, Mars - Bukan cuma Bumi, Mars juga memiliki atmosfer, meskipun beberapa di antaranya telah hilang selama miliaran tahun.
Mars menjadi bukti adanya perubahan iklim skala besar. Planet ini telah kehilangan sebagian besar atmosfernya yang dulunya tebal menjadi atmosfer yang 100 kali lebih tipis daripada di Bumi, dengan sekitar 1% kepadatannya.
Baca Juga
Para ilmuwan terus mempelajari komposisi atmosfer planet dan volumenya untuk menentukan apakah pernah ada kehidupan di planet keempat dari matahari dan apakah planet Mars bisa menjadi planet kehidupan seperti Bumi?
Advertisement
Dikutip dari World Atlas pada Kamis (26/8/2021), atmosfer Mars terutama terdiri dari karbon dioksida (95%). Unsur-unsur sisanya adalah nitrogen (2,7%), argon (1,6%), oksigen (0,13%), karbon monoksida (0,08%), dan kadar minor air, nitrogen oksida, neon, hidrogen-deuterium-oksigen, kripton dan xenon.
Karbon dioksida merupakan bagian terbesar dari atmosfer Mars. Planet ini menjadi sangat dingin saat bulan musim dingin. Lapisan es karbon dioksida terbentuk di kutub, tetapi ketika terkena panas, lapisan es tersebut mengalami sublimasi dan kembali ke bentuk gas. Akibat dari karbon dioksida berubah dari gas ke bentuk padat secara teratur.
Sehingga komposisi atmosfer dapat berubah dari tahun ke tahun sebagai elemen mengembun atau menyublim. Tingkat karbon dioksida di Planet Merah melebihi yang ada di Bumi karena kurangnya kehidupan tanaman, yang membantu mengubah karbon dioksida menjadi oksigen.
Meskipun menyumbang hanya 2,7% dari atmosfer di Mars, banyak ilmuwan percaya mungkin ada tingkat nitrogen yang lebih tinggi di planet ini karena beberapa di antaranya mungkin tersembunyi dan masih tersimpan sebagai garam nitrat di dalam tanah merah planet. Namun, jumlah nitrogen padat tersebut belum diukur.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
NASA berhasil mendaratkan robot buatannya di planet Mars. Helikopter yang dibawa oleh robot tersebut berhasil menangkap penampakan planet Mars.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kondisi Lingkungan Mars
![Astronot Israel Akhiri Simulasi Hidup di Mars](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/nEYChFnAKdj0fysvxyDwVw8NRhA=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1913524/original/090654200_1519023003-Mars-6.jpg)
Ada lebih banyak argon di atmosfer Mars daripada planet lain mana pun dan kadarnya konstan karena gasnya tidak mengembun. Meskipun jumlah sebenarnya tetap stabil, tingkat relatif argon di atmosfer dapat berfluktuasi ketika karbon dioksida bergerak masuk dan keluar dari atmosfer melalui kondensasi.
Planet Merah adalah lingkungan yang dingin seperti gurun dengan dasar sungai kering dan mineral yang hanya terbentuk dari air cair. Elemen-elemen penyusun planet ini membuat para ilmuwan percaya bahwa Mars pernah memiliki atmosfer yang cukup tebal untuk menahan panas, yang memungkinkan air mengalir di permukaannya yang mirip dengan Bumi.
Saat atmosfer memudar, iklim Mars berubah menjadi tanah beku dan kering. Air menjadi langka atau tidak ada sama sekali. Atmosfernya Mars kini menjadi sangat tipis dan tidak bisa sebagai planet kehidupan. Planet Merah ini sangat dingin, dengan suhu rata-rata berkisar sekitar -80 derajat Fahrenheit atau -60 derajat Celcius dan suhu dingin mencapai -195 F (-125 C) di dekat kutub dan panas tengah hari mendaki ke 70F, atau 20C, di dekat khatulistiwa.
Sulit untuk memperkirakan berapa banyak atmosfer Mars yang hilang, karena para ilmuwan tidak dapat memecahkan misteri seberapa tebal lapisan itu pada zaman kuno. Meski begitu penelitian menemukan planet Mars masih mampu untuk menjaga planet tetap hangat dan air mengalir. Walau tidak ada bukti seberapa banyak atmosfer yang pernah dimiliki Mars.
