, Jakarta - Akselerasi sekolah adalah bentuk percepatan waktu pendidikan, memberikan kesempatan bagi siswa untuk naik kelas setiap 6 bulan, mengubah dinamika pembelajaran secara signifikan. Akselerasi bukan sekadar istilah teknis, tetapi mencerminkan strategi pendidikan yang dapat mempercepat perkembangan akademis anak.
Baca Juga
Advertisement
Makna dari akselerasi sekolah lebih dari proses naik kelas lebih cepat. Ini menciptakan lingkungan belajar yang intensif dan menantang, memberikan stimulasi bagi siswa yang memiliki kemampuan akademis di luar rata-rata. Akselerasi sekolah adalah cara untuk menyesuaikan pendidikan dengan kebutuhan dan potensi individual siswa, memberikan tantangan yang sesuai dengan tingkat kesiapan mereka.
Bagi orang tua, mengetahui program akselerasi sekolah memiliki implikasi penting terhadap pengambilan keputusan terkait pendidikan anak. Pemahaman akan kelebihan dan kekurangan akselerasi sekolah dapat membantu orang tua menilai apakah anak memerlukan stimulasi akademis tambahan ataukah akan lebih baik berkembang dalam lingkungan belajar yang lebih konvensional.
Berikut ulas lebih mendalam tentang akselerasi sekolah, perbedaan sekolah akselerasi dan reguler, serta hal-hal yang perlu disiapkan sebelum ikut program akselerasi sekolah, Jumat (2/2/2024).
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Mempercepat Waktu Pendidikan
Akselerasi sekolah adalah konsep pendidikan yang menekankan pemberian pelayanan khusus kepada siswa berbakat dengan tujuan mempercepat waktu pendidikan mereka. Dalam jurnal penelitian Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), akselerasi didefinisikan sebagai suatu bentuk layanan pendidikan yang bertujuan untuk memajukan perkembangan belajar siswa berbakat.
Peserta didik berbakat, sebagaimana diatur oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, merujuk kepada siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan istimewa, melebihi rata-rata peserta didik sebaya mereka.
Praktik akselerasi sekolah di Indonesia mencakup berbagai strategi dan program untuk memenuhi kebutuhan pendidikan siswa berbakat. Salah satu pendekatan yang umum diterapkan adalah penggabungan kelas, di mana siswa berbakat ditempatkan dalam kelas yang sesuai dengan tingkat perkembangan belajar mereka.
Advertisement
Selain itu, program akselerasi juga dapat mencakup materi pembelajaran yang lebih kompleks dan mendalam, sesuai dengan kemampuan siswa berbakat tersebut. Melalui penerapan beragam metode akselerasi, pendidikan diharapkan dapat lebih responsif terhadap kebutuhan individu setiap siswa.
Konsep akselerasi sekolah adalah telah diperkenalkan dan diterapkan di berbagai negara, termasuk Indonesia yang juga masih menghadapi berbagai tantangan. Akselerasi sekolah bukan hanya menjadi alternatif efektif untuk memajukan pendidikan siswa berbakat, tetapi juga menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan berdaya saing.
Ada perbedaan khusus antara sekolah akselerasi dan sekolah reguler yang lansir dari berbagai sumber. Simak baik-baik kelebihan dan kekurangan keduanya.
Advertisement
1. Akselerasi Sekolah Terapkan Naik Kelas Setiap 6 Bulan
Penerapan: Program akselerasi sekolah, mengharuskan siswa berganti semester tiap 3 bulan dan naik kelas setiap 6 bulan, memberikan mereka kecepatan belajar yang tinggi. Sebaliknya, kelas reguler mempertahankan tempo enam bulan untuk satu semester dan naik kelas setiap satu tahun.
Kelebihan: Sistem ini memberikan kesempatan bagi siswa di sekolah akselerasi untuk mengejar kurikulum lebih cepat, mempercepat proses pembelajaran mereka, dan potensial untuk menyelesaikan pendidikan lebih awal.
Kekurangan: Meskipun memberikan keunggulan akademis, risiko terkait kecepatan belajar ini mencakup potensi ketidaksiapan sosial atau emosional pada siswa di sekolah akselerasi.
Advertisement
2. Akselerasi Sekolah Terapkan Nilai KKM Lebih Tinggi
Penerapan: Pada program akselerasi sekolah, standar nilai KKM-nya lebih tinggi dibandingkan dengan kelas reguler. Misalnya, di SMA 2 Tangerang Selatan, siswa kelas akselerasi harus mencapai KKM 89, sedangkan kelas reguler mempertahankan KKM 70 atau 75.
Kelebihan: Standar nilai yang lebih tinggi di program akselerasi sekolah mendorong siswa untuk mencapai prestasi akademis yang lebih tinggi, menantang mereka untuk memberikan yang terbaik.
Kekurangan: Tekanan untuk mencapai standar nilai yang tinggi di sekolah akselerasi bisa menyebabkan stres dan kecemasan pada siswa.
3. Akselerasi Sekolah Terapkan Pembatasan Jumlah Siswa
Penerapan: Menjadi siswa di sekolah akselerasi berarti menjadi bagian dari kelompok terpilih dengan jumlah siswa yang lebih sedikit. Sebagai contoh, kelas akselerasi dapat diisi oleh 10 siswa, sementara kelas reguler mungkin mencapai 35 hingga 40 siswa.
Kelebihan: Kelas kecil pada program akselerasi sekolah menciptakan lingkungan yang lebih intim, memungkinkan interaksi lebih intens antara siswa dan guru, serta memfasilitasi penyesuaian pembelajaran yang lebih personal.
Kekurangan: Terbatasnya jumlah siswa di sekolah akselerasi dapat menciptakan kurangnya keragaman dan perspektif dalam lingkungan belajar, yang mungkin kurang mencerminkan realitas masyarakat yang lebih luas.
4. Akselerasi Sekolah Terapkan Sistem Belajar Tanpa UTS
Penerapan: Siswa di sekolah akselerasi tidak menghadapi ujian tengah semester (UTS), menciptakan atmosfer ujian yang lebih eksklusif. Sebaliknya, siswa kelas reguler tetap menghadapi UTS sesuai dengan pola pendidikan tradisional.
Kelebihan: Ketidakadaan UTS di sekolah akselerasi dapat mengurangi tekanan ujian tengah semester dan memungkinkan fokus yang lebih besar pada pembelajaran kontinu.
Kekurangan: Kurangnya UTS dapat menghilangkan kesempatan evaluasi tengah semester yang dapat memberikan gambaran lebih teratur tentang pemahaman siswa di sekolah akselerasi.
Advertisement
5. Akselerasi Sekolah Terapkan Sistem Hanya Sediakan Kelas IPA
Penerapan: Kelas akselerasi terfokus pada peminatan IPA, meskipun memberikan opsi lintas minat di mata pelajaran IPS. Di sisi lain, kelas reguler memiliki dua atau tiga penjurusan, mencakup IPA, IPS, dan Bahasa.
Kelebihan: Fokus pada IPA di sekolah akselerasi memungkinkan penyajian materi yang lebih mendalam sesuai dengan minat siswa, memberikan pengalaman belajar yang lebih khusus.
Kekurangan: Pembatasan pilihan mata pelajaran di sekolah akselerasi mungkin membuat siswa dengan minat di bidang lain merasa terbatasi.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud RI) menyatakan bahwa sekolah akselerasi atau program akselerasi sekolah dapat direalisasikan melalui berbagai program, termasuk program percepatan waktu (skip grade) dan program percepatan materi.
Tujuan dari program-program akselerasi ini adalah memberikan peluang kepada siswa yang menunjukkan prestasi akademik luar biasa untuk mengikuti proses pembelajaran yang sesuai dengan tingkat potensi mereka.
Advertisement
Persiapan Masuk Sekolah Akselerasi
Sebelum menyekolahkan anak ke program akselerasi sekolah, beberapa hal perlu dipertimbangkan dengan cermat:
- Kemampuan dan Minat Anak: Penting untuk memahami kemampuan dan minat anak secara menyeluruh. Meskipun anak memiliki kemampuan akademik yang tinggi, tetapi jika tidak tertarik atau tidak siap secara emosional untuk menghadapi beban belajar yang lebih tinggi, maka sekolah akselerasi mungkin bukan pilihan terbaik.
- Kesiapan Emosional: Akselerasi membawa tantangan yang unik, termasuk tekanan belajar yang lebih tinggi dan interaksi dengan teman sekelas yang lebih tua. Penting bagi orang tua untuk memastikan bahwa anak memiliki kesiapan emosional yang cukup untuk menghadapi tekanan dan tuntutan tambahan ini.
