, Jakarta Indonesia dinilai harus bisa berkaca dari penanganan pandemi Flu Spanyol di tahun 1918 dalam menangani pandemi COVID-19. Pemerintah Hindia Belanda kala itu dinilai terlambat dalam penanganan dan pengendalian penyakit.
Ravando Lie, Kandidat Doktor Sejarah University of Melbourne, Australia mengatakan bahwa pada saat itu, Hindia Belanda sesungguhnya sudah mendapatkan telegram terkait ancaman virus Flu Spanyol yang diperkirakan akan masuk ke wilayah cikal bakal Indonesia tersebut.
"Tetapi disebutkan bahwa tidak perlu khawatir dan diduga kuat virus ini tidak separah seperti virus influenza yang terjadi pada akhir abad 19," kata Ravando dalam dialog yang disiarkan dari Graha BNPB, Jakarta pada Kamis kemarin, ditulis Sabtu (1/8/2020).
Advertisement
Ravando mengungkapkan, ketika penyakit tersebut mulai masuk dari berbagai jalur pelabuhan dan mulai menimbulkan kepanikan masyarakat, pemerintah dan media kala itu tetap bersikukuh bahwa flu tersebut tidak separah pandemi virus sebelumnya.
"Pada akhirnya ketika terjadi gelombang kedua dimana membunuh jutaan orang, pemerintah Hindia Belanda baru mulai bergerak dengan membentuk komisi influenza," ujarnya. Selain itu, turun naik penumpang di jalur pelabuhan baru diatur pada 1920 usai dibentuknya Influenza Commission.
"Itu cukup terlambat pada tahun 1920 ketika virus itu sudah mulai tertidur atau mungkin mulai menghilang," katanya.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Kawasan wisata Kota Terlarang di Beijing, China sempat ditutup akibat pandemi corona. Kawasan ini akan dibuka dengan aturan pengunjung yang baru.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Pertentangan di Kalangan Pengusaha
![Perawat menyiapkan masker untuk mencegah penyebaran flu Spanyol pada 1918. (foto: National Archives)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/BywtwrQk260mwHPe7JWvIxRof6c=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3076001/original/073713300_1584098300-spanishflu1.jpg)
Syefri Luwis, peneliti sejarah dari Universitas Indonesia menyebutkan bahwa di Hindia Belanda kala itu, 1,5 juta orang menjadi korban dari pandemi Flu Spanyol. Namun, studi lain mengungkapkan bahwa korban di Jawa dan Madura saja mencapai sekitar 4,37 juta jiwa dengan total penduduk sekitar 60 juta orang.
"Jawa menjadi episentrum karena jumlah penduduknya sangat padat pada saat itu," kata Syefri dalam kesempatan yang sama.
Selain itu, ia mengatakan bahwa terjadinya pertentangan di antara kalangan pengusaha juga menjadi salah satu faktor penyebab Hindia Belanda terdampak parah flu Spanyol.
"Di mana para pengusaha saat itu tetap memaksakan perjalanan kapal laut yang dari luar negeri itu masuk ke Hindia Belanda karena urusan bisnis dan lain-lain," ujarnya.
Ia mengungkapkan, dokter-dokter pada saat itu juga telah meminta adanya larangan berkumpul. Namun direktur kehakiman menolaknya dengan alasan dapat menimbulkan keresahan.
Ravando mengatakan bahwa flu Spanyol di wilayah Indonesia timur masih berkecamuk hingga sekitar bulan April dan Mei 1919.
"Akan sulit mendapatkan jumlah (korban) sesungguhnya karena pada saat itu banyak laporan yang ditutupi dan juga sistem informasi juga belum terbuka seperti saat ini."
Advertisement
Pengaruh Perang Dunia I Terhadap Penyebaran Penyakit
![Flu Spanyol pada 1918. (Foto: National Archives)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/bykKnPby4e0HkUu5DKVLuyyFzjQ=/640x853/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3118969/original/057937200_1588577646-fluspanyol_conf.jpg)
Beberapa penelitian menyebut bahwa korban meninggal secara global dari pandemi Flu Spanyol pada saat itu bisa mencapai 20 hingga 100 juta orang.
"Hampir seluruh pelosok Bumi terkena penyakit ini," kata Syefri.
Flu Spanyol sendiri sesungguhnya tidak diketahui dari mana asalnya. Penyakit ini disebut "Flu Spanyol" karena saat itu, Spanyol merupakan negara netral dalam Perang Dunia pertama yang pertama kali melaporkan temuan kasus penyakit tersebut.
Menurut Syefri, beberapa negara yang diduga menjadi awal dari penyebaran flu ini adalah Amerika Serikat, Prancis, hingga Tiongkok.
"Teori yang paling memungkinkan mengenai penyebaran Flu Spanyol ini, akarnya diduga bermula dari Kansas, Amerika Serikat. Karena pada saat itu terjadi Perang Dunia pertama, maka terjadi mobilisasi tentara dan penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya sehingga memudahkan penyebaran virus,' kata Ravando.
Syefri mengatakan, Perang Dunia pada saat itu juga punya peran dalam penyebarannya karena informasi yang ditekan agar menghindari turunnya kondisi mental para tentara yang tengah berperang.
Terkini Lainnya
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Pertentangan di Kalangan Pengusaha
Pengaruh Perang Dunia I Terhadap Penyebaran Penyakit
pandemi
Flu Spanyol
Flu Spanyol 1918
Hindia Belanda
Euro 2024
Sudah 39 Tahun, Cristiano Ronaldo Beri Bocoran Terkait Masa Depannya di Portugal
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Tekel Keras Gelandang Jerman Akhiri Kiprahnya di Euro 2024, Pedri Kirim Pesan pada Toni Kroos
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Copa America 2024
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
Kaesang Pangarep Ungkap PSI-PKS Jalin Kerja Sama di Pilkada untuk 3 Wilayah Ini
Kapan Pilkada 2024? Simak Jadwal Persiapan dan Penyelenggaraannya
Jelang Pilkada 2024, Masyarakat Aceh Barat Diminta Tak Terprovokasi Hoaks
Proses Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Simak Tanggung Jawab dan Masa Kerjanya
TOPIK POPULER
Populer
Minuman Pengganti Kopi, Bantu Tetap Melek dan Semangat Bekerja
Pilih Kopi atau Teh di Pagi Hari? Ungkap Kepribadian Seseorang Lewat Minuman Favorit
BMKG Prediksi Hujan Guyur Kota-Kota Besar Hari Ini, Pakar Bagikan Kiat Jaga Kesehatan di Musim Pancaroba
Soal Serangan Ransomware, Dirut BPJS Kesehatan: Keamanan Data Kami Berlapis-Lapis
Bantah Wajibkan Wanita Punya 1 Anak Perempuan, Kepala BKKBN Justru Ngomong Begini
70 Persen Ibu Hamil Konsumsi Kental Manis, YAICI: Itu Bukan Susu
Apa Itu Cryptarithm? Game Angka yang Bikin Sandy dan Axel Gampang Tumbangkan Tim Jessica Clash of Champions
Katy Saunders Hamil Lagi, Song Joong Ki Bakal Jadi Bapak 2 Anak
Viral! Brian Clash of Champions Bikin Netizen Terenyuh dengan Pesan Menyentuh, Begini Isinya
Pegi Setiawan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Profil Eman Sulaeman, Hakim PN Bandung yang Kabulkan Praperadilan Pegi Setiawan
5 Fakta Terkait Pegi Setiawan Bebas dari Tahanan, Kabulkan Gugatan Praperadilan
Pegi Setiawan Bakal Dibebaskan, Komnas HAM Pastikan Penyelidikan Kasus Vina Cirebon Berlanjut
Hotman Paris Ajak Pegi Setiawan Makan Ramen Setelah Status Tersangka Kasus Vina Cirebon Batal
Berita Terkini
Kepastian Hukum jadi Kunci Picu Kinerja Industri Manufaktur di Indonesia
Orang Tua di Jepang Tuai Kecaman Usai Biarkan Anaknya di dalam Mobil demi Konten
Industri Plastik Lokal Terancam Gulung Tikar, Ini Sebabnya
Kemendagri Bersama KPK dan BPKP Perkuat Fungsi APIP untuk Berantas Praktik Korupsi di Pemda
Hidrogen jadi Energi Alternatif Tekan Emisi Karbon
Bos Hutama Karya: Korupsi Pengadaan Tanah Tak Gunakan Dana PMN
Mahasiswa Unesa Peraih Medali AUG 2024 Diganjar Beasiswa dan Bebas Skripsi
Saksikan Sinetron Di Antara Dua Cinta di SCTV Episode Senin 8 Juli 2024 Pukul 21.30 WIB, Simak Sinopsisnya
Sebelum Peluru Maut Meletus, Anggota DPRD Lampung Sempat Lepaskan 7 Kali Tembakan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Jadi Menkeu Baru Inggris, Rachel Reeves Bocorkan Rencana Pulihkan Ekonomi
Kaesang Pangarep: Harusnya PKS Usung Kadernya Sendiri Jadi Cagub Jakarta
70 Persen Ibu Hamil Konsumsi Kental Manis, YAICI: Itu Bukan Susu
Sirkuit Mandalika Gelar Balap Mobil Radical Perdana Oktober 2024
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024