, Banyumas - Secara berurutan, bencana alam berupa gempa bumi dan letusan gunung berapi melanda sejumlah daerah di Indonesia. Dimulai dari gempa Cianjur, Garut, erupsi Gunung Semeru, dan baru saja terjadi, gempa cukup besar di Jember, Jawa Timur.
Bagi ilmuwan, gempa bumi adalah fenomena alam yang lumrah. Sebab, Indonesia berada di wilayah yang memang rawan gempa, tsunami dan letusan gunung berapi.
Berada di jalur cincin api pasifik, Indonesia memiliki puluhan gunung berapi. Beberapa di antaranya sangat aktif. Misalnya, Gunung Merapi atau Sinabung, yang kerap erupsi.
Advertisement
Baca Juga
Meski dinilai sebagai fenomena alam biasa, namun, ada pula sebagian kelompok masyarakat yang menghubungkan gempa bumi sebagai teguran dan azab. Dalam perspektif ini, bencana yang terjadi adalah hukuman dari Allah SWT untuk kaum yang dilaknat.
Di kalangan yang netral, bencana alam disebut sebagai musibah. Musibah bisa menimpa siapa saja, baik pendosa maupun umat Islam yang taat.
Musibah bisa juga menjadi pensuci, atau pembersih dari segala dosa. Bahkan, orang yang meninggal dalam bencana alam mendapat derajat mati syahid.
Tentu cara pandang ini tak mudah untuk dipertemukan. Artikel yang ditulis oleh Abdul Wahab Ahmad, Wakil Katib PCNU Jember dan Peneliti di Aswaja Center Jember, dengan judul 'Bolehkah Menghubungkan Gempa Bumi dengan Teguran Tuhan?' di NU Online membeberkan pendapat-pendapat berbeda saoal bencana alam ini.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Kisah Pilu Satu Keluarga Tertimbun Longsor di Kebumen
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Bencana Alam Perspektif Ilmiah dan Teologis
Maraknya gempa akhir-akhir ini membuat respons masyarakat terbagi menjadi dua kelompok. Pertama, kelompok yang mengatakan bahwa gempa ini adalah fenomena alam biasa tanpa perlu disangkut pautkan dengan ajaran agama atau teguran dari Tuhan.
Kedua, kelompok yang mengatakan bahwa gempa adalah tindakan Tuhan untuk menghukum manusia yang lalai dari ajarannya. Tampaknya sulit bagi kedua kelompok ini bertemu dalam satu titik sepakat sebab perbedaan paradigma yang saling bertolak belakang. Namun, sebenarnya hal ini dapat digabungkan menjadi suatu pemahaman yang komprehensif
Dari segi ilmiah, Indonesia adalah wilayah rawan gempa sebab beberapa faktor; Keberadaannya di wilayah Cincin Api Pasifik membuat negara ini menjadi ladang gempa bumi. Bukan hanya itu, Sabuk Alpide yang melewati Indonesia juga menyumbang potensi gempa.
Tak ketinggalan, posisi Indonesia juga berada tepat di tengah tumbukan lempeng tiga benua, yaitu Pasifik di arah timur, Indo-Australia di arah selatan dan Eurasia di utara. Satu faktor saja sudah cukup untuk menjadikan suatu kawasan sebagai wilayah rawan gempa, dan kebetulan Indonesia memiliki tiga faktor sekaligus.
Bila melihat fakta ilmiah ini, terlihat bahwa gempa bumi di Indonesia adalah hal wajar dan sama sekali tak berhubungan dengan kejadian apa pun yang dilakukan manusia. Namun kesimpulannya akan berbeda bila kita melihat dari sudut pandang teologis. Dari sudut pandang ini, peristiwa yang dialami manusia seluruhnya adalah bagian dari kehendak Allah yang sudah tercatat seluruhnya di Lauh Mahfudz. Allah berfirman:
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍۢ فِي ٱلْأَرْضِ وَلَا فِيْ أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَٰبٍۢ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌۭ
"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (QS. Al-Hadid: 22).
Dalam hal ini, gempa bumi tak mempunyai status khusus yang berbeda dengan seluruh kejadian lainnya. Tak ada bedanya antara gempa bumi dan tersandung, jatuh, pegal-pegal, tertusuk duri dan seterusnya. Semuanya terjadi atas izin Allah (qadar) dan sudah tercatat proses kejadiannya sejak sebelum alam semesta tercipta (qadla’).
Ini adalah konteks teologis murni yang letaknya ada dalam hati sebagai bagian dari keimanan seorang Muslim. Pertanyaan selanjutnya, apakah ada keterkaitan antara gempa bumi dengan ulah manusia (maksiat)?
Dari sisi teologis, jawabannya bisa saja demikian sebab banyak sekali ayat atau hadits yang memberitakan bahwa kejadian-kejadian yang menimpa manusia bisa diakibatkan sebab ulah buruk manusia itu sendiri.
Allah mengingatkan hambanya dengan banyak cara, salah satunya adalah gempa bumi ini. Lihat misalnya kisah kaum Nabi Luth yang membangkang hingga mendapat bencana alam hebat sebagaimana digambarkan dalam ayat berikut:
فَلَمَّا جَآءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَٰلِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةًۭ مِّن سِجِّيلٍۢ مَّنضُودٍۢ
“Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.” (QS. Hud: 82).
Di beberapa ayat lainnya, Allah juga memerintahkan kita untuk memperhatikan kaum-kaum terdahulu yang berakhir tragis sebab tidak mematuhi ajaran Tuhan. Lihat misalnya:
قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِكُمْ سُنَنٌۭ فَسِيرُوا۟ فِي ٱلْأَرْضِ فَٱنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلْمُكَذِّبِينَ
"Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (QS. Ali Imran: 137)
Advertisement
Bencana Bukan Azab
Namun, apakah setiap bencana gempa bumi atau bencana alam lainnya bisa ditafsirkan sebagai teguran Tuhan?
Jawabannya dengan tegas adalah tidak!, sama sekali tidak!.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, dari aspek teologis tak ada kekhususan dalam hal bencana alam dari kejadian apapun. Bila bicara soal teguran Tuhan, maka teks-teks agama Islam menegaskan bahwa semua hal bisa menjadi bentuk teguran Tuhan.
Sakit, rezeki yang sulit, gagal panen, kematian, dan segala ketidaknyamanan bisa menjadi bentuk teguran Tuhan agar seorang hamba kembali mengingat-Nya. Rasa berat dan enggan untuk beribadah juga bentuk teguran yang paling nyata.
Selain itu, ada juga teguran yang tampak sebagai kenikmatan, misalnya: Kekayaan, kesuksesan dan umur panjang yang disertai meningkatnya jumlah maksiat. Ini semua adalah teguran paling parah yang diberikan Allah kepada hambanya yang sudah terkunci mata hatinya.
Dalam istilah Islam, teguran semacam ini disebut sebagai istidrâj dan ini banyak disinggung dalam Al-Qur’an dan hadits yang menjelaskan kesuksesan orang-orang kafir dan orang-orang dhalim di dunia dan bahwa hukuman bagi mereka ditangguhkan hingga mereka mati.
Jadi, jangan gegabah memvonis bahwa korban gempa bumi adalah orang-orang yang mendapat teguran (azab) dari Allah. Vonis semacam ini dilarang sebab hanya Allah yang tahu rahasia di balik setiap kejadian. Dulu kita bisa tahu bahwa suatu bencana merupakan teguran Tuhan terhadap suatu kaum sebab ada seorang Nabi yang menjelaskannya.
Namun di era ketiadaan Nabi seperti sekarang, kita hanya bisa berprasangka (dhann) dan Al-Qur’an sudah menegaskan bahwa kebanyakan prasangka itu adalah dosa (QS. Al-Hujurat: 12). Justru dalam hadits dijelaskan bahwa orang yang tertimba reruntuhan dan tenggelam adalah orang yang mendapat pahala syahid. Nabi Muhammad ﷺBersabda:
الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ: الْمَطْعُوْنُ وَالْمَبْطُوْنُ وَالْغَرِقُ وَصاَحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيْدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ
“Para syahid itu ada lima, yaitu orang yang mati karena wabah pes (tha’un), orang yang mati karena penyakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang meninggal karena tertimpa reruntuhan, dan orang yang gugur di jalan Allah.” (HR. Bukhari-Muslim).
Sikap kita terhadap sebuah musibah harus dipilah menjadi dua; sikap terhadap diri sendiri dan sikap terhadap orang lain. Ketika diri kita sendiri mendapat musibah, apa pun itu mulai yang ringan hingga berat, maka seyogianya kita introspeksi jangan-jangan itu adalah teguran Tuhan kepada kita sehingga kita bisa berubah menjadi lebih baik dan bersemangat dalam beribadah.
Namun ketika orang lain yang mendapatkan musibah, apa pun itu, maka kita harus melihatnya sebagai fenomena alami (sunnatullah) yang terjadi sebab faktor-faktor natural tanpa membumbuinya dengan aneka prasangka yang menyakitkan bagi korban atau keluarganya, apalagi bila yang terkena musibah bukanlah pelaku maksiat, seperti kebanyakan kasus gempa di Indonesia selama ini.
Dalam hal gempa di Indonesia, kita harus melihat faktor alami penyebab gempa itu apa dan bagaimana cara meminialisasi risiko di masa depan dengan cara-cara yang ilmiah seperti membuat bangunan tahan gempa, penataan pemukiman dan lain sebagainya. Kita juga harus membantu saudara-saudara kita yang tertimpa musibah dengan cara apa pun yang kita bisa, minimal mendoakan kebaikan.
Jangan sampai ada yang gegabah menghubungkan suatu musibah sebagai azab, sebab bisa saja para korban itu mendapat pahala syahid dan justru penonton yang tak tertimpa musibah itulah yang terkena azab Allah berupa istidrâj yang harus dibayar mahal kelak di akhirat. Wallahua'lam. (Abdul Wahab Ahmad, Wakil Katib PCNU Jember dan Peneliti di Aswaja Center Jember.
Tim Rembulan
Terkini Lainnya
Kisah Mengerikan Gempa dan Likuefaksi Hancurkan Kaum Sodom Pelaku Homoseksual di Masa Nabi Luth
Ngeri, 3 Gempa yang Hancurkan Kaum Zalim dan Ingkar Terhadap Nabi
Gempa Cianjur dan Pandangan Bencana Sebagai Azab, Gus Baha: Jangan Sok Suci!
Saksikan Video Pilihan Ini:
Bencana Alam Perspektif Ilmiah dan Teologis
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍۢ فِي ٱلْأَرْضِ وَلَا فِيْ أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَٰبٍۢ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌۭ
فَلَمَّا جَآءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَٰلِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةًۭ مِّن سِجِّيلٍۢ مَّنضُودٍۢ
قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِكُمْ سُنَنٌۭ فَسِيرُوا۟ فِي ٱلْأَرْضِ فَٱنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلْمُكَذِّبِينَ
Bencana Bukan Azab
الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ: الْمَطْعُوْنُ وَالْمَبْطُوْنُ وَالْغَرِقُ وَصاَحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيْدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ
Bencana Banjir
Gempa Cianjur
Gempa
Gunung Semeru
Bencana Alam
Teguran.
Tuhan
azab
Gempa Jember
Rekomendasi
6 Potret Mengerikan Kondisi Rumah Usai Diterjang Tanah Longsor, Bikin Was-Was
Waspada Hoaks Saat Bencana Alam, Ketahui Cara Menghindarinya
Tips Tangkal Hoaks Seputar Bencana dari BMKG
Hindari Hoaks Terkait Bencana, Masyarakat Diminta Cari Informasi dari Sumber Resmi
Kunjungi Kader KB, BKKBN Sulsel Salurkan Bantuan Untuk Korban Bencana Alam di Luwu
Bantu Korban Bencana Banjir dan Longsor Sumbar, Gebu Minang Kirim 9.000 Paket Sembako
Teks Khutbah Jumat: Sikap Bijaksana Seorang Muslim dalam Menghadapi Musibah
BNI Berikan Bantuan Rp 500 Juta ke Korban Bencana Alam Sumbar
4 Arahan Pj Gubernur Sulsel Demi Jaga Lingkungan Dan Cegah Bencana Alam
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Copa America 2024: Laga Brasil Melawan Kolombia Berakhir Tanpa Pemenang
Hasil Copa America 2024: Kolombia Jadi Juara Grup Usai Tahan Imbang Brasil, Kosta Rika Tekuk Paraguay
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Timnas Indonesia U-16
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Timnas U-16 Indonesia Vs Vietnam: Nova Arianto Yakin Garuda Muda Bisa Bangkit
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Rabu 3 Juli Pukul 15.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Judi Online
Muhammadiyah: Judi Online Harus Diberantas
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Pilkada 2024
PDIP: Mantan Panglima TNI Andika Perkasa Lebih Cocok Jadi Bakal Cagub daripada Wagub di Pilkada Jakarta 2024
Pilkada 2024, Burhanuddin Didukung Maju Jadi Cabup Bombana
PKPU soal Syarat Eks Napi Koruptor Maju Pilkada Harus dengan Catatan
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
Survei: Elektabilitas Helldy Agustian Tertinggi di Pilwalkot Cilegon
TOPIK POPULER
Populer
Allah Tidak Suka Orang yang Berdoa Begini, Kata Gus Baha
Gus Baha Minta Jangan Minder Kerja ke Nonmuslim, Sitir Kisah Ali bin Abi Thalib
3 Doa Pembuka Pintu Rezeki Secepat Kilat dan Pelunas Utang dari Imam Nawawi
Menurut UAH Rezeki Dunia sudah Diatur, Ini yang Perlu Diikhtiarkan
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Rabu 3 Juli 2024
Mau Selamat saat Dihisab di Hari Kiamat? Ini Kuncinya dari Buya Yahya
60 Ucapan Anniversary Pernikahan Islami, Kata-Kata Romantis Penuh Doa dan Harapan
Top 3 Islami: Jadwal Puasa Sunnah di Bulan Juli 2024: Muharram, Tasu'a, Asyura, Ayyamul Bidh Lengkap Niat dan Tata Caranya
Bolehkah Mengusap Wajah setelah Sholat, Apa Hukumnya?
Bolehkah Puasa di Tanggal 1 Muharram alias 1 Suro, Bagaimana Hukumnya?
Euro 2024
Manchester United Naksir Bintang Turki di Euro 2024, Harganya Masih Murah Meriah
Daftar Tim 8 Besar Euro 2024 Beserta Ranking Masing-masing, Cek di Sini
Di Istanbul, Suporter Sambut Meriah Kemenangan Turki atas Austria
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
Berita Terkini
Minimal Saldo Mandiri Cukup Rendah dan Bervariasi, Mulai dari 5 Ribu Rupiah
Proyek Jalan Trans Papua Hubungkan Mamberamo-Elelim Dimulai, Cita-Cita Pemerintah Era Soeharto Terwujud
Dealer Ini Sumbang 30 Persen Penjualan MG di Indonesia
Studi: Pola Makan Nabati Bisa Perlambat Perkembangan Kanker Prostat
6.947 Warga Situbondo Terancam Buta Akibat Katarak, Pengobatan Terkendala Jumlah Dokter yang Terbatas
4 Resep Bumbu Bali Rumahan yang Kaya Rempah dan Mudah Dibuat
Geser China dan Indonesia, Filipina jadi Negara Paling Ketergantungan Batu Bara
Jurus Citra Tubindo Kerek Pendapatan dan Laba pada 2024
Perubahan Strategi, Apple Bakal Pakai Chip yang Sama untuk 4 Model iPhone 16
7 Tips agar Lebih Rutin Berolahraga, Termasuk Jangan Ngoyo di Awal
Manchester United Naksir Bintang Turki di Euro 2024, Harganya Masih Murah Meriah
Cerita Pedagang Kain Banting Setir dan Sukses Berjualan Kerupuk di Gorontalo
Jin BTS Dikonfirmasi Jadi Salah Satu Pembawa Obor Olimpiade 2024, Begini Kisi-Kisi dari Agensi
Komisi II DPR: Pergantian Ketua KPU Tak Perlu Seleksi Ulang, Otomatis Nomor Urut Berikutnya
Berkat Inovasi, Kopra by Mandiri Jadi Market Leader di Bisnis Solusi Korporasi