uefau17.com

Israel Evakuasi Warga Sipil dari 28 Komunitas di Perbatasannya dengan Lebanon Akibat Serangan Hezbollah - Global

, Tel Aviv - Israel pada Senin (16/10/2023), mengumumkan bahwa mereka mengevakuasi warga sipil yang tinggal di kota-kota dalam jarak hingga dua kilometer dari perbatasan dengan Lebanon. Kabar itu muncul di tengah serangan roket dan rudal dari Hezbollah dalam beberapa hari terakhir.

Otoritas Manajemen Darurat Nasional (NEMA) di Kementerian Pertahanan Israel seperti dilansir Haaretz pada Senin (16/10/2023) mengatakan bahwa warga akan dibawa ke hotel dan wisma, yang biayanya ditanggung pemerintah.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa pihaknya telah memberi tahu kepala otoritas lokal mengenai implementasi rencana tersebut.

Menurut IDF dan Kementerian Pertahanan Israel, 28 komunitas yang termasuk dalam rencana tersebut adalah Ghajar, Dishon, Kfar Yuval, Margaliot, Metula, Avivim, Dovev, Ma'ayan Baruch, Bar'am, Manara, Yiftah, Malkia, Misgav Am, Yir'on, Dafna, Arab al-Aramshe, Shlomi, Netu'a, Ya'ara, Shtula, Matat, Zar'it, Shomera, Betzet, Adamit, Rosh Hanikra, Hanita dan Kfar Giladi.

Juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan pada Senin bahwa Hezbollah akan menghadapi respons mematikan jika terus melakukan serangan terhadap Israel.

"Hezbollah melakukan sejumlah serangan kemarin untuk mencoba mengalihkan upaya operasional kami (menjauh dari Jalur Gaza), di bawah arahan dan dukungan Iran, sekaligus membahayakan Negara Lebanon dan warganya," kata Hagari, seperti dikutip dari The Times of Israel.

"Kami telah meningkatkan pasukan kami di perbatasan utara dan akan merespons secara agresif setiap aktivitas yang melawan kami. Jika Hezbollah berani menguji kami, reaksinya akan mematikan. Amerika Serikat (AS) memberi kami dukungan penuh."

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Israel Perkuat Pasukan di Utara

Pada Minggu (15/10), Hezbollah dilaporkan meluncurkan enam rudal anti-tank ke sebuah kota di Israel dan posisi militer di perbatasan Lebanon, menewaskan satu warga sipil dan satu tentara.

Sembilan roket lainnya juga diluncurkan dari Lebanon ke kota-kota di utara, namun tidak menyebabkan kerusakan atau cedera. Hamas yang berbasis di Gaza kemudian mengaku bertanggung jawab atas serangan roket tersebut.

IDF mengatakan pihaknya menembaki sumber tembakan rudal dan roket dengan artileri dan melakukan sejumlah serangan udara terhadap situs-situs milik Hezbollah.

Pada Minggu, IDF mengumumkan pihaknya membatasi wilayah hingga empat kilometer dari perbatasan Lebanon dan memerintahkan warga sipil untuk tidak masuk.

Sebelumnya, pada Jumat (13/10), IDF menyatakan beberapa daerah di kota perbatasan Metula sebagai zona militer tertutup. Metula dalam beberapa hari terakhir merekomendasikan agar warganya mengungsi.

IDF telah memperkuat pasukan di Israel utara di tengah kekhawatiran bahwa kelompok Hezbollah yang berbasis di Lebanon akan membuka front kedua dalam perang Hamas Vs Israel.

3 dari 3 halaman

AS Kirim 2 Kapal Induk ke Dekat Israel

Hezbollah pada Jumat telah menegaskan bahwa pihaknya akan sepenuhnya siap untuk bergabung dengan Hamas dalam perang melawan Israel ketika waktunya tepat.

Iran juga telah mengeluarkan ancaman konfrontasi yang lebih luas.

Sementara itu, AS telah mengirimkan kelompok penyerang kapal induk kedua, USS Dwight D. Eisenhower, ke Mediterania timur.

Menurut Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, USS Dwight D. Eisenhower akan bergabung dengan kelompok penyerang kapal induk USS Gerald R. Ford yang lebih dulu tiba sebagai bagian dari upaya AS untuk mencegah tindakan permusuhan terhadap Israel atau segala upaya untuk memperluas perang pasca serangan Hamas terhadap Israel.

Israel telah membalas serangan Hamas pada Sabtu 7 Oktober dengan menggempur Jalur Gaza. Hingga berita ini dipublikasikan, lebih dari 1.400 orang tewas di sisi Israel dan Jalur Gaza mencatat lebih dari 2.450 kematian warga Palestina.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat