, Jakarta - Penelitian menyebutkan bahwa longsor salju di Himalaya menyebabkan peningkatan jumlah kematian dan mengancam keselamatan para pendaki.
Meskipun pendakian gunung di dataran tinggi mempunyai risiko longsor salju, para ahli memperingatkan bahwa pemanasan global memperburuk bahaya selama musim pendakian di Pegunungan Himalaya.
Menurut analisis terbaru Persatuan Geosains Eropa (EGU), setidaknya 564 orang kehilangan nyawa akibat longsor salju saat mendaki puncak di atas 4.500 meter di Himalaya selama lima dekade terakhir. Mempersempit data menjadi 14 puncak di atas 8.000 meter dan beberapa puncak pendakian terkemuka lainnya di atas 6.000 meter di Himalaya, setidaknya terdapat 1.400 kematian pendaki gunung antara tahun 1895 dan 2022, 33 persen di antaranya disebabkan oleh longsor salju.
Advertisement
Alan Arnette, seorang pendaki gunung dan penulis sejarah musim pendakian di Nepal, menuturkan bahwa longsor salju fatal di puncak-puncak populer termasuk Everest, Ava Dablam, Manaslu, dan Dhaulagiri bukanlah peristiwa baru.
"Pegunungan akan longsor. Itu sudah terjadi selama puluhan tahun," ujar Arnette seperti dilansir The Guardian, Sabtu (2/8/2023).
Frekuensi dan waktu terjadinya longsor salju baru-baru ini diyakini merupakan pertanda bagaimana masa depan pendakian gunung Himalaya di tengah pemanasan global.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Prediksi Musim Pendakian Terganggu
![Gunung Himalaya](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/DqUo_DKPpKcSSFZ2UpBLjTO4OVA=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2093406/original/008269700_1523949899-Gunung-Himalaya1.jpg)
Musim pendakian di Himalaya tengah, tempat sebagian besar puncak pendakian populer lainnya berada, biasanya terjadi saat cuaca cerah dari Maret hingga Mei, sebelum Musim Hujan, dan setelahnya dari September hingga November. Hal ini bertepatan dengan musim topan di Samudra Hindia, namun hingga kini itu tidak terlalu mengkhawatirkan.
"Dataran tinggi Himalaya umumnya terlindung dari dampak siklon yang berasal dari Samudra Hindia karena siklon tersebut kehilangan energi saat melintasi daratan," kata Arun Bhakta Shrestha, ilmuwan iklim di Pusat Internasional untuk Pengembangan Pegunungan Terpadu.
"Namun, kadang-kadang angin topan berdampak pada dataran tinggi Himalaya sehingga menyebabkan hujan salju lebat dan bahkan korban jiwa."
Dengan perubahan drastis pola curah hujan monsun, siklon yang lebih sering terbentuk, dan intensitas yang lebih besar di Samudra Hindia yang memanas dengan cepat, musim pendakian yang tadinya dapat diprediksi kini semakin sering terganggu.
"Pada tahun 1996, ketika kita mengalami bencana di Everest (di mana delapan pendaki tewas dalam badai salju), hal ini benar-benar memperkuat fakta bahwa Anda harus mempertimbangkan apa yang terjadi di Teluk Benggala. Jika ada topan di sana, Anda harus mewaspadainya," kata Chris Tomer, ahli meteorologi dan peramal cuaca untuk ekspedisi pendakian gunung di Himalaya.
Advertisement
Pegunungan Himalaya Alami Pemanasan 2 Kali Lebih Cepat
![Gunung Himalaya](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/vLcm0MLHZ4oUoxcwZUyNacuOaQY=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2093410/original/053296500_1549326962-himalaya.jpg)
Data menunjukkan puncak-puncak populer di Himalaya tengah termasuk Annapurna dan Everest, serta puncak-puncak yang berada dalam pengaruh monsun seperti Nanga Parbat di Himalaya barat, telah menimbulkan risiko longsor salju yang sangat tinggi bagi para pendaki.
Hujan salju segar dan lebat merupakan salah satu penyebab utama longsor salju. Jika terjadi badai di luar musim di pegunungan ini maka bahaya dan kemungkinan terjadinya kematian juga meningkat.
Tomer, yang telah melakukan peramalan selama hampir dua dekade, mengatakan, "Bukan berarti cuaca 20 tahun yang lalu tidak buruk, namun sungguh luar biasa melihat banyaknya salju di Manaslu dan Dhaulagiri dalam beberapa tahun terakhir. Itu menonjol karena cuaca paling ekstrem selama beberapa tahun terakhir."
