, Jakarta Apa yang terjadi di Rengasdengklok sangat terkait dengan momen bersejarah bagi seluruh rakyat Indonesia, yakni Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Rengasdengklok sendiri merupakan nama suatu daerah di Jawa Barat. Di sanalah para pemuda di zaman perjuangan meraih kemerdekaan menyandera Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta.
Baca Juga
Advertisement
Penyanderaan tersebut tidak dilakukan tanpa alasan. Sebab sebelumnya sempat terjadi perbedaan pendapat di antara para golongan muda dan tua mengenai pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Perbedaan pendapat itulah yang mendorong golongan muda menculik Soekarno dan Mohammad Hatta, dan membawa mereka berdua ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat pada 16 Agustus 1945.
Lalu apa yang terjadi di Rengasdengklok? Di sana para pemuda mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, mengingat pada saat itu sudah tersebar kabar bahwa Jepang telah kalah dari tentara sekutu.
Kira-kira itulah apa yang terjadi di Rengasdengklok. Namun, untuk mengetahui kronologinya secara detail, berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (13/6/2023).
Bagaimana situasi Indonesia menjelang Proklamasi Kemerdekaan? Apa pelajaran yang bisa kita petik dari para Bapak Bangsa? Simak paparan menarik Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan dan Sejarawan JJ Rizal dalam "Acara Break Out Show: Prokla...
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Berita tentang Kekalahan Jepang
Secara kronologis, apa yang terjadi di Rengasdengklok tidak terlepas dari kabar kekalahan Jepang dari tentara sekutu. Pada 14 Agustus 1945, Kaisar Hirohito mengumumkan bahwa Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah Kota Hiroshima dan Nagasaki dibom oleh Amerika Serikat.
Kabar kekalahan Jepang tersebut pun bocor hingga diketahui oleh sejumlah pemuda Indonesia. Kemudian pada tanggal 15 Agustus 1945, para pemuda yang dipimpin oleh Chaerul Saleh berdiskusi dengan Tan Malaka. Salah satu hasil dari diskusi tersebut adalah untuk mendesak Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan malam itu juga, atau paling lambat 16 Agustus 1945.
Pada waktu itu, Soekarno, Mohammad Hatta, dan Radjiman yang merupakan golongan tua saja baru kembali dari Dalat, Vietnam. Kunjungan ke Vietnam ini dalam rangka memenuhi undangan Marsekal Muda Terauchi yang merupakan Panglima Jepang yang bertugas membawahi kawasan Asia Tenggara. Oleh sebab itu, Soekarno, Hatta dan Radjiman belum mengetahui berita tentang Jepang yang menyerah pada Sekutu.
Sjahrir kemudian menemui Soekarno dan Hatta dengan membawa hasil rapat pemuda pada 15 Agustus 1945. Awalnya Soekarno menolak keras permintaan Sjahrir karena Soekarno masih menunggu keputusan Jepang. Soekarno dan Hatta masih mempunyai keinginan untuk membicarakan segala sesuatu mengenai pelaksanaan proklamasi dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang sudah dibentuk.
Ini sangat berbeda dengan golongan pemuda yang berpendapat bahwa PPKI dibentuk dengan andil dari Pemerintah Kolonial Jepang, membicarakan kemerdekaan dengan PPKI berarti menyerahkan nasib kemerdekaan Indonesia pada penjajah. Para pemuda menginginkan kemerdekaan terjadi lebih cepat tanpa bantuan Jepang.
Namun, karena terus didesak oleh Sjahrir, Soekarno berjanji mengumumkan proklamasi pada tanggal 15 Agustus setelah pukul lima sore. Sjahrir pun menginstruksikan kepada pemuda yang bekerja di kantor berita Jepang untuk bergerak cepat.
Sjahrir mendeteksi ketidakseriusan Soekarno dalam memerdekakan Indonesia pada saat itu. Pada pukul lima sore 15 Agustus 1945, ribuan pemuda telah menunggu dan bersiap-siap mendengar kabar proklamasi dari Soekarno dan Hatta. Tetapi, pada pukul enam kurang beberapa menit Soekarno mengabarkan penundaan proklamasi.
Advertisement
Penculikan Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta
![Melihat Jejak Pengasingan Sukarno - Hatta di Rumah Rengasdengklok](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/cGAX85Qme4Txf3ewCVcQtoOwXTo=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2332266/original/034805400_1534411222-20180816-Sukarno-Hatta-Rengasdengklok-4.jpg)
Merasa kecewa dengan keputusan Soekarno yang ingin menunda proklamasi, para pemuda pun merasa kecewa dan marah. Pada malam itu pula, kira-kira pukul 10 malam, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, tempat kediaman Bung Karno, berlangsung perdebatan serius antara sekelompok pemuda dengan Bung Karno mengenai Proklamasi Kemerdekaan. Bahkan Wikana mengancam Soekarno jika tidak mengumumkan kemerdekaan saat itu juga, maka akan terjadi pertumpahan darah esok harinya.
Akhirnya Bung Karno menjawab bahwa ia tidak bisa memutuskannya sendiri, ia harus berunding dengan tokoh golongan tua lainnya, seperti Mohammad Hatta, Soebardjo, Iwa Kusumasomantri, Djojopranoto, dan Sudiro. Hasilnya masih sama, penolakan untuk kemerdekaan saat itu juga. Hingga pada akhirnya, golongan muda mengambil keputusan untuk menculik Soekarno dan Hatta ke tempat terpencil yang jauh dari ibu kota.
Keputusan itulah yang mendorong golongan muda untuk menculik kedua tokoh tersebut, usai melakukan rapat yang diadakan oleh para pemuda pada tanggal 16 Agustus 1945 dini hari. Rapat tersebut dihadiri oleh Soekarni, Jusuf Kunto, dr. Mawardi dari barisan Pelopor dan Shodanco Singgih dari Daidan Pembela Tanah Air (PETA) Jakarta.
Tugas untuk menculik Soekarno dan Hatta diberikan kepada Singgih dibantu oleh Cudanco Latief Hendraningrat yang menyediakan beberapa perlengkapan militer. Fatmawati, istri Soekarno menggambarkan para golongan muda yang menjemput suaminya dengan berpakaian seram, terlihat membawa pistol dan sebagian membawa sebilah pisau.
Pada pukul 03.00 dini hari Soekarno dan Hatta dijemput paksa oleh sekelompok pemuda dan kemudian dibawa ke Rengasdengklok, yang dianggap ideal sebagai tempat pengasingan sementara. Adapun alasan untuk membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok karena tempat tersebut dianggap dapat menghindarkan Soekarno dan Hatta dari pengaruh Jepang.
Setelah sampai di rumah milik Djiaw Kie Song, apa yang terjadi di Rengasdengklok selanjutnya adalah negosiasi antara para pemuda dengan Soekarno dan Hatta, agar bersedia melakukan proklamasi kemerdekaan sesegera mungkin.
Soebardjo Menyusul ke Rengasdengklok
![Foto Achmad Soebardjo](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/Dg0C5uJi3kR1gpVUItM2RseDhI4=/640x853/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4125767/original/078406600_1660640096-Achmad-Soebardjo.jpg)
Apa yang terjadi di Rengasdengklok selanjutnya adalah Achmad Soebardjo yang juga anggota PPKI kemudian menyusul dan menjadi penengah antara Soekarno dan para pemuda. Sebelum menyusul ke Rengasdengklok, Soebardjo mendapat laporan dari sekretarisnya bahwa Sukarno dan Hatta hilang dari Jakarta.
Achmad Soebardjo berhasil meyakinkan golongan muda untuk membiarkan Soekarno dan Hatta pulang, sehingga bisa proklamasi keesokan harinya.Setelah itu Soebardjo menelpon Markas Angkatan Laut Jepang untuk memberitahu Laksamana Muda Tadashi Maeda bahwa Soekarno-Hatta hilang.
Soebardjo khawatir Soekarno-Hatta diculik penguasa militer Jepang dan keselamatannya terancam, karena itulah Soebardjo meminta bantuan Maeda. Lalu Maeda memerintahkan Nishijima mencari informasi.
Nishijima mendatangi Wikana di rumahnya dan bertanya tentang keberadaan Sukarno-Hatta. Wikana terlihat gugup dan gelisah ketika menjawab ketidaktahuannya mengenai keberadaan Sukarno-Hatta.
Akibat desakan dari Nishijima, Wikana mengatakan gerakan kemerdekaan harus diperjuangkan, bukan sebagai upah yang diterima dari orang lain, meskipun harus dicapai dengan kekerasan.
Wikana menyatakan akan mendatangkan Soekarno-Hatta asalkan keselamatan mereka terjamin Maeda. Maeda akan mendukung proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kemudian Soebardjo membujuk mengembalikan Soekarno-Hatta ke Jakarta dengan memberikan jaminan bahwa kemerdekaan Indonesia akan segera terlaksana.
Setibanya di Rengasdengklok, Soebardjo menjadi wakil dari golongan tua untuk bernegosiasi dengan golongan muda. Sementara itu, golongan muda diwakili oleh Wikana. Kedua golongan tersebut sepakat proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan di Jakarta.
Soebardjo menjanjikan kepada golongan muda yang berada di Rengasdengklok bahwa Proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan pada 17 Agustus 1945 paling lambat pukul 12.00 WIB.
Dengan jaminan proklamasi kemerdekaan tersebut, Soekarno Hatta diizinkan kembali ke Jakarta. Dan akhirnya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan Soekarno dengan didampingi Hatta pada Jumat, 17 Agustus 1945. Jadi itulah, apa yang terjadi di Rengasdengklok.
Terkini Lainnya
Apa Tujuan Peristiwa Rengasdengklok? Begini Kronologinya
Apakah Perbedaan Antara Sanksi Kebiasaan dan Adat Istiadat? Ini Penjelasannya
Makna Proklamasi bagi Indonesia dan Sejarahnya, Tonggak Perubahan Besar
Berita tentang Kekalahan Jepang
Penculikan Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta
Soebardjo Menyusul ke Rengasdengklok
apa yang terjadi di Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok
penculikan soekarno-hatta
Proklamasi Kemerdekaan
Euro 2024
Sudah 39 Tahun, Cristiano Ronaldo Beri Bocoran Terkait Masa Depannya di Portugal
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Tekel Keras Gelandang Jerman Akhiri Kiprahnya di Euro 2024, Pedri Kirim Pesan pada Toni Kroos
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Copa America 2024
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Kaesang Pangarep Ungkap PSI-PKS Jalin Kerja Sama di Pilkada untuk 3 Wilayah Ini
Kapan Pilkada 2024? Simak Jadwal Persiapan dan Penyelenggaraannya
Jelang Pilkada 2024, Masyarakat Aceh Barat Diminta Tak Terprovokasi Hoaks
Proses Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Simak Tanggung Jawab dan Masa Kerjanya
Tugas Pantarlih Pilkada 2024, Pahami Tanggung Jawab dan Besaran Gajinya
TOPIK POPULER
Populer
Mengenal Logo OSIS SMA, Ini Makna dan Sejarahnya
10 Potret Nyeleneh Orang Numpang Kendaraan di Jalan Ini Aksinya Absurd Banget
8 Fakta Sosok Dewi Paramita, Mantan Tunangan Ibrahim Risyad Suami Salshabilla Adriani
Tahapan Pilkada 2024, Ini Jadwal Persiapan Sampai Pengumuman Perhitungan Suara
Coklit Pantarlih Pilkada 2024, Ketahui Pengertian dan Jadwal Pelaksanaannya
6 Momen Anniversary Pernikahan Mertua Jessica Mila ke-40, Dirayakan Bareng Keluarga
Namanya Sudah Diungkap, Ini 6 Potret Bridesmaid Aaliyah Massaid di Momen Lamaran
8 Manfaat Buah Lontar untuk Kesehatan Tubuh, Baik Bagi Sistem Pencernaan
7 Potret Ryana Dea Mendadak Mudik ke Malang, Main ke Pantai dan Gunung Bareng Anak
6 Nama Nyeleneh Pakai Bahasa Inggris Ini Maknanya Bikin Dahi Berkerut
Pegi Setiawan
Profil Eman Sulaeman, Hakim PN Bandung yang Kabulkan Praperadilan Pegi Setiawan
5 Fakta Terkait Pegi Setiawan Bebas dari Tahanan, Kabulkan Gugatan Praperadilan
Pegi Setiawan Bakal Dibebaskan, Komnas HAM Pastikan Penyelidikan Kasus Vina Cirebon Berlanjut
Hotman Paris Ajak Pegi Setiawan Makan Ramen Setelah Status Tersangka Kasus Vina Cirebon Batal
Pegi Setiawan Bebas, Polri: Jadi Evaluasi Bersama
Berita Terkini
PBB Dorong Literasi Inklusif dan Pembelajaran Kreatif Lewat Festival Sastra Anak
Pembayaran Klaim BRI Life Tembus Rp 1,2 Triliun di Kuartal I 2024
Rizky Nazar Datang ke Pernikahan Salshabilla Adriani, Disinggung Kabar Miring Selingkuh saat Salaman di Pelaminan
Simak, Cara Cek Pengumuman UMPTKIN 2024 Berikut Linknya
Kawasan Puncak Bakal Dibangun Taman dan Tempat Penampungan PKL Akan Dilengkapi Wifi dan Berbagai Fasilitas
6 Dana Pensiun Dibubarkan OJK di Semester I-2024, Simak Alasannya
Peristiwa Penting di Balik Muharram sebagai Bulan Pertama dalam Kalender Islam
Respons Marshel Widianto Dicalonkan Jadi Bakal Wakil Walikota Tangsel di Pilkada 2024, Lebih Pede Jadi Pasangan Riza Patria
2 Ruas Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat Rampung 100%, Kapan Dibuka?
Rio Dewanto Dikelilingi Banyak Wanita, Vidio Bagikan Poster Untuk Series Terbaru Gelas Kaca
Terima Kunjungan Pergubi, Bamsoet Kampus Kembangkan Jurnal Internal untuk Mahasiswa dan Dosen
Bos Hutama Karya Minta PMN Rp 13,8 Triliun dari Anggaran Tahun 2025
Pengunjung Taman Nasional Death Valley AS Meninggal Dunia Akibat Suhu Panas Ekstrem
Kapolda Jatim dan Pangdam Brawijaya Cek Langsung Suroan di Madiun, Pastikan Berlangsung Aman dan Damai
Tersandung Masalah Emisi, General Motors Didenda Rp 2,3 Triliun