uefau17.com

Cari Tahu Penyebab Virus Nipah Muncul Berulang, Kerala Lakukan Penelitian Seroprevalensi - Health

, Jakarta - Menteri Utama Kerala Pinarayi Vijayan mengatakan akan melakukan studi seroprevalensi terhadap populasi guna mencari tahu penyebab kasus berulang virus Nipah yang ditemukan di distrik Kozhikode.

Pasalnya, hingga kini Dewan Penelitian Medis India atau Indian Council of Medical Research (ICMR) tidak memberikan jawaban yang jelas mengapa wabah virus Nipah berulang kali terjadi di daerah tersebut.

Adapun survei seroprevalensi berbasis populasi menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah untuk memprediksi proporsi infeksi dan kekebalan guna memahami beban penyakit, pola penularan, dan faktor risiko terkait.

"Jadi, negara memutuskan untuk melakukan survei sero. Kami telah meminta departemen kesehatan menyiapkan proposal untuk ini," ucap Menteri Utama Vijayan dalam media briefing di Thiruvananthapuram, dilansir Hindustan Times, 20 September 2023.

Lebih lanjut Vijayan mengatakan, pemerintah negara bagian Kerala telah mengambil semua tindakan pencegahan penyebaran dan memastikan perawatan yang lebih baik individu yang terinfeksi virus Nipah India.

"Ancaman virus Nipah tidak bisa dikatakan sudah hilang. Sungguh melegakan bahwa penyakit ini tidak menyebar ke lebih banyak orang."

Vijayan menambahkan, seluruh sistem kesehatan di Kerala ambil bagian dalam insiatif penanganan virus Nipah.

"Pemerintah terus mengambil langkah efektif untuk mencegah penyebaran dan memastikan pengobatan yang lebih baik bagi mereka yang terinfeksi. Seluruh sistem kesehatan dari negara bagian terlibat dalam inisiatif ini dengan kehati-hatian yang tinggi," jelas Vijayan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Langkah Pencegahan Saintifik

Langkah pencegahan saintifik pun telah dilakukan guna mencegah virus Nipah di Kozhikode menyebar ke wilayah tetangga seperti distrik Kannur, Wayanad, dan Malampuram.

"Situasi yang lebih berbahaya dapat dihindarkan karena virusnya terdeteksi secara dini. Segera setelah demam yang tak biasa dikenali, pemerintah melakukan dan mengkoordinasikan perhitungan preventif," ucapnya.

Dikatakannya, rencana aksi penanganan infeksi Nipah telah disusun dan Komite Inti Nipah yang terdiri dari 19 tim pun turut dibentuk.

"Ruang kendali Nipah didirikan di wisma pemerintah di Kozhikode. Sebuah call center dibuka dan terhubung dengan layanan 'Disha' dari Departemen Kesehatan,” tambahnya.

Mengenai jumlah orang yang terinfeksi dan daftar kontak, CM mengatakan, “1286 orang termasuk dalam daftar kontak. 276 di antaranya termasuk dalam kategori risiko tinggi. 122 orang di antaranya merupakan anggota keluarga dan kerabat pasien. 118 petugas kesehatan ada dalam daftar kontak. 994 orang sedang dalam pengawasan.”

 

3 dari 4 halaman

Memiliki Strain Berbeda dari Virus Nipah Malaysia

Mengutip laman Nature, virus Nipah yang ditemukan di India dan Bangladesh memiliki strain yang berbeda dengan strain virus NiV di Malaysia. Hal tersebut dijelaskan epidemiolog dari Stanford University Stephen Luby.

Strain virus Nipah di Malaysia menyebar dari hewan ke manusia dengan sedikit transmisi antarmanusia. Namun, strain virus Nipah di Kerala bisa ditularkan dari orang ke orang dan disebut lebih mematikan.

"Hal ini memperingatkan kita bahwa ini merupakan virus yang jahat," ucap Luby.

Meski berpotensi mematikan, penyebaran virus Nipah antarmanusia tidaklah mudah jika dibandingkan infeksi lain yang ditularkan oleh hewan. Oleh karena itu, virolog Danielle Anderson dari Royal Melbourne Hospital di Australia melihat kecil kemungkinannya virus ini menyebar ke luar negeri.

Sebuah penelitian pada tahun 2019 terhadap hampir 250 kasus virus Nipah di Bangladesh selama 14 tahun menemukan bahwa sekitar sepertiga infeksi pada manusia ditularkan ke orang lain.

“Saya tidak menyangka penyakit ini akan menyebar secara global,” kata Anderson.

“Tidak ada yang sebanding dengan apa yang kita lihat terkait COVID-19.”

4 dari 4 halaman

Jenis Virus Nipah Kerala Tidak Banyak Berubah

Tingkat kematian yang tinggi akibat virus ini juga mengurangi peluang virus untuk menyebar dengan cepat ke seluruh populasi, kata Christopher Broder, pakar penyakit menular baru di Uniformed Services University Medical School di Bethesda, Maryland.

“Bukan kepentingan terbaik virus ini untuk mematikan semua orang yang terinfeksi.”

Ia menambahkan bahwa jenis virus yang beredar di Kerala tidak banyak berubah sejak pertama kali muncul lebih dari dua dekade lalu di Bangladesh, meskipun wabah di masa depan bisa menjadi lebih besar jika virus tersebut bermutasi menjadi jenis yang lebih ringan namun lebih menular. Kemungkinan juga terdapat varian yang sudah beredar namun belum terdeteksi, kata Broder.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat