, Irlandia - Pulau Spike merupakan benteng berbentuk bintang di atas pulau di lepas pantai barat daya Irlandia yang dulunya pernah menjadi salah satu penjara terbesar di dunia. Pulau Alcatraz versi Irlandia ini juga menerima kunjungan turis dengan muatan kapal sebelum pandemic.
Pada tahun 1.800-an, pulau itu adalah tempat yang pernah ditinggalin oleh banyak tahanan, dengan lebih dari 1.000 tahanan meninggal di sana dalam waktu kurang dari empat tahun. Dalam upaya untuk mempelajari lebih lanjut tentang orang-orang yang tewas di pulau penjara ini, ahli biologi Barra O'Donnabhain mulai menggali kuburan narapidana pada tahun 2013.
Selama tujuh tahun terakhir, O'Donnabhain dan timnya telah mengungkap beberapa misteri yang terkubur di Pulau Spike, termasuk prosedur mengerikan yang telah lama dilakukan pada mayat tahanan, demikian seperti dikutip dari CNN, Minggu (23/8/2020).
Advertisement
Pada Agustus 2020, manajer pulau, John Crotty mengumumkan salah satu penemuan terbesarnya yaitu tangga batu rahasia yang berasal dari akhir abad ke-18.
Saksikan Vidio Pilihan Berikut Ini:
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Bagaimana Sebuah Pulau Menjadi Penjara
Catatan awal menunjukkan bahwa pulau seluas 104 hektar itu pada abad ke-6 mungkin merupakan pemukiman biara yang secara bertahap berkembang menjadi pangkalan militer Inggris pada abad ke-18, sebelum menjadi penjara bagi narapidana yang menunggu untuk dikirim ke koloni, seperti Australia dan Bermuda.
Benteng Inggris seluas 10 hektar ini dibangun pada akhir 1700-an namun dianggap terlalu kecil untuk melindungi kekaisaran dari kemungkinan invasi oleh pasukan Napoleon, sehingga dibangunlah benteng kedua seluas 24 hektar yang jauh lebih besar pada tahun 1804.
Namun baru-baru ini, pekerjaan penggalian di sebuah terowongan dari benteng bagian dalam ke parit luar mengungkap tangga batu rahasia yang berbentuk spiral, yang tidak tercatat dalam rencana pulau. Pada tangga tersebut ditemukan tulang hewan besar dan sebotol anggur yang sudah rusak.
"Denah tahun 1804 dan gambar selanjutnya tidak ada yang menjelaskan tentang tangga tersebut, jadi ini sungguh mengejutkan sekaligus menyenangkan melihat pintu ini mengarah ke ruang rahasia tempa batu yang indah," kata Crotty dalam siaran pers.
Asisten manajer Spike Island, Alan O'Callaghan mengatakan "Itu juga mengarah pada kemungkinan bahwa ada tangga lainnya yang mungkin lebih tua di sekitar benteng ini. Mungkin digunakan untuk tujuan lain selama bertahun-tahun, seperti upaya melarikan diri dan sebagainya."
"Penjara dibuka sebagai tanggapan krisis pemerintah terhadap kelaparan besar dan meningkatnya kriminalitas yang melanda karena sistem pengadilan saat itu menghukum pencurian dengan sangat kejam," tambah O'Donnabhain, seorang profesor arkeologi di University College Cork di Irlandia.
Advertisement
Neraka di Bumi
Menurut O'Donnabhain, pada tahun 1853 jumlah tahanan di pulau itu telah meningkat menjadi 2.500, menjadikannya sebagai penjara terbesar di Kerajaan Inggris pada saat itu dalam hal jumlah tahanan. Karena terlalu banyak, mereka menggunakan sistem 40 tahanan di setiap kamar bergaya asrama berukuran 40x18 kaki dan tidak ada sel individu kecuali bagi penjahat berbahaya.
