, Jakarta Ortho-prosthetist asal Korea Kim Jung-hyun berharap ada kualitas prostetik atau kaki palsu bisa meningkat dan memiliki harga terjangkau.
Hal ini dilatarbelakangi oleh kasus amputasi di korea yang kurang lebih mencapai 10.000 orang setiap tahun. Penyebabnya bisa akibat kecelakaan, infeksi, atau cedera.
Baca Juga
Miris dengan hal tersebut, Kim Jung-hyun berinovasi membuat prostetik di Silobionic, sebuah perusahaan yang didirikan 14 tahun lalu yang memproduksi, mendesain, dan mengkustomisasi prostetik.
Advertisement
Dilansir dari Korea Times, ketertarikannya itu didorong oleh keinginannya untuk membantu para penyandang disabilitas dan meringankan ketidaknyamanan mereka.
"Adik saya memiliki disabilitas. Saat tumbuh dewasa, saya selalu ingin melakukan sesuatu untuk membantu orang yang kehilangan anggota tubuh, membuat mereka merasa lebih mampu dan memberi mereka harapan. Saya juga suka bekerja dengan tangan jadi saya memikirkan cara untuk menyatukan kedua hal ini untuk membantu orang yang hidup dengan disabilitas," katanya dalam wawancara baru-baru ini dengan The Korea Times.
Kim memutuskan untuk menjadi seorang ortho-prosthetist karena sepertinya pekerjaan itu penting baginya. Ia juga yakin mampu membuat prostetik lebih tampak hidup sehingga orang yang diamputasi tidak mengalami diskriminasi.
Ia menjelaskan bahwa lengan atau kaki prostetik lebih dari sekadar produk yang dirancang untuk membantu individu dengan gangguan untuk bergerak atau berjalan dengan lebih mudah, melainkan untuk membantu meningkatkan penampilan seorang disabilitas.
Setelah empat bulan harus memakai kursi roda, Suti Karno bersyukur bisa kembali berdiri layaknya manusia normal lain.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Memadukan Sains dan Seni
Tungkai prostetik tidak hanya harus fungsional dan presisi, tetapi juga realistis dalam penampilannya dengan tekstur yang seperti aslinya. Dengan demikian, karya Kim memadukan ciri sains dan seni.
"Prostetik tidak hanya sulit untuk dibuat; mereka membutuhkan banyak usaha untuk memenuhi permintaan setiap pasien. Kami terus memantau klien kami karena mereka mungkin mengalami gejala atau efek samping. Tujuan kami adalah untuk menciptakan produk yang dapat meningkatkan kemampuan kualitas hidup orang yang diamputasi dengan memanfaatkan pengetahuan profesional kami," kata Kim.
Kim mengatakan mayoritas kliennya adalah orang-orang yang telah menjalani amputasi tangan atau kaki. Ada lebih dari 170.000 orang yang hidup dengan amputasi di Korea, menurut data Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea tahun 2020.
Advertisement
Biaya Prostetik Mahal
Biaya prostesis bisa mahal, mulai dari 1 juta won ($768) untuk satu jari hingga lebih dari 100 juta won untuk anggota tubuh yang kompleks. Suku cadang setiap tahun yang dapat menelan biaya jutaan won lebih, dan hanya sebagian kecil dari biaya anggota badan yang ditanggung oleh asuransi.
"Sayangnya, para penyandang disabilitas di Korea hanya mendapatk sedikit bantuan keuangan dari pemerintah untuk membayar prostetik dibandingkan dengan AS dan negara maju lainnya yang menanggung penuh kaki palsu," katanya.
"Jumlah yang bersedia dibayarkan asuransi untuk prostetik tidak sampai 90 persen. Sehingga untuk prostetik yang kompleks hanya dapat diperoleh oleh orang kaya dan mereka yang menerima dukungan amal."
Masalahnya, sebagian besar orang yang diamputasi cenderung miskin, termasuk dalam kelompok yang terpinggirkan, dan memiliki kondisi kronis, seperti diabetes, yang mengurangi mobilitasnya.
Proses Produksi Kaki Palsu
Kim menjelaskan tentang desain dan proses produksi prostetik yang melibatkan sejumlah langkah untuk membuat kaki palsu.
"Pertama, kami berkonsultasi dengan pelanggan untuk mengumpulkan informasi dan data sebelum membuat kaki palsu, yang membantu kami menentukan produk mana yang cocok untuk mereka," katanya, seraya menambahkan bahwa keakuratan dan perhatian terhadap detail adalah penting.
Kemudian mereka melanjutkan ke proses pembuatan yang sebenarnya. Kim mencatat bahwa salah satu tahapan yang paling sulit adalah proses pewarnaan, yang melibatkan penentuan warna kulit yang tepat dari orang yang diamputasi dan kemudian membuat zat seperti kulit silikon dengan warna yang sama.
“Banyak perusahaan yang berspesialisasi dalam produk prostetik hanya memiliki rentang warna yang terbatas agar sesuai dengan warna kulit klien, yang menyulitkan. Itulah mengapa kami memperkenalkan alat pengukur warna kulit yang dapat membedakan 22.000 warna kulit yang berbeda. Dengan menggunakan perangkat ini, kami dapat mencocokkan warna kulit klien dengan tingkat akurasi 90 persen," jelas Kim.