Sementara para ilmuwan telah melihat isotop oksigen di planet Mars sebagai petunjuk selanjutnya. Isotop yang lebih ringan lolos ke luar angkasa lebih cepat daripada yang lebih berat. Planet merah ini memiliki tingkat yang kaya akan isotop oksigen yang lebih berat. Jumlah ini dapat membantu memperkirakan berapa banyak lagi atmosfer yang pernah ada. Bilamana para ilmuwan meneliti dengan asumsi jumlah isotop oksigen ringan dan berat di Mars pernah mirip dengan Bumi.
Advertisement
Banyak Karbon Dioksida
![Planet Mars (NASA).](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/VfFAf_uQ7ZDd3WeEBpngS1Hnnr8=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1248688/original/073710900_1464582559-marss.jpg)
Beberapa percaya bahwa atmosfer mungkin telah dikompromikan oleh dampak yang menghancurkan dari sebuah benda kecil, yang dapat melepaskan banyak isotop dan meninggalkan lapisan atmosfer yang lebih tipis. Teori terkemuka tentang alasan hilangnya atmosfer adalah bahwa gravitasi ringan planet dan kurangnya medan magnet membuat atmosfer purba rentan terhadap tekanan dari angin matahari yang kuat, yang membawa aliran partikel yang konsisten dari matahari. Tekanan dari matahari menarik isotop yang lebih ringan dari atmosfer dan menipiskannya.
Pada tahun 2013, misi MAVEN NASA mengukur tingkat atmosfer Mars yang terkikis oleh angin matahari. Dari sini menyimpulkan tingkat kehilangan lapisan atmosfer lainnya sepanjang sejarah. Temuan menunjukkan Mars kehilangan sekitar 100 gram, atau 0,25 pon, atmosfernya setiap detik. Ketika semburan matahari terjadi, tingkat itu meningkat sekitar 20 kali lipat. Para ilmuwan memperkirakan ketika atmosfer paling tebal, tingkat angin matahari yang sama akan melepaskan lebih cepat.
Atmosfer di Mars mungkin jauh lebih tipis daripada di Bumi, tetapi tetap cukup utuh untuk menyebabkan cuaca, awan, dan angin. Seringkali selama musim semi dan musim panas menyebabkan badai angin "giant dust devils", menghempaskan debu besi teroksidasi yang menutupi permukaannya, dan memberi Mars warna merah khasnya.
Satu teori tentang penyebab badai debu adalah bahwa partikel di udara, yang dianggap sebagai bagian permanen dari atmosfer, menyerap sinar matahari dan menyebabkan kantong udara yang lebih hangat mengalir melalui daerah dingin. Sehingga menghasilkan angin kencang. Angin ini mengangkat lebih banyak debu dari tanah ke udara, memanaskan atmosfer lebih banyak, menciptakan lebih banyak angin dan debu.
Tingkat karbon dioksida yang tinggi di atmosfer menciptakan kepingan salju Mars, yang sebenarnya merupakan partikel kecil yang terbentuk bersama dan menciptakan efek seperti kabut. Kutub planet ini juga tertutup lapisan es, tetapi ini juga sebagian besar terdiri dari karbon dioksida daripada air.
Reporter: Bunga Ruth
Terkini Lainnya
Joe Biden: Abaikan Perubahan Iklim adalah Tindakan Mematikan dan Tak Bertanggung Jawab
Apakah Bumi Bisa Hancur karena Ledakan Supernova?
7 Tumbuhan Tertua yang Masih Hidup hingga Saat Ini, Ada yang Berusia 14.000 Tahun
Kondisi Lingkungan Mars
Banyak Karbon Dioksida
Planet
bumi
Mars
Atmosfer
Perubahan Iklim
Matahari
Sains
Berita Terkini
Rekomendasi
Apakah Bumi Bisa Hancur karena Ledakan Supernova?
7 Tumbuhan Tertua yang Masih Hidup hingga Saat Ini, Ada yang Berusia 14.000 Tahun
Top 3 Islami: Hal yang Membuat Bumi Menangis dan Tersenyum Menurut Gus Baha, Pahala Membaca Al-Qur'an yang Tak Terduga
Gus Baha Kisahkan tatkala Bumi Menangis dan Tersenyum, Ternyata Ini Penyebabnya
Asteroid Pembunuh Planet Dekati Bumi, Dapat Dilihat Secara Livestream
Astronom Temukan Titan Alami Erosi Serupa Bumi
Benarkah Badai Matahari Berbahaya bagi Manusia di Bumi? Ini Penjelasannya
Bumi Jadi Saksi Perbuatan Manusia di Hari Kiamat, Begini Penjelasan Gus Baha
Bulan Menjauh dari Bumi 3,8 Sentimeter setiap Tahun
Copa America 2024
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador di Vidio
Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
HEADLINE: Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang Dipecat DKPP, Berujung Proses Pidana?
