uefau17.com

Benarkah WHO Sudah Restui Vaksin COVID-19 Buatan China? - Global

, Jenewa - Media Tiongkok menyebutkan bahwa WHO telah merestui kesuksesan vaksin COVID-19 buatan China. Hal itu disebut berdasarkan komentar ilmuwan WHO Soumya Swaminathan. 

Pada situs China Global Television Network (CGTN), terlihat cuplikan video Soumya Swaminathan yang memuji vaksin dari China. Judul dari video itu adalah "Vaksin COVID-19 milik China terbukti sukses di uji-uji klinis".

Namun, bila melihat konteksnya secara utuh, WHO bukan "merestui" uji klinis vaksin dari China, melainkan hanya menyorot perkembangannya. WHO juga tidak berkata uji klinis sudah sukses, sebab prosesnya masih berlangsung. 

Saat itu, WHO sedang mengadakan konferensi pers dan Soumya Swaminathan menjawab pertanyaan apakah China akan ikut serta program vaksin COVID-19 yang dilakukan WHO.

Di sinilah Soumya merespons bahwa China sedang melakukan uji klinis vaksin di negaranya.

"Mereka (China) juga memiliki program pengembangan vaksin yang sangat aktif dan beberapa kandidat vaksinnya berada di tahap lanjut uji-uji klinis. Jadi ini penting bagi kami sehingga kita mengikuti dengan lekat untuk berharap agar kandidat mereka benar-benar terbukti sukses di uji klinis," ujar Soumya Swaminathan seperti dikutip dalam konferensi pers, Jumat (25/9/2020).

Lebih lanjut, Soumya juga berkata China siap memberi akses vaksin ke negara-negara lain, "apabila beberapa (vaksinnya) benar-benar terbukti di uji-uji klinis." 

Perusahaan vaksin asal Amerika Serikat, Moderna, berharap bisa membuat 20 juta vaksin COVID-19 pada penghujung 2020. Targetnya, WHO ingin ada 2 miliar dosis vaksin pada akhir 2021.

Baca juga: Media Tiongkok Hapus Berita WHO Restui Vaksin Buatan China 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Donald Trump Minta PBB Tuntut China karena Sebarkan COVID-19

 Presiden Amerika Serikat Donald Trump menggunakan pidatonya di Sidang Umum PBB ke-75 untuk menyerang China. Trump mengajak dunia dan PBB untuk menuntut tanggung jawab dari China. 

Pada kesempatan itu, Donald Trump kembali memakai istilah "Virus China." Ia berkata China membiarkan penerbangan internasional beroperasi sehingga dunia terinfeksi virus corona.   

"Kita sedang menggelorakan pertempuran ganas melawan musuh tak terlihat: Virus China yang telah merenggut banyak nyawa yang tak terhitung di 188 negara," ujar Presiden Trump dalam pidatonya yang disiarkan online, seperti dikutip Rabu 23 September 2020.

"Kita harus menuntut tanggung jawab negara yang menyebarkan wabah ini ke dunia: China. Pada awal-awal pandemi, China melakukan lockdown penerbangan domestik sementara mengizinkan penerbangan internasional meninggalkan China dan menginfeksi dunia," lanjut Donald Trump.

Selain itu, Trump menuduh WHO dikendalikan oleh China dan menyebar informasi palsu terkait pandemi. WHO sempat memuji China ketika virus baru menyebar pada awal 2020. 

Saat ini, ada 31,4 juta kasus COVID-19 di dunia dan 967 ribu meninggal.

Donald Trump lantas meminta agar PBB agar meminta pertanggungjawaban dari pemerintah China dan WHO. 

"Pemerintah China dan WHO yang dikendalikan China memberikan deklarasi palsu bahwa tak ada bukti penularan antar-manusia. Kemudian, mereka memberikan klaim palsu  bahwa orang-orang tanpa gejala tak bisa menyebarkan virus ini," kata Trump.

"PBB harus menuntut tanggung jawab dari China atas tindakan-tindakan mereka," tegas Donald Trump.

3 dari 3 halaman

Infografis COVID-19

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat