, Pyongyang - Korea Utara menyebut, sanksi teranyar yang mereka terima dari Dewan Keamanan PBB adalah sebuah tindakan perang.
Hal itu diutarakan oleh Kementerian Luar Negeri Korea Utara, menyusul munculnya sanksi DK PBB berbentuk resolusi yang membatasi impor bahan bakar ke Korut hingga 90 persen.
Lewat media pemerintah KCNA, Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan bahwa tindakan tersebut "Sama saja dengan blokade ekonomi total" terhadap negaranya. Demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (24/12/2017).
Advertisement
Kemlu Korut juga menggambarkan sanksi teranyar PBB itu sebagai "Pelanggaran keras terhadap kedaulatan Korea Utara dan sebuah langkah perang yang mampu menghancurkan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea serta kawasan lain."
Baca Juga
Lembaga pemerintahan itu juga turut mengkritik Amerika Serikat -- selaku negara penyusun resolusi teranyar DK PBB tersebut.
"AS benar-benar takut pada pencapaian kami, terkait tujuan kami untuk menjadi negara kekuatan nuklir. Sehingga, mereka semakin terburu-buru menerapkan sanksi dan tekanan terhadap kami," lanjut keterangan dari Kemlu Korut.
"Kami akan terus melanjutkan program nuklir, yang ditujukan sebagai bentuk pertahanan, penjeraan serta penyeimbang kekuatan atas ancaman nuklir Amerika Serikat," tambah keterangan tersebut.
Sanksi Baru
DK PBB memberlakukan sanksi baru pada 23 Desember 2017. Sanksi itu ditujukan sebagai respons atas uji coba rudal balistik yang dilakukan oleh rezim Kim Jong-un pada 28 November lalu.
Lebih detail, resolusi itu ditujukan untuk memuluskan solusi diplomatik demi mengatasi masalah Korea Utara.
Sanksi terbaru yang dikeluarkan oleh DK PBB berdasarkan resolusi AS di antaranya adalah:
- Pengiriman produk bahan bakar akan dibatasi 500.000 barel per tahun, dan minyak mentah 4 juta barel per tahun
- Seluruh warga Korea Utara yang bekerja di luar negeri harus kembali ke tempat asalnya dalam waktu 24 bulan setelah sanksi dikeluarkan, di mana hal itu akan membatasi sumber vital mata uang asing
- Larangan ekspor barang-barang Korea Utara, seperti mesin dan peralatan listrik.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Bagaimana dengan Sanksi yang Telah Lalu?
![Tayangan berita di Tokyo yang menampilkan visualisasi rudal Korea Utara yang meluncur pada 29 November 2017. Rudal itu jatuh di Laut Jepang, atau 1.000 km dari titik peluncuran awal, setelah terbang ke angkasa setinggi 4.500 km (AP/Shizuo Kombayashi)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/4tUWv1swMnQcZ3pX-_ufgMdHVjM=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1785725/original/028721900_1511966390-800.jpeg)
Bulan lalu, AS mengumumkan sanksi baru terhadap Korea Utara yang menurutnya dirancang untuk membatasi pendanaan program rudal nuklir dan balistiknya.
Langkah tersebut menargetkan operasi pelayaran Korea Utara dan perusahaan China yang melakukan perdagangan dengan Pyongyang.
PBB juga menyetujui sanksi baru setelah uji coba nuklir Korea Utara pada 3 September.
Langkah-langkah ini membatasi impor minyak dan melarang ekspor tekstil -- salah satu langkah guna melemahkan pasokan bahan bakar dan pendapatan Korea Utara untuk program senjatanya.
Seperti Apa Dampak Sanksi yang Telah Lalu?
AS telah menjatuhkan sanksi kepada Korea Utara selama lebih dari satu dekade tanpa membuahkan hasil yang cukup signifikan.
Korea Utara sendiri mengatakan bahwa sanksi-sanksi tersebut justru akan memicu mereka untuk semakin giat mengembangkan program serta menguji nuklir dan rudal balistiknya.
Berikut contohnya;
- Pada 30 November 2016, PBB menjatuhkan sanksi pada perdagangan batu bara Korea Utara dengan China hingga mengurangi ekspor sekitar 60 persen. Ekspor tembaga, nikel, perak, seng dan penjualan patung juga dilarang.
- Sebagai bentuk respons, pada 14 Mei 2017, Korea Utara justru melakukan tes yang mereka klaim sebagai "roket balistik terbaru yang mampu membawa hulu ledak nuklir besar"
- Kemudian pada 2 Juni 2017, PBB memberlakukan larangan bepergian dan pembekuan aset pada empat entitas dan 14 pejabat -- termasuk salah satunya kepala operasi spionase -- Korea Utara di luar negeri.
- Sebulan kemudian, tepat pada 4 Juli 2017, Korea Utara mengklaim berhasil melakukan tes rudal balistik antar benua (ICBM) mereka untuk pertama kalinya
- Sedangkan pada 6 Agustus 2017, PBB melarang ekspor batu bara, bijih dan bahan mentah lainnya ke Korea Utara dan membatasi investasi di negara tersebut. Pembatasan itu menekan sekitar US$ 1 miliar -- atau sekitar sepertiga dari total pendapatan ekonomi ekspornya.
