, Panarukan - Jutaan pemudik yang setiap tahun melintasi jalur pantai utara Pulau Jawa atau pantura (Jalan Raya Pos) untuk merayakan Lebaran di kampung halaman, bisa jadi tidak pernah menyadari kalau jalan yang mereka tempuh sepanjang 1.228 kilometer dari Anyer, Banten, sampai Panarukan di Jawa Timur, pada masa lalu dibangun penuh dengan ceceran darah, keringat, dan jenazah para pekerja paksa.
Jalur di pantura yang dikenal masyarakat umum sekarang ini, dulunya disebut Jalan Raya Pos atau De Grote Postweg yang dibangun Gubernur Jenderal Kolonial Belanda, Herman Willem Daendels, sehingga lebih populer dengan sebutan Jalan Daendels.
Dilansir Antara, Rabu (20/6/2018), masyarakat umum selama ini hanya mengetahui bahwa Jalan Daendels adalah jalan yang membentang dari ujung paling barat sampai timur Pulau Jawa. Padahal, sebenarnya ada juga Jalan Daendels di Pulau Jawa. Satunya lagi adalah yang berada di pantai selatan.
Advertisement
Jalan Daendels di pantai utara dibangun Daendels yang menjabat Gubernur Jenderal Hindia Belanda antara 1808 sampai 1811. Sementara, Jalan Daendels di selatan hanya sepanjang sekitar 130 km antara Cilacap dan Bantul, Yogyakarta dan dibangun AD Daendels pada 1838 dan disebut Belangrijke Wegen atau Jalan Raya Utama. Catatan sejarah hanya menyebut singkatan nama AD Deandels, tanpa nama lengkap.
Baca Juga
Selain dua orang yang berbeda, kedua Daendels itu juga hidup pada masa yang berbeda pula. Dari kepangkatan, Daendels (Hendrik Willem) mempunyai posisi lebih tinggi sebagai penguasa seluruh daerah jajahan di Hindia Belanda. Sedangkan Daendels yang lain (AD) hanya berpangkat asisten residen yang membawahi beberapa kabupaten.
Dari kedua jalan itu, adalah Jalan Daendels di pantura yang paling dikenal dan sampai lebih dari dua ratus tahun setelah pembangunannya, menjadi jalur transportasi penting dan menjadi urat nadi perekonomian di Pulau Jawa.
Pena sejarah mencatat, Daendels pertama kali mendarat di Anyer pada 5 Januari 1808 setelah ditunjuk Raja Belanda, Louis Napoleon, adik Kaisar Prancis, Napoleon Bonaparte yang saat itu menduduki Belanda.
Tugas utama Daendels adalah mempertahankan Hindia Belanda dari ancaman Inggris yang ketika itu sudah menguasai India.
Pada awal masa Daendels, jarak antara Anyer dan Batavia harus ditempuh dalam waktu empat hari dan sama sekali tidak bisa dilalui jika musim hujan. Sementara dari Bandung ke Semarang memerlukan waktu 10 hari, waktu yang sangat lama bagi seorang Daendels.
Sebelum adanya Jalan Raya Pos, sebagai pimpinan tertinggi di Hindia Belanda, Daendels memerlukan tranportasi yang cepat dan efesien, tidak hanya untuk kepentingan operasi militer, tetapi juga sebagai pendukung kegiatan ekonomi, terutama untuk mengangkut hasil perkebunan ke pelabuhan dan selanjutnya dibawa Belanda.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Jalan Raya Pos di Mata Pramoedya Ananta Toer
Adapun menurut Pramoedya Ananta Toer dalam bukunya Jalan Raya Pos, Jalan Daendels, pembangunan Jalan Raya Pos dari Anyer sampai ke Panurukan itu sebenarnya bukanlah pembangunan jalan baru. Namun, lebih tepatnya meningkatkan kualitas atau memperlebar jalan yang sudah ada.
"Warisan" jalur lebih dari 1.000 kilometer yang dibangun penuh darah dan penderitaan Bumiputra masih ada sampai kini. Warga di Jakarta masih mengenal kawasan Pos Pengumben, di Jakarta Barat, di perbatasan Kebun Jeruk-Kebayoran Lama.
Dulu, di situlah Daendels membangun pos dan istal kuda untuk keperluan transportasi dan pos. Di situlah kuda-kuda pos dan kereta ditukar dan dirawat setelah menapaki jalan dari barat ke timur Pulau Jawa melalui sisi utaranya.
Tapi, memang ada beberapa ruas jalan yang sama sekali dibangun baru, yaitu jalan yang menghubungkan Bogor dan Cirebon yang harus melewati daerah berbukit dan merupakan pembangunan paling sulit dan memakan paling banyak korban jiwa.
Pembangunan Jalan Pos diawali dari ruas Anyer-Batavia dan menjadi awal penderitaan rakyat Indonesia yang dipaksa "bekerja rodi". Puluhan ribu pekerja paksa dinyatakan meninggal akibat kelelahan dan penyakit.
Setelah Anyer-Bogor selesai, pembangunan pun dilanjutkan ke arah Bandung, Jatinagor, Sumedang, Palimanan dan Cirebon. Dengan demikian, jalan antara Jakarta (Batavia), Bekasi, Karawang dan Cikampek sebenarnya tidak termasuk dalam jalan yang dibangun Daendels meski merupakan bagian dari jalur pantai utara Pulau Jawa.
Dari Cirebon, pembangunan atau peningkatan kualitas dan lebar jalan diarahkan ke Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, Demak, Kudus, Pati, Rembang, Lasem, Pasuruan, Probolinggo, dan berakhir di Panarukan yang ketika itu merupakan pelabuhan penting di Pulau Jawa.
Advertisement
Jenderal Guntur atau Raden Mas Galak
Daendels yang dikenal kejam, ganas, dan bengis, sehingga mendapat julukan Jenderal Guntur, Marsekal Besi, dan Raden Mas Galak, hanya membutuhkan waktu satu tahun untuk merampungkan seluruh pembangunan Jalan Raya Pos. Boleh dikatakan, ketika itu menjadi sebuah prestasi luar biasa di Eropa.
Hasil dari pembangunan itu, waktu tempuh antara Batavia-Surabaya yang sebelumnya harus ditempuh selama 40 hari berhasil dipangkas menjadi hanya tujuh hari. Selain memperlancar pergerakan militer Belanda, hasil bumi berkat tanam paksa (cultuur stelsel) pun menjadi lebih mudah dikirim ke Pelabuhan Cirebon.
Namun, pembangunan jalan bersejarah itu harus dibayar mahal dengan ceceran darah dan air mata sekitar 15.000 pekerja yang menemui ajal karena tidak mendapat istirahat dan tidak diberi makan yang cukup atau disapu penyakit malaria. Menurut Pramoedya, banyak di antara mereka yang tidak dikuburkan secara layak, sehingga menyebarkan penyakit.
Sampai sekarang, para ahli sejarah masih berdebat soal jumlah pekerja yang tewas, maupun status mereka sebagai pekerja rodi.
Ada pendapat mengatakan, jumlah yang tewas berjumlah sekitar 24.000 orang dan para pekerja itu mendapat bayaran saat membangun jalan antara Bogor dan Cirebon.
Tetapi karena Belanda kehabisan uang untuk pembangunan jalan Cirebon-Panarukan sepanjang lebih dari 800 km, Daendels kemudian bekerja sama dengan penguasa pribumi agar memobilisi rakyat di setiap kabupaten yang dilalui.
Pada saat itulah, wabah malaria yang ketika itu merupakan pembunuh nomor satu menyapu para pekerja yang dalam kondisi lemah akibat kurang istirahat dan tidak diberi makan secara layak.
Setelah lebih dari 200 tahun menjadi urat nadi perekomonian yang penting di Pulau Jawa, Jalan Daendels seperti terlupakan dan perannya pun semakin berkurang akibat kehadiran jalan tol TransJawa. Tersambungnya tol TransJawa dari Merak sampai Surabaya dalam beberapa tahun ke depan, akan membuat Jalan Daendels berubah menjadi monumen sejarah.
Namun saat mudik Lebaran maupun pada hari-hari penting lain, jalur pantai utara Pulau Jawa tetap menjadi sangat penting bagi pemudik yang menggunakan sepeda motor karena mereka tidak boleh melewati jalan tol.
Seperti yang terlihat pada saat arus mudik dan arus balik Lebaran 2018, Jalur pantai utara Pulau Jawa seperti dikuasai para pemudik bersepeda motor. Puluhan ribu pemudik bersepeda motor dari arah Jakarta dan sekitarnya, menyemut saat beriring-iringan dan kemudian menyebar menuju berbagai daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Timur.
Situasi yang hampir sama juga terjadi di jalur selatan. Tapi, jalur selatan mempunyai karakteristik alam yang lebih menantang karena melewati daerah berbukit dan tebing, sementara jalur pantai utara Pulau Jawa lebih monoton karena hanya berupa jalan lurus dan gersang.