Selanjutnya, mereka terlibat dalam proses modifikasi cetakan yang cermat untuk mencerminkan desain yang dibayangkan. Mereka kemudian membuat gips yang tepat dari anggota tubuh yang tersisa. Cetakan dipotong menggunakan berbagai alat listrik dan udara serta alat pengampelas untuk memastikan soket sesuai dengan ukuran sisa anggota tubuh klien. Setelah memastikan kecocokan yang optimal, mereka membuat kuku buatan.
"Orang-orang memiliki warna kulit dan bentuk kuku yang berbeda, itulah sebabnya kami membuat kuku yang disesuaikan. Kami kemudian membuat anggota tubuh yang sebenarnya, menggunakan jenis silikon khusus," katanya.
Setelah selesai, prostesis baru dikirim ke klien untuk uji pemasangan. Penyesuaian lebih lanjut dilakukan jika diperlukan. Jika semuanya pas, klien memiliki prostesis baru.
Kim menyatakan keinginannya untuk memberikan dampak yang signifikan pada kehidupan orang yang diamputasi, memungkinkan mereka untuk hidup dengan lebih nyaman dan mandiri. "Saya membuat prostesis untuk orang yang diamputasi agar mereka bisa hidup nyaman," katanya.
![Begini Cara Mudah Mengajukan Santunan Jasa Raharja](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/9jCK7qJWS1xh-r5uNJU781fpExg=/640x853/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1218890/original/073684800_1461916178-1200x1600-_kompresi_.jpg)
Terkini Lainnya
Kaki dan Tangan Prostesis Jadi Lebih Fungsional dengan Sentuhan Teknologi 3D Scan dan Print
Memadukan Sains dan Seni
Biaya Prostetik Mahal
Proses Produksi Kaki Palsu
Kaki Palsu
prostetik
kaki prostetik
Disabilitas
Euro 2024
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Tekel Keras Gelandang Jerman Akhiri Kiprahnya di Euro 2024, Pedri Kirim Pesan pada Toni Kroos
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Copa America 2024
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Kapan Pilkada 2024? Simak Jadwal Persiapan dan Penyelenggaraannya
Jelang Pilkada 2024, Masyarakat Aceh Barat Diminta Tak Terprovokasi Hoaks
Proses Pendaftaran PPS Pilkada 2024, Simak Tanggung Jawab dan Masa Kerjanya
Tugas Pantarlih Pilkada 2024, Pahami Tanggung Jawab dan Besaran Gajinya
Alasan DPD PSI Jakbar Usulkan Deddy Corbuzier Maju Pilkada Jakarta: Otot Politiknya Kuat
TOPIK POPULER
Populer
Beasiswa Unggulan 2024 Dibuka untuk Mahasiswa Disabilitas, Catat Tanggal dan Syarat Pendaftarannya
Down Syndrome Bisa Dideteksi Sejak Masa Kehamilan, Perlu Tes Apa Saja?
Pegi Setiawan
Pegi Setiawan Bakal Dibebaskan, Komnas HAM Pastikan Penyelidikan Kasus Vina Cirebon Berlanjut
Hotman Paris Ajak Pegi Setiawan Makan Ramen Setelah Status Tersangka Kasus Vina Cirebon Batal
Pegi Setiawan Bebas, Polri: Jadi Evaluasi Bersama
Ini Respons KY soal Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Kasus Pegi Setiawan Disebut Salah Tangkap Usai Menang Praperadilan, Ini Kata Mabes Polri
Berita Terkini
Pembiayaan Multifinance Capai Rp 490,69 Triliun per Mei 2024
Kado HUT ke-50, Yamaha Hadirkan Premium Shop Pertama di Indonesia
Redmi Note 7 Spesifikasi dan Harga Terbaru, Resolusi Kamera 48 MP
Stadion Sepak Bola Gaza Kini Jadi Tempat Penampungan Warga Palestina
Jumlah Penumpang KAI Daop 8 Meningkat 12,9 Persen pada Semester I 2024, Capai 2.896.332 Pelanggan
Donor Darah Bisa Jadi Gaya Hidup Sehat, Tapi Perhatikan Dulu 4 Hal Ini
Profil Ibrahim Risyad, Pria yang Resmi jadi Suami Salshabilla Adriani
Bamsoet: Silaturahmi Kebangsaan MPR Tinggal Menunggu Megawati dan Prabowo
BTN Batal Akuisisi Bank Muamalat
Manchester United Rekrut Striker Baru, Bayern Munchen Dapat Durian Runtuh
Harga HP bakal Naik Gara-Gara Rupiah Anjlok, Analis Imbau Vendor Smartphone Lakukan Hal Ini
Cek Fakta: Hoaks Artikel Liputan6.com Berjudul Menteri AS Komentari Kominfo Imbas PDNS Diserang Hacker
Kemendagri Minta Kepala Daerah Perkuat Sinergi untuk Kendalikan Inflasi dan Harga Pangan
10 Anggota Polres Klungkung Diduga Aniaya Warga hingga Cacat Permanen di Telinga Kiri