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Survei WRC Pilkada Sulut 2024: Elektabilitas Jan Maringka 27,3%, Disusul Elly Lasut 27,1%
Survei GRC Jelang Pilkada Jember 2024: Mantan Bupati Faida Unggul, Disusul Petahana Hendy Siswanto
PKB Tegaskan Tidak Dukung Ridwan Kamil di Pilkada Jabar 2024
Demokrat Rekomendasikan Dukungan ke 3 Paslon Ini untuk Pilkada Papua Barat, Babel, dan Jambi
Coklit Pilkada 2024 Sudah Sasar 16,6 Juta Pemilih di Jatim, Target Tuntas di Hari ke-20
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
5 Juli 2019: Gempa Bumi M6,9 di California, Bangunan Bergoyang dan Terjadi Kebakaran
Populer
Joe Biden: Abaikan Perubahan Iklim adalah Tindakan Mematikan dan Tak Bertanggung Jawab
Lumut Berpotensi Dapat Tumbuh di Mars
China Dukung Kazakhstan Bergabung dengan BRICS
Hujan Picu Banjir India-Bangladesh, 9 Orang Tewas dan 3 Juta Warga Terdampak
Fadli Zon: Delegasi Komite PBB Tunjukkan Parlemen Indonesia Mitra Strategis Bagi Perjuangan Bangsa Palestina
Kolaborasi Melbourne Symphony Orchestra dengan Musisi Tanah Air Jadi Wadah Pertukaran Seni Indonesia-Australia
Mengulas Kisah Gayton McKenzie, Mantan Gangster yang Kini Jadi Menteri Afrika Selatan
Omar Garcia Harfuch, 'Batman' dari Meksiko Ditunjuk jadi Menteri Keamanan
Euro 2024
Prancis Vs Portugal 8 Besar Euro 2024: Les Bleus Siap Tampil Garang
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Prancis: Adu Ketajaman Cristiano Ronaldo dan Kylian Mbappe
Putusan Jude Bellingham Terungkap, Inggris Pertimbangkan Perubahan Radikal di Perempat Final Euro 2024
Spanyol Vs Jerman: Der Panzer Manfaatkan Status Tuan Rumah
Timnas Spanyol Percaya Diri Jelang Duel Perempat Final Euro
Berita Terkini
Jokowi Kagum Harga Bawang dan Cabai di Sulawesi Selatan Lebih Murah dari Jawa
Rapat Perdana Peparnas 2024, Menpora: Venue Ada di Solo hingga Karanganyar
Muncul Wacana Duet Anies-Andika di Pilkada Jakarta 2024, Ini Respons PKS
Sudah Ada Keluarga Konglomerat Asing yang Mau Ikut Program Family Office
Komisi VII DPR Sarankan Dibuat Aturan Waktu Jalan untuk Kendaraan Truk Sumbu 3 Saat Lebaran dan Nataru
Cek Fakta: Tidak Benar KM Lestari Maju Tenggelam di Selayar 3 Juli 2024
Putus dari Ayu Ting Ting, Muhammad Fardhana Minta Semua Seserahan Dikembalikan
Projo Siap Menangkan Danny Pomanto di Pilgub Sulsel, Jokowi Tersenyum
Perempuan Terjebak di Bandara Doha Dapat Tiket Kelas Bisnis Setelah Tak Sengaja Bertemu CEO Qatar Airways
Perusahaan Migas Ramai-Ramai Kolaborasi Percepat Kemandirian Energi Nasional
Awas! Setan Bisa Menjerumuskan Lewat Pintu Halal, Caranya Begini Kata Buya Yahya
Benny Tandean Melesat ke Peringkat 2 IEG Sports Darts Player Ranking usai Juara DNC Series 03, Jordhie Indra Tempati Urutan 3
Bagaimana Cara Membayar Utang Jika yang Diutangi Sudah Meninggal atau Sulit Ditemui? Simak di Sini!