Terkini Lainnya
Mimpi Daendels Pindahkan Ibu Kota Hindia Belanda ke Surabaya
Tidak Hanya Antikorupsi, Daendels Juga Wariskan Ini
Rumah Cimanggis Jadi Inspirasi Proyek Jalan Daendels
Jalan Raya Pos di Mata Pramoedya Ananta Toer
Jenderal Guntur atau Raden Mas Galak
Ramadan Update
arus balik 2018
Arus Balik
Info Arus Balik
Jalan Raya Pos
Jalan Daendels
lebaran 2018
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Uruguay vs Brasil, Segera Dimulai
Ketua KPU
Pasca Hasyim Asy’ari Dipecat, Mahfud Sarankan Seluruh Komisioner KPU RI Diganti
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Coklit Pantarlih Pilkada 2024, Ketahui Pengertian dan Jadwal Pelaksanaannya
DPD PSI Jakbar Usul Kaesang hingga Deddy Corbuzier Maju Pilgub Jakarta 2024
Maju Pilkada 2024, Eman Suherman Berkomitmen Tulus Bantu Warga Majalengka
KPU Diminta Perkuat Iman Usai Tercoreng kasus Asusila Hasyim Asy'ari
Lumayan! Ini Besaran Gaji PPS Pilkada 2024 dan Masa Kerjanya, Simak Cara Daftarnya
Bawaslu Sulut Pastikan Pengungsi Gunung Ruang Punya Hak Pilih dalam Pilkada 2024
TOPIK POPULER
Populer
Menurut UAH Sebutan Bulan Muharram itu Keliru, Seharusnya Disebut Ini
5 Titik Perbedaan Kalender Hijriah dan Masehi, Muslim Wajib Tahu daripada Malu!
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Senin 8 Juli 2024
Pandangan Fiqih Gus Baha, Mahar Akad Nikah yang Harus Dibayar Separuh, Sisanya setelah Hubungan Intim
Insya Allah Maqbul, Amalkan Doa Pelunas Utang Ini di Bulan Muharram!
Jangan Menghina Orang Bodoh, Ternyata Banyak Barokahnya, Kata Gus Baha, Kok Bisa?
Dihadiri 2.022 Orang, Pagelaran Reuni Akbar Jemaah Umrah di TMII Pecahkan Rekor MURI
Gus Baha Paparkan Analogi Tuhan Satu, Bagaimana kalau Banyak?
4 Permohonan Penduduk Neraka yang Ditolak dan Tak Akan Pernah Terkabul, Na'udzubillah
Buya Yahya Ungkap Kemuliaan dan Keutamaan Puasa Muharram, Dahsyat
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Tampil Kompak, Ini 7 Potret Andrea Dian dan Ganindra Bimo Nonton Euro 2024 di Jerman
Berita Terkini
Hakim Perintahkan Polda Jabar Bebaskan Pegi Setiawan
Pegi Setiawan Segera Bebas dari Tahanan Usai Penetapan Tersangka Tidak Sah
Harga Kripto Hari Ini 8 Juni 2024: Bitcoin Cs Masih Betah di Zona Merah
Banyak Blok Migas Potensial Tak Digarap, Kementerian ESDM Rilis Aturan Baru
Margot Robbie Hamil, Pakai Crop Top Pamer Perut Buncit Saat Liburan di Italia
Ini 3 HP Samsung Galaxy yang Tak Lagi dapat Pembaruan Perangkat Lunak, Apa yang Harus Pengguna Lakukan?
Puasa Sunnah Muharram: Keutamaan, Niat Waktu, dan Tata Cara Pelaksanaannya
Adik Ayu Ting Ting Melahirkan Anak Kedua Berjenis Kelamin Laki-Laki, Namanya Terungkap
Hakim Minta Polda Jawa Barat Hentikan Penyidikan Pegi Setiawan atas Kasus Pembunuhan Vina Cirebon
Mengenal Logo OSIS SMA, Ini Makna dan Sejarahnya
Bantah Wajibkan Wanita Punya 1 Anak Perempuan, Kepala BKKBN Justru Ngomong Begini
Kuasa Hukum Keluarga Afif Maulana Minta Kapolda Sumbar Usut Penyiksaan: Bukan Malah Sibuk Framing
2 Tuntutan Utama Buruh yang Geruduk MK dan Istana Negara Hari Ini 8 Juli 2024
Pegi Setiawan Dinyatakan Bebas, PN Bandung Sebut Status Tersangka Pembunuhan Vina Cirebon Tidak Sah
BCA Naikkan Biaya Admin Bayar Tagihan Telkom dan Indihome, Cek Rinciannya!