, Jakarta Tuna netra adalah istilah yang mengacu pada individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. Dengan hambatan dalam penglihatan, penyandang tuna netra biasanya akan merasakan dampak nyata dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Baca Juga
Advertisement
Salah satu hambatan bagi penyandang tuna netra adalah kesulitan dalam melakukan mobilitas dan kesulitan bahkan tidak mampu membaca dan menulis huruf. Jika kebanyakan orang dapat mengenali lingkungannya dengan penglihatan, maka cara untuk mengenali lingkungannya bagi penyandang tuna netra adalah dengan menggunakan indra lainnya, seperti pendengaran, perabaan atau perasaan, dan penciuman.
Namun, untuk dapat melakukan orientasi dengan baik, diperlukan suatu proses melalui latihan. Proses latihan ini sangat penting bagi seorang penyandang tuna netra, agar mereka dapat menjalani kehidupannya sehari-hari, meski memiliki keterbatasan dalam penglihatan.
Untuk memahami lebih dalam mengenai apa yang dimaksud tuna netra, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (24/8/2023).
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengunjungi panti pijat tunanetra di Desa Tamanbali, Kecamatan Bangli. Dalam kunjugannya, Mensos Risma berikan bantuan kepada pasutri tuna netra I Dewa Made Alit (52) dan Ni Nyoman Ariasih (45).
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Apa yang dimaksud dengan tuna netra?
Tuna netra adalah istilah yang merujuk pada ketidakmampuan seseorang untuk melihat, baik secara total maupun sebagian, walaupun mungkin dengan bantuan alat bantu penglihatan. Definisi dan pengertian tuna netra dapat bervariasi berdasarkan berbagai referensi dan konteks hukum.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tuna netra adalah tidak dapat melihat atau buta. Sementara itu, menurut UU RI Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, tuna netra adalah kategori penyandang disabilitas sensorik. Penyandang disabilitas sensorik adalah orang yang mengalami gangguan pada fungsi panca indera. Dalam hal ini, tuna netra adalah gangguan dalam panca indera penglihatan.
Sedangkan menurut Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni), tuna netra adalah individu yang tidak memiliki penglihatan sama sekali (buta total) hingga mereka yang memiliki sisa penglihatan tetapi tidak mampu menggunakan penglihatannya untuk membaca tulisan biasa berukuran 12 point dalam kondisi cahaya normal, meskipun dibantu dengan kacamata.
Menurut Nakata (2003), tuna netra adalah mereka yang memiliki kombinasi ketajaman penglihatan hampir kurang dari 0.3 (60/200) atau memiliki tingkat kelainan fungsi penglihatan yang lebih tinggi. Ini mencakup orang-orang yang secara signifikan kesulitan membaca tulisan atau ilustrasi halus, meskipun menggunakan alat bantu seperti kaca pembesar.
Dari serangkaian penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tuna netra adalah kondisi ketidakmampuan untuk melihat, baik secara total maupun sebagian, bahkan jika dengan bantuan alat bantu penglihatan.
Advertisement
Klasifikasi Tuna Netra
![Ilustrasi tunanetra](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/rrY54k9PuEUSK3u7N3tDIka0XGw=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3609270/original/075406600_1634824370-cdc-ZeMORDph5lk-unsplash.jpg)
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tuna netra adalah kondisi ketidakmampuan untuk melihat, baik secara total maupun sebagian, bahkan jika dengan bantuan alat bantu penglihatan. Tuna netra adalah ketidakmampuan untuk melihat dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis utama:
1. Buta Total (Blind)
Buta total mengacu pada kondisi ketidakmampuan untuk melihat sama sekali. Ini berarti individu yang tergolong buta total tidak memiliki persepsi visual sama sekali, bahkan jika menggunakan alat bantu atau memaksimalkan pencahayaan. Kriteria untuk diklasifikasikan sebagai buta total dapat bervariasi berdasarkan standar medis dan hukum di berbagai negara, tetapi biasanya berkaitan dengan ketajaman penglihatan yang sangat rendah atau hilangnya penglihatan secara menyeluruh.
Ketajaman penglihatan yang digunakan untuk mengklasifikasikan seseorang sebagai buta total adalah 20/200 atau kurang. Artinya, objek yang dapat dilihat oleh seseorang dengan penglihatan normal pada jarak 200 kaki (sekitar 60 meter), hanya dapat dilihat oleh individu buta total pada jarak 20 kaki (sekitar 6 meter). Selain itu, seseorang juga dapat dianggap buta total jika memiliki jangkauan penglihatan yang sangat sempit, dengan diameter jangkauan penglihatan tidak lebih dari 20 derajat.
2. Low Vision (Penglihatan Rendah)
Low vision merujuk pada individu yang memiliki kerusakan penglihatan tetapi masih memiliki kemampuan untuk melihat dan membaca dengan bantuan alat bantu atau pencahayaan yang memadai. Mereka dengan low vision memiliki ketajaman penglihatan antara 20/70 dan 20/200. Ini berarti objek yang dapat dilihat oleh seseorang dengan penglihatan normal pada jarak 70 kaki hingga 200 kaki (sekitar 21-60 meter) hanya dapat dilihat oleh individu low vision pada jarak 20 kaki (sekitar 6 meter).
Individu dengan low vision masih mampu membaca tulisan dengan menggunakan kaca pembesar atau membaca tulisan yang dicetak dalam ukuran yang lebih besar. Mereka juga mungkin memerlukan pencahayaan yang lebih baik untuk membantu dalam melihat objek dengan jelas. Pada tingkat ini, meskipun ada kerusakan penglihatan, masih ada sejumlah informasi visual yang dapat diolah oleh individu.
Klasifikasi ini membantu dalam memahami tingkat keparahan ketidakmampuan visual dan membantu dalam menyusun rencana perawatan, pengobatan, dan bantuan bagi individu dengan gangguan penglihatan. Penting untuk diingat bahwa istilah "low vision" dan "buta total" digunakan untuk menggambarkan tingkat ketajaman penglihatan dan bukan hanya keadaan fisik mata semata.
Faktor Penyebab Tuna Netra
![Ilustrasi penyandang tunanetra](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/U0-lNG5hhdCM1JO-rJ5zKfARVtw=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3995647/original/074471000_1649930700-pexels-mart-production-8327520.jpg)
Tuna netra adalah kondisi ketidakmampuan untuk melihat, baik secara total maupun sebagian, bahkan jika dengan bantuan alat bantu penglihatan. Penyebab tunanetra dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor seperti lokasi geografis, status sosial dan ekonomi, usia, dan penyakit tertentu yang dapat menyebabkan kondisi tersebut. Dilansir dari laman Kemdikbud, faktor penyebab tuna netra adalah sebagai berikut"
1. Infeksi atau Keracunan
Infeksi atau keracunan dapat menjadi penyebab tunanetra, baik secara langsung maupun tidak langsung. Infeksi yang terjadi pada ibu selama kehamilan atau keracunan yang dialami oleh ibu dapat berdampak pada janin dan menyebabkan gangguan pada mata atau pembuluh darah mata. Selain itu, infeksi atau keracunan yang langsung menyerang mata atau pembuluh darah mata juga dapat menyebabkan kerusakan pada penglihatan.
2. Penyakit atau Kondisi Medis
Beberapa penyakit atau kondisi medis dapat menyebabkan tunanetra, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyakit seperti glaukoma (peningkatan tekanan dalam mata), katarak (keruhnya lensa mata), dan penyakit lain yang berdampak langsung pada mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan. Penyakit atau kondisi medis lainnya seperti diabetes juga dapat mengganggu penglihatan jika tidak diobati dengan baik.
3. Kecelakaan dan Trauma
Kecelakaan atau trauma pada mata seperti luka, terkena benda tajam, bahan kimia, atau benturan keras dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada mata dan menyebabkan kehilangan penglihatan.
4. Kekurangan Vitamin A
Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan gangguan penglihatan, bahkan kebutaan, jika tidak ditangani dengan baik. Vitamin A memiliki peran penting dalam regenerasi sel-sel mata yang rusak. Tanpa pengobatan yang tepat, kerusakan pada mata dapat menjadi permanen.
5. Faktor Keturunan (Herediter)
Beberapa kondisi tunanetra dapat bersifat herediter, artinya diturunkan dari orang tua ke anak. Misalnya, glaukoma dapat memiliki komponen genetik yang meningkatkan risiko terjadinya pada individu keturunan.
6. Kondisi Patologis yang Tidak Jelas Penyebabnya
Beberapa kasus tunanetra mungkin sulit untuk diidentifikasi penyebabnya secara pasti. Kondisi ini dapat termasuk gangguan atau kelainan mata yang tidak memiliki penyebab yang jelas dan dapat mengakibatkan gangguan penglihatan.
Kesimpulannya, tunanetra dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi, penyakit medis, kecelakaan, kekurangan gizi, faktor keturunan, dan kondisi patologis yang belum jelas penyebabnya. Penanganan dan pencegahan yang tepat diperlukan untuk mengurangi risiko terjadinya kondisi tunanetra.
Advertisement
Hambatan yang Dihadapi Penyandang Tuna Netra
![Ilustrasi Mata Pixabay](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/B662rDpkyH67C_f7k2G_u8QPpDM=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3240281/original/075123100_1600307074-eye-4453129_1920.jpg)
Penyandang tunanetra, terutama anak, menghadapi sejumlah hambatan dalam pembelajaran dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Adapun hambatan yang dihadapi oleh penyandang tuna netra adalah sebagai berikut:
1. Tidak Mampu Mengenali Objek yang Berada di Depannya
Penyandang tunanetra tidak memiliki kemampuan penglihatan, sehingga mereka tidak dapat melihat atau mengenali objek yang berada di depan mereka. Ini membuat mereka mengandalkan indra peraba (sentuhan) untuk memahami lingkungan sekitar. Ketidakmampuan mengenali objek secara visual dapat menghambat kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan objek-objek dalam lingkungan pembelajaran dan sehari-hari.
2. Kesulitan dalam Mengenal dan Menulis serta Membaca
Penyandang tunanetra menghadapi kesulitan dalam mengenal huruf, menulis, dan membaca karena mereka tidak dapat menggunakan indera penglihatan. Untuk memperoleh informasi, mereka perlu menggunakan metode alternatif seperti huruf Braille. Huruf Braille adalah bentuk tulisan berbasis sentuhan yang memungkinkan anak tunanetra meraba dan mengenali huruf-huruf. Proses belajar huruf Braille memerlukan latihan yang intensif dan bantuan guru yang terlatih.
3. Keterbatasan dalam Perilaku Sosial yang Benar
Penyandang tunanetra mungkin menghadapi keterbatasan dalam memahami dan menjalankan perilaku sosial dengan tepat. Mereka mungkin mengalami kesulitan membaca bahasa tubuh atau ekspresi wajah orang lain karena tidak dapat melihatnya. Oleh karena itu, pembelajaran langsung dan bimbingan dari guru atau konselor sangat penting bagi mereka agar dapat mengembangkan keterampilan sosial yang diperlukan untuk berinteraksi dengan orang lain dan menjalin hubungan sosial yang sehat.
Fasilitas yang Dibutuhkan Penyandang Tuna Netra
![Ilustrasi tunanetra (iStock)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/26N6Js-C9_M20o1DzlluS00xKNc=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1995032/original/028204300_1521026484-dzscxdfbvcddfv.jpg)
Tuna netra adalah kondisi ketidakmampuan untuk melihat, baik secara total maupun sebagian, bahkan jika dengan bantuan alat bantu penglihatan. Akibat ketidakmampuan tersebut, penyandang tuna netra menghadapi sejumlah hambatan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam akses terhadap pendidikan, informasi, dan lingkungan yang inklusif.
Oleh karena itu, mereka memerlukan sejumlah fasilitas yang dapat membantu mereka mengatasi hambatan-hambatan tersebut dan menjalani kehidupan yang lebih mandiri. Berikut adalah beberapa fasilitas yang dibutuhkan oleh penyandang tuna netra:
1. Buku Braille dan Materi Tertulis Khusus
Penyandang tuna netra membutuhkan akses kepada buku dan materi tertulis dalam format Braille. Buku Braille adalah bentuk tulisan berbasis sentuhan yang memungkinkan mereka membaca dan mengakses informasi. Materi tertulis seperti buku teks sekolah, materi kuliah, dan bahan bacaan lainnya perlu disediakan dalam format Braille agar mereka dapat belajar dan mengakses informasi dengan lebih mudah.
2. Alat Bantu Penglihatan
Beberapa alat bantu penglihatan dapat membantu penyandang tuna netra berinteraksi dengan lingkungan mereka. Contoh alat bantu meliputi kaca mata pembesar untuk membaca, kalkulator suara untuk melakukan perhitungan, dan alat navigasi seperti tongkat berkerudung atau kucing putih (guide dog) untuk membantu berjalan.
