uefau17.com

Kemenkes Harap 2 Trik Ini Dibangun Lagi agar Vaksinasi Booster Melejit - Health

, Jakarta Indonesia masih perlu mengejar cakupan vaksinasi booster. Sebab, laju vaksinasi booster atau dosis 3 bagi masyarakat berjalan lambat dibanding vaksinasi dosis 1 dan dosis 2 yang sudah di atas 70 persen.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Mohammad Syahril berharap upaya 'jemput bola' dan penambahan sentra-sentra vaksinasi COVID-19 di sejumlah fasilitas publik seperti bandara dan terminal dapat dihidupkan kembali.

Upaya mengejar cakupan vaksinasi booster juga sebagaimana arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengendalikan COVID-19. Vaksinasi menjadi salah satu cara demi membangun kekebalan atau imunitas terhadap virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, walau tidak 100 persen memberikan perlindungan.

"Saya kira upaya yang kita lakukan sebetulnya ini sudah digariskan oleh Bapak Presiden pada saat kita melakukan pengendalian dan pencegahan COVID-19, salah satunya melalui vaksin booster," terang Syahril saat Press Conference: Perkembangan Kasus COVID-19, Hepatitis Akut dan Cacar Monyet yang disiarkan dari Gedung Kemenkes RI Jakarta, ditulis Rabu (21/9/2022).

"Untuk itu, ayo kita gerakkan lagi (vaksin booster) kata beliau. Tentu saja, kalau lakukan lagi, maka upaya yang harus kita lakukan adalah memberikan dukungan kepada masyarakat agar mau dibooster, termasuk melakukan upaya 'jemput bola.'

'Jemput bola' dinilai efektif untuk memberikan akses lebih mudah kepada masyarakat yang mengalami keterbatasan atau kendala mendapatkan vaksin booster. Terlebih, bila lokasi tempat tinggal jauh dari fasilitas kesehatan atau sentra vaksinasi.

"Dengan 'jemput bola' artinya kita mendatangi orang-orang yang punya akses terbatas terhadap pelayanan kesehatan khususnya vaksinasi ini," imbuh Syahril.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bangun Kembali Sentra Vaksinasi

Upaya menggencarkan vaksinasi booster, menurut Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dapat dilakukan seperti menjelang mudik Lebaran 2022. Pada waktu itu, Pemerintah mengeluarkan kebijakan wajib vaksin booster untuk mudik, yang ditindaklanjuti dengan dibangunnya sentra vaksinasi COVID-19.

Pada kondisi sekarang pun masyarakat dapat tetap mendapatkan vaksin booster dengan mendatangi fasilitas kesehatan (faskes), yakni puskesmas dan rumah sakit terdekat.

"Yang vaksinasi booster itu bagus sekali lho sebelum mudik, yang mana seluruh stakeholder dari TNI - Polri, swasta, kemudian media ya pengusaha, semuanya berjibaku, bersama-sama dengan mendirikan sentra-sentra vaksinasi," imbuhnya.

"Sebetulnya, vaksinasi booster juga sudah tersedia di faskes pelayanan kesehatan. Ya, sudah disiapkan oleh kita semua, Pemerintah, mulai dari puskesmas, klinik sampai rumah sakit."

Di sisi lain, Syahril menekankan, akan sangat bagus bila ada penambahan sentra vaksinasi COVID-19. Tujuannya, demi memperluas akses masyarakat mendapatkan booster.

"Tentu saja, kalau untuk menambah jangkauan, saya rasa bagus sekali dari bandara, mal itu membuka sentra vaksinasi lagi, termasuk di stasiun kereta api, sehingga kita memberikan jangkauan yang lebih luas," ucapnya.

"Lagi pula, sumber daya manusia (SDM) kita cukup kok dan vaksinnya juga tersedia. Maka, kami imbau kepada seluruh masyarakat, sebetulnya tidak ada halangan untuk melakukan itu (vaksinasi booster) dan sangat mudah didapatkan di seluruh faskes."

3 dari 4 halaman

Jalankan Kebijakan WHO

Terkait vaksinasi COVID-19, Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengungkapkan, bahwa upaya vaksinasi masih terus dijalankan di seluruh negara di dunia. Arahan ini sebagaimana 6 kebijakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam upaya mengakhiri pandemi COVID-19.

Kebijakan tersebut menyusul dengan pernyataan WHO Director-General Tedros Adhanom Ghebreyesus, akhir pandemi COVID-19 sudah di depan mata.

"Ada 6 strategi WHO, artinya, tanda-tanda pandemi COVID-19 segera berakhir di depan mata yang disampaikan oleh WHO itu tidak serta-merta kita membalikkan telapak tangan," ucap Syahril.

"Tapi harus ada dengan 6 langkah tadi, salah satunya vaksinasi, kemudian mengkomunikasikan risiko kepada masyarakat sehingga masyarakat tetap menjadi bagian di dalam mendukung upaya vaksinasi."

Adapun pemberian vaksinasi menggunakan vaksin COVID-19 buatan dalam negeri seperti Vaksin InaVac dan IndoVac akan tetap dilakukan -- jika nanti vaksin sudah resmi diperoleh izin darurat penggunaan (Emergency Use Authorization/EUA) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Pemberian vaksin bertujuan untuk pencegahan dan pengendalian COVID-19.

4 dari 4 halaman

Cakupan Booster Baru 26 Persen

Berdasarkan 'Analisis Data COVID-19 Indonesia' yang diterbitkan Satgas Penanganan COVID-19 per 11 September 2022, cakupan vaksinasi tertinggi terdapat pada provinsi DKI Jakarta (134,73 persen), Bali (105,71 persen), dan Yogyakarta (102,02 persen).

Walau begitu, masih terdapat provinsi dengan cakupan vaksinasi di bawah 50 persen, yaitu 1 provinsi pada dosis 1 dan 4 provinsi pada dosis 2. Sementara pada dosis 3, ada 28 provinsi dengan cakupan di bawah 30 persen.

Pada perkembangan terkini, data Vaksinasi COVID-19 Kemenkes per 20 September 2022 pukul 20.02 WIB mencatat, vaksinasi dosis 3 atau booster pertama di angka 26,77 persen (62,8 juta dosis suntik) dan dosis 4 atau booster kedua tenaga kesehatan di angka 38,35 persen (563.275 dosis suntik).

Sementara itu, cakupan vaksinasi dosis 1 di angka 87,09 persen (204,3 juta dosis suntik) dan dosis 2 di angka 72,86 persen (170,9 juta dosis suntik).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat