, Jakarta - Sebuah studi yang dilakukan di University of Leuven, Belgia mencatat bahwa anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh ketat dapat mengembangkan depresi di kemudian hari.
Dipresentasikan pada Kongres European College of Neuropsychopharmacology (ECNP) ke-35 di Wina, Austria oleh psikiater dan peneliti utama, Dr Evelien Van Assche, dilaporkan bahwa pengasuhan yang ketat dapat mengubah cara tubuh membaca DNA anak-anak.
Advertisement
Baca Juga
"Kami menemukan bahwa pola asuh yang keras, dengan hukuman fisik dan manipulasi psikologis, dapat memperkenalkan serangkaian instruksi tambahan tentang bagaimana gen dibaca untuk jadi terprogram ke dalam DNA," paparnya, dilansir dari Says, Minggu, 27 November 2022.
Ia menyambung, "Kami memiliki beberapa indikasi bahwa perubahan ini sendiri dapat memengaruhi anak mengembangkan depresi. Ini tidak terjadi pada tingkat yang sama jika anak-anak memiliki pendidikan yang mendukung."
Demi melakukan tes, peneliti memilih 21 remaja yang berasal dari rumah tangga dengan "pengasuhan yang baik." Itu mereka bandingkan dengan 23 remaja yang dibesarkan dengan "pengasuhan yang keras."
Sebagai contoh untuk penelitian mereka, dilaporkan bahwa remaja yang berasal dari kategori "pengasuhan yang baik" memiliki orangtua yang mendukung dan memberi otonomi pada anak-anaknya. Di sisi lain, kelompok "pengasuhan yang keras" diduga menunjukkan tanda-tanda perilaku manipulatif, hukuman fisik, dan aturan ketat yang berlebihan.
Semua remaja berusia antara 12 dan 16, dengan usia rata-rata 14 tahun untuk kedua kelompok. Seperti yang ditemukan, mereka yang mengalami pola asuh anak yang keras menunjukkan tanda-tanda depresi awal dan subklinis.
Jangan sepelekan depresi. Masalah kesehatan mental ini harus diatasi dengan benar. Yuk ikuti cara mudah mengatasi depresi, simak video berikut ya..
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Menggunakan Teknik Ilmiah
![Depresi atau Gangguan Cemas](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/cTmTMgqE0qvqEJTP6LRC0R11v00=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3585825/original/081009600_1632816391-pexels-photo-6788686.jpeg)
Menggunakan teknik ilmiah pemetaan genom, ditemukan bahwa mereka yang dibesarkan oleh "orangtua yang keras" menunjukkan peningkatan tingkat metilasi. Itu merupakan suatu proses biokimia dalam DNA yang terkait dengan depresi.
Para peneliti mengukur berbagai metilasi di lebih dari 450 ribu tempat di DNA setiap remaja, menemukan jumlah yang lebih tinggi pada mereka yang dibesarkan dengan orangtua yang keras. Menurut Dr Van Assche, sementara DNA tetap sama, kelompok kimia tambahan dari metilasi memengaruhi bagaimana instruksi DNA dibaca, sehingga berdampak pada kecenderungan depresi.
"Mereka yang melaporkan pengasuhan yang lebih keras menunjukkan kecenderungan depresi, dan kami percaya bahwa kecenderungan ini telah dimasukkan ke dalam DNA mereka melalui peningkatan variasi dalam metilasi," ia mengungkap.
Ia menyambung, "Kami sekarang melihat apakah kami dapat menutup lingkaran dengan menghubungkannya dengan diagnosis depresi selanjutnya dan mungkin menggunakan variasi metilasi yang meningkat ini sebagai penanda, untuk memberikan peringatan awal tentang siapa yang mungkin berisiko lebih besar terkena depresi sebagai akibat dari pola asuh orangtua mereka."
Advertisement
3 Pola Asuh Anak
![Depresi Menjadi Penyebab Umum Tindakan Bunuh Diri](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/XGgJpBD5jG62LbCMmbQeFNxwTx8=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3152904/original/070386700_1592208404-emotional-young-woman-was-depressed-sofa_1150-15515.jpg)
Meski penelitian dilakukan sehubungan dengan pola asuh yang ketat, Dr Van Assche menyatakan bahwa segala bentuk stres yang signifikan juga dapat berkontribusi pada anak-anak yang mengalami depresi di kemudian hari.
