, Jakarta - Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa Bumi melewati ruang operasi aman bagi manusia dalam enam dari sembilan kriteria pengukuran kesehatannya. Temuan penelitian terbaru menunjukkan bahwa dua dari tiga sisa pengukuran tersebut juga menuju arah yang salah.
Hal ini berarti sistem penopang kehidupan Bumi sedang didorong jauh dari keadaan stabil yang telah ada sejak berakhirnya Zaman Es terakhir 10.000 tahun yang lalu hingga dimulainya Revolusi Industri.
Baca Juga
Katherine Richardson, penulis utama dari University of Copenhagen, mengatakan, "Kita dapat memandang Bumi seperti tubuh manusia, dan batasan planetar sebagai tekanan darah."
Advertisement
Katherine Richardson menjelaskan bahwa tekanan darah tinggi tidak secara pasti menandakan seseorang sedang mengalami serangan jantung, tetapi memang meningkatkan risikonya, "Oleh karena itu, kami berupaya menurunkan tekanan darahnya," ujarnya.
Mengutip dari Euronews, Minggu (14/1/2024), para ilmuwan internasional menyatakan bahwa iklim Bumi, keanekaragaman hayati, tanah, air tawar, polusi nutrien, dan bahan kimia 'baru' seperti mikroplastik dan limbah nuklir yang dihasilkan manusia, semuanya tidak berada pada tingkat yang seharusnya, seperti yang diungkapkan dalam jurnal Science Advances yang terbit pada Rabu 13 September 2023.
Berdasarkan penelitian ini, hanya tingkat keasaman di lautan, kesehatan udara, dan lapisan ozon yang masih berada dalam batas yang dianggap aman. Namun, polusi di laut maupun udara sedang mengalami peningkatan yang tidak menguntungkan.
Johan Rockstrom, co-author dalam penelitan ini sekaligus direktur Potsdam Institute for Climate Impact Research in Germany menyatakan, "Kita berada dalam kondisi yang sangat buruk. Analisis ini menunjukkan bahwa planet ini kehilangan ketahanannya dan 'pasien' pun jatuh sakit."
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Menguak Batasan-batasan Kritis Bumi dan Tantangan Terkini bagi Keseimbangan Lingkungan
![Aksi Unjuk Rasa Penghentian Penggunaan Bahan Bakar Fosil](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/HZo1_jXtbTD9rY7CzZ4rLqhmjfU=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4579435/original/068618900_1695024798-20230918-Aksi_Global_Warming-AFP_2.jpg)
Pada tahun 2009, Rockstrom bersama tim peneliti lainnya membentuk sembilan wilayah batas yang luas dan menggunakan pengukuran ilmiah untuk mengevaluasi kesehatan Bumi secara menyeluruh. Jurnal yang diterbitkan pada Rabu 13 September 2023 adalah versi terbaru dari tahun 2015 yang memasukkan faktor keenam ke dalam kategori yang tidak aman.
Rockstrom menjelaskan bahwa air sekarang diklasifikasikan sebagai di luar batas yang aman karena aliran sungai semakin memburuk, sementara pengukuran dan pemahaman terhadap masalah ini semakin membaik.
"Batasan-batasan tersebut menentukan nasib planet ini, sembilan faktor ini telah secara ilmiah terbukti oleh berbagai studi luar," ujarnya.
Tim ini umumnya menggunakan penelitian ilmiah yang telah ditinjau oleh para ahli lainnya untuk menetapkan standar yang dapat diukur sebagai batas keamanan.
Sebagai contoh, mereka menggunakan 350 bagian per sejuta karbon dioksida di udara, daripada pemanasan 1,5 derajat Celsius seperti yang disepakati dalam Paris Climate Agreement sejak masa pra-industri. Tahun 2023, konsentrasi karbon dioksida di udara mencapai 424 bagian per juta.
Jika Bumi dapat mengatasi sembilan faktor ini, maka keadaannya bisa relatif aman. Namun, menurut Rockstrom, saat ini hal itu belum terjadi.
Advertisement
Simulasi dan Solusi bagi Krisis Iklim dan Keanekaragaman Hayati
![Ilustrasi perubahan iklim. (Dok. Pixabay)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/oGqF5--7RUZQ15aI_s9lHo_WwSY=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4489483/original/054758500_1688393897-demonstration-gd501fd1f2_1280.jpg)
Setiap dari sembilan kriteria yang berbeda tidak berdiri sendiri, melainkan saling terhubung satu sama lain.
Ketika tim menggunakan simulasi komputer, mereka menemukan bahwa memperburuk satu faktor, seperti iklim atau keanekaragaman hayati, akan mempengaruhi faktor lain. Memperbaiki salah satu faktor juga dapat membantu faktor lain.
Rockstrom mengatakan hal ini seperti tes tekanan simulasi untuk planet.
Menurut penelitian ini, simulasi tersebut menunjukkan bahwa salah satu cara paling efektif yang dimiliki manusia untuk melawan perubahan iklim adalah membersihkan lahan dan menyelamatkan hutan.
Sebagai ilustrasi, mengembalikan hutan ke kondisi seperti pada akhir abad ke-20 akan menyediakan tempat penampungan alami yang besar untuk menyimpan karbon dioksida, daripada membiarkannya berada di udara dan memperangkap panas.
Rockstrom mengungkapkan bahwa keanekaragaman hayati berada dalam kondisi paling mengkhawatirkan. Hal ini juga tidak mendapatkan perhatian sebanyak isu-isu lainnya, seperti perubahan iklim.
"Keanekaragaman hayati adalah hal mendasar untuk menjaga siklus karbon dan siklus air tetap utuh," ungkap Rockstrom.
"Masalah terbesar yang kita hadapi saat ini adalah krisis iklim dan krisis keanekaragaman hayati," tambahnya.
Mengurai Kompleksitas Tantangan Lingkungan Bumi
![Penyebab Perubahan Iklim](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/H1ex4R1IhRT-_uWwo1g-85t5wHw=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3963694/original/038232200_1647349216-pexels-pixabay-221012.jpg)
Para penulis dalam penelitian ini menyatakan bahwa ketahanan Bumi jauh lebih luas daripada hanya perubahan iklim.
Hasil penelitian ini adalah kerangka kerja yang membantu ilmuwan melacak dan mengkomunikasikan bagaimana tekanan-tekanan berbeda mengganggu sistem-sistemnya.
"Bumi adalah planet yang hidup, jadi konsekuensinya tidak mungkin diprediksi," tegas Sarah Cornell, co-author dari Stockholm University.
Namun, dekan studi lingkungan dari University of Michigan, Jonathan Overpeck, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menyatakan bahwa hasil temuan ini dapat memiliki implikasi yang sangat mengkhawatirkan bagi planet ini dan orang-orang seharusnya merasa prihatin.
"Analisis ini seimbang karena dengan jelas mengeluarkan peringatan keras, namun tidak terlalu menggiring ke kepanikan," kata Overpeck. "Yang terpenting, masih ada harapan," tambahnya.
Fakta bahwa hanya lapisan ozon yang mengalami perbaikan menunjukkan bahwa ketika dunia dan pemimpinnya memutuskan untuk mengakui dan mengatasi masalah, maka ada harapan untuk memperbaikinya.
Selain itu, menurut profesor kimia dan lingkungan dari Carnegie Mellon, Neil Donahue, kebanyakan dari masalah yang tersisa memiliki solusi yang telah kita ketahui. Beberapa ilmuwan keanekaragaman hayati telah lama mempertanyakan metode dan pengukuran Rockstrom, mengatakan bahwa hasilnya tidak terlalu berharga.
"Para ahli tidak sepakat secara persis mengenai lokasi batas-batasnya, atau sejauh mana sistem-sistem berbeda di Bumi ini dapat berpengaruh satu sama lain, tetapi kita sudah sangat mendekati titik bahaya," jelas profesor teknik lingkungan dari Carnegie Mellon, Granger Morgan, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
"Saya sering mengatakan jika kita tidak segera mengurangi tekanan yang kita berikan pada Bumi, kita akan terancam," ujar Morgan.
Penelitian ini mengatakan bahwa kemungkinan besar kita akan menjadi 'roti panggang yang gosong.'
![Infografis Journal](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/LlXdW4Mqi-N2ZwUflsVTdE09VNw=/640x640/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4528031/original/088621300_1691337070-Infografis_jurnal2.jpg)
Terkini Lainnya
OJK Ungkap Perubahan Iklim Jadi Ancaman Terbesar Stabilitas Keuangan
Menteri LHK Bongkar 5 Kunci Penanganan Deforestasi Indonesia
Bill Gates Sebut Indonesia Ikut Berkontribusi pada Perubahan Iklim, Pakar: Tidak Bisa Asal Tunjuk
Menguak Batasan-batasan Kritis Bumi dan Tantangan Terkini bagi Keseimbangan Lingkungan
Simulasi dan Solusi bagi Krisis Iklim dan Keanekaragaman Hayati
Mengurai Kompleksitas Tantangan Lingkungan Bumi
Iklim
bumi
Keanekaragaman Hayati
Polusi
kesehatan udara
Sains
Manusia
Rekomendasi
Menteri LHK Bongkar 5 Kunci Penanganan Deforestasi Indonesia
Bill Gates Sebut Indonesia Ikut Berkontribusi pada Perubahan Iklim, Pakar: Tidak Bisa Asal Tunjuk
Ada Program Pertanian Cerdas Iklim, Produktivitas Petani Melejit
Langkah Dekarbonisasi untuk Wujudkan Masa Depan Berkelanjutan Indonesia
Jokowi Wanti-wanti Dunia Menuju Neraka Iklim, Bisa Sebabkan Kelaparan dan Kekeringan
Jokowi Sebut Bakal Terjadi Neraka Iklim, Apa Itu?
3 Kota di Indonesia Masuk Daftar Suhu Terpanas Tidak Biasa di Dunia akibat Perubahan Iklim
Perubahan Iklim Bikin Kelahiran Prematur Meningkat, Juga Banyak Lansia Berisiko Alami Serangan Jantung
Bertemu Jokowi, Norwegia Apresiasi Kontribusi RI Soal Aksi Iklim dan Upaya Deforestasi
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Bermain Imbang Lawan Meksiko, Ekuador Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Drama VAR, Ekuador Lolos ke Perempat Final Singkirkan Meksiko, Venezuela Hajar Jamaika
Hasil Copa America 2024 Argentina vs Peru dan Kanada vs Cile: La Albiceleste Juara Grup, Les Rouges Dampingi ke Perempat Final
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Minggu 30 Juni di Indosiar dan Vidio
Timnas Indonesia U-16
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia, Senin 1 Juli Pukul 19.30 di Indosiar dan Vidio
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Garuda Nusantara Dilarang Takut
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Lupakan Euforia, Nova Arianto Minta Skuad Timnas U-16 Fokus di Semifinal Piala AFF U-16
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Pesta Gol, Garuda Nusantara Lolos ke Semifinal
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Sempat Tertinggal, Garuda Nusantara Unggul 4-1 di Babak Pertama
Judi Online
Heru Budi Telusuri Oknum ASN Pemprov Jakarta Terlibat Judi Online
Judi Online di Minahasa Selatan, 2 Wanita Ditangkap
Catatan IPW untuk Polri di HUT ke-78 Bhayangkara
Kominfo: Telegram Sudah Respons Penghapusan Judi Online Usai Diberi Surat Peringatan
Judi Online Berdampak Buruk bagi Keluarga, Bisa Menghancurkan Moral Lintas Generasi