- Namun, pada 3 September 2017, Korea Utara mengatakan telah menguji bom hidrogen yang bisa dibuat miniatur dan dimuat pada rudal jarak jauh.
Terkini Lainnya
UFO dari Korut? Jejak Misterius di Langit AS Ternyata dari Roket
Misteri Istri Penerjemah PM Ukraina yang Diduga Mata-Mata Rusia
24-12-1968: Manusia Mengorbit Bulan untuk Pertama Kali
Bagaimana dengan Sanksi yang Telah Lalu?
Korea Utara
DK PBB
Rekomendasi
Infografis DK PBB Setujui Resolusi Gencatan Senjata Palestina-Israel
HEADLINE: DK PBB Setujui Resolusi Gencatan Senjata Palestina-Israel, Realisasinya?
Akankah Israel Terima Resolusi Baru Gencatan Senjata PBB di Gaza?
DK PBB Menyetujui Resolusi AS Soal Seruan Gencatan Senjata di Gaza, Perang Israel Vs Hamas Akan Berakhir?
Aljazair Ajukan Proposal ke DK PBB Desak Israel Hentikan Serangan di Rafah
Jubir Kemlu RI Ungkap Alasan Palestina Tak Kunjung Jadi Anggota Penuh PBB
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Uruguay vs Brasil, Segera Dimulai
Ketua KPU
Pasca Hasyim Asy’ari Dipecat, Mahfud Sarankan Seluruh Komisioner KPU RI Diganti
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Maju Pilkada, Sekda Kabupaten Tangerang Pamit Pensiun Dini
Ketum PSI Kaesang Bakal Kunjungi Kantor DPP PKS Sore Ini, Bahas Pilkada?
Coklit Pantarlih Pilkada 2024, Ketahui Pengertian dan Jadwal Pelaksanaannya
DPD PSI Jakbar Usul Kaesang hingga Deddy Corbuzier Maju Pilgub Jakarta 2024
Maju Pilkada 2024, Eman Suherman Berkomitmen Tulus Bantu Warga Majalengka
KPU Diminta Perkuat Iman Usai Tercoreng kasus Asusila Hasyim Asy'ari
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
8 Juli 1972: Penulis dan Revolusioner Palestina Ghassan Kanafani Tewas di Tangan Israel
Populer
Bangladesh Protes Kualitas Peralatan Militer yang Dibeli dari China di Bawah Standar
Dalai Lama Bantah Rumor Kesehatannya yang Memburuk pada Ulang Tahun ke-89
Minibus di Ukraina Barat Kecelakaan, 14 Orang Tewas
Netanyahu Ogah Hentikan Perang di Jalur Gaza
Jepang dan Sejumlah Negara Anggota NATO Akan Latihan Militer di Hokkaido, Sinyal Waspada untuk China?
Produser Film Titanic Jon Landau Meninggal Dunia di Usia 63 Tahun
Turki Siap Pulihkan Hubungan dengan Suriah, Ini Kata Erdogan
Astronot NASA Keluar dari Simulasi Misi Mars Setelah Bertahan 378 Hari
Serangan Udara Rusia Bikin 100.000 Warga Ukraina Kehilangan Aliran Listrik
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Tampil Kompak, Ini 7 Potret Andrea Dian dan Ganindra Bimo Nonton Euro 2024 di Jerman
Berita Terkini
BPK Beri Predikat WTP ke LKPP 2023, Jokowi: Ini Bukan Prestasi, tapi Kewajiban
Maju Pilkada, Sekda Kabupaten Tangerang Pamit Pensiun Dini
4 Resep Daging Age Basah yang Enak dan Empuk, Bumbunya Sedap Meresap
Bos BNI: Depresiasi Rupiah Lebih Besar Ketimbang Negara Lain Terseret Kebijakan The Fed
6 Raja Tambang Batu Bara di Indonesia, Jumlah Kekayaannya Tak Berseri
Perempuan Berangkat Kerja Tanpa Diantar Mahram, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?
Warga Indonesia Masih Yakin Ekonomi Tetap Tumbuh Kuat
Chand Kelvin Kenang Perkenalanan dengan Dea Sahirah, Kini Resmi Jadi Suami Istri
Polisi Masih Dalami Kasus Penembakan Warga oleh Anggota DPRD Lampung Tengah
Hakim PN Bandung Sebut Penetapan Tersangka Pegi Setiawan Tidak Cukup Bukti
Ketum PSI Kaesang Bakal Kunjungi Kantor DPP PKS Sore Ini, Bahas Pilkada?
Ekstrem, Erick Thohir Pecahkan Kacang Walnut pakai HP Oppo A3 Pro 5G!
Desainer Amanda Hartanto Pamer Koleksi Lurik Buatan Tangan, Ajak Cantika Abigail hingga Putri Anne
Polda Jabar: Hakim Tidak Menyebutkan Ganti Rugi, Hanya Hentikan Penyidikan dan Bebaskan Pegi Setiawan