Mengomentari temuan ini, Profesor Christiaan Vinkers dari Departemen Psikiatri di Pusat Medis Universitas Amsterdam mencatat bahwa pentingnya memahami kejadian masa kanak-kanak yang dapat membawa kerusakan permanen pada orang dewasa di masa depan.
"Ini adalah pekerjaan yang sangat penting untuk memahami mekanisme bagaimana pengalaman buruk selama masa kanak-kanak memiliki konsekuensi seumur hidup bagi kesehatan mental dan kesehatan fisik," tuturnya. "Ada banyak keuntungan jika kita dapat memahami siapa yang berisiko, tapi juga mengapa ada efek yang berbeda dari pengasuhan yang ketat."
Tidak ada buku manual untuk jadi orangtua, ditambah pola asuh tercatat berkembang seiring zaman, maka ilmunya harus terus diperbaharui.
Dokter spesialis anak, dr. Citra Amelinda, Sp.A, M.Kes, IBCLC, menyebut bahwa setidaknya ada tiga pola asuh anak. Pertama, otoriter. "Ini kebanyakan manut pada apa kata orangtua. Apa yang boleh dan tidak boleh (dilakukan dalam mengasuh anak)," katanya dalam acara virtual "Hari Anak Nasional 2022, Tokopedia Gandeng Dokter Anak Bagi Tips Tingkatkan Kualitas Pola Asuh," 22 Juli 2022.
Meningkatkan Kualitas Pengasuhan Anak
![Memberi Nasihat dan Dukungan](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/MI1dfrIYngOiZ8UVYiAcKhYl9XM=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3167646/original/061119100_1593604535-calm-asian-little-children-hugging-mother-while-woman-4473785.jpg)
Kedua, neglect. Ini, dr. Citra menjelaskan, merupakan kebalikan dari otoriter, yang mana orangtua mengikuti semua mau anak. Ia berkata, "Ini biasanya diterapkan orangtua yang merasa bersalah pada anak. Misalnya, bekerja seharian, merasa bersalah karena tidak menemani dan memberikan yang terbaik untuk anak."
Terakhir, ini merupakan pola asuh terbaik menurut dr. Citra: responsive parenting. "Karena sudah banyak keluarga kecil yang keluar rumah (tidak tinggal bersama orangtua atau mertua), setiap orangtua sekarang punya cara masing-masing dalam mengasuh anak mereka," ia mengatakan.
"Responsive parenting adalah pola asuh terbaik, karena orangtua responsif terhadap apa yang anak butuhkan, bukan apa yang mereka mau. Dalam prosesnya, anak akan diajak berdiskusi," tuturnya. "Mengasuh tanpa berdiskusi akan membuat anak berkembang tidak sesuai kompetensi mereka."
Selain menerapkan pola asuh responsif, dr. Citra juga berbagi tips meningkatkan kualitas pengasuhan anak. Pertama, terlibat di kegiatan anak. Kemudian, dampingi anak saat ia menghadapi masalah. Terakhir, pastikan asupan anak berimbang.
![Infografis Peranan Penting Orang Tua dalam Pengasuhan Anak (Parenting)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/BJuT8ILl9wyXpMgKlF2o2_JLK-o=/640x853/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4167557/original/057020000_1663838061-Infografis_Peranan_Penting_Orang_Tua_dalam_Pengasuhan_Anak__Parenting__Source_Kementerian_Sosial_RI.jpg)
Terkini Lainnya
Pola Asuh Salah Satu Faktor yang Memengaruhi Kesehatan Mental Anak
6 Artis Ini Pernah Dikritik Netizen Soal Pola Asuh Anak, Jadi Sorotan
6 Cara Pola Asuh Nikita Willy, Sudah Ajarkan Anak Tidur Sendiri
Menggunakan Teknik Ilmiah
3 Pola Asuh Anak
Meningkatkan Kualitas Pengasuhan Anak
Depresi
pola asuh ketat
Pola asuh anak
anak-anak
Parenting
Tips Parenting
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024: Diwarnai Drama Adu Penalti, Kanada Kalahkan Venezuela dan Tantang Argentina di Semifinal
Jadwal Link Siaran Langsung Copa America 2024 Venezuela vs Kanada, Sabtu 6 Juli di Vidio
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Pastikan Hak Politik Penyandang Disabilitas Terjamin di Pilkada 2024, KPU DKI Jakarta Mutakhirkan Data Pemilih
Infografis Bursa Bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur di Pilgub Sumut 2024
Survei TBRC: Jelang Pilkada 2024 Kabupaten Yalimo Papua, Nama Bupati Petahana Unggul
Faldo Maldini Pamitan ke Jokowi Sebelum Maju Pilkada Tangerang
Pilkada Sulteng 2024, PKS Beri Surat Rekomendasi untuk Pasangan Anwar-Reny
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
TOPIK POPULER
Populer
Perempuan Terjebak di Bandara Doha Dapat Tiket Kelas Bisnis Setelah Tak Sengaja Bertemu CEO Qatar Airways
3 Resep Nanas Goreng, Camilan Lezat Mudah Dibuat untuk Temani Santai Akhir Pekan
Restoran Korea Hidden Gem di Jakarta, Ketika Resep Warisan Keluarga Berpadu Nuansa Premium
Tren Belanja di Omnichannel, Kawinkan Pengalaman Online dan Offline
Top 3 Berita Hari Ini: Didesain Didit Hediprasetyo Anak Prabowo, Jersey Kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 2024 Bikin Warganet Malaysia
Lukisan Gua Prasejarah Berusia 51.200 Tahun dari Sulawesi Indonesia Jadi Temuan Seni Naratif Tertua di Dunia
Bella Saphira Lebih Bangga Unggah Kuliner Lokal daripada yang Mewah dan Pemilih Saat Terima Endorse
Jaksa Sebut Dior dan Armani Jual Tas Puluhan Juta Rupiah Buatan Pekerja Migran yang Dibayar Hanya Rp30 Ribu per Jam
Uber di Eropa Kini Bisa Sewa Kapal hingga Perahu Limousine untuk Wisata, Berapa Tarifnya?
Brand Skincare Lokal Menjamur, Apakah Bikin Loyalitas Konsumen Menurun?
Euro 2024
Keriuhan Suporter Prancis Sambut Kemenangan Les Bleus atas Portugal
Akhir Tragis Karier Toni Kroos Bersama Timnas Jerman
Prediksi Euro 2024 Inggris vs Swiss: 3 Singa Terancam Kuda Hitam
Gusur Portugal, Prancis Tantang Spanyol di Semifinal Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Berita Terkini
Gerindra Usung Riza Patria-Marshel Widianto Untuk Pilkada Tangsel
Cerita Klaster Bunga Bratang Binaan BRI di Kota Surabaya yang Terus Berkembang dan Punya Tempat Usaha Nyaman
Top 3: Daftar Makanan Penurun Gula Darah yang Cocok Dikonsumsi Orang dengan Diabetes
Pemimpin Hizbullah dan Hamas Bahas Gencatan Senjata Gaza, Bagaimana Peluangnya?
21 Cara Buat Name Tag MPLS, Inspirasi untuk Tampil Beda
Periode September 2022-Maret 2023, Pemerintah Klaim Jumlah Penduduk Miskin di Jawa Barat Turun
Top 3 Berita Bola: Termasuk Raphael Varane, Ini 4 Mantan Pemain Manchester United yang Bisa Direkrut Gratis di Musim Panas 2024
Praz Teguh Sempat Ditahan di Imigrasi Thailand, Diduga Jadi Korban Rasisme
Cek Fakta: Satir Biksu Berusia 300 Tahun Ditemukan di Malang
Perjuangkan Kesejahteraan Pekerja, Kemnaker Ajak Stakeholders Cegah Kekerasan Seksual di Tempat Kerja
Kasus Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari, PKS: Pemilu Kita Kontroversial dan Dipimpin Ketua Bermoral Buruk
Luhut: Pajak 200% Bukan Hanya Barang dari China
Kunjungi Shanghai International Training Center, Menaker Ida Fauziah Sebut Ada Potensi Kerja Sama