Berbagai catatan narapidana merinci bagaimana tahanan diikat dari pergelangan tangan hingga ke pergelangan kaki, yang mereka gambarkan sebagai "Neraka di Bumi." O'Donnabhain juga menjelaskan bahwa rejim kerja paksa penjara yang kejam ditambah dengan kondisi hidup yang buruk membuat narapidana meninggal hampir setiap hari pada tahun-tahun awal.
Menggali Spike
Catatan menunjukkan bahwa salah satu dari dua pulau itu menampung lebih dari 1.000 tahanan yang meninggal sebelum tahun 1860. O'Donnabhain mengatakan pada 2018 dia dan timnya telah menggali 35 penguburan yang digunakan sejak 1860 dan seterusnya. Lalu semakin hari jumlah kematian semakin berkurang drastis menjadi sekitar satu per bulan.
Dia mengatakan dia terkejut dengan elemen perawatan yang digunakan ketika para narapidana mengubur sesama narapidana, terutama bagaimana mereka sangat berhati-hati dalam mengecat peti mati pinus yang murahan agar terlihat seperti peti kayu.
"Saya melihatnya sebagai hadiah dari satu narapidana ke narapidana lain. Anda dimakamkan di kuburan narapidana di pulau narapidana yang jauh dari masyarakat lainnya, namun rekan-rekan anda dengan bersungguh-sungguh membuat pernyataan bahwa orang-orang tersebut memang berharga," jelas O'Donnabhain.
Advertisement
Tengkorak yang Hilang
Namun, salah satu penemuan paling aneh adalah bahwa ada segelintir kerangka tengkoraknya telah hilang. O'Donnabhain berspekulasi bahwa ini mungkin telah menjadi bagian dari penelitian pada tahun 1870-an yang dipelopori oleh ilmuwan Italia Cesare Lombroso untuk mengidentifikasi ciri-ciri fisik dari para penjahat.
"Lombroso melakukan banyak otopsi terhadap penjahat yang digantung, dan dia menemukan variasi tertentu dalam struktur tengkorak yang menurutnya merupakan tanda 'penjahat yang lahir alami'," jelas O'Donnabhain. Namun O'Donnabhain mengatakan dia tidak bisa memastikan bahwa memang itulah yang mereka lakukan di Pulau Spike.
Latar Belakang Napi yang Sama dari Zaman ke Zaman
Ketika penjara abad ke-19 ditutup pada tahun 1883, pulau tersebut kembali ke fungsi semula sebagai barak militer namun dibuka kembali sebagai penjara dari tahun 1985 hingga 2004.
O'Donnabhain mengatakan ketika ia tiba hampir satu dekade kemudian, dia masih melihat seprai di tempat tidur. Jadi, sebelum dia mulai menggali, timnya mendokumentasikan penampakan yang dibuat oleh tahanan abad ke-20.
"Apa yang benar-benar mengejutkan saya dalam melakukan pekerjaan itu adalah kesinambungan antara penjara tahun1800-an dengan penjara modern," kata O'Donnabhain.
Grafiti di dinding terlihat menuliskan nama panggilan, kalimat, dan kampung halaman para tahanan. O'Donnabhain mengatakan para tahanan modern ini berasal dari "lubang hitam” yang sama dengan para tahanan selama era Victoria tersebut. "Anda melihat dinamika yang persis sama dalam arti bahwa mereka yang di penjara memiliki latar belakang yang sama, yaitu orang miskin yang kurang beruntung," katanya.
Pulau Spike pertama kali dibuka untuk umum pada tahun 2016 dan dinobatkan sebagai "Daya Tarik Wisata Terkemuka Eropa" oleh World Travel Awards pada tahun 2017. O'Donnabhain mengatakan itu karena para turis ingin menjelajahi pulau dengan masa lalunya yang kelam.
Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul
Terkini Lainnya
Saksikan Vidio Pilihan Berikut Ini:
Bagaimana Sebuah Pulau Menjadi Penjara
Neraka di Bumi
Menggali Spike
Tengkorak yang Hilang
Latar Belakang Napi yang Sama dari Zaman ke Zaman
Irlandia
Pulau Spike
Penjara
Spike
Spike Island
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Survei TBRC: Jelang Pilkada 2024 Kabupaten Yalimo Papua, Nama Bupati Petahana Unggul
Faldo Maldini Pamitan ke Jokowi Sebelum Maju Pilkada Tangerang
Pilkada Sulteng 2024, PKS Beri Surat Rekomendasi untuk Pasangan Anwar-Reny
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
5 Juli 2019: Gempa Bumi M6,9 di California, Bangunan Bergoyang dan Terjadi Kebakaran
Populer
Omar Garcia Harfuch, 'Batman' dari Meksiko Ditunjuk jadi Menteri Keamanan
Istri di AS Tega Racuni Suami, Alasannya Merasa Tak Dihargai
Lewat Pameran Lukisan, 1 Seniman Indonesia Bareng 19 Pelukis ASEAN-India Pamer Hubungan Budaya dan Sejarah
Balas Kematian Komandan Top, 200 Roket dan 1 Skuadron Drone Peledak Hizbullah Serang Israel
Gunung Etna Meletus, Semburan Abu Vulkanik dan Lava Picu Bandara Catania Ditutup
Indonesia Siap Bagi Pengalaman Keharmonisan Antar Umat Beragama di Konferensi Internasional Ini
Polisi Malaysia Gagalkan Penyelundupan Ratusan Kura-kura ke Sejumlah Negara di Asia Tenggara
Partai Buruh Menang Pemilu, Keir Starmer yang Bergelar Bangsawan Jadi PM Inggris Gantikan Rishi Sunak
Euro 2024
Euro 2024: Pengakuan Jujur Pelatih Jerman dan Ungkapan Sedih Toni Kroos Usai Akhiri Karier dengan Kecewa
Euro 2024: Komentar 2 Pahlawan Spanyol Mikel Merino dan Dani Olmo Usai Singkirkan Jerman di Perempat Final
Hasil Euro 2024: Dramatis, Prancis Singkirkan Portugal 5-3 Lewat Adu Penalti
Hasil Euro 2024: Pedri Cedera, Spanyol Permalukan Jerman 2-1 untuk Tiket Semifinal
Dapatkan Link Live Streaming Perempat Final Euro 2024 Portugal vs Prancis, Tayang Sesaat Lagi
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Berita Terkini
Sektor Otomotif Lesu, Gaikindo: Butuh Insentif dari Pemerintah
Menyusuri Eksotisme Gua Angin dan Gua Clearwater Sarawak Malaysia
Euro 2024: Pengakuan Jujur Pelatih Jerman dan Ungkapan Sedih Toni Kroos Usai Akhiri Karier dengan Kecewa
Ingat, Pesilat Dilarang Konvoi Motor saat Peringatan Suroan di Madiun
Mengenal Bursa Mt Gox, Salah Satu Penyebab Penurunan Bitcoin Baru-Baru Ini
3 Resep Nanas Goreng, Camilan Lezat Mudah Dibuat untuk Temani Santai Akhir Pekan
Kecelakaan Parah di Sachsenring, Marc Marquez Bisa Ikut MotoGP Jerman 2024?
IPO Pengelola Lapangan Golf Milik Anak Tommy Soeharto Oversubscribed 27 Kali
Kenali Ciri-Ciri Pakaian Anak Impor Ilegal, Dijual Bebas di Pasar Tanah Abang
Catat, 6 Tempat Wisata di Bandung yang Pernah Jadi Lokasi Syuting
Gus Baha, Hidup adalah Nikmat yang Dirindukan oleh Orang Mati
Survei TBRC: Jelang Pilkada 2024 Kabupaten Yalimo Papua, Nama Bupati Petahana Unggul
Euro 2024: Komentar 2 Pahlawan Spanyol Mikel Merino dan Dani Olmo Usai Singkirkan Jerman di Perempat Final
Pemkot Depok Optimis Bisa Kurangi Kemacetan, Beberkan Solusinya
Perbedaan Mendaki dari Jalur Karangan dengan Rute Angin-Angin di Gunung Latimojong Sulsel