, Dresden - Sebuah kota di Jerman timur telah mendeklarasikan "darurat" Nazi, mengatakan kota itu memiliki masalah serius dengan organisasi sayap kanan, kelompok fasis, dan anti-Islam.
Dresden, ibu kota Saxony, telah lama dipandang sebagai benteng sayap kanan dan merupakan tempat kelahiran Pegida (Gerakan Eropa Patriotik melawan Islamisasi Barat) yang anti-Islam, demikian seperti dikutip dari BBC, Senin (4/11/2019).
Anggota Kota Dresden --yang dinominasikan sebagai Ibu Kota Kebudayaan Eropa 2025-- kini telah menyetujui resolusi yang mengatakan masih banyak yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
Advertisement
"'Nazinotstand' berarti (mirip dengan keadaan darurat iklim) bahwa kita memiliki masalah serius. Masyarakat demokratis terancam," kata anggota dewan lokal Max Aschenbach, yang memperlihatkan isi mosi darurat Nazi itu kepada BBC.
Aschenbach, dari partai politik satir berhaluan kiri, Die Partei, mengatakan dia yakin perlunya mengambil tindakan karena politikus tidak melakukan langkah yang cukup untuk "memposisikan diri mereka dengan jelas" terhadap sayap kanan.
"Permintaan itu merupakan upaya untuk mengubahnya. Saya juga ingin tahu orang seperti apa yang saya duduk di dewan kota Dresden," katanya.
Resolusi itu mengakui bahwa "sikap dan tindakan ekstremis sayap kanan ... semakin sering terjadi" dan menyerukan kota itu untuk membantu para korban kekerasan sayap kanan, melindungi kaum minoritas dan memperkuat demokrasi.
Aschenbach mengatakan mengadopsi mosi tersebut menunjukkan komitmen dewan kota untuk membina "masyarakat bebas, liberal, demokratis yang melindungi minoritas dan dengan tegas menentang." Nazi.
Simak video pilihan berikut:
Padahal di jaman pendudukan Nazi dibawah kepeminpinan Adolf Hitler, jutaan warga Polandia dibunuh dalam Kamp Konsentrasi
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Apa yang Dimaksud dengan Darurat Nazi?
![Bendera Jerman (AFP PHOTO via capitalfm.co.ke)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/aNczaleKXKH37k2yE4hJFQ05lc4=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2022351/original/079763900_1546004298-jerman.jpg)
"Resolusi Aschenbach" --mengutip nama pengusulnya, Max Aschenbach-- diajukan ke pemungutan suara oleh dewan kota Dresden pada Rabu 30 November 2019 malam dan disetujui dengan 39 suara melawan 29 yang menentang, menurut laporan media setempat.
Partai Demokrat Kristen (CDU) yang memerintah Jerman adalah di antara mereka yang menolak resolusi tersebut.
"Dari sudut pandang kami, ini merupakan provokasi," Jan Donhauser, ketua Kelompok Dewan Kota CDU, mengatakan kepada BBC.
"'Keadaan darurat' berarti keruntuhan atau ancaman serius terhadap ketertiban umum. Itu tidak berlaku sementara. Lebih jauh, fokus pada 'ekstremisme sayap kanan' tidak adil terhadap apa yang kita butuhkan. Kita adalah penyeimbang bagi sayap (kiri) liberal," lanjutnya.
"Tatanan dasar demokratis yang bersih dari kekerasan adalah yang terpenting, tidak peduli dari mana pihak ekstremis itu datang," katanya.
Donhauser menambahkan bahwa "mayoritas luas" warga Dresden adalah "bukan ekstremis sayap kanan atau anti-demokrasi".
Anggota Dewan Kota Max Aschenbach mengatakan, kota itu tidak diwajibkan untuk mengambil tindakan apa pun setelah adopsi resolusinya, tetapi bahwa "secara teoritis, tindakan yang ada harus diberikan prioritas yang lebih tinggi dan keputusan di masa depan harus mengikuti ini."
