uefau17.com

Biaya Chandrayaan-3 ke Bulan Lebih Murah dari Gaji Cristiano Ronaldo? - Global

, New Delhi - India menjadi negara keempat di dunia yang berhasil mengirim pesawat ruang angkasa ke Bulan. Proyek pemerintah Chandrayaan-3 berhasil mendarat di Bulan pada 23 Agustus 2023.

Tiga negara lain yang punya proyek pendaratan Bulan yang sukses adalah Amerika Serikat, Republik Rakyat China, dan Uni Soviet.

Ini artinya India adalah negara Asia kedua yang berhasil ke Bulan dengan sukses. Beberapa waktu lalu, proyek swasta dari Jepang, Hakuto-R, hampir berhasil mendarat di Bulan, namun gagal di saat-saat terakhir.

Yang mengejutkan, anggaran Chandrayaan-3 ternyata lebih murah dari film The Interstellar yang disutradari Christopher Nolan. Film itu berlatar luar angkasa.

Menurut situs India Today menyebut anggaran Chandrayaa-3 adalah sekitar 615 crore (6,1 triliun rupee) atau sekitar USD 73 juta (Rp 1.138 triliun).

Angka itu pun lebih rendah ketimbang anggaran film The Interstellar yang mencapai 1.368 crore atau Rp 2,5 triliun. 

India Today bahkan membandingkan harga-harga yang lebih mahal ketimbang Chandrayaa-3, termasuk gaji Cristiano Ronaldo Berikut uraiannya: 

1. Cristiano Ronaldo 

Cristiano Ronaldo adalah pemain termahal di dunia. Gajinya mencapai USD 136 juta, hampir dua kali lipat lebih mahal dari anggaran Chandrayaan-3. 

2. Lionel Messi 

Gaji kapen timnas Argentina, Lionel Messi, mencapai USD 130 juta. 

3. Kylian Mbappe

Sementara, Real Madrid menyiapkan dana hingga USD 120 juta untuk Kylian Mbappe.

CEO SpaceX, Elon Musk, turut memberikan ucapan selamat kepada keberhasilan Chandrayaan-3. Elon membalas tweet akun @Newsthink yang berkata anggaran Chandrayaan-3 adalah USD 75 juta. 

Namun, perlu diingat bahwa Chandrayaan-3 memiliki dua proyek pendahulu. India Times mencatat proyek Chandrayaan-2 mencapai 978 crore (9,7 triliun rupee) atau sekitar USD 117 juta.

 

Asumsi kurs 1 rupee: Rp 185

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengenal Chandrayaan-3, Wahana Antariksa India yang Mendarat di Bulan dan Cetak Sejarah Dunia

Sebelumnya dilaporkan, pendaratan misi antariksa milik India, Chandrayaan-3 ke kutub selatan Bulan dirayakan oleh dunia. Pasalnya, Chandrayaan-3 berhasil mendarat di dekat wilayah kutub selatan.

Chandrayaan-3 pun menjadi wahana antariksa pertama yang berhasil mencapai wilayah kutub selatan bulan, hingga saat ini.

Hal tersebut membuat India berhasil cetak sejarah baru, sebagai negara pertama yang mendaratkan wahananya di kutub selatan bulan.

Pasalnya, selama ini hanya Amerika Serikat, Tiongkok, dan bekas Uni Soviet yang berhasil melakukan pendaratan dengan mulus di bulan. Namun dari negara-negara tersebut, belum ada yang berhasil mencapai ke wilayah kutub selatan bulan seperti Chandrayaan-3.

Lantas apa itu Chandrayaan-3 dan apa misi yang bakal dilakukannya di bulan?

Mengutip Reuters, Jumat (25/8/2023), Chandrayaan-3 adalah wahana antariksa berjenis rover pendarat bulan.

Pendarat Chandrayaan-3 memiliki tinggi sekitar 2 meter dengan bobot lebih dari 1.700 kg, seukuran mobil SUV. Pada kendaraan inilah, terdapat pendarat bulan berukuran lebih kecil, yakni 26 Kg untuk menjelajah bulan.

Sementara itu, The Indian Express menjelaskan, wahana antariksa ini didaratkan dengan lembut alias soft landing ke permukaan bulan.