3. Teknologi Pendidikan Khusus
Teknologi berperan penting dalam memfasilitasi pendidikan penyandang tuna netra. Komputer dengan perangkat lunak khusus untuk mengubah teks menjadi suara atau Braille, perangkat pembaca layar, dan perangkat lunak untuk pembelajaran khusus adalah contoh teknologi yang dapat membantu mereka mengakses informasi dan belajar.
4. Aksesibilitas di Lingkungan Fisik
Fasilitas fisik yang ramah penyandang tuna netra sangat penting. Ini termasuk aksesibilitas di gedung-gedung publik dan fasilitas umum, seperti trotoar yang rata, tangga dengan tanda dan tekstur yang jelas, serta pengaturan ruangan yang memudahkan navigasi.
5. Pendidikan dan Pelatihan Khusus
Fasilitas pendidikan dan pelatihan yang mengakomodasi kebutuhan penyandang tuna netra diperlukan. Guru yang terlatih dalam mengajar anak tunanetra, fasilitas kelas dengan perlengkapan Braille, dan metode pembelajaran yang sesuai adalah contoh fasilitas pendidikan yang diperlukan.
6. Lingkungan Inklusif dan Dukungan Emosional
Penyandang tuna netra memerlukan lingkungan sosial dan dukungan emosional yang inklusif. Ini mencakup dukungan dari teman sebaya, keluarga, dan masyarakat secara umum. Dukungan ini membantu mereka mengatasi tantangan dan membangun rasa percaya diri.
7. Akses ke Layanan Kesehatan
Layanan kesehatan yang ramah penyandang tuna netra juga penting. Ini termasuk pelayanan mata khusus, konseling, dan akses terhadap informasi kesehatan dalam format yang dapat diakses.
Fasilitas-fasilitas ini mendukung penyandang tuna netra dalam mengatasi hambatan-hambatan yang mereka hadapi dan membantu mereka menjalani kehidupan yang lebih mandiri, inklusif, dan produktif.
Terkini Lainnya
Kisah Kakek Tuna Netra Tetap Berjualan Demi Pengobatan Sang Istri Ini Bikin Haru
Demi Tunjangan Ratusan Juta, Wanita Ini Pura-pura Jadi Tuna Netra Selama 15 Tahun
Aneh tapi Nyata, Pria Tunanetra Ini Dapat Melihat Kembali Setelah Tertabrak Mobil
Apa yang dimaksud dengan tuna netra?
Klasifikasi Tuna Netra
1. Buta Total (Blind)
2. Low Vision (Penglihatan Rendah)
Faktor Penyebab Tuna Netra
1. Infeksi atau Keracunan
2. Penyakit atau Kondisi Medis
3. Kecelakaan dan Trauma
4. Kekurangan Vitamin A
5. Faktor Keturunan (Herediter)
6. Kondisi Patologis yang Tidak Jelas Penyebabnya
Hambatan yang Dihadapi Penyandang Tuna Netra
1. Tidak Mampu Mengenali Objek yang Berada di Depannya
2. Kesulitan dalam Mengenal dan Menulis serta Membaca
3. Keterbatasan dalam Perilaku Sosial yang Benar
Fasilitas yang Dibutuhkan Penyandang Tuna Netra
1. Buku Braille dan Materi Tertulis Khusus
2. Alat Bantu Penglihatan
3. Teknologi Pendidikan Khusus
4. Aksesibilitas di Lingkungan Fisik
5. Pendidikan dan Pelatihan Khusus
6. Lingkungan Inklusif dan Dukungan Emosional
7. Akses ke Layanan Kesehatan
tuna netra adalah
penyebab tuna netra
hambatang tuna netra
klasifikasi tunanetra
fasilitas
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Bermain Imbang Lawan Meksiko, Ekuador Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Drama VAR, Ekuador Lolos ke Perempat Final Singkirkan Meksiko, Venezuela Hajar Jamaika
Hasil Copa America 2024 Argentina vs Peru dan Kanada vs Cile: La Albiceleste Juara Grup, Les Rouges Dampingi ke Perempat Final
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Minggu 30 Juni di Indosiar dan Vidio
Timnas Indonesia U-16
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia, Senin 1 Juli Pukul 19.30 di Indosiar dan Vidio
