, Riyadh - Pada 21 Juni 2017 lalu, Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al Saud, resmi menunjuk putranya, Mohammed bin Salman, sebagai pewaris takhta. Keputusan tersebut diambil setelah sang pemimpin mengeluarkan dekrit soal perombakan pemerintahan.
Sebelumnya, status putra mahkota Kerajaan Arab Saudi diemban oleh Pangeran Mohammed bin Nayef--keponakan Raja Salman. Namun, posisi pria 57 tahun itu digeser oleh Mohammed bin Salman.
Advertisement
Baca Juga
Berbagai spekulasi dan tudingan beredar mengenai alasan Raja Salman yang memilih Pangeran Mohammed menjadi putra mahkota, ketimbang Pangeran Mohammed bin Nayef.
Ada yang menyebut bahwa Pangeran Mohammed dipilih sang raja karena ia dianggap sebagai putra favorit ketimbang keponakannya, bin Nayef.
Sebagian yang lain menduga bahwa pemilihan Pangeran Mohammed sebagai putra mahkota dilakukan atas penilaian yang objektif, seperti usianya yang jauh lebih muda ketimbang Pangeran bin Nayef hingga kiprahnya di dunia politik serta pemerintahan Arab Saudi.
Guna menandai salah satu momen krusial itu, berikut 3 fakta sang Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman seperti yang dirangkum oleh dari berbagai sumber (23/6/2017).
Saksikan juga video berikut ini
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Sepak Terjang Awal Sang 'Putra Mahkota'
Mohammed bin Salman lahir pada 31 Agustus 1985. Ia merupakan anak laki-laki Raja Salman dari istri ketiganya yang bernama Fahda binti Falah bin Sultan bin Hathleen.
Kakek Putri Fahda, Rakan bin Hathleen, merupakan seorang kepala suku Ajman. Suku tersebut berlokasi di timur laut Teluk Arab yang tersebar di sejumlah wilayah, seperti Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab.
Pada 2008, di usianya yang ke 23 tahun, Pangeran Mohammed menikah dengan Putri Sarah binti Mashboor bin Abdulaziz al Saud. Pasutri itu memiliki tiga orang anak. Demikian seperti yang dikutip dari Al Jazeera.
Sang putra mahkota memperoleh pendidikan formal dari sekolah top di Riyadh. Ia kemudian memperoleh gelar sarjana hukum dari King Saud University dan menjadi lulusan kedua terbaik di angkatannya.
Setelah memperoleh gelar sarjana, sang pangeran mendirikan sejumlah firma swasta. Hanya beberapa tahun terjun di sektor swasta, anak Raja Salman itu kemudian terlibat di sektor pemerintahan.
Sejumlah jabatan awalnya di pemerintahan antara lain, sekretaris jenderal Riyadh Competitive Council, penasihat khusus untuk dewan pembina King Abdulaziz Foundation, dan anggota dewan penyantun Albir society for development.
Sementara itu, anak Putri Fahda binti Falah itu juga seorang filantrofi. Ia menderikan MiSK Foundation atau King Salman Youth Center, organisasi nirlaba yang bergerak di bidang kepemimpinan dan kepemudaan serta bisnis start-up.
Pada 2013, ia dianugerahi 'Personality of the Year' oleh majalah Forbes Middle East atas perannya di MiSK.
Advertisement
Keputusan Kontroversial
Mohammed bin Salman terjun pertama kali di dunia politik saat menjabat sebagai penasihat penuh waktu untuk dewan kementerian Arab Saudi selama 2007 - 2009 dan penasihat paruh waktu pada 2009 hingga 2013. Pada 2013, ia diangkat sebagai Ketua Crown Prince Court. Demikian seperti yang dikutip dari BBC.
Ia juga dipilih oleh ayahnya --yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur Riyadh-- sebagai penasihat khusus pada 2009.
Pada Januari 2015, sang pangeran ditunjuk oleh ayahnya --yang telah menjadi Raja- untuk menjabat sebagai Menteri Pertahanan di usianya yang baru menginjak 29 tahun. Penunjukkan itu menjadikan sang putra mahkota Menhan termuda di dunia.
Di tahun yang sama, ia diangkat menjadi deputi putra mahkota untuk Kerajaan Arab Saudi.
Penunjukkan Pangeran Mohammed untuk menduduki sejumlah jabatan strategis dinilai sebagian orang sebagai bukti bahwa Raja Salman lebih memfavoritkan anaknya untuk menjadi pewaris takhta, ketimbang Mohammed bin Nayef. Pangeran bin Nayef, kemenakan Raja Salman dan sepupu Pangeran Mohammad, merupakan salah satu figur pewaris takhta Negeri Minyak.
Kebijakan yang terkenal saat pria muda itu menjabat sebagai Menhan adalah memimpin dan memberikan otorisasi untuk Operation Decisive Storm. Operasi militer itu menandai keterlibatan koalisi Arab Saudi Cs untuk menyerang Yaman yang tengah dilanda perang saudara.
Negeri Minyak itu mendukung kubu Wakil Presiden Yaman Abd Rabbuh Mansur Al-Hadi untuk melawan pemberontak Houthi yang didukung oleh Iran. Sang putra mahkota juga dinilai lebih agresif dalam menyikapi kebijakan luar negeri Arab Saudi terhadap Iran.
Akan tetapi, sikapnya dalam menangani Negeri Persia sempat menuai kontroversi.
Pada 2016, sang pangeran memberikan otorisasi untuk mengeksekusi ulama Syiah, Syeikh Nimr al-Nimr. Otorisasi hukuman mati sang ulama itu merupakan bagian dari eksekusi masal Arab Saudi terhadap 47 terpidana.
Eksekusi al-Nimr menyulut amarah warga Iran yang dilampiaskan dengan membakar kedutaan Arab Saudi di Tehran. Insiden itu juga menyebabkan pemutusan hubungan diplomasi antara Arab Saudi dengan Iran pada 4 Januari 2016.
Kekuatan di Balik Layar Raja Salman
Pangeran Mohammed juga diangkat oleh sang Raja menjadi salah satu penasihat pribadi untuk urusan politik dan ekonomi. Menurut The Economist, sosok pria muda itu merupakan 'kekuatan di belakang layar' pemerintahan Arab Saudi yang dipimpin oleh Raja Salman.
Selain jabatannya sebagai Menhan dan penasihat pribadi raja, sang pangeran juga menjabat sebagai kepala Council for Economic Affairs and Development. Lembaga itu bergerak di bidang pengawasan dan intervensi kebijakan di sektor ekonomi, politik, bahkan hingga keamanan.
Pada April 2016, sebagai kepala Council for Economic Affairs and Development, ia memperkenalkan kebijakan ambisius yang bernama Vision 2030. Agenda kebijakan itu beragam, mulai dari diversifikasi ekonomi (agenda prioritas) hingga menggencarkan pengaruh dan kebijakan politik luar negeri Arab Saudi di kawasan.
Di sektor ekonomi, Vision 2030 memiliki agenda untuk mendiversifikasi, memprivatisasi, dan memodernisasi perekonomian Arab Saudi. Salah satu upaya dalam kebijakan itu adalah merancang skema pendanaan dan investasi asing selama 15 tahun senilai US$ 2 triliun.
Vision 2030 juga akan menginisiasi National Transformation Programme, sebuah reformasi strategi ekonomi. Salah satu programnya ditandai dengan penjualan saham perusahaan minyak Arab Saudi Aramco sebesar 5 persen senilai US$ 600 miliar.
Hasil penjualan 5 persen saham Aramco akan dikembangkan di sektor perumahan mewah dan industri. Diprediksi, pengembangan sektor itu mampu meraup keuntungan hingga sekitar US$ 1 triliun.
Sektor ekonomi lain yang akan dikembangkan adalah berbasis pada ketenagakerjaan, pariwisata, dan industri militer. Sejumlah aspek itu diyakini oleh Bin Salman akan meningkatkan pendapatan negara dan mengurangi ketergantungan pemasukan dari sektor industri minyak.
Selain itu, ia juga menginisiasi upaya untuk meminimalisir dan membatasi peran polisi syariah Arab Saudi, suatu langkah yang dinilai sebagai usaha untuk merombak tradisi guna mengubah Negeri Minyak yang lebih moderat. Ia pun banyak disukai oleh golongan pemuda Saudi, kelompok melek literasi, dan media.
Terkini Lainnya
Setelah Indonesia, Pangeran Arab Saudi Akan Bertemu Donald Trump
Ini 4 Hobi Nyeleneh Para Pangeran Arab
Raja Salman Umumkan Pergantian Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi
Sepak Terjang Awal Sang 'Putra Mahkota'
Keputusan Kontroversial
Kekuatan di Balik Layar Raja Salman
Arab Saudi
Raja Salman
Mohammed bin Salman
Rekomendasi
Posting Media Sosial Dianggap Hina Agama dan Keadilan Raja Salman, Guru di Arab Saudi Divonis Penjara 20 Tahun
Sri Mulyani Dapat Undangan Spesial dari Raja Salman
Putra Mahkota Arab Saudi Desak Dunia Akui Negara Palestina yang Merdeka
Naik Haji Lewat Undangan Raja Salman, Wirda Mansur dan Risty Tagor Tinggal di Hotel Mewah
Sri Mulyani Dapat Undangan Haji dari Raja Salman, Izin Pamit
Raja Salman Undang 1.000 Anggota Keluarga Korban Perang Gaza Naik Haji
Euro 2024
HEADLINE: Pudarnya Sinar Bintang di Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Jadi Pembeda di Semifinal?
