uefau17.com

Menyoal Hernia, Penyakit yang Sering Dianggap Hanya Menimpa Pria Berumur 50 Tahun - Health

, Jakarta - Hernia yang lebih familiar dengan sebutan turun berok seringkali dianggap penyakit yang biasa terjadi pada pria berumur 50 tahun. Padahal, masalah kesehatan ini harus cepat-cepat ditangani sebelum terjadi komplikasi lebih lanjut.

Dijelaskan Dokter Spesialis Bedah RS Royal Progress, dr Ika Megatia BMedSc SpB FINACS FICS, hernia yang menetap bisa menyebabkan jepitan pada isi kantung hernia seperti usus atau lemak usus, dan dapat memicu nyeri hebat.

Juga kematian jaringan usus sampai kebocoran usus atau sampai dengan kematian. Oleh sebab itu, Ika mengimbau agar tidak menunda konsultasi ke dokter guna mencegah hal yang tak diinginkan.

"Laparoskopi atau tindakan minimal invasif menjadi salah satu solusi pengobatan hernia yang menjadi favorit masyarakat di era modern ini," kata Ika dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health pada Rabu, 3 Januari 2024.

Dengan laparoskopi, kata Ika, dampak luka sayatan lebih minim dan nyeri yang lebih ringan, dan dapat menempatkan jaringan yang lebih besar.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2017 menemukan bahwa sekitar 350 per 1.000 populasi menderita hernia dengan gejala yang berbeda-beda.

Lebih lanjut, hernia disebabkan karena adanya kelemahan otot sehingga menimbulkan tonjolan yang umumnya berada di sekitar perut ataupun selangkangan.

Namun, terdapat penyebab lainnya seperti gangguan paru obstruktif kronik atau batuk kronis, kerusakan akibat cedera atau pembedahan, dan segala sesuatu yang menyebabkan peningkatan tekanan intra abdomen.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menyoal Operasi Hernia

Kemudian, Ika menjelaskan bahwa tanda keadaan darurat pada hernia akibat benjolan menetap baik pada posisi tidur dan membesar saat berdiri atau duduk, nyeri kemerahan disertai mual, muntah dan demam.

Dikatakannya, operasi hernia sendiri bertujuan untuk memperkuat dinding abdomen agar dapat mencegah benjolan hernia tidak kembali menonjol.

Umumnya dalam operasi ini, tim dokter menggunakan alat yang disebut MESH untuk menutup hernia dan menguatkan dinding abdomen yang lemah.

Menurut Ika, MESH terbuat dari bahan polimer sintetis yang tidak berbahaya dan dalam pembuatannya telah melewati berbagai tahap uji klinis. Sehingga tidak akan menyebabkan reaksi penolakan oleh tubuh.

"Metode operasi minimal invasif dapat direkomendasikan bagi pasien yang menginginkan pembedahan minim sayatan. Dengan metode pembedahan minimal invasif, pasien hanya mendapatkan luka operasi kecil berkisar 0,5 – 1,5 cm dengan masa pemulihan lebih cepat serta minim rasa sakit," katanya.

"Jadi setelah operasi hernia dilakukan dan tidak ada keluhan, pasien dapat langsung diizinkan pulang," pungkasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat