uefau17.com

Pahami Sarkopenia, Ini Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya - Health

, Jakarta - Sarkopenia dapat memengaruhi kualitas hidup pengidapnya. Sarkopenia adalah hilangnya massa otot, kekuatan, dan fungsi motorik yang progresif dan berkaitan dengan usia. Gangguan otot ini memengaruhi keseimbangan dan mobilitas, menyebabkan terjatuh dan memengaruhi kemampuan untuk hidup mandiri.

Melansir Verywell Health, sarkopenia biasanya terjadi pada orang berumur di atas 65 tahun dan terjadi pada 33 persen orang yang tinggal di panti jompo. Perubahan gaya hidup tertentu dapat membantu mengatasi masalah ini.

Gejala Sarkopenia

Sarkopenia memengaruhi otot dan neuron motorik (sel saraf yang terkait dengan kekuatan dan mobilitas). Maka dari itu, gejala yang dapat terlihat dari penyakit ini adalah menurunnya kemampuan bergerak.

Kondisi ini bersifat progresif, berkembang secara bertahap dan memburuk seiring berjalannya waktu. Gejala umum dari sarkopenia meliputi:

  • Hilangnya massa otot
  • Kelelahan
  • Kelemahan
  • Hilangnya koordinasi motorik
  • Kesulitan menjaga keseimbangan
  • Hilangnya kemampuan berjalan dan berdiri

"Selain gejala fisik, hidup dengan sarkopenia dapat mempengaruhi kualitas hidup secara signifikan. Sarkopenia sering menyebabkan jatuh dan patah tulang pada orang dewasa yang lebih tua. Penyakit ini juga berhubungan dengan depresi dan peningkatan angka rawat inap," mengutip Verywell Health pada Selasa (28/11/2023).

Penyebab Sarkopenia

Sarkopenia adalah proses yang terjadi seiring bertambah usia. Saat tubuh mulai tua, otot-otot kehilangan massa dan fungsinya berangsur-angsur melemah (atrofi).

Proses ini dimulai pada usia 30-an dan menjadi semakin buruk seiring berjalannya waktu. Hal ini terutama sangat terlihat di kalangan orang berusia 60 tahun ke atas.

Kondisi ini muncul akibat ketidakseimbangan antara produksi alami tubuh dan pemecahan sel otot.

Seiring dengan penuaan, kondisi ini terkait dengan beberapa faktor, salah satunya kurang berolahraga.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Faktor Risiko Terkait Sarkopenia

Seperti disebutkan sebelumnya, selain faktor usia, risiko sarkopenia semakin tinggi akibat hal-hal berikut:

Kurang Berolahraga

Penelitian menunjukkan bahwa menjalani gaya hidup yang kurang gerak dapat menyebabkan sarkopenia dan mempercepat perkembangannya. Hal ini dianggap sebagai faktor utama yang dapat dimodifikasi dari kondisi ini.

Malanutrisi

Malanutrisi atau tidak mendapatkan cukup nutrisi yang diperlukan oleh tubuh dapat menyebabkan sarkopenia.

Penelitian telah menemukan hubungan yang kuat antara sarkopenia dan kurangnya asupan protein dan vitamin D.

Beberapa bukti yang menunjukkan rendahnya tingkat vitamin C dan B12 dapat berkontribusi terhadap perkembangan penyakit ini.

Testosteron Tidak Mencukupi

Seiring bertambahnya usia, produksi hormon tertentu berkurang, termasuk testosteron. Ini adalah hormon seks pria.

Penelitian telah menemukan bahwa kadar testosteron yang lebih rendah berhubungan dengan berkurangnya massa otot dan perkembangan sarcopenia.

Peradangan Kronis

Peradangan kronis berhubungan dengan sarkopenia. Peradangan dapat timbul karena kondisi kesehatan tertentu atau sebagai akibat alami dari penuaan, sehingga menyebabkan melemah atau hilangnya massa otot.

3 dari 3 halaman

Penanganan Sarkopenia

Sarkopenia adalah akibat alami dari penuaan dan tidak dapat dicegah sepenuhnya. Namun, perkembangan kondisi ini dapat diperlambat dengan bimbingan medis.

Saat ini, tidak ada obat yang disetujui untuk sarkopenia, sehingga strategi pengobatan biasanya melibatkan penilaian medis berkala dan strategi gaya hidup.

Pendekatan utama untuk mengobati sarkopenia difokuskan pada peningkatan kebugaran dan aktivitas fisik. Latihan ketahanan, menggunakan pita atau beban untuk membangun kekuatan otot, dianggap sebagai pengobatan lini pertama.

Penyedia layanan kesehatan biasanya merekomendasikan dua sesi mingguan yang berfokus pada kekuatan tubuh bagian atas dan bawah.

Selain itu, penyedia layanan kesehatan dapat merekomendasikan perubahan pola makan sebagai bagian dari pengobatan.

Karena malanutrisi dapat memicu sarkopenia, memantau pola makan dan memastikan pasien mendapatkan cukup makanan sangatlah penting.

Beberapa bukti menunjukkan bahwa vitamin dan mineral tertentu dapat membantu, termasuk:

  • Vitamin D
  • Vitamin C
  • Vitamin B12
  • Selenium
  • Magnesium.

Beberapa penelitian menemukan bahwa meningkatkan protein makanan di atas jumlah yang disarankan dapat membantu mengatasi sarkopenia.

Hal ini dapat berarti meningkatkan konsumsi daging, mengonsumsi lebih banyak produk susu, atau menggunakan bubuk protein tambahan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat