pantarlih Pilkada 2024, Ketahui Pengertian dan Jadwal Pelaksanaannya
DPD PSI Jakbar Usul Kaesang hingga Deddy Corbuzier Maju Pilgub Jakarta 2024
TOPIK POPULER
Populer
Mengenal Metode 2-2-2 yang Diviralkan di TikTok, Kombinasi Diet dan Olahraga untuk Turunkan Berat Badan
Dinilai Gandeng Penjahat Seksual, Kolaborasi Terbaru Jennie BLACKPINK dengan Adidas Dikritik
Margot Robbie Hamil, Pakai Crop Top Pamer Perut Buncit Saat Liburan di Italia
Tanpa Kate Middleton, Pangeran William Eksis di Serial Dokumenter tentang Tunawisma di Inggris
Viral Transformasi Wajah Mahalini karena Bentuk Hidung dan Mata Berubah, Warganet Sebut Mirip Chelsea Idola Cilik hingga Alyssa Daguise
Turis Indonesia Rugi hingga Rp20 Juta Saat Liburan ke Jepang, Beri Saran Pesan Tiket Pesawat Lintas Kota dan Riset Destinasi
Makan Sambil Berfoto Estetis di Restoran Serba Kapal di Tepi Sungai Mahakam Samarinda
Potret Han So Hee Kembali Potong Rambut Pendek Setelah 3 Tahun Panjang, Dipuji Makin Cantik
Spanyol Segera Rilis Paspor Porno Digital yang Berlaku 30 Hari, Apa Fungsinya?
Pemandangan Langka bagi Turis, Penjaga Gerbang Istana Buckingham Inggris Menangis Saat Bertugas
Pegi Setiawan
Polda Jabar Segera Jalankan Putusan Hakim PN Bandung: Bebaskan Pegi Setiawan
Pegi Setiawan Segera Dibebaskan, Pengacara Akan Jemput ke Rutan Polda Jabar
Hakim Putuskan Pegi Setiawan Bebas, Polda Jabar Bakal Cari Pembunuh Vina Sebenarnya?
Hakim PN Bandung Sebut Penetapan Tersangka Pegi Setiawan Tidak Cukup Bukti
Polda Jabar: Hakim Tidak Menyebutkan Ganti Rugi, Hanya Hentikan Penyidikan dan Bebaskan Pegi Setiawan
Patuhi Putusan Praperadilan, Polda Jabar Segera Bebaskan Pegi Setiawan
Berita Terkini
Bocoran Terbaru Galaxy Buds3 Pro: Desain Mirip AirPods dengan Casing Transparan yang Futuristik!
Agensi Konfirmasi HyunA dan Yong Junhyung Akan Menikah pada Oktober 2024
Polda Jabar Segera Jalankan Putusan Hakim PN Bandung: Bebaskan Pegi Setiawan
Jangan Lewatkan FTV Kisah Nyata Spesial di Indosiar, Senin 8 Juli 2024 Via Live Streaming Pukul 14.00 WIB
8 Momen Rangkaian Pernikahan Clarissa Putri dari Siraman hingga Resepsi, Fadil Jaidi Hadir
Jokowi Bersyukur Ekonomi Indonesia Tetap Tumbuh 5% saat Global Melambat
PKS Resmi Usung Murad Ismail-Michael Wattimena di Pilkada Maluku
Investor Tunggu Kepastian Pemerintahan Prabowo-Gibran, Saham BBNI Diyakini Tetap Cuan
Mitsubishi Bangkitkan Lagi Pajero dengan Desain Mewah, Siap Bertarung dengan Range Rover
Melihat Hari Pertama Masuk Sekolah di SDN 01 Grogol Selatan Jakarta
Kakinya Sudah Sehat, Prabowo Pamer Jurus Silat dan Temui Jokowi di Istana
Alur Pilkada Serentak 2024, Catat Kapan Penyelenggaraannya
Mengenal Jean-Luc Melenchon Pemimpin Sayap Kiri yang Partainya Unggul dalam Pemilu Prancis 2024
Kontroversi Kontestan Ajang Kecantikan Singapura, Dirujak Warganet karena Dianggap Tak Ada yang Cantik
Bisa Kurangi Beban Rutan dan Lapas, Pidana Kerja Sosial Perlu Perhatian Khusus Pemerintah