, Washington, DC - Sosok perempuan itu mampu membuat tentara Amerika Serikat terperangkap dalam peperangan yang mengerikan.
Ia juga dianggap seorang pengkhianat. Dan yang paling mengagetkan, perempuan itu banyak sekali menyerahkan berbagai dokumen rahasia. Namun, pihak AS sendiri tak tahu betapa bahayanya jika semua itu bocor.
Baca Juga
Perempuan cantik itu bernama Ana Montes. Di antara rekan kerjanya ia dijuluki "Ratu Kuba". Namun, warga AS yang dari tahun 1984 hingga peristiwa tragis 9/11 pada 2001 telah memberikan segepok dokumen militer rahasia ke Havana. Saat itu, Montes adalah analis top bagi agen mata-mata departemen pertahanan atau Defense Intelligen Agency (DIA) di Pentagon.
Advertisement
Kendati perbuatannya begitu merugikan, Montes luput dari pantauan sejarah.
Menurut pensiunan petinggi DIA, Chris Simmons banyak yang tak berpikir apa yang bisa dilakukan Kuba terhadap negeri kuat macam AS. Tak mungkin negara sekecil itu bisa mengancam AS.
Namun, semua itu salah.
Ancaman dari bocornya dokumen itu dapat dimanfaatkan bagi Havana untuk menjual rahasia militer AS kepada negara-negara seperti China, Rusia, Iran, Venezuela, bahkan Korea Utara. Demikian kata Chris Simmons, seperti dilansir dari CNN, Selasa (12/7/2016).
Kemarahan Montes terhadap kebijakan negeri AS serta hubungan yang rumit membuat Kuba tertarik "merayunya"..
Kasus Ana Montes bagai fenomena gunung es dalam dunia intelijen. Beberapa ahli memperkirakan kemungkinan ada lebih dari 100 ribu agen mata-mata asing bekerja di dalam AS.
Dua Ana
Seperti layaknya anak perempuan yang lahir di generasi Perang Dingin, Montes berasal dari keluarga besar dan kelas menengah. Ia anak tertua dari empat bersaudara.
Ana Montes dilahirkan di pangkalan militer AS di Jerman tahun 1957 dari orangtua berwarga negara Puerto Rico. Ayah Montes adalah dokter angkatan darat AS.
Saat Montes lulus SMA, sang ayah meninggalkan dunia militer, dan memboyong keluarganya ke Kota Towson, Maryland. Hanya satu jam perjalanan dari DC.
Montes kuliah di University of Virginia. Pada tahun 1977 dan 1978, selama satu tahun, ia sekolah di Spanyol. Di sana, Montes bertemu siswa Puerto Rica lainnya bernama Ana Colon.
Duo Ana itu langsung jadi sahabat akrab. Lebih karena akar Puerto Rico, bukan politik.
"Aku tak punya kesadaran politik atau apa pun itu," kata Ana Colon yang kini bekerja sebagai guru SD di daerah Washington.
Namun, berbeda dengan Montes, di usia ke-20, mereka berdua saling bertolak belakang.
"Dia sudah menunjukkan ketidaksukaannya terhadap Amerika Serikat karena kekerasan yang dilakukan AS dengan cara memanipulasi pemerintah di Amerika Tengah dan Selatan," kata Colon.
Saat studi di Spanyol berakhir, kedua anak tetap berhubungan meski lewat surat.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kisah Ana Montes Direkrut
Tahun 1984, Ana Montes selesai kuliah. Ia lantas bekerja sebegai petugas administrasi di Departemen Pertahanan AS di Washington. Selama bekerja, ia mengambil master di John Hopkins University.
Montes kerap kali mendapati dirinya tak sesuai dengan kebijakan Presiden Ronald Reagen. Hal itu tertera dengan dukungannya terhadap para pemberontak pro-komunis rezim di Amerika tengah.
"Montes merasa AS seharusnya tidak memaksa negara lain," kata agen khusus FBI, Pete Lapp. Lapp adalah pemimpin investigasi kasus Montes dan orang yang menahannya.
Seseorang di John Hopkins menyadari kalau Montes sangat bergairah terhadap Kuba dan tak berapa lama, ia direkrut dan setuju membantu Kuba.
Pada saat yang sama, Montes melamar pekerjaan di DIA, di mana saat itu yang dibutuhkan adalah staf yang mengurusi rahasia militer AS.
Saat Montes bekerja untuk DIa, menurut FBI, saat itulah ia telah resmi jadi mata-mata Kuba.
Pada Maret 1985, Montes melakukan tugas pertamanya. Ia melakukan perjalanan rahasia ke Kuba lewat Madrid dan Praha.
Saat ia kembali, Montes sengaja bertemu dengan Ana Colon. Rupanya, Montes merasa nyaman menceritakan kehidupan gandanya kepada Colon.
"Ia bercerita betapa ketatnya orang-orang serta pengalamannya mengunjungi markas angkatan darat," ucap Colon.
"Di kemudian hari, lewat FBI, aku mengetahui bahwa perjalanan itu merupakan bagian dari pelatihannya sebagai intel."
Setelah pekerjaan Montes semakin menumpuk di DIA, surat-surat kepada Colon berhenti. "Ia mengasingkanku dan aku tak mengerti apa yang terjadi," katanya.
Bertahun-tahun kemudian, FBI berteori, latar belakang Montes berhenti menghubungi Colon karena ia mengetahui banyak mengenai aktivitas Montes di Kuba.
Begini Cara Montes Mencuri
Di DIA, Montes menggunakan teknik spionase yang membuatnya tak terdeteksi selama 16 tahun. Menurut FBI, salah satu rahasia bagaimana dia bisa tak terdeteksi sekian lama karena ia tak pernah menyimpan dokumen atau file elektronik ke rumah dari kantor.
Namun, Mentos mengingat seluruh detil dari dokumen paling rahasia. Lantas, saat kembali ke rumah, ia mengetiknya dari ingatan di otaknya ke laptop.
Lantas, ia mengkopi informasi itu ke piringan enkripsi. Kemudian, ia menerima informasi berupa kode lewat gelombang radio di mana ia menyerahkan informasi itu kepada kontak Kubanya.
Sepanjang pekerjaannya, Montes adalah pekerja keras. Ia bahkan mendapat penghargaan sebagai karyawan terbaik pada 1997. Reputasinya bahkan membuat rekan-rekannya di DIA memanggilnya Queen of Cuba--Ratu Kuba.
Bagaimana Bisa Tertangkap
Pada satu malam tahun 1996, Montes dipanggil ke Pentagon untuk dimintai konsultasi terkait insiden internasional.
Namun, Montes melanggar protokol dengan tidak bersiaga dalam tugas. Petugas kontra-intelejen Scott Carmichael pun bertanya-tanya.
Carmichael segera membaca data personal Montes. Ia menyadari kalau Montes adalah pekerja yang mumpuni. Namun, ia memutuskan untuk menginterogasinya.
Sesaat setelah wawancara, Carmichael mengendus sesuatu dan merasa Montes menyimpan rahasia. Namun, ia masih belum yakin itu apa. Pria itu mencoba melepaskan Montes.
Namun, empat tahun kemudian, Carmichael mendengar desas-desus kalau FBI mencari "tikus tanah"--mata-mata tak teridentifikasi dalam DIA yang bekerja untuk Kuba.
Sosok yang dicurigai telah berangkat ke markas angkatan laut di Teluk Guantanamo, Kuba, di waktu yang spesifik. Ketika ia melihat daftar pekerja DIA yang mengunjungi Gitmo--nama lain penjara sadis--sebuah nama yang tak asing muncul. Itu adalah Ana Montes.
"Di saat aku melihat namanya, aku lantas merasa pertanyaanku terjawab sudah," ujar Carmichael.
Setelah itu, tim Carmichael dan agen FBI Lapp mencoba membuktikan Ratu Kuba milik DIA adalah benar-benar mata-mata.
Intel DIA juga mengendus bahwa komputer yang dipakai oleh si tikus tanah adalah brand tertentu keluaran tahun 1996 dari toko tak bernama di Alexandria, Virginia.
Lapp berhasil menememukan toko tersebut dan ternyata memiliki koneksi dengan Montes.
Saat itulah FBI yakin, Montes adalah sosok mata-mata yang mereka cari...
Terkini Lainnya
Rumah Penampungan Benih Lobster di Lampung Jaringan Internasional
Hubungan Internasional Kerja Apa? Ini 13 Prospek Kerja untuk Anak HI
9 Drakor yang Terkenal Secara Internasional, Namun Kurang Diminati di Korea
Kisah Ana Montes Direkrut
Amerika Serikat
Ana Montes
Intel Cantik
Mata-mata
Kuba
Internasional
Rekomendasi
Hubungan Internasional Kerja Apa? Ini 13 Prospek Kerja untuk Anak HI
9 Drakor yang Terkenal Secara Internasional, Namun Kurang Diminati di Korea
Copa America 2024
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Faldo Maldini Pamitan ke Jokowi Sebelum Maju Pilkada Tangerang
Pilkada Sulteng 2024, PKS Beri Surat Rekomendasi untuk Pasangan Anwar-Reny
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
Puan Respons Wacana Duet Anies-Andika di Pilkada Jakarta 2024: Menarik
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
5 Juli 2019: Gempa Bumi M6,9 di California, Bangunan Bergoyang dan Terjadi Kebakaran
Populer
Profil Keir Starmer, PM Inggris Baru Pengganti Rishi Sunak yang Punya Gelar 'Sir'
Pilpres Iran Putaran Kedua, Massoud Pezeshkian Bakal Tetap Unggul Jadi Presiden?
Mengenal Asteroid Ryugu, Lebih Tua dari Matahari
Warga Negara Baru Amerika Serikat Siap Berikan Suara dalam Pilpres AS
Mengenal 55 Cancri e, Planet Berlian
Lewat Pameran Lukisan, 1 Seniman Indonesia Bareng 19 Pelukis ASEAN-India Pamer Hubungan Budaya dan Sejarah
Omar Garcia Harfuch, 'Batman' dari Meksiko Ditunjuk jadi Menteri Keamanan
Polisi Malaysia Gagalkan Penyelundupan Ratusan Kura-kura ke Sejumlah Negara di Asia Tenggara
Balas Kematian Komandan Top, 200 Roket dan 1 Skuadron Drone Peledak Hizbullah Serang Israel
Euro 2024
Link Live Streaming Euro 2024 Spanyol vs Jerman, Sebentar Lagi Tanding
Link Live Streaming Euro 2024 Portugal vs Prancis, Sabtu 6 Juli Pukul 02.00 WIB
Link Live Streaming Euro 2024 Spanyol vs Jerman Jumat 5 Juli Pukul 23.00 WIB, Duel Raksasa di 8 Besar
Prancis Vs Portugal 8 Besar Euro 2024: Les Bleus Siap Tampil Garang
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Prancis: Adu Ketajaman Cristiano Ronaldo dan Kylian Mbappe
Putusan Jude Bellingham Terungkap, Inggris Pertimbangkan Perubahan Radikal di Perempat Final Euro 2024
Berita Terkini
Link Streaming ONE Championship: ONE Fight Night 23 di Vidio, Sabtu 6 Juli 2024
10 Sektor 'Lahan Basah' Investasi Kota Bandung: Ada Pariwisata, Fesyen, dan Infrastruktur
Pasca Serangan Siber ke PDNS, Menko Polhukam Sebut Layanan Masyarakat Sudah Berjalan Normal
Faldo Maldini Pamitan ke Jokowi Sebelum Maju Pilkada Tangerang
5 Peristiwa Penting dan Bersejarah di Bulan Muharram, Umat Muslim Wajib Tahu!
Link Live Streaming Euro 2024 Spanyol vs Jerman, Sebentar Lagi Tanding
Terungkap, Perempuan yang Suka Pria Tinggi Menganggap Diri Sendiri Menarik
Polisi Ringkus Pejambret Mahasiswi Uinsa Surabaya, Korban Meninggal Kecelakaan Saat Mengejar
Pertamina Foundation Raih Tiga Penghargaan untuk Pemberdayaan Masyarakat dan Pelestarian Lingkungan
Oknum Polantas Ketahuan Pungli, Pihak Polda Metro Jaya Minta Maaf ke Masyarakat
Top 3 Berita Hari Ini: Didesain Didit Hediprasetyo Anak Prabowo, Jersey Kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 2024 Bikin Warganet Malaysia
Eni Joe Hadirkan Keindahan Kain Betawi dalam Fashion Show di Ultah Jakarta
Buka Klinik Baru, Youth and Beauty Group Perkenalkan Teknik Sedot Lemak Plus Pengencangan
Jurus Taktis Bapas Pangkalpinang Awasi 1.638 WBP, Bimbingan hingga Pendampingan