, Jakarta - Belakangan ini sejumlah orangtua tentu merasakan bagaimana anak-anak bergantian terkena batuk pilek maupun demam. Sayangnya, sangat sedikit orangtua yang memilih melakukan tes swab baik antigen atau PCR. Padahal swab salah satu cara untuk memastikan terinfeksi COVID-19 atau penyebab lainnya.
Dr. Yogi Prawira, Sp.A(K), yang merupakan Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyadari kesadaran masyarakat untuk testing mulai turun. Tanpa disadari, anak-anak yang tidak pernah testing ini tidak akan ketahuan riwayatnya jika tiba-tiba terkena Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C).
Baca Juga
MIS-C adalah sindrom peradangan multisistem pada anak-anak. Ini adalah kondisi di mana bagian tubuh yang berbeda dapat meradang, termasuk jantung, paru-paru, ginjal, otak, kulit, mata, atau organ pencernaan.
Advertisement
"Yang jadi masalah saat ini kesadaran untuk testing sudah mulai turun sehingga sering kali anak-anak, terus terang saat kami merawat, cukup banyak ya yang mengalami MIS-C. Kalau ditanya orangtuanya, 'Oh saya nggak tahu kalau anak saya pernah terinfeksi COVID-19.' Entah karena tadi menganggap gejalanya batuk pilek ringan biasa, jadi nggak usah dites," kata Yogi dalam sebuah webinar beberapa waktu lalu.
Lantas bagaimana dokter bisa mendiagnosis anak tersebut pernah terinfeksi COVID-19?
Pertama, kata Yogi, dokter melakukan contact tracing. Apabila anak tidak pernah dites maka tidak akan ketahuan pernah positif atau memang negatif. Jika seperti itu, dokter akan menanyakan apakah ada orang yang tinggal serumah pernah terinfeksi COVID-19?
"Ataukah anaknya pernah kontak dengan teman sekolahnya yang ternyata positif PCR atau antigennya, jawabnya ada. Itu sudah satu clue," jelas Yogi.
Kemudian yang kedua, lanjut Yogi, beberapa anak ini diperiksakan antibodinya. Pada anak-anak di bawah 6 tahun akan kelihatan pernah terinfeksi COVID-19 dari antibodi COVID-nya karena belum vaksinasi.
"Antibodi ini didapat dari dua cara, yakni vaksinasi dan infeksi alami. Ternyata banyak anak-anak di bawah enam tahun ini antibodinya pernah positif. Kan di Indonesia belum divaksin nih yang di bawah 6 tahun, tapi dia sudah pernah terinfeksi," jelas Yogi.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Tetap Swab Anak
Kuncinya apa agar orangtua tidak kecolongan seperti ini? Menurut Yogi, orang tua harus memiliki kesadaran dan memperhatikan status anaknya. Ini artinya orangtua harus tahu jika anaknya terpapar COVID.
"Kalau anak bergejala jangan tidak di-swab. Karena begitu kita tahu, oke anak saya positif maka saya pantau sekian lama. Kalau diliteratur 2-8 minggu untuk masa akut mengalami MIS-C, di atas 12 minggu masuk kategori Long Covid," tegas Yogi.
Apabilal orangtua ingin anak bersekolah offline, maka lengkapi vaksinasi bukan hanya vaksinasi dasar, tapi juga vaksinasi tambahan. Termasuk vaksinasi COVID-19.
"MIS-C bisa diturunkan risikonya dengan vaksinasi COVID-19. Bisa menurunkan risiko sampai 91-92 persen," kata Yogi.
Ia menyadari pada anak-anak yang sehat, tidak punya komorbid, pada saat terinfeksi COVID-19, biasanya akan sembuh dengan sendirinya. Namun tetap saja orang tua harus memantau 2-8 minggu setelahnya untuk kemungkinan MIS-C.
"Tapi yang menjadi issue dan concern kita adalah mengenai post-COVID-19 yakni MIS-C. Secara sederhana pada saat anak terinfeksi COVID banyak sembuh sendiri, tapi kemudian dalam hitungan 2 minggu kemudian, ada yang menyebutkan bisa sampai 12 minggu kemudian, dan beberapa melaporkan ternyata berbulan-bulan. Kemudian anak ini lebih rentan untuk mengalami peradangan hebat," jelasnya.
Advertisement
Waspadai Hal Ini
Apa saja yang perlu orangtua waspadai? Pertama, kata Yogi, orangtua harus waspada jika anak demam. Demamnya itu bisa 24-72 jam. Demamnya biasanya bandel.
Kemudian, perhatikan juga jika anak mengalami gejala di saluran cernanya, seperti muntah dan diare. Bahkan, beberapa anak ada yang mengalami gangguan di saluran kemih. Anak-anak ini mengalami penurunan produksi urine secara mendadak dengan waktu yang sangat singkat
"Kalau ayah bunda anaknya baru saja terpapar COVID dalam hitungan minggu sampai bulan kemudian gejala demam, keluhan saluran cerna, kita pantau produksi urinenya. Kan anaknya harusnya 4 jam sekali 6 jam sekali ada pipis, ternyata dia memanjang lebih 12 jam. Nggak ada urine atau jumlahnya sedikit itu sudah awareness bagaimana pun harus konsultasi," kata Yogi.
Kewaspadaan orangtua sangat diperlukan karena menurut Yogi terjadi peningkatan kasus yang tadinya anak-anak sehat saja, namun beberapa minggu kemudian muncul gejala postcovid.
"Sebagian besar akan sembuh sendiri, namun justru laporan menyebutkan bahwa pada 2 hingga 8 minggu, ada sebagian kecil anak yang kemudian mengalami peradangan hebat
Untuk itu, kata kunci yang tepat dalam kondisi seperti ini adalah pencegahan. Yogi menyadari pencegahan ini juga tidak bisa individual, ada beberapa lapisan yang ikut berperan. Selain pemerintah, masyarakat juga saling bekerja sama.
"Kalau Mama mau kirim sekolah kemudian melihat Kepala Sekolah, guru kalau ngomong masker diturunin, ini harus menjadi catatan karena anak peniru ulung. Atau yang nganterin sering kali kita lihat "Ooo outdoor tidak pakai masker." Rekomendasi terbaru dengan situasi yang belum jelas itu menggunakan masker itu wajib."
"Dua hal yang tidak boleh dikurangi yaitu masker dan ventilasi. Kalau misalnya kita masih mencari apa sih prokes yang paling efektif, yaitu masker dan ventilasi.
Yogi menerangkan bahwa itu artinya ada saat masker anak-anak harus diturunkan untuk mengonsumsi makanan dan sebagainya, maka sekolah harus memperhatikan ventilasinya. Itu termasuk dalam pencegahan.
Kasus MIS-C pada Anak
Selama ini data tentang anak yang terkena MIS-C memang belum lengkap, jika dipersentase pun terbilang kecil. Namun, Yogi selalu menekankan berbicara anak ini tak bisa berbicara tentang persentase.
"Ada yang bilang 2 dari 100.000 anak yang akan mengalami kejadian ini akan masuk ICU dan fatal, berarti kalau dalam persentase cuma 0,0 sekian. Tapi buat orang tua buat si anak, itu adalah 100 persen. Jadi kita jangan hanya bicara statistik."
"Jangan hanya lihat angka-angka saja, tapi lihat di lapangan karena terus terang, pemahaman tentang COVID-19 tergantung seberapa banyak kita terpapar dengan kasus itu. Kebetulan saya di ICU anak, ketemunya yang berat-berat makanya saya lebih concern dalam masalah ini," ujarnya dengan tegas.
