Melbourne - Para ilmuwan dari berbagai penjuru dunia sedang berusaha mengembangkan vaksin untuk melawan Virus Corona (COVID-19). Kemungkinan, vaksin itu bisa tersedia tahun depan.
Pertanyaan baru pun muncul: Jika vaksin sudah ketemu, siapa duluan yang mendapatkannya? Sebab, tidak mungkin semua orang mendapatkannya sekaligus.
Advertisement
Baca Juga
Para ahli berpendapat vaksin ini seharusnya digunakan terlebih dahulu oleh anggota masyarakat yang termasuk dalam kategori rentan.
"Tidaklah sulit untuk mengetahui siapa kelompok golongan rentan ini. Umumnya adalah generasi tua dan orang-orang yang menderita penyakit diabetes atau tekanan darah tinggi," kata ahli bioetik dari Johns Hopkins University, Jonathan Moreno, seperti dilansir ABC Indonesia, Selasa (9/6/2020).
"Dan pekerja di bidang essential, militer, polisi, pemadam kebakaran. Barulah setelah itu orang-orang lain," tambahnya.
Menurut pernyataan dari Departemen Kesehatan Australia, percakapan tentang penentuan kelompok yang diprioritaskan dan bagaimana cara menyalurkan Vaksin Corona COVID-19 masih berlangsung.
"Seiring bermunculannya dengan kandidat vaksin yang menjanjikan, keputusan tentang pelaksanaan program imunisasi nasional (di Australia) akan ditentukan oleh Kabinet Nasional, berdasarkan anjuran dari Komite Pimpinan Perlindungan Kesehatan Australia," bunyi pernyataan tersebut.
"Keputusan akan dibuat berdasarkan bukti ilmiah terbaik yang ada, analisa risiko pada kelompok rentan secara relatif, dan juga persediaan vaksin di waktu tertentu."
Professor Jonathan meyakini negara-negara 'elit' adalah yang akan terlebih dahulu mengakses vaksin corona ketika sudah mulai beredar.
"Sudah mulai terlihat yang namanya nasionalisme vaksin dan hal ini cukup meresahkan."
"Idealnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan menetapkan pedoman yang dapat berlaku secara global, namun, menurut perkiraan saya, hal ini tidak akan terjadi sekarang," kata dia, merujuk pada hubungan Presiden AS Donald Trump dengan organisasi tersebut yang kurang baik.
Thomas mengatakan dunia sudah belajar dari kejadian di tahun 2009, di mana "negara kaya" membeli vaksin H1N1 atau flu babi, sehingga menelantarkan "negara miskin".
"Ini adalah sesuatu yang memicu pertumpahan darah," kata dia.
"Menurut saya kini sudah muncul pemahaman bahwa kita harus mengutamakan unsur solidaritas global."
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Berapa Lama Lagi Harus Menanti?
Sekitar 120 laboratorium di seluruh dunia saat ini sedang mengembangkan vaksin COVID-19, salah satu di antaranya dikembangkan oleh Australia dengan dipimpin oleh University of Queensland.
Dari sekian banyak usaha pengembangan vaksin, menurut catatan Asosiasi Perusahaan Farmasi Internasional (IFPMA) ada 12 kandidat yang berada di tahapan yang lebih maju di banding lainnya.
"Saya pikir dalam sejarah pengembangan vaksin, kita belum pernah melihat sebanyak ini laboratorium dan perusahaan yang berusaha menemukan vaksin untuk satu jenis penyakit yang sama," kata Thomas Cueni, Kepala IFPMA.
Para kandidat yang terdepan ini sudah mulai masuk ke tahap pengetesan ke manusia.
Idealnya, menurut Profesor Jonathan Moreno, vaksin baru ini akan dites pada ribuan orang sebelum diluncurkan ke populasi yang lebih luas.
"Teorinya, Anda bisa melakukan pengetesan 20.000 vaksin dan 10.000 placebo sehingga tidak ada yang tahu apa yang mereka dapatkan saat dites," kata Profesor Jonathan Moreno.
"Dan kita bisa melihat hasilnya dalam enam, delapan, atau 10 bulan setelahnya. Tetapi dunia ini tidak mau menunggu selama itu."
Profesor Jonathan mengatakan, ada cara untuk menghindarinya karena beberapa laboratorium yang melibatkan pengetesan pada binatang dan manusia secara simultan bisa mempercepat proses penemuan vaksin, meskipun penuh kontroversi.
"Anda mungkin mau mengetes vaksin ini pada hewan lebih dulu sebelum mengetesnya pada manusia. Namun kita memiliki jadwal yang sedemikian rupa ketat sehingga kita melakukannya secara paralel pada hewan dan manusia," katanya.
Apapun jalan yang dipilih, menurut para ahli kita sudah akan bisa melihat vaksin ini diluncurkan pada akhir tahun 2020 atau awal 2021.
"Kemungkinan akan ada vaksin, yang dilihat dari tingkat keamanannya, sudah bisa diterima oleh banyak orang pada akhir tahun ini. Jadwalnya memang sangat cepat, dan semua orang setuju akan hal itu," kata Profesor Jomathan.
Advertisement
Bisakah Lebih Cepat?
Karena banyak tempat di dunia sudah berhasil meratakan kurva pandemi COVID-19, mungkin dalam waktu dekat tidak akan lagi virus yang secara alamiah akan menulari manusia.
Beberapa pendapat mengatakan kita bisa melakukan penelitian tantangan yang kontroversial, yakni dengan secara sengaja menularkan para sukarelawan dengan virus tersebut.
"Masalahnya, jika tidak ada jalan lain, maka penelitian tantangan tadi mungkin adalah satu-satunya opsi yang bisa dilakukan."
Profesor Jonathan memperkirakan dengan iklim politik saat ini di Amerika Serikat akan mempercepat peluncuran vaksin COVID-19.
"Saya tidak akan terlalu kaget jika Pemerintahan Trump akan mengumumkan vaksin yang hanya melalui beberapa studi advokasi dengan kelompok yang lebih kecil dan sebelum hari pemilihan pada bulan November," katanya.
Tetapi Thomas Cueni mengingatkan membuat vaksin secara tergesa-gesa dapat menghalangi kepercayaan publik terhadap obat-obatan dan mendorong gerakan antivaksin.
"Jika ada sesuatu yang salah dengan vaksin tersebut, Anda bisa secara luar biasa merusak kepercayaan publik terhadap vaksinasi dan imunisasi," katanya.
Perlu Lebih dari 10 Miliar Dosis
Thomas Cueni berkata agar ada imunitas (herd immunity) maka 80 persen populasi harus dibuat imun. Dengan begitu, perlu lebih dari 10 miliar dosis.
"Dan dengan asumsi bahwa kita memerlukan dua dosis daripada satu dosis, saya melihat kisaran angka 12 sampai 15 miliar dosis."
Profesor Jonathan Moreno mengatakan mencapai 'herd immunity' adalah yang diinginkan.
Departemen Kesehatan mengatakan kepada ABC jika "tujuan strategis" Australia adalah mencapai 'herd immunity' dalam rangka memutuskan rantai penularan di masyarakat.
CEO Medicines Australia Elizabeth de Somer mengatakan satu vaksin tidak akan memotong 'herd immunity'.
"Saya pikir dunia akan membutuhkan lebih dari satu untuk dapat diproduksi dalam skala dan besaran yang diperlukan untuk memvaksinasi dunia," katanya.
IFPMA memperkirakan kapasitas produksi vaksin global saat ini mencapai lima miliar dan dibutuhkan antara lima hingga 10 tahun untuk membangun pabrik pembuatan vaksin baru.
Sudah jelas mustahil memvaksinasi populasi global sekaligus karena tidak ada cukup botol di dunia untuk menyimpan vaksin ini.
"Semua orang setuju bahwa seseorang perlu membicarakan tentang alokasi, siapa yang akan mendapat vaksinasi terlebih dahulu," kata Thomas.
Terkini Lainnya
Lockdown Sukses, Malaysia Akan Masuk Fase Pemulihan
Gedung Putih: Jaga Jarak 2 Meter Demi Hindari Virus Corona COVID-19
Sukses Redam Corona, Malaysia Izinkan Mudik dan Liburan
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Berapa Lama Lagi Harus Menanti?
Bisakah Lebih Cepat?
Perlu Lebih dari 10 Miliar Dosis
COVID-19
vaksin
ABC Australia
ABC Indonesia
virus corona
Rekomendasi
Bio Farma jadi Rujukan 10 Delegasi Berbagai Negara Belajar Pengembangan Vaksin
Mentan Sambangi Ratusan Peternak, Bantu Selesaikan Masalah Pakan hingga Vaksin
ITAGI Ingatkan Masyarakat, Vaksin Dengue Harus Lengkap 2 Dosis agar Efektif Lindungi Dari DBD
Terapi Secretom Berbasis Stem Cell, Salah Satu Siasat BRIN Tekan Peningkatan Angka Stroke
5 Vaksin Penting yang Sebaiknya Dilakukan Oleh Para Wanita, Apa Saja?
Erick Thohir Umumkan Bio Farma Produksi Vaksin HPV di Dalam Negeri Bersama MSD
Erick Thohir Dorong Bio Farma dan MSD Buat Vaksin Anti Kanker Serviks
Cara Cek Kartu Vaksin Tanpa Aplikasi, Mudah dan Gampang Banget
Imunisasi Tepat Waktu Bikin Kekebalan Tubuh Anak Meningkat Secara Maksimal
Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Spanyol vs Prancis: Serangan Tajam Bertemu Pertahanan Kokoh
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
HEADLINE: Pudarnya Sinar Bintang di Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Jadi Pembeda di Semifinal?
Sudah 39 Tahun, Cristiano Ronaldo Beri Bocoran Terkait Masa Depannya di Portugal
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
HEADLINE: Pudarnya Sinar Bintang di Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Jadi Pembeda di Semifinal?
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Marshel Widianto Ungkap Alasan Maju Jadi Bakal Calon Wakil Walikota Tangsel di Pilkada 2024
Kinerja Sudah Terbukti, Anwar Hafid Disebut Paket Komplit Cagub Idaman Warga Sulteng
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
Kaesang Pangarep Ungkap PSI-PKS Jalin Kerja Sama di Pilkada untuk 3 Wilayah Ini
Kapan Pilkada 2024? Simak Jadwal Persiapan dan Penyelenggaraannya
Jelang Pilkada 2024, Masyarakat Aceh Barat Diminta Tak Terprovokasi Hoaks
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
8 Juli 1972: Penulis dan Revolusioner Palestina Ghassan Kanafani Tewas di Tangan Israel
Populer
Jumlah Anak Putus Sekolah di Pakistan Mengalami Peningkatan
Presiden Macron Tolak Pengunduran Diri PM Attal, Prancis Hadapi Kebuntuan Politik
3 Anak Tewas dalam Insiden Kebakaran Rumah, Seorang Pria Diamankan Polisi Australia
Adik Kim Jong Un Murka dengan Latihan Militer Korea Selatan di Dekat Wilayah Perbatasan
5 Meteoroid yang Pernah Menghantam Bumi
Sejumlah Kereta Subway di Boston Dipasangi Wajah Lucu, Tujuannya Supaya Bikin Orang Senyum
Turki Siap Pulihkan Hubungan dengan Suriah, Ini Kata Erdogan
Dalai Lama Bantah Rumor Kesehatannya yang Memburuk pada Ulang Tahun ke-89
Cegah Kepunahan, Ilmuwan Suntik Cula Badak dengan Radioaktif
9 Juli 1996: Satu Keluarga di Inggris Diserang dengan Palu Secara Brutal
Pegi Setiawan
Kapolri Buka Suara soal Putusan Praperadilan yang Kabulkan Gugatan Pegi Setiawan
Kalah di Praperadilan Pegi Setiawan, Kasus Vina Cirebon Bakal Ditarik ke Mabes Polri?
Pegi Setiawan Menang Praperadilan, Salah Tangkap atau Salah Prosedur?
Pegi Setiawan Bebas, Kapolri: Kita Hormati Putusan Pengadilan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Profil Eman Sulaeman, Hakim PN Bandung yang Kabulkan Praperadilan Pegi Setiawan
Berita Terkini
18 Tim Terbaik Free Fire Siap Berlaga di Esports World Cup 2024, Perebutkan Gelar Juara Dunia
Prediksi Euro 2024 Spanyol vs Prancis: Serangan Tajam Bertemu Pertahanan Kokoh
Harga Emas Anjlok Parah, Ternyata Gara-gara Ini
Agar Cepat Terkabul Syaikh Abdul Qadir al-Jilani Anjurkan Hal Ini ketika Berdoa
26 Titik Ganjil Genap Jakarta Berlaku Hari Ini Selasa 9 Juli 2024, Simak Selengkapnya!
Marshel Widianto Ungkap Alasan Maju Jadi Bakal Calon Wakil Walikota Tangsel di Pilkada 2024
Demonstrasi Anti-Turis Pecah di Barcelona, Wisatawan Disemprot Pistol Air
Kapolri Buka Suara soal Putusan Praperadilan yang Kabulkan Gugatan Pegi Setiawan
3 Zodiak Ini Lebih Suka Berhenti dari Pekerjaannya Diam-diam, Kamu Juga?
Presiden Macron Tolak Pengunduran Diri PM Attal, Prancis Hadapi Kebuntuan Politik
PDIP Pertimbangkan Kaesang Maju di Pilkada Jateng, Gibran: Segera Temui Mbak Puan
Sandiaga Uno Sesalkan Pencurian Fasilitas di Kota Lama Surabaya yang Baru Seminggu Diresmikan
Kegiatan Sepekan di Agrowisata Tamansuruh Banyuwangi Diperpanjang hingga 14 Juli
7 Penyebab Sendawa Berlebihan, Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan yang Serius
Sederet Tantangan Industri Dana Pensiun di Indonesia, Apa Saja?