Pilkada 2024
Sandiaga Tunggu Penugasan PPP untuk Maju Pilkada 2024
Heru Budi Respons Peluang Maju Pilkada Jakarta 2024: Saya ASN, Tidak Pengalaman di Bidang Politik
Tiga Menteri Jokowi Disiapkan PDIP Maju Pilkada 2024, Ini Daftarnya
Jokowi Effect Disebut Masih Ada di Pilkada 2024, PDIP Andalkan Ini
Pilkada 2024, PDIP Buka Peluang Kerja Sama dengan Gerindra sampai PKB
Bukan di Jakarta, Golkar Pastikan Ridwan Kamil Menang di Pilkada Jawa Barat
TOPIK POPULER
Live Streaming
Presiden Jokowi Pimpin Upacara HUT KE-78 Bhayangkara
TODAY IN HISTORY
1 Juli 2023: Bus Pariwisata Hangus Terbakar Usai Tabrak Pembatas Jalan di Maharashtra India, 25 Orang Tewas
Populer
Menlu Israel ke Iran: Yang Mengancam Kehancuran Layak Dihancurkan
Cerita Penyandang Disabilitas dan Lansia di Desa Besmarak NTT Bertahan Hidup dari Efek Perubahan Iklim
4 Museum di Ibu Kota Rusia Ini Wajib Dikunjungi
Korea Utara Luncurkan 2 Rudal Balistik, Tensi dengan Korea Selatan Makin Panas
Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Konsumsi Gula Terlalu Banyak? Ini Penjelasannya
Rencana Israel Legalkan 5 Permukiman Yahudi di Tepi Barat Picu Kecaman Internasional
Korea Utara Sebut Hubungan AS, Jepang, dan Korea Selatan bak NATO Versi Asia
Kata 'Tolong' Sudah Jarang Terdengar dalam Permintaan Orang Amerika Serikat, Kesopanan Menurun?
7 Tumbuhan Tertua yang Masih Hidup hingga Saat Ini, Ada yang Berusia 14.000 Tahun
Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Prancis vs Belgia: Les Bleus Jadi Ancaman Serius De Rode Duivels
Persiapan Portugal Jelang Hadapi Slovenia di Babak 16 Besar Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Slovenia: Andalkan Pilar Utama
Prancis Bersiap Hadapi Belgia di 16 Besar Euro 2024
Laga Dramatis, Inggris Berhasil Redam Slovakia 2-1
Berita Terkini
Harga Inhaler Asma, Rekomendasi Inhaler Asma yang Ampuh dan Bagus
4 Hal Menakjubkan Konsisten Bangun Malam, Karier Moncer hingga Perlindungan Allah Kata UAH
Terapkan Family Office, Indonesia Bisa Tarif Investasi USD 500 Miliar
Sexy Goath Kecewa Digugat Cerai Juliette Angela, Sang Istri Absen di Sidang Perdana
Saksikan Sinetron My Heart di SCTV Episode Senin 1 Juli 2024 Pukul 17.00 WIB, Simak Sinopsisnya
Pedagang Resah Soal Pelarangan Zonasi Penjualan Rokok dalam RPP Kesehatan
Prabowo Hadiri HUT Bhayangkara di Monas Usai Operasi Cedera Kaki
PMN Non Tunai 4 BUMN Mandek dari 2022, Sri Mulyani Lapor Lagi Komisi XI DPR RI
Pedagang Resah Soal Pelarangan Zonasi Penjualan Rokok dalam RPP Kesehatan
6 Destinasi Unik di India Ini Bisa Dikunjungi saat Liburan Musim Hujan, Jelajahi Alam
Kubu Firli Bahuri Minta Kasus Dihentikan, Ini Jawaban Polda Metro Jaya
BCA Finance dan BCA Multi Finance Bakal Merger, Ini Alasannya
Pendapatan dan Laba Vale Indonesia Kompak Anjlok pada Kuartal I 2024
Rencana Israel Legalkan 5 Permukiman Yahudi di Tepi Barat Picu Kecaman Internasional
Hampir Sepekan Pencarian, Tiga Nelayan Hilang di Perairan Sumenep Belum Ditemukan