- Dukungan Keluarga dan Lingkungan: Sukses anak dalam sekolah akselerasi juga bergantung pada dukungan yang kuat dari keluarga dan lingkungan sekitarnya. Orang tua perlu siap memberikan dukungan moral, emosional, dan akademik yang diperlukan untuk membantu anak mengatasi tantangan belajar yang dihadapi.
- Konsultasi dengan Guru dan Konselor: Sebelum memutuskan untuk menyekolahkan anak ke sekolah akselerasi, bijaksanalah untuk berkonsultasi dengan guru dan konselor di sekolah saat ini. Mereka dapat memberikan wawasan yang berharga tentang kemampuan dan kebutuhan anak, serta membantu mengevaluasi apakah sekolah akselerasi adalah pilihan yang sesuai.
- Pemahaman tentang Kurikulum dan Pendekatan Pembelajaran: Orang tua perlu memahami dengan baik kurikulum dan pendekatan pembelajaran yang digunakan di sekolah akselerasi. Hal ini memungkinkan mereka untuk menilai sejauh mana program-program tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan anak.
- Evaluasi Konsekuensi Jangka Panjang: Sebelum mengambil keputusan, pertimbangkan juga konsekuensi jangka panjang dari memasukkan anak ke sekolah akselerasi. Pertimbangkan dampaknya terhadap perkembangan sosial, emosional, dan psikologis anak, serta potensi implikasi jangka panjang terhadap karier dan pengembangan pribadi mereka.
Terkini Lainnya
Ide Kegiatan Class Meeting Sekolah yang Menarik, Kenali Tujuannya
LDKS Adalah Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa, Ketahui Tujuan dan Manfaatnya
Apa Itu Student Loan? Pahami Konsep, Tujuan, dan Tantangan Penerapannya di Indonesia
Mempercepat Waktu Pendidikan
1. Akselerasi Sekolah Terapkan Naik Kelas Setiap 6 Bulan
2. Akselerasi Sekolah Terapkan Nilai KKM Lebih Tinggi
3. Akselerasi Sekolah Terapkan Pembatasan Jumlah Siswa
4. Akselerasi Sekolah Terapkan Sistem Belajar Tanpa UTS
5. Akselerasi Sekolah Terapkan Sistem Hanya Sediakan Kelas IPA
Persiapan Masuk Sekolah Akselerasi
Akselerasi Sekolah Adalah
akselerasi sekolah
Akselerasi Adalah
akselerasi
Konten Menarik
Timnas Indonesia U-23
Top 3 Berita Bola: Timnas Indonesia Ditantang Irak di Perebutan Juara 3 Piala Asia U-23, Siapa Raih Tiket Olimpiade?
Top 3 News: Respons Anies Baswedan Usai Disebut Akan Bentuk Ormas atau Partai Setelah Pilpres 2024
Jadwal dan Hasil Piala Asia U-23 2024: Siapa Lolos ke Final?
Gelar Nobar Piala Asia U-23 Serentak di 25 Kecamatan, Ipuk Gerakkan Ekonomi UMKM di Banyuwangi
Kesuksesan Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Harus Jadi Pijakan untuk Siapkan Kompetisi Berjenjang
Jokowi: Kalau Feeling Saya, Timnas Masuk Olimpiade Paris 2024
Gempa Garut
Kerugian Gempa Garut Magnitudo 6,5 Capai Rp5,8 Miliar
Top 3 Islami: Gempa Garut dan Hadis Lindu sebagai Tanda Kiamat dalam Hadis
Kisah Rasulullah Tenangkan Gunung Uhud yang Bergetar karena Gempa Bumi
Gempa Garut: Sains dan Perspektif Islam, Benarkah Tanda Kiamat Sudah Dekat?
Dampak Gempa Magnitudo 6,2 di Garut: 113 Rumah Rusak dan Enam Korban Luka-Luka
Thomas Cup
Lolos ke 8 Besar, Indonesia Bidik Juara Grup Piala Thomas dan Uber 2024
3 Kolektor Trofi Piala Thomas Terbanyak Sepanjang Sejarah: Indonesia Urutan Berapa?
Hasil Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Tersandung, Indonesia Tetap Hajar Thailand
Hasil Piala Thomas 2024: Hanya Kehilangan 1 Gim, Tim Putra Indonesia Sikat Inggris
Jadwal dan Link Siaran Langsung BWF Thomas & Uber Cup 2024 di Vidio
BRI Liga 1
Klasemen Akhir BRI Liga 1 2023/2024: Borneo FC Juara Musim Reguler, Rans Nusantara Degradasi
Hasil BRI Liga 1: Dihajar Persija, PSIS Gagal Rebut Tiket Championship Series dari Madura United
Klub Milik Raffi Ahmad Rans Nusantara FC Terdegradasi dari BRI Liga 1, Arema FC Selamat
Happy Ending Akhiri Kompetisi Kalahkan Persik, Persebaya Siapkan Kerangka Tim untuk Musim Depan
Timnas Indonesia Tembus Semifinal Piala Asia U-23 2024, PT LIB Susun 3 Opsi Jadwal Championship Series BRI Liga 1
Paul Munster Ingin Persebaya Akhiri Musim Kompetisi dengan Kebanggaan Menang Lawan Persik
TOPIK POPULER
Populer
Negara Pendiri ASEAN Adalah yang Menghadiri Deklarasi Bangkok, Lengkap Wakilnya
Sosok Wasit Shen Yinhao dan Keputusan Kontroversinya bagi Timnas Indonesia
76 Caption Jawa Lucu, Humor Menggelitik yang Menghibur
120 Kata-Kata Bikin Baper Pacar Tersayang, Buat Dia Tersipu Malu
Gejala Flu yang Perlu Diketahui, Pahami Juga Cara Pengobatannya
6 Potret Sam Anak Tiri Farah Quinn dari Pernikahan Kedua, Dekat Armand Fauzan
120 Kata-Kata buat Cewek yang Bukan Pacar, Ungkapkan Perasaan Terpendam
7 Potret Sausan Sabrina Istri Virzha Berdarah Arab, Pamer Wajah Natural
Arti Kata Islam Secara Etimologis dan Istilah, Simak Pendapat Para Ulama
120 Kata-kata Bijak Singkat Keren, Cocok Jadi Ide Unggahan Media Sosial
Piala Asia U-23 2024
Top 3 Berita Bola: Timnas Indonesia Ditantang Irak di Perebutan Juara 3 Piala Asia U-23, Siapa Raih Tiket Olimpiade?
Top 3 News: Respons Anies Baswedan Usai Disebut Akan Bentuk Ormas atau Partai Setelah Pilpres 2024
Jadwal dan Hasil Piala Asia U-23 2024: Siapa Lolos ke Final?
Jadi Imam Salat Sebelum Bertanding, Rizky Ridho Disebut Pantas Jadi Kapten Timnas Indonesia di Piala Asia U-23
Kesuksesan Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Harus Jadi Pijakan untuk Siapkan Kompetisi Berjenjang
Potret Istri Shin Tae Yong, Cha Young Joo yang Awet Muda dan Suka Tampil Modis
Berita Terkini
Spektakuler, Dubai Bangun Bandara Berkapasitas Penumpang Terbanyak Dunia Senilai USD 35 Miliar
Bandara Panua Pohuwato Bakal jadi Titik Penghubung Gorontalo ke Wilayah Lain
Golongan yang Dibersamai Allah dan Masuk Surga Tanpa Hisab di Hari Kiamat, Siapa Dia?
7 Cerita tentang Bullying di Sekolah dan Perlawanannya, Ini Pandangan Psikologi
Nasdem Lirik Ustaz Das'ad Latif Maju Pilwalkot Makassar 2024
Polisi Tangkap Tersangka Pembunuh Wanita Dalam Koper di Kalimalang Bekasi
Perluas Layanan, DANA Kerja Sama dengan JALIN
Jokowi: Kalau Feeling Saya Masuk Olimpiade Insya Allah
Gempa Darat Magnitudo 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Dipicu Aktivitas Sesar Garut Selatan
KEHATI Dukung Mamah Oday Dorong Pemanfaatan Obat Nusantara
Ada Asap Tebal Setinggi 700 Meter di Puncak Kawah Gunung Ruang, Warga Diminta Waspada
Top 3: Profil Sivakorn Pu-udom Wasit VAR di Laga Timnas Indonesia U-23 vs Uzbekistan
Es Krim Vanila Ini Dibuat dari Daur Ulang Plastik, Amankah Dikonsumsi?
Cermati Invest Gandeng Danakita Investama Perluas Distribusi Reksa Dana