Sudah 39 Tahun, Cristiano Ronaldo Beri Bocoran Terkait Masa Depannya di Portugal
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Tekel Keras Gelandang Jerman Akhiri Kiprahnya di Euro 2024, Pedri Kirim Pesan pada Toni Kroos
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Copa America 2024
HEADLINE: Pudarnya Sinar Bintang di Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Jadi Pembeda di Semifinal?
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Kinerja Sudah Terbukti, Anwar Hafid Disebut Paket Komplit Cagub Idaman Warga Sulteng
Diskominfo Kepulauan Babel Tingkatkan Pengawasan untuk Lawan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
Kaesang Pangarep Ungkap PSI-PKS Jalin Kerja Sama di Pilkada untuk 3 Wilayah Ini
Kapan Pilkada 2024? Simak Jadwal Persiapan dan Penyelenggaraannya
Jelang Pilkada 2024, Masyarakat Aceh Barat Diminta Tak Terprovokasi Hoaks
Proses Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Simak Tanggung Jawab dan Masa Kerjanya
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
8 Juli 1972: Penulis dan Revolusioner Palestina Ghassan Kanafani Tewas di Tangan Israel
Populer
3 Anak Tewas dalam Insiden Kebakaran Rumah, Seorang Pria Diamankan Polisi Australia
Adik Kim Jong Un Murka dengan Latihan Militer Korea Selatan di Dekat Wilayah Perbatasan
Pistol Napoleon Bonaparte Dilelang Seharga Rp29,7 Miliar
8 Juli 1972: Penulis dan Revolusioner Palestina Ghassan Kanafani Tewas di Tangan Israel
Kejutan di Pemilu Prancis 2024, Sayap Kiri Unggul dalam Perolehan Suara
Turki Siap Pulihkan Hubungan dengan Suriah, Ini Kata Erdogan
Netanyahu Ogah Hentikan Perang di Jalur Gaza
Pengunjung Taman Nasional Death Valley AS Meninggal Dunia Akibat Suhu Panas Ekstrem
Sejumlah Kereta Subway di Boston Dipasangi Wajah Lucu, Tujuannya Supaya Bikin Orang Senyum
Pegi Setiawan
Pegi Setiawan Menang Praperadilan, Salah Tangkap atau Salah Prosedur?
Pegi Setiawan Bebas, Kapolri: Kita Hormati Putusan Pengadilan
DPR Minta Semua Pihak Hormati Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Profil Eman Sulaeman, Hakim PN Bandung yang Kabulkan Praperadilan Pegi Setiawan
5 Fakta Terkait Pegi Setiawan Bebas dari Tahanan, Kabulkan Gugatan Praperadilan
Pegi Setiawan Bakal Dibebaskan, Komnas HAM Pastikan Penyelidikan Kasus Vina Cirebon Berlanjut
Berita Terkini
Ternyata Menjawab Seperti ini saat Nama Rasulullah Disebut Salah, Begini yang Benar Kata Gus Baha
HEADLINE: Pudarnya Sinar Bintang di Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Jadi Pembeda di Semifinal?
Hari Satelit Palapa 9 Juli, Peluncuran Satelit Pertama Indonesia pada 1976
Pegi Setiawan Menang Praperadilan, Salah Tangkap atau Salah Prosedur?
Diduga Telantarkan Istri dan 3 Anaknya, Anggota Polda Sulsel Dilapor ke Propam
Pegi Setiawan Bebas, Kapolri: Kita Hormati Putusan Pengadilan
Target Hattrick Juara Umum PON, 148 Atlet Jabar Berlatih di Korea Selatan
Profil Dewi Paramita, Mantan Ibrahim Risyad yang Jadi Sorotan Warganet
Menpora: Presiden Jokowi Lepas Kontingen Olimpiade Paris 2024 pada 10 Juli
Peristiwa Dahsyat dan Menakjubkan Di Bulan Muharram, Bulan Keberkahan bagi Para Nabi
Respons Golkar soal Nagita Slavina Diusulkan Jadi Wagub Sumut Pendamping Bobby Nasution
Top 3 Berita Hari Ini: Turis Indonesia Rugi hingga Rp20 Juta Saat Liburan ke Jepang, Beri Saran Pesan Tiket Pesawat Lintas Kota
Pria Mabuk Tikam Bayi Berulang-ulang di Indragiri Hilir hingga Tewas
Adhi Karya Minta PMN Rp 2 Triliun Buat Garap Tol Joglosemar
Kinerja Sudah Terbukti, Anwar Hafid Disebut Paket Komplit Cagub Idaman Warga Sulteng