Risiko longsor juga diperburuk oleh pemanasan suhu. Menurut studi tahun 2018, yang menggunakan lingkaran pohon sebagai proksi karena tidak adanya pengamatan jangka panjang untuk merekonstruksi sejarah longsor salju di Wilayah Himalaya India, suhu yang lebih hangat di musim dingin dan awal musim semi telah menyebabkan peningkatan frekuensi longsor salju.
Pegunungan Himalaya mengalami pemanasan dua kali lebih cepat dibandingkan rata-rata global dan para ahli berpendapat bahwa ketidakstabilan tumpukan salju yang disebabkan oleh suhu diperkirakan akan terus berlanjut di masa depan.
Terkini Lainnya
Prediksi Musim Pendakian Terganggu
Pegunungan Himalaya Alami Pemanasan 2 Kali Lebih Cepat
longsor salju
Pegunungan Himalaya
Nepal
Perubahan Iklim
Pemanasan Global
Samudra Hindia
Climate Change
Liputan6 Climate Change Project
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Survei TBRC: Jelang Pilkada 2024 Kabupaten Yalimo Papua, Nama Bupati Petahana Unggul
Faldo Maldini Pamitan ke Jokowi Sebelum Maju Pilkada Tangerang
Pilkada Sulteng 2024, PKS Beri Surat Rekomendasi untuk Pasangan Anwar-Reny
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
5 Juli 2019: Gempa Bumi M6,9 di California, Bangunan Bergoyang dan Terjadi Kebakaran
Populer
5 Juli 2019: Gempa Bumi M6,9 di California, Bangunan Bergoyang dan Terjadi Kebakaran
Sierra Leone Resmi Larang Perkawinan Anak, Penjara 15 Tahun dan Denda Rp65 Juta Menanti Pelanggar
Kapal Terbalik di Laut Mauritania, 89 Migran Hendak ke Eropa Tewas, 72 Orang Dinyatakan Hilang
Pilpres Iran Putaran Kedua, Massoud Pezeshkian Bakal Tetap Unggul Jadi Presiden?
Mengenal Galaksi Satelit, Kunci Menuju Materi Gelap
Warga Negara Baru Amerika Serikat Siap Berikan Suara dalam Pilpres AS
Partai Buruh Menang Pemilu, Keir Starmer yang Bergelar Bangsawan Jadi PM Inggris Gantikan Rishi Sunak
Omar Garcia Harfuch, 'Batman' dari Meksiko Ditunjuk jadi Menteri Keamanan
Gunung Etna Meletus, Semburan Abu Vulkanik dan Lava Picu Bandara Catania Ditutup
Euro 2024
Euro 2024: Komentar 2 Pahlawan Spanyol Mikel Merino dan Dani Olmo Usai Singkirkan Jerman di Perempat Final
Hasil Euro 2024: Dramatis, Prancis Singkirkan Portugal 5-3 Lewat Adu Penalti
Hasil Euro 2024: Pedri Cedera, Spanyol Permalukan Jerman 2-1 untuk Tiket Semifinal
Dapatkan Link Live Streaming Perempat Final Euro 2024 Portugal vs Prancis, Tayang Sesaat Lagi
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Berita Terkini
Gus Baha, Hidup adalah Nikmat yang Dirindukan oleh Orang Mati
Survei TBRC: Jelang Pilkada 2024 Kabupaten Yalimo Papua, Nama Bupati Petahana Unggul
Euro 2024: Komentar 2 Pahlawan Spanyol Mikel Merino dan Dani Olmo Usai Singkirkan Jerman di Perempat Final
Pemkot Depok Optimis Bisa Kurangi Kemacetan, Beberkan Solusinya
Perbedaan Mendaki dari Jalur Karangan dengan Rute Angin-Angin di Gunung Latimojong Sulsel
Mengenal Galaksi Satelit, Kunci Menuju Materi Gelap
Hasil Euro 2024: Dramatis, Prancis Singkirkan Portugal 5-3 Lewat Adu Penalti
Mau Dosa saat Pacaran Berguguran? Ustadz Adi Hidayat Ungkap Rahasianya
Satgas Judi Online Sudah Serahkan Nama Diduga Terlibat Judol ke Masing-masing Kementerian Hingga Pemda
Kemuliaan Tahun Baru Islam, Menyingkap Rahasia Muharam
Uber di Eropa Kini Bisa Sewa Kapal hingga Perahu Limousine untuk Wisata, Berapa Tarifnya?
30 Ucapan Tahun Baru Islam 1446 H dalam Bahasa Arab, Penuh Doa dan Harapan
Sepasang Kekasih Jadi Korban Pembegalan di Depok
Mengenal Bubur Ayam Mang H Oyo, Kuliner Legendaris di Bandung
5 Galaksi Satelit Bima Sakti