, Berlin - Pencemaran karbondioksida sudah sedemikian gawat, dunia diprediksi hanya punya waktu 15 tahun sebelum melampaui ambang batas kenaikan suhu Bumi sebesar 1,5 derajat Celcius pada akhir abad.
Kesimpulan itu termasuk dalam laporan Panel Antarnegara untuk Perubahan Iklim (IPCC) yang beranggotakan 195 negara. Studi yang dirilis Senin (9/8) itu menganalisa lebih dari 14.000 studi iklim untuk memberikan gambaran yang paling jelas tentang kondisi planet saat ini.
Baca Juga
"Laporan ini membuka mata kita," kata Valérie Masson-Delmotte yang ikut menyusun studi tersebut, demikian dikutip dari DW Indonesia, Rabu (11/8/2021).
Advertisement
Dengan membakar bahan bakar fossil dan melepaskan gas rumah kaca ke atmosfer Bumi, aktivitas manusia menghangatkan suhu rata-rata Bumi sebanyak 1,1 derajat Celcius.
Di seluruh dunia, kondisi ini meningkatkan potensi terjadinya gelombang panas, hujan lebat atau siklon tropis. Adapun di sejumlah kawasan, musim kemarau diprediksi akan berlangsung lebih lama.
Sejak laporan terakhir IPCC pada 2014 silam, ilmuwan kini lebih yakin bahwa perubahan iklim memperkuat potensi kebakaran hutan, bencana banjir atau cuaca ekstrem. Solusi paling cepat adalah mengurangi penggunaan bahan bakar fossil. Tapi laju dekarbonisasi sejauh ini terhadang sikap pemerintah, pelaku usaha atau konsumen.
"Ketika saya melihat hasil temuan kami, saya berpikir kita sudah menghadapi krisis iklim," kata Sonia Seneviratne, ilmuwan iklim di Institute for Atmospheric and Climate Science di Universitas ETH Zuric, Swiss.
"Kita punya masalah yang sangat besar."
Badan UNICEF PBB mengeluarkan laporan terkait ancaman kepada 19 juta anak-anak Bangladesh hari Jumat (5/4). Ancaman tersebut diakibatkan oleh perubahan iklim global yang melanda kawasan Bangladesh.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Seberapa cepat perubahan iklim memanaskan Bumi?
![Ilustrasi perubahan iklim](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/CM4Hjy9ASMHo1XJX5uC0wnruSc0=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1588019/original/097014900_1538998899-PG_1.jpg)
Pada 2015, pemimpin dunia berjanji memperlambat laju pemanasan global di bawah 2 derajat Celcius, atau paling ideal 1,5 derajat Celcius. Namun saat ini dunia sedang mengarah pada level kenaikan sebesar 3 derajat Celcius, menurut lembaga Jerman, Climate Action Tracker.
Meski sasaran 1,5 Celcius akan gagal tercapai dalam beberapa dekade ke depan, rata-rata suhu Bumi bisa dikembalikan ke level aman pada akhir abad dengan menerapkan pengurangan emisi yang ekstrem. Selain dekarbonasi ekonomi, rencana itu juga melibatkan upaya penyedotan CO2 dari atmosfer Bumi.
Tapi teknologi yang dibutuhkan masih sedemikian mahal, sehingga cara ini diragukan bisa ampuh dalam skala yang dibutuhkan.
"Akan lebih mudah untuk tidak memproduksi emisi ketimbang melampaui anggaran karbon kita lalu berusaha menyedot emisi dari atmosfer Bumi," kata Malte Meinshausen, ilmuwan di Potsdam Institute for Climate Impact Research di Jerman. "Ongkosnya akan lebih tinggi ketimbang metode yang kita miliki saat ini."
Advertisement
Hilangnya
![Ilustrasi Bumi](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/VZSZuucEIN6bBI0EdyJRkUgGju8=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3239515/original/038969200_1600238963-international-space-station-1176518_1920.jpg)
Saat ini sumber tebesar gas rumah kaca adalah pembakaran batu bara, minyak dan gas. Namun laporan setebal 43 halaman yang dibuat khusus untuk pembuat kebijakan dan diperiksa oleh delegasi pemerintah, tidak mencantumkan kata "bahan bakar fossil."
Ilmuwan yang terlibat dalam penyusunan laporan tidak diizinkan mengomentari adanya versi berbeda itu.
"Dalam materi yang disusun para ilmuwan, bahan bakar fossil jelas tercantum," kata Meinshausen. Tapi menurutnya meski tanpa kata-kata tersebut, "adalah pencapaian yang besar untuk mendapat persetujuan dari semua negara. Tidak satu pun negara di dunia kini bisa mengatakan mereka tidak percaya apa yang ditulis IPCC."
"Sains berdiri sendiri dan tidak dikoreksi dalam prosesnya,"kata Freiderike Otto dari University of Oxford yang ikut menulis studi tersebut.
Laporan IPCC adalah dokumen pertama dari tiga studi yang akan dirilis menjelang Konferensi Tingkat Tinggi Iklim, COP26, di Inggris, November mendatang. Pasca Perjanjian Paris, negara-negara dunia dinilai masih terlampau lamban dalam memenuhi komitmen masing-masing.
Pada COP26 nanti, negara peserta diharapkan akan mau berkomitmen menghentikan penggunaan batu bara pada 2030, dan menepati komitmen negara kaya untuk membayarkan dana mitigasi iklim sebesar 100 miliar per tahun untuk negara miskin pada 2020. Janji ini pun sejauh ini belum ditepati.
Terkini Lainnya
Joe Biden: Abaikan Perubahan Iklim adalah Tindakan Mematikan dan Tak Bertanggung Jawab
Apakah Bumi Bisa Hancur karena Ledakan Supernova?
7 Tumbuhan Tertua yang Masih Hidup hingga Saat Ini, Ada yang Berusia 14.000 Tahun
Seberapa cepat perubahan iklim memanaskan Bumi?
Hilangnya
bumi
suhu bumi
Perubahan Iklim
Iklim
2030
DW
DW Indonesia
Karbondioksida
Rekomendasi
Apakah Bumi Bisa Hancur karena Ledakan Supernova?
7 Tumbuhan Tertua yang Masih Hidup hingga Saat Ini, Ada yang Berusia 14.000 Tahun
Top 3 Islami: Hal yang Membuat Bumi Menangis dan Tersenyum Menurut Gus Baha, Pahala Membaca Al-Qur'an yang Tak Terduga
Gus Baha Kisahkan tatkala Bumi Menangis dan Tersenyum, Ternyata Ini Penyebabnya
Asteroid Pembunuh Planet Dekati Bumi, Dapat Dilihat Secara Livestream
Astronom Temukan Titan Alami Erosi Serupa Bumi
Benarkah Badai Matahari Berbahaya bagi Manusia di Bumi? Ini Penjelasannya
Bumi Jadi Saksi Perbuatan Manusia di Hari Kiamat, Begini Penjelasan Gus Baha
Bulan Menjauh dari Bumi 3,8 Sentimeter setiap Tahun
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Uruguay vs Brasil, Segera Dimulai
Ketua KPU
Pasca Hasyim Asy’ari Dipecat, Mahfud Sarankan Seluruh Komisioner KPU RI Diganti
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Pilkada Jakarta 2024, Suku Betawi Usulkan 5 Nama
Maju Pilkada, Sekda Kabupaten Tangerang Pamit Pensiun Dini
Ketum PSI Kaesang Bakal Kunjungi Kantor DPP PKS Sore Ini, Bahas Pilkada?
Coklit Pantarlih Pilkada 2024, Ketahui Pengertian dan Jadwal Pelaksanaannya
DPD PSI Jakbar Usul Kaesang hingga Deddy Corbuzier Maju Pilgub Jakarta 2024
Maju Pilkada 2024, Eman Suherman Berkomitmen Tulus Bantu Warga Majalengka
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
8 Juli 1972: Penulis dan Revolusioner Palestina Ghassan Kanafani Tewas di Tangan Israel
Populer
PM Prancis Mundur Usai Sayap Kiri Unggul dalam Pemilu Legislatif
Jumlah Anak Putus Sekolah di Pakistan Mengalami Peningkatan
Astronot NASA Keluar dari Simulasi Misi Mars Setelah Bertahan 378 Hari
Serangan Udara Rusia Bikin 100.000 Warga Ukraina Kehilangan Aliran Listrik
Dalai Lama Bantah Rumor Kesehatannya yang Memburuk pada Ulang Tahun ke-89
Jepang dan Sejumlah Negara Anggota NATO Akan Latihan Militer di Hokkaido, Sinyal Waspada untuk China?
8 Juli 1972: Penulis dan Revolusioner Palestina Ghassan Kanafani Tewas di Tangan Israel
Bangladesh Protes Kualitas Peralatan Militer yang Dibeli dari China di Bawah Standar
Turki Siap Pulihkan Hubungan dengan Suriah, Ini Kata Erdogan
Netanyahu Ogah Hentikan Perang di Jalur Gaza
Euro 2024
Tekel Keras Gelandang Jerman Akhiri Kiprahnya di Euro 2024, Pedri Kirim Pesan pada Toni Kroos
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Berita Terkini
Mantan Hakim Agung Gazalba Saleh Kembali Ditahan, Persidangan Kasus Korupsi Berlanjut
Ladies, Coba 5 Langkah Ini Menjadi Perempuan yang Mandiri Finansial
Pilkada Jakarta 2024, Suku Betawi Usulkan 5 Nama
Tanggal Terbaik Puasa di Bulan Muharram Menurut Buya Yahya, Paling Utama
Aniaya Warga Hingga Babak Belur di Kantor Polisi, Kanit Reskrim di Bone Dimutasi
Ibrahim Risyad Menikahi Salshabilla Adriani Pakai Beskap Motif Sulur, Simbol Cinta Tumbuh Bersemi
Korban Terakhir Longsor Blitar Ditemukan, Tim SAR Dibubarkan ke Satuan Masing-Masing
Hakim Putuskan Pegi Setiawan Bebas, Polda Jabar Bakal Cari Pembunuh Vina Sebenarnya?
13 Ide Ice Breaking MPLS Seru, Penghilang Kebosanan Siswa di Masa Orientasi
Kantongi Izin CEOR Minas, Pertamina Tancap Gas Dongkrak Produksi Blok Rokan
Viral Video Firli Bahuri Main Bulutangkis Bareng The Minions, Ini Kata Pengacara
Pendiri Twitter Lirik Bitcoin Buat Gantikan Dolar AS