, Jakarta - Epilepsi adalah penyakit yang menyerang otak manusia atau memengaruhi aliran listrik otak manusia. Memahami epilepsi adalah bukan penyakit menular dan sudah pasti bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat serta pembedahan bagi pasien yang tidak merespon obat dengan baik.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menggambarkan epilepsi adalah kondisi otak umum yang menyebabkan kejang berulang. Apa sebenarnya penyebab epilepsi itu?
Penyebab epilepsi adalah genetika, penyakit tertentu, dan kecelakaan yang memicu terjadinya cedera di otak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menjelaskan meskipun banyak mekanisme penyakit yang mendasari dapat menyebabkan epilepsi, penyebab epilepsi adalah masih belum diketahui pada sekitar 50% kasus secara global.
Advertisement
Memahami gejala epilepsi adalah identik dengan kejang karena peristiwa listrik tidak biasa yang terjadi di otak. Bagaimana cara mengatasi dan mengobati epilepsi itu?
Berikut ulas lebih mendalam tentang penyakit epilepsi, penyebab epilepsi, gejala epilepsi, cara mengatasi, dan cara mengobati epilepsi, Jumat (17/6/2022).
Kecelakaan beruntun di Jalan Raya Sudirman, Bogor melibatkan tiga mobil dan dua motor yang kini dalam keadaan ringsek parah. Diduga kecelakaan disebabkan salah satu pengemudi menderita epilepsi.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Penyebab Epilepsi adalah Genetik, Penyakit, dan Kecelakaan
![Ilustrasi kesehatan otak](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/PXuY2xsWWLMBN8V5-LglC12gH88=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3226183/original/077839600_1599030687-brain-3168269_1280.jpg)
Memahami epilepsi adalah penyakit yang tidak menular dan bisa disembuhkan. Epilepsi adalah bukan penyakit dengan gangguan kejiwaan. Apa sebenarnya penyebab epilepsi itu?
Penyebab epilepsi adalah ketika ada aktivitas listrik di otak yang tidak normal. Inilah mengapa epilepsi bukan gangguan jiwa meskipun memengaruhi kemampuan kognitif penderitanya.
Memahami penyebab epilepsi adalah pada sebagian besar penderitanya tidak diketahui secara pasti. Menghimpun data dari Mayo Clinic, data menjelaskan sekitar setengah dari penderita epilepsi tidak ada penyebab jelasnya.
Meski demikian, penyebab epilepsi adalah pengaruh dari penyakit-penyakit yang mendasarinya. Dijelaskan, penyebab epilepsi adalah pada orang tua atau lansia paling sering terjadi karena penyakit neurologis seperti stroke atau tumor otak.
Hal yang sama dijelaskan oleh WHO, meskipun banyak mekanisme penyakit yang mendasari dapat menyebabkan epilepsi, penyebab epilepsi adalah masih belum diketahui pada sekitar 50% kasus secara global.
Penyakit epilepsi adalah rentan menyerang anak-anak, orang dewasa, hingga lansia. Penyebab epilepsi adalah pada anak-anak paling sering terjadi karena kelahiran prematur dan terlahir dengan kelainan otak.
WHO mengungkap di negara berkembang, meningkatnya epilepsi atau penyebab epilepsi adalah dipengaruhi kondisi endemik seperti malaria atau neurosistiserkosis, cedera lalu lintas, cedera kelahiran, dan kemajuan infrastruktur medis, ketersediaan program kesehatan preventif dan perawatan yang dapat diakses.
Ini faktor risiko penyebab epilepsi dan penjelasannya:
1. Pengaruh Genetika
Faktor risiko penyebab epilepsi adalah pengaruh genetika. Beberapa jenis epilepsi yang dikategorikan berdasarkan jenis kejang yang dialami atau bagian otak yang terpengaruh, terjadi dalam keluarga.
Dalam kasus ini, kemungkinan ada pengaruh genetik sebagai penyebab epilepsi. Gen tertentu dapat membuat seseorang lebih peka terhadap kondisi lingkungan yang memicu kejang seperti yang dialami penderita epilepsi.
2. Trauma Kepala
Faktor risiko penyebab epilepsi adalah ketika mengalami trauma di kepala. Trauma kepala akibat kecelakaan mobil atau cedera traumatis lainnya dapat menyebabkan epilepsi.
3. Kondisi Otak
Faktor risiko penyebab epilepsi adalah kondisi otak. Kondisi otak yang menyebabkan kerusakan pada otak, seperti tumor otak atau stroke, bisa menyebabkan epilepsi. Stroke adalah penyebab utama epilepsi pada orang dewasa yang berusia di atas 35 tahun.
4. Penyakit Menular
Faktor risiko penyebab epilepsi adalah penyakit menular. Penyakit infeksi, seperti meningitis, AIDS dan virus ensefalitis, dapat menyebabkan epilepsi.
5. Cedera Prenatal
Faktor risiko penyebab epilepsi adalah mengalami cedera prenatal. Misalnya, hal ini dialami sebelum lahir, bayi sensitif terhadap kerusakan otak yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti infeksi pada ibu, gizi buruk atau kekurangan oksigen. Kerusakan otak ini bisa mengakibatkan epilepsi atau cerebral palsy.
6. Gangguan Perkembangan
Faktor risiko penyebab epilepsi adalah terjadinya gangguan perkembangan. Epilepsi terkadang dapat dikaitkan dengan gangguan perkembangan, seperti autisme dan neurofibromatosis.
Advertisement
Gejala Epilepsi dan Cara Mengatasinya yang Tepat
![Meningkatkan Risiko Jantung](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/-akXnuecF2zn4e_mHcjNNifwqB0=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3405176/original/063436800_1616081571-pexels-photo-3952126__1_.jpeg)
Penyakit epilepsi adalah penyakit yang aliran listrik otak manusia. Inilah mengapa gejala epilepsi adalah identik dengan kejang karena peristiwa listrik tidak biasa tersebut.
Epilepsy Foundation mengungkapkan gejala epilepsi adalah dimulai dengan penderita yang sebelum mengalami kejang akan mengalami tatapan kosong, timbul gerakan menyentak di lengan dan kaki tak terkendali, kehilangan kesadaran, ketakutan, dan kecemasan atau deja vu.
Memahami kejang yang dialami penderita epilepsi adalah bermacam-macam atau banyak jenisnya. Ada sembilan kejang yang disebut sebagai gejala epilepsi. Ini penjelasan macam-macam kejang karena epilepsi melansir Mayo Clinic:
1. Kejang Fokal
Kejang fokal epilepsi adalah muncul sebagai akibat dari aktivitas abnormal di satu area otak. Kejang ini terbagi dalam dua kategori:
2. Kejang Fokal Tanpa Kehilangan Kesadaran
Kejang fokal tanpa kehilangan kesadaran epilepsi adalah dapat mengubah emosi atau mengubah tampilan, penciuman, rasa, rasa, atau suara. Mereka juga dapat menyebabkan bagian tubuh tersentak secara tidak sengaja, seperti lengan atau kaki, dan gejala sensorik spontan seperti kesemutan, pusing, dan lampu berkedip.
3. Kejang Fokal dengan Gangguan Kesadaran
Kejang perubahan atau hilangnya kesadaran atau kesadaran epilepsi adalah membuat seseorang mungkin menatap ke langit-langit. Tidak merespons lingkungan secara normal atau melakukan gerakan berulang, seperti menggosok tangan, mengunyah, menelan, atau berjalan berputar-putar.
4. Kejang Absen
Kejang absen epilepsi adalah sering terjadi pada anak-anak dan ditandai dengan menatap ke atas atau gerakan tubuh halus seperti mata berkedip atau menampar bibir. Kejang ini dapat terjadi dalam kelompok dan menyebabkan hilangnya kesadaran sebentar.
5. Kejang Tonik
Kejang tonik epilepsi adalah menyebabkan otot kaku. Kejang ini biasanya memengaruhi otot di punggung, lengan, dan kaki, serta dapat menyebabkan seseorang jatuh ke lantai.
6. Kejang Atonik
Kejang atonik epilepsi adalah menyebabkan hilangnya kendali otot yang dapat menyebabkan pingsan tiba-tiba atau jatuh.
7. Kejang Klonik
Kejang klonik epilepsi adalah berhubungan dengan gerakan otot yang berulang atau berirama menyentak. Kejang ini biasanya menyerang leher, wajah, dan lengan.
8. Kejang Mioklonik
Kejang mioklonik epilepsi adalah biasanya muncul sebagai sentakan atau sentakan singkat yang tiba-tiba pada lengan dan kaki.
9. Kejang Tonik-klonik
Kejang tonik-klonik epilepsi adalah jenis serangan epilepsi yang paling dramatis dan dapat menyebabkan hilangnya kesadaran secara tiba-tiba, tubuh kaku dan gemetar, dan terkadang kehilangan kontrol kandung kemih atau menggigit lidah.
Lalu bagaimana cara mengatasi seseorang yang menderita epilepsi?
Apabila mendapati seseorang mengalami gejala epilepsi seperti kejang, Dokter Spesialis Saraf Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM dr. Fajar Maskuri, M.Sc., Sp.S melansir dari situs website resmi UGM, merekomendasikan agar penderita diamankan agar tidak mengalami cedera.
“Sebenarnya epilepsi adalah gangguan saraf otak sehingga harus dirawat oleh dokter saraf. Meski bersentuhan kulit atau terkena air liur si penderita saat kita menolong itu tidak akan tertular,” dijelaskan.
WHO mengungkap ada 70 persen penderita epilepsi yang bisa terbebas dari kejang dengan mengonsumsi obat anti kejang yang tepat. Perhatikan baik-baik, penghentian konsumsi obat anti kejang dilakukan setelah 2 tahun tidak mengalaminya dan mempertimbangkan faktor klinis, sosial, dan pribadi yang relevan.
Akan tetapi, ketika penderita sudah mengalami gejala epilepsi tetapi tidak kunjung mendapat pengobatan, maka kerusakan otak akan semakin parah. Pengobatan epilepsi memang perlu dilakukan dalam waktu yang lama, ini normal terjadi. Pembedahan harus dilakukan bagi pasien yang merespon buruk perawatan obat.
Pencegahan yang bisa dilakukan?
WHO memperkirakan 25 persen kasus epilepsi dapat dicegah. Mulai dari menghindari cedera kepala, melakukan perawatan perinatal yang memadai, konsumsi obat demam untuk anak yang kejang saat demam, mengurangi faktor risiko kardiovaskular, dan mencegah infeksi sistem saraf pusat.
Terkini Lainnya
Penyebab Epilepsi adalah Genetik, Penyakit, dan Kecelakaan
Gejala Epilepsi dan Cara Mengatasinya yang Tepat
penyebab epilepsi
Epilepsi adalah
Gejala Epilepsi
Cara Mengobati Epilepsi
Cara Mengatasi Epilepsi
Penyakit Epilepsi
Epilepsi
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Uruguay vs Brasil, Segera Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Maju Pilkada 2024, Eman Suherman Berkomitmen Tulus Bantu Warga Majalengka
KPU Diminta Perkuat Iman Usai Tercoreng kasus Asusila Hasyim Asy'ari
Lumayan! Ini Besaran Gaji PPS Pilkada 2024 dan Masa Kerjanya, Simak Cara Daftarnya
Bawaslu Sulut Pastikan Pengungsi Gunung Ruang Punya Hak Pilih dalam Pilkada 2024
Nadiem Makarim Masuk Daftar Usulan Cagub DKI dari PSI Jakut
Hasil Mukerwil DPW PPP Sulsel: Dukung Kepemimpinan Mardiono hingga Sepakat Sukseskan Pilkada 2024
TOPIK POPULER
Populer
7 Potret Syifa Adik Ayu Ting Ting Melahirkan Anak Kedua, Didampingi Keluarga Besar
10 Nama Punggung Nyeleneh di Baju Jersey Ini Bikin Geleng Kepala
6 Potret Heels dan Tas Wanita Ukuran Mini Unik, Menarik Dikoleksi Pecinta Fashion
6 Potret Transformasi Marshanda, Kini Makin Langsing Berkat Rajin Olahraga
6 Potret Fuji Usai Eks Manajer Ditangkap, Dulu Dekat Seperti Saudara
Lumayan! Ini Besaran Gaji PPS Pilkada 2024 dan Masa Kerjanya, Simak Cara Daftarnya
Cara Cetak Kartu Keluarga Online, Gampang Banget dan Tidak Perlu ke Dukcapil
Diyakini Bawa Nasib Sial, Ini 8 Pantangan Sasi Suro Menurut kepercayaan Masyarakat Jawa
6 Potret Barang Nyeleneh Dijual di Toko Ini Bikin Heran, Pembeli Enggak Tertarik
Pra MPLS Adalah Tahap Awal Masa Orientasi, Ketahui Perbedaannya dengan MPLS
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Tampil Kompak, Ini 7 Potret Andrea Dian dan Ganindra Bimo Nonton Euro 2024 di Jerman
Berita Terkini
Dari Mojang Bandung, Harashta Toreh Sejarah jadi Miss Supranational 2024
Ribuan Muda Mudi Padati Gelaran Pertamina Weekend Fest 2024
Menurut UAH Sebutan Bulan Muharram itu Keliru, Seharusnya Disebut Ini
Nadhif Basalamah Sukses Bikin Penonton Pertamina Weekend Fest 2024 Bergalau Ria
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Final Four PLN Mobile Proliga 2024: Siapa Rebut Gelar Juara?
Anggota DPRD Lampung Tengah Tembak Warga hingga Tewas, Terancam 20 Tahun Penjara
Jimly Soal Anwar Usman Gugat Putusan MKMK ke PTUN: Salah Alamat
Cegah Penyelewengan BBM Subsidi, BPH Migas Imbau Penyalur BBM Cek Kelengkapan Dokumen
Penampilan Barry Likumahuwa Project Reunion feat Teddy Adhitya Hibur Pengunjung Pertamina Weekend Fest 2024
Selidiki Kasus Kematian Wanita Tanpa Busana di Cipayung, Polisi Buru Pria Ini
Dirga Wira Berjaya di Indonesian Grandprix 2024, Gondol Piala Kemenpora
Prakiraan Cuaca Bandung Raya 7-9 Juli, Potensi Hujan dan Suhu Minimum