Pendaratan dengan lembut berarti wahana mendarat dengan kecepatan yang lembut dan terkendali agar tidak menimbulkan kerusakan pada pesawat luar angkasa maupun pendarat bulan yang dibawanya.

Menurut badan antariksa India, penting bagi India untuk mendaratkan wahana antariksanya dengan halus untuk mendemonstrasikan pendaratan yang aman dan lancar, dengan begitu rover tersebut bisa menjelajah dan berkeliling bulan untuk melakukan eksperimen ilmiah.

Nah, baru kemarin, Rabu 24 Agustus 2023, Chandrayaan-3 sukses mendarat di wilayah kutub selatan bulan, pada ketinggian 70 derajat.

India sebelumnya punya misi serupa, yakni Chandrayaan-2 yang rencananya mendarat di bulan 2019 lalu, namun tidak berhasil melakukan soft landing dan hilang kontak.

3 dari 4 halaman

Misi Chandrayaan-3

Reuters menyebut, Chandrayaan-3 punya tujuan di kutub selatan bulan untuk melakukan penelitian dan pengambilan sampel di sana.

Pasalnya, lokasi ini dipercaya sebagai wilayah bulan yang memiliki kandungan air es atau air yang beku.

Air yang beku ini dinilai bisa menjadi sumber oksigen, bahan bakar untuk misi bulan selanjutnya, atau bahkan untuk mendukung adanya koloni di bulan.

Dengan pendaratan lembut yang sukses, Chandrayaan-3 diharapkan bisa berfungsi selama dua minggu.

Saat itulah rover tersebut menjalankan sederetan eksperimen, termasuk melakukan analisis spectrometer terhadap komposisi mineral di permukaan bulan.

Sejumlah pesawat antariksa milik negara-negara lain, meski berhasil mendarat di bulan, belum pernah ada yang mendarat di wilayah kutub selatan. Pesawat milik Tiongkok, Amerika Serikat, hingga bekas Uni Soviet itu semua mendarat di dekat ekuator Bulan karena lebih mudah dan aman mendarat di sana.

Medan dan suhu di wilayah ekuator bulan dinilai lebih kondusif untuk pengoperasian instrumen dalam waktu lebih lama dan berkelanjutan. Sinar matahari juga ada di sana, sehingga menawarkan pasokan energi untuk instrumen bertenaga surya.

Sementara wilayah di kutub bulan berbeda. Wilayah ini begitu gelap, tanpa sinar matahari. Suhu di sana pun bisa mencapai di bawah 230 derajat celsius sehingga menimbulkan kesulitan dan mengoperasikan instrumen. Selain itu juga terdapat kawah besar di mana-mana.

Akibatnya, kutub bulan masih belum dijelajahi, suhu sangat dingin bisa membuat segala sesuatu yang terperangkap di sana bakal membeku seiring berjalannya waktu.

Oleh karenanya, bebatuan dan tanah di kutub utara dan selatan bulan ini dinilai bisa memberikan petunjuk tentang awal Tata Surya.

4 dari 4 halaman

Kutub Bulan

Sejumlah pesawat antariksa milik negara-negara lain, meski berhasil mendarat di bulan, belum pernah ada yang mendarat di wilayah kutub selatan. Pesawat milik Tiongkok, Amerika Serikat, hingga bekas Uni Soviet itu semua mendarat di dekat ekuator Bulan karena lebih mudah dan aman mendarat di sana.

Medan dan suhu di wilayah ekuator bulan dinilai lebih kondusif untuk pengoperasian instrumen dalam waktu lebih lama dan berkelanjutan. Sinar matahari juga ada di sana, sehingga menawarkan pasokan energi untuk instrumen bertenaga surya.

Sementara wilayah di kutub bulan berbeda. Wilayah ini begitu gelap, tanpa sinar matahari. Suhu di sana pun bisa mencapai di bawah 230 derajat celsius sehingga menimbulkan kesulitan dan mengoperasikan instrumen. Selain itu juga terdapat kawah besar di mana-mana.

Akibatnya, kutub bulan masih belum dijelajahi, suhu sangat dingin bisa membuat segala sesuatu yang terperangkap di sana bakal membeku seiring berjalannya waktu.

Oleh karenanya, bebatuan dan tanah di kutub utara dan selatan bulan ini dinilai bisa memberikan petunjuk tentang awal Tata Surya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat