15 tahun pascareformasi yang ditandai dengan jatuhnya Orde Baru, media mendapatkan kebebasan pers yang cukup luas dalam memberikan informasi, hingga hiburan kepada masyarakat. Media, terutama televisi saat ini memiliki pengaruh yang cukup besar karena hadir setiap hari selama 24 jam.
Namun, seiring kebebasan yang didapatkannya media menuai kritik masyarakat karena dinilai kebablasan, bias pemberitaan hingga membawa kepentingan politik. Terlebih, media besar akhir-akhir ini tidak hanya dikuasai pebisnis saja namun juga politisi. Alhasil, apa yang ditayangkan televisi kerap dianggap sebagai kebenaran termasuk opini yang dibangunnya. Namun, media belum memberikan pendidikan politik terhadap masyarakat.
Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Thohari mengaku prihatin banyaknya sorotan media terhadap anggota DPR pusat mau pun daerah dalam pemberitaan kasus korupsi mengakibatkan kelembagaan DPR tidak dipercaya rakyat. Padahal yang dilakukan anggota DPR yang berjumlah sekitar 560 orang adalah perbuatan individu bukan kelembagaan.
"Yang dipercaya saat ini adalah media sedangkan yang paling tidak dipercaya adalah partai politik," kata Hajriyanto dalam seminar nasional di Universitas Indonesia, Kampus Depok, Jawa Barat, Kamis (17/10/2013).
Selain itu, Ia menambahkan banyaknya pemberitaan negatif seakan membuat negara ini dalam keadaan carut marut dan membuat bangsa ini menjadi pesimis akan masa depannya. Menurutnya media ikut bertanggung jawab dalam pembelajaran dan pendidikan politik terhadap warga negara. Jika hanya banyak memberitakan berita negatif maka dikhawatirkan bisa mengakibatkan spiral of pesimism.
"Media bisa menjadi spiral of pessimism yang membuat bangsa ini pesimis dengan masa depannya. Kalau ini dibiarkan maka Indonesia dikhawatirkan bisa menjadi negara gagal. Peran media yang perlu diangkat adalah arasa optimis dengan demokrasi kita sebagai negara demokrasi muslim terbesar di dunia," kata Hajriyanto yang juga politisi Partai Golkar.
Polri
Sementara itu, Humas Polri yang diwakili Kombes Pol Agus Rianto mengatakan Polri mendapatkan stigma buruk dari pemberitaan media yakni tidak dipercaya masyarakat. Ketika Polri memberikan keterangan maka masyarakat cenderung menyalahkan Polri atau menuding Polri melindungi anggotanya.
Ia menyontohkan kasus pembunuhan wanita Fransisca di Bandung, di Jawa Barat, belum lama ini. Namun, sebagian masyarakat Jawa Barat sudah menilai Kompol A terlibat dalam pembunuhan dalam kasus itu sebelum ada pembuktian atau fakta. Saat Kompol A disebut tidak terlibat, Polri dianggap melindungi anggotanya.
"Polisi dituding tidak transparan. Hingga akhirnya keluarga korban datang membawa berkas. Dan akihirnya kita jelaskan bahwa memang Kompol terlibat hubungan asmara tapi bukan pembunuhnya," kata Agus.
Karena itu, ia berharap media bisa menjaga netralitasnya tanpa mengurangi isi berita atau pun memberikan informasi menurut keinginannya sendiri.
"Media melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsi mencerdaskan masyarakat, keseimbangan berita atau "cover both side”, mampu mencegah konflik atau emosi di masyarakat, tidak ada lagi bad news is good news. Dan berkomitmen mejaga kedamaian terutama saat menghadapi Pemilu 2014," imbuh Agus.
KPU
Mantan anggota KPU Khusnul Mariyah menyoroti wartawan kurang melakukan investigasi mendalam. Sebagian besar masih mengandalkan kutipan pernyataan nara sumber tapa melakukan cek dan ricek. Hal ini dialamianya saat mengemban tugas sebagai KPU pada pemilu 2004 lalu.
“Lack of Investigatif. Seharusnya dicek dan ricek ke sumber lain apakah pernyataan itu benar. Ini bisa jadi spiral of stupidity," kata Khusnul.
Ia menambahkan banyak politisi yang memanfaatkan media. Namun, hal yang perlu diingat media bisa mempopulerkan seseorang dan juga membuat seseroang terpilih menjadi wakil rakyat. Tapi media tidak bisa membuat orang memiliki kemampuan leadership.
"Melalui media seseorang bisa populer dan dipilih jadi wakil rakyat atau pemimpin daerah. Tapi media tidak bisa membuat orang memiliki kapabilitas untuk memimpin meliki jiwa leadership" imbuh Khusnul.
Dewan
Sementara itu, Dewan Pers yang diwakili Ninok Laksono mengatakan pihaknya mengakui kesibukan internal media untuk bisa mewujudkan profesionalitas. Menurutnya, hal ini disebabkan profesi wartawan dan jumlah media meningkat drastis pascareformasi baik di pusat mau pun di daerah. Terlebih tidak semua wartawan adalah mahasiswa jurnalistik yang tahu kode etik setelah era kebebsan pers hadir pascareformasi..
"Sekarang belenggu SIUPP sudah tidak. Media setelah freedom from (Orde Baru) lantas freedom for (bebas untuk)apa?" kata Ninok.
Ia mengakui jumlah wartawan melonjak drastis hingga 200 ribu sampai 200 ribu orang dengan berbagai macam media cetak, radio hingga televisi. Termasuk yang di daerah-daerah. Karena itu, ia menuturkan Dewan Pers juga telah melakukan sosialisasi ke daerah-daerah kode etik jurnalistik dan peraturan penyiaran, terlebih mendekati Pemilu 2014. Media harus mampu menjaga netralitasnya.
"Mulai April hingga Juli 2014 media akan disibukkan dengan berita Pemilu. Tapi dengan catatan tidak dibajak tertangkapnya koruptor," jelasnya.
Ninok menambahkan saat ini dunia sudah mulai memasuki era jurnalisme konvergen dengan menggabungkan semua unsur media cetak, telvevisi hingga online dalam satu perusahaan. Berita yang dipasok pun tidak hanya oleh wartawan media mainstream, tapi juga citizen journalist yang memberikan kabar di sekitarnya.
"Masyarakat sudah termediakan. Hampir setiap hari masyarakat nonton televisi dari pagi, siang, sore, malam sampai pagi lagi. Semua waktu ada caranya masing-masing," tukas Ninok. (Adi)
Namun, seiring kebebasan yang didapatkannya media menuai kritik masyarakat karena dinilai kebablasan, bias pemberitaan hingga membawa kepentingan politik. Terlebih, media besar akhir-akhir ini tidak hanya dikuasai pebisnis saja namun juga politisi. Alhasil, apa yang ditayangkan televisi kerap dianggap sebagai kebenaran termasuk opini yang dibangunnya. Namun, media belum memberikan pendidikan politik terhadap masyarakat.
Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Thohari mengaku prihatin banyaknya sorotan media terhadap anggota DPR pusat mau pun daerah dalam pemberitaan kasus korupsi mengakibatkan kelembagaan DPR tidak dipercaya rakyat. Padahal yang dilakukan anggota DPR yang berjumlah sekitar 560 orang adalah perbuatan individu bukan kelembagaan.
"Yang dipercaya saat ini adalah media sedangkan yang paling tidak dipercaya adalah partai politik," kata Hajriyanto dalam seminar nasional di Universitas Indonesia, Kampus Depok, Jawa Barat, Kamis (17/10/2013).
Selain itu, Ia menambahkan banyaknya pemberitaan negatif seakan membuat negara ini dalam keadaan carut marut dan membuat bangsa ini menjadi pesimis akan masa depannya. Menurutnya media ikut bertanggung jawab dalam pembelajaran dan pendidikan politik terhadap warga negara. Jika hanya banyak memberitakan berita negatif maka dikhawatirkan bisa mengakibatkan spiral of pesimism.
"Media bisa menjadi spiral of pessimism yang membuat bangsa ini pesimis dengan masa depannya. Kalau ini dibiarkan maka Indonesia dikhawatirkan bisa menjadi negara gagal. Peran media yang perlu diangkat adalah arasa optimis dengan demokrasi kita sebagai negara demokrasi muslim terbesar di dunia," kata Hajriyanto yang juga politisi Partai Golkar.
Polri
Sementara itu, Humas Polri yang diwakili Kombes Pol Agus Rianto mengatakan Polri mendapatkan stigma buruk dari pemberitaan media yakni tidak dipercaya masyarakat. Ketika Polri memberikan keterangan maka masyarakat cenderung menyalahkan Polri atau menuding Polri melindungi anggotanya.
Ia menyontohkan kasus pembunuhan wanita Fransisca di Bandung, di Jawa Barat, belum lama ini. Namun, sebagian masyarakat Jawa Barat sudah menilai Kompol A terlibat dalam pembunuhan dalam kasus itu sebelum ada pembuktian atau fakta. Saat Kompol A disebut tidak terlibat, Polri dianggap melindungi anggotanya.
"Polisi dituding tidak transparan. Hingga akhirnya keluarga korban datang membawa berkas. Dan akihirnya kita jelaskan bahwa memang Kompol terlibat hubungan asmara tapi bukan pembunuhnya," kata Agus.
Karena itu, ia berharap media bisa menjaga netralitasnya tanpa mengurangi isi berita atau pun memberikan informasi menurut keinginannya sendiri.
"Media melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsi mencerdaskan masyarakat, keseimbangan berita atau "cover both side”, mampu mencegah konflik atau emosi di masyarakat, tidak ada lagi bad news is good news. Dan berkomitmen mejaga kedamaian terutama saat menghadapi Pemilu 2014," imbuh Agus.
KPU
Mantan anggota KPU Khusnul Mariyah menyoroti wartawan kurang melakukan investigasi mendalam. Sebagian besar masih mengandalkan kutipan pernyataan nara sumber tapa melakukan cek dan ricek. Hal ini dialamianya saat mengemban tugas sebagai KPU pada pemilu 2004 lalu.
“Lack of Investigatif. Seharusnya dicek dan ricek ke sumber lain apakah pernyataan itu benar. Ini bisa jadi spiral of stupidity," kata Khusnul.
Ia menambahkan banyak politisi yang memanfaatkan media. Namun, hal yang perlu diingat media bisa mempopulerkan seseorang dan juga membuat seseroang terpilih menjadi wakil rakyat. Tapi media tidak bisa membuat orang memiliki kemampuan leadership.
"Melalui media seseorang bisa populer dan dipilih jadi wakil rakyat atau pemimpin daerah. Tapi media tidak bisa membuat orang memiliki kapabilitas untuk memimpin meliki jiwa leadership" imbuh Khusnul.
Dewan
Sementara itu, Dewan Pers yang diwakili Ninok Laksono mengatakan pihaknya mengakui kesibukan internal media untuk bisa mewujudkan profesionalitas. Menurutnya, hal ini disebabkan profesi wartawan dan jumlah media meningkat drastis pascareformasi baik di pusat mau pun di daerah. Terlebih tidak semua wartawan adalah mahasiswa jurnalistik yang tahu kode etik setelah era kebebsan pers hadir pascareformasi..
"Sekarang belenggu SIUPP sudah tidak. Media setelah freedom from (Orde Baru) lantas freedom for (bebas untuk)apa?" kata Ninok.
Ia mengakui jumlah wartawan melonjak drastis hingga 200 ribu sampai 200 ribu orang dengan berbagai macam media cetak, radio hingga televisi. Termasuk yang di daerah-daerah. Karena itu, ia menuturkan Dewan Pers juga telah melakukan sosialisasi ke daerah-daerah kode etik jurnalistik dan peraturan penyiaran, terlebih mendekati Pemilu 2014. Media harus mampu menjaga netralitasnya.
"Mulai April hingga Juli 2014 media akan disibukkan dengan berita Pemilu. Tapi dengan catatan tidak dibajak tertangkapnya koruptor," jelasnya.
Ninok menambahkan saat ini dunia sudah mulai memasuki era jurnalisme konvergen dengan menggabungkan semua unsur media cetak, telvevisi hingga online dalam satu perusahaan. Berita yang dipasok pun tidak hanya oleh wartawan media mainstream, tapi juga citizen journalist yang memberikan kabar di sekitarnya.
"Masyarakat sudah termediakan. Hampir setiap hari masyarakat nonton televisi dari pagi, siang, sore, malam sampai pagi lagi. Semua waktu ada caranya masing-masing," tukas Ninok. (Adi)
Terkini Lainnya
Pendidikan Politik
Pemilu 2014
media
Rekomendasi
Penelitian Ungkap Situs Berita Palsu di AS Sudah Lebihi Situs Berita Resmi
Bangun Kesadaran Literasi Media, KPU Muba Ajak Pers Kawal Pilkada Damai 2024
Hadapi Hoaks Jelang Pilkada, Ini yang Dilakukan Diskominfo OKI
IDA Bakal Pilih Ketua Baru, Upaya Jawab Tantangan dan Raih Peluang di Era Digital
PM dan Presiden Georgia Saling Kecam Usai Pengesahan Undang-undang Kebebasan Media
PWI Jaya Gelar OKK dan UKW di Bulan Juni dan Juli 2024
OpenAI Bayar Rp 4 Triliun ke Perusahaan Media untuk Tampilkan Berita di ChatGPT
Kominfo Sebut Penggunaan AI Perlu Dibarengi dengan Peningkatan Literasi
Sekjen PBB Sebut Peran Jurnalis Sangat Krusial Melawan Disinformasi terkait Fenomena Krisis Iklim
Copa America 2024
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Uruguay vs Brasil, Segera Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Maju Pilkada 2024, Eman Suherman Berkomitmen Tulus Bantu Warga Majalengka
KPU Diminta Perkuat Iman Usai Tercoreng kasus Asusila Hasyim Asy'ari
Lumayan! Ini Besaran Gaji PPS Pilkada 2024 dan Masa Kerjanya, Simak Cara Daftarnya
Bawaslu Sulut Pastikan Pengungsi Gunung Ruang Punya Hak Pilih dalam Pilkada 2024
Nadiem Makarim Masuk Daftar Usulan Cagub DKI dari PSI Jakut
Hasil Mukerwil DPW PPP Sulsel: Dukung Kepemimpinan Mardiono hingga Sepakat Sukseskan Pilkada 2024
TOPIK POPULER
Euro 2024
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Tampil Kompak, Ini 7 Potret Andrea Dian dan Ganindra Bimo Nonton Euro 2024 di Jerman
Top 3: Zodiak yang Paling Suka Traveling
Top 3 Berita Bola: Prancis Rebut Tiket Semifinal Euro 2024 usai Menang Dramatis atas Portugal Lewat Adu Penalti
Berita Terkini
Survei Indikator Politik Indonesia: Masyarakat Jateng Puas dengan Kinerja Presiden Jokowi
Jokowi Ajak Umat Islam Jadikan Momen Tahun Baru Islam untuk Meningkatkan Takwa
Penjualan Chery Group Tembus 1 Juta Unit pada Semester 1 2024, Naik 48,4 Persen!
Manfaat Tidur untuk Kesehatan Mental, Salah Satunya Bisa Meningkatkan Suasana Hati
Melihat Tambang Batu Bara Sebagai Penyedia Energi yang Harus Menjaga Lingkungan
Bisnis Kue Oleh-Oleh Teuku Wisnu Terus Berkembang dan Manjakan Pelanggan
Hasil MotoGP Jerman 2024: Jorge Martin Beri Kado ke Francesco Bagnaia, Marc Marquez Runner-up
Hubungan William-Kate dan Harry-Meghan Disebut-sebut Tak Bisa Sehangat Dulu
Ibrahim Risyad dan Salshabilla Adriani Menikah dengan Adat Sunda, Mas Kawinnya Pakai Mata Uang Asing
Gempa Magnitudo 4,4 Guncang Batang dan Pekalongan, Ini Pemicunya
Smartfren Run 2024 Sukses Ajak Ribuan Orang Berlari
Indonesia Hadapi Tantangan Besar Penuhi Permintaan Listrik, Apa Itu?
Saskia Chadwick Kembali Bermain di Series Terbaru Vidio Ular Tangga Dara(h), Intip Perannya