Sementara menentang resolusi tersebut, Partai CDU mengatakan pihaknya berharap untuk "memperkuat institusi yang paling cocok untuk memerangi kekerasan yang bermotif politik."
Kai Arzheimer, seorang profesor politik Jerman yang telah banyak menulis tentang ekstremisme sayap kanan, mengatakan dampak utama resolusi itu adalah simbolis, tetapi itu bisa berarti bahwa lebih banyak uang akan dialokasikan untuk program memerangi ekstremisme di masa depan.
"Saya tidak berpikir bahwa kota Jerman lainnya telah menyatakan 'darurat Nazi'. Resolusi terhadap ekstremisme sayap kanan tidak begitu biasa," katanya.
Advertisement
Benarkah Kota Dresden Sarang Ekstremis Sayap Kanan?
![Melihat Perayaan Natal di Berbagai Penjuru Dunia](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/9DgFGaT4yjN5db5NX7SJypanQN4=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1811930/original/069472200_1514184343-20171225-Natal-di-Dunia-AP3.jpg)
Kota Dresden telah lama dikenal karena kaitannya dengan sayap kanan.
Pada awal 1990-an, kelompok-kelompok neo-Nazi mulai menggelar aksi unjuk rasa di sana untuk mengingat apa yang mereka sebut "pemboman Holocaust", ketika kota itu dibom oleh pasukan Inggris dan Amerika pada tahun 1945, Kai Arzheimer, seorang profesor politik Jerman yang telah banyak menulis tentang ekstremisme sayap kanan. Kelompok-kelompok ini kemudian menjadi aktif di daerah sekitarnya dan di Saxony selatan.
Negara bagian Saxony juga telah lama menjadi kubu Partai Demokrat Nasional Jerman (NPD) sayap kanan dan kemudian menjadi partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD).
Dalam pemilihan negara bagian pada September 2019, dukungan untuk AfD melonjak, naik 17,8% dari 2014 menjadi 27,5% pada 2019.
Dresden juga merupakan tempat gerakan anti-Islam Pegida (Eropa Patriotik melawan Islamisasi Barat) yang berdiri pada 2014, dan di mana ia terus mengadakan aksi unjuk rasa.
Pendukung Pegida mengatakan, orang perlu "sadar" terhadap ancaman ekstremis Islam. Mereka ingin Jerman mengekang imigrasi dan menuduh pihak berwenang gagal menegakkan hukum yang ada.
Gerakan ini telah memicu kontra-demonstrasi besar di kota.
Terkini Lainnya
Berlin Akan Kebumikan 300 Sisa Jasad Korban Eksperimen Dokter Era Nazi
Simak video pilihan berikut:
Apa yang Dimaksud dengan Darurat Nazi?
Benarkah Kota Dresden Sarang Ekstremis Sayap Kanan?
Jerman
Nazi
Fasis
Neo-Nazi
Anti Islam
Islamofobia
Fobia Islam
Sayap Kanan
Ekstremis
Ekstremis Sayap Kanan
Dresden
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Jadwal dan Link Siaran Langsung Semifinal Copa America 2024 Argentina vs Kanada di Vidio
Prediksi Copa America 2024 Argentina vs Kanada: Tim Tango Memburu Sejarah
Kanada Bertekad Redam Argentina di Semifinal Copa America 2024
HEADLINE: Pudarnya Sinar Bintang di Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Jadi Pembeda di Semifinal?
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Pegi Setiawan
HEADLINE: Pegi Setiawan Bebas, Dalang Pembunuhan Vina Cirebon Sulit Terkuak?
Keinginan Pegi Setiawan Setelah Bebas: Tetap Bekerja Jadi Kuli dan Bangun Masjid
7 Respons Berbagai Pihak Mulai Kuasa Hukum, Polri, hingga KY Usai Pegi Setiawan Bebas Menang Praperadilan
Polri Bakal Tindaklanjuti Kasus Pegi Setiawan yang Dinyatakan Tidak Sah Menurut Hukum
Detik-Detik Ratusan Warga Bersolawat Sambut Kedatangan Pegi Setiawan di Rumahnya
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Cerita Kader Partai Gerindra Kampar Menumpang Tinggal di Rumah Pengurus Panti Asuhan
Pilkada 2024 Dinilai Lebih Hangat, Menko Polhukam: Ada yang Tidak Siap Kalah
Kemendagri Bela KPU yang Dituding Mahfud Md Tak Layak Jadi Penyelenggara Pilkada
Pilkada Serentak 2024 Dilaksanakan Pada Bulan November, Begini Tahapannya
Punya Kader Mumpuni, PDIP Tak Mau Ambil Pusing soal Hasil Survei Kaesang
Deddy Corbuzier soal Usulan PSI Maju di Pilkada 2024: Nyetir Aja di Jakarta Masih Nyasar
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
9 Juli 1996: Satu Keluarga di Inggris Diserang dengan Palu Secara Brutal
Populer
Aries hingga Scorpio, Ini 6 Zodiak Paling Menyeramkan Saat Marah
Boeing Mengaku Salah Soal Kecelakaan Pesawat 737 MAX di Indonesia dan Ethiopia, Bakal Bayar Denda Lagi Rp3,9 Triliun
Diduga Menyontek, Remaja China Jurusan Tata Busana Lolos Tahap 12 Besar di Kontes Matematika Nasional
Ribuan Warga Barcelona Demo Tolak Pariwisata Massal, Tembaki Turis Asing Pakai Pistol Air
5 Meteoroid yang Pernah Menghantam Bumi
Presiden Macron Tolak Pengunduran Diri PM Attal, Prancis Hadapi Kebuntuan Politik
Xi Jinping Desak Kekuatan Dunia Bantu Rusia dan Ukraina untuk Dialog Langsung
Cegah Kepunahan, Ilmuwan Suntik Cula Badak dengan Radioaktif
Presiden Terpilih Iran Masoud Pezeshkian Akan Dilantik Bulan Depan
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Link Live Streaming Euro 2024 Spanyol vs Prancis, Rabu 10 Juli Pukul 02.00 WIB: Siapa Lolos ke Final?
Kylian Mbappe Melempem di Euro 2024, Spanyol Tetap Waspada Penuh
Semifinal Euro 2024: Adu Mahal Timnas Spanyol vs Prancis
Berita Terkini
Geger Cek Khodam di Medsos, Buya Yahya Peringatkan Bahaya Berurusan dengan Jin
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Final Four PLN Mobile Proliga 2024: Siapa Rebut Gelar Juara?
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
5 Berlian Tak Terasah Manchester United yang Siap Mencuri Perhatian Erik ten Hag di Pramusim
Cekcok Berujung Duel Maut 2 Pria di Metro Lampung, 1 Tewas di Lokasi Kejadian
HEADLINE: Pegi Setiawan Bebas, Dalang Pembunuhan Vina Cirebon Sulit Terkuak?
7 Ruas Jalan Tol Ini Bakal Terapkan Sistem Transaksi Tol Nirsentuh
Ma'ruf Amin Minta Satgas Usut Dugaan Sejumlah Pegawai KPK Terlibat Judi Online
Wapres Ma’ruf Amin Resmikan Bendungan Cipanas, Ini Sederet Manfaatnya
Persoalan PPDB Berulang, Komisi X Kecewa Kinerja Kemendikbud
TPA Cipayung Depok Longsor, Antrean Truk Sampah Mengular
Indonesia-Austria, Rawat Keberagaman dan Kerukunan Lewat Dialog Lintas Agama
Prevelensi Stunting di Situbondo Terendah Ketiga Nasional, Pemerintah Desa Punya Peran Besar