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Garuda Nusantara Dilarang Takut
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Lupakan Euforia, Nova Arianto Minta Skuad Timnas U-16 Fokus di Semifinal Piala AFF U-16
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Pesta Gol, Garuda Nusantara Lolos ke Semifinal
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Sempat Tertinggal, Garuda Nusantara Unggul 4-1 di Babak Pertama
Judi Online
Heru Budi Telusuri Oknum ASN Pemprov Jakarta Terlibat Judi Online
Judi Online di Minahasa Selatan, 2 Wanita Ditangkap
Catatan IPW untuk Polri di HUT ke-78 Bhayangkara
Kominfo: Telegram Sudah Respons Penghapusan Judi Online Usai Diberi Surat Peringatan
Judi Online Berdampak Buruk bagi Keluarga, Bisa Menghancurkan Moral Lintas Generasi
Pilkada 2024
Sandiaga Tunggu Penugasan PPP untuk Maju Pilkada 2024
Heru Budi Respons Peluang Maju Pilkada Jakarta 2024: Saya ASN, Tidak Pengalaman di Bidang Politik
Tiga Menteri Jokowi Disiapkan PDIP Maju Pilkada 2024, Ini Daftarnya
Jokowi Effect Disebut Masih Ada di Pilkada 2024, PDIP Andalkan Ini
Pilkada 2024, PDIP Buka Peluang Kerja Sama dengan Gerindra sampai PKB
Bukan di Jakarta, Golkar Pastikan Ridwan Kamil Menang di Pilkada Jawa Barat
TOPIK POPULER
Populer
6 Potret Yusuf Anak Larissa Chou Lulus TK, Ditemani Ikram Rosadi dan Sang Nenek
7 Potret Jennifer Bachdim dan Irfan Bachdim Kerja Bareng, Gantian Momong Anak
6 Potret Tertipu dengan Bakpao Ini Bikin Dahi Berkerut, Berbeda dari Biasanya
Jumlah Denyut Nadi Normal Sesuai Usia, Simak Cara Tepat untuk Menghitungnya
7 Gaya Pemotretan Aura Kasih Bareng Arabella, Tampil Curi Perhatian
7 Potret Angga Yunanda Rambut Mirip D.O. EXO, Bintangi Film My Annoying Brother
15 Atlet Terkaya di Dunia 2024, Messi dan Ronaldo Nomor Berapa?
Daftar 10 Negara Terkuat di Dunia 2024, Amerika Ada di Posisi Teratas
6 Momen Rachel Vennya dan Salim Nauderer Rayakan 3 Tahun Pacaran
6 Cuitan 'Juni Cepat Berlalu' Bikin Senyum Tipis, Tak Terasa Sudah Berganti Bulan
Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Prancis vs Belgia: Les Bleus Jadi Ancaman Serius De Rode Duivels
Persiapan Portugal Jelang Hadapi Slovenia di Babak 16 Besar Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Slovenia: Andalkan Pilar Utama
Prancis Bersiap Hadapi Belgia di 16 Besar Euro 2024
Laga Dramatis, Inggris Berhasil Redam Slovakia 2-1
Berita Terkini
Antraks adalah Penyakit Infeksi Bakteri dari Hewan Ternak, Pahami Penularannya
CIMB Niaga Bakal Sasar Nasabah Millenial dan Gen Z Pasarkan KPR Hijau
Profil Zhang Zhi Jie, Atlet Bulutangkis China yang Meninggal Dunia Saat Bertanding
Ragam Atraksi Meriahkan HUT ke-78 Bhayangkara di Banda Aceh
Anak Perusahaan Bank Mandiri Group, Go Beyond! Berhasil Catatkan Kinerja Positif di Kuartal I 2024
Zhang Zhi Jie Meninggal Dunia, PBSI Klaim Tim Medis Sudah Sesuai Prosedur
Harga Beras Mahal, Petani Makin Sejahtera?
Turis Asing Melancong ke Indonesia Sentuh 1,15 Juta pada Mei 2024, Wisman Ini Mendominasi
Kode Redeem FF Hari Ini 1 Juli 2024: Dapatkan Item Menarik dan Gratis di Free Fire!
Daftar Tanggal Merah Juli 2024, Berapa Banyak Hari Libur?
Cak Imin: Anies Masih Terkuat untuk Maju Pilkada Jakarta
Momen Davina Karamoy Bertemu Alice Norin, Auto Dikira Anak Kembar
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Merek China Diprediksi Rebut 33 Persen Pasar EV Dunia pada 2030
Jumlah Denyut Nadi Normal Sesuai Usia, Simak Cara Tepat untuk Menghitungnya