Terkini Lainnya
Cek Vaksin Booster COVID Omicron di Sekitar Saya, Ini Langkah-langkahnya
Kerugian Negara Akibat Korupsi Bansos Jokowi Naik Jadi Rp250 Miliar
Sinyal Restrukturisasi Kredit Covid-19 Diperpanjang, Simak Deretan Saham Menarik Pekan Ini 1-5 Juli 2024
Tetap Swab Anak
Waspadai Hal Ini
Kasus MIS-C pada Anak
COVID-19
gejala covid
mis-c
gejala covid-19
Rekomendasi
Kerugian Negara Akibat Korupsi Bansos Jokowi Naik Jadi Rp250 Miliar
Sinyal Restrukturisasi Kredit Covid-19 Diperpanjang, Simak Deretan Saham Menarik Pekan Ini 1-5 Juli 2024
25,27 Juta Orang Indonesia Masih Miskin hingga Maret 2024, Lebih Rendah Sebelum COVID-19
Judi Online Cari Mangsa, Literasi Digital Senjata Penangkalnya
Bansos Jokowi Dikorupsi Rp125 Miliar, KPK: Isi Beras, Minyak Goreng, Biskuit
Begini Modus Pelaku Korupsi Banpres Covid-19 Rugikan Negara Rp125 Miliar
Gejala Covid Varian Baru, Waspadai Penyebarannya
OPINI: Dari Mana Asal-Usul Pandemi? Belajar dari Pengalaman COVID-19
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Uruguay vs Brasil, Segera Dimulai
Ketua KPU
Pasca Hasyim Asy’ari Dipecat, Mahfud Sarankan Seluruh Komisioner KPU RI Diganti
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Maju Pilkada 2024, Eman Suherman Berkomitmen Tulus Bantu Warga Majalengka
KPU Diminta Perkuat Iman Usai Tercoreng kasus Asusila Hasyim Asy'ari
Lumayan! Ini Besaran Gaji PPS Pilkada 2024 dan Masa Kerjanya, Simak Cara Daftarnya
Bawaslu Sulut Pastikan Pengungsi Gunung Ruang Punya Hak Pilih dalam Pilkada 2024
Nadiem Makarim Masuk Daftar Usulan Cagub DKI dari PSI Jakut
Hasil Mukerwil DPW PPP Sulsel: Dukung Kepemimpinan Mardiono hingga Sepakat Sukseskan Pilkada 2024
TOPIK POPULER
Populer
Diduga Dilakukan Mahalini Karena Tampak Mancung, Operasi Hidung Tidak Melulu Soal Kecantikan Loh!
SMK Mitra Industri MM2100, Sekolah Pertama di Asia Tenggara dengan Spesialisasi Cat
Mengenal Perawatan Kulit Wajah Trilogy 2.0 yang Kini Hadir di Jambi
Video Harashta Haifa Zahra Miss Supranational 2024 Bawakan Bubuy Bulan Viral, Bule-Bule Melongok
4 Pasangan Zodiak yang Paling Berpotensi dari Sahabat Jadi Cinta, Kamu Salah Satunya?
Cegah Keparahan dengan Deteksi Dini, Fatty Liver Apa Bisa Sembuh?
Revitalisasi Digital: Siloam Hospitals Group dan dibimbing.id Berkolaborasi untuk Transformasi Karyawan dan Dokter
Wajah Mulus Bebas Jerawat Hanya dengan 1 Cara, Simak Tipsnya di Sini
Jadi Tipe Idaman Cowok Indonesia, Ini 5 Jurus Rahasia Xaviera Clash of Champions Fasih Bahasa Korea
[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama: Pemberhentian Dekan FK Unair
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Tampil Kompak, Ini 7 Potret Andrea Dian dan Ganindra Bimo Nonton Euro 2024 di Jerman
Berita Terkini
IHSG Berpeluang Menguat Terbatas, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 8 Juli 2024
Bos Besar BYD Sambangi Dealer Baru di Jantung Kota Jakarta
Peringatan Suhu Panas Meluas di British Columbia
Netanyahu Ogah Hentikan Perang di Jalur Gaza
5 Tanda Anda Memiliki Gaya Keterikatan Cemas dalam Hubungan
Spanyol Segera Rilis Paspor Porno Digital yang Berlaku 30 Hari, Apa Fungsinya?
Manchester United Siap Merugi Rp 672 Miliar agar Pemain Tak Berguna Laku Dijual
Dampak Positif Olahraga terhadap Kesehatan Mental
Aksi Sosial Bersama Masyarakat Peradilan, MA Bangun Surau untuk Korban Banjir Sumbar
Lowongan Kerja bagi Lulusan D3 dan S1, Simak Posisi dan Syaratnya
Mengenal Perawatan Kulit Wajah Trilogy 2.0 yang Kini Hadir di Jambi
Penyebab Rambut Kusut dan Susah Diatur, Yuk Kembalikan Helai Indahnya!
Nadin Amizah Tampil Memukau di Weekend Fest 2024 Meski Alami Suara dalam Kondisi Serak
Sandiaga Masuk Radar PKB di Pilgub Jabar, PPP: Pak Sandi Cocok untuk di Mana Saja