, Jakarta Saat berusia 19 tahun, Marisa Hamamoto mengalami pelecehan seksual. Tidak lama setelah itu, ia menderita stroke yang paling ditakuti bagi penari. Dengan hidup bersama dua masalah ini, membuatnya bertekad mendirikan perusahaan tari yang terbuka bagi siapa saja yang mau, termasuk penyandang disabilitas mapun non-disabilitas.
Marisa Hamamoto ingin memastikan bahwa siapa pun dapat mengikuti kelas tari bahkan ikut audisi, tanpa membedakan kemampuan fisik, ras, gender, dan keragaman lainnya.
Advertisement
Baca Juga
Meskipun ia paham betul bahwa untuk mencapainya akan membutuhkan banyak upaya, namun blasteran Asia-Amerika ini bukan tipe orang yang menghindari tantangan. Tekadnya ini membuatnya tampil di majalah People's Women Changing the World. Tekadnya ini juga yang membantunya mengatasi traumanya sendiri.
“Stroke memicu trauma bertahun-tahun akibat rasisme, body shaming, penolakan sebagai penari balet, dan kekerasan seksual dari guru tari yang tidak percaya kepada saya,” kata Hamamoto, dikutip dari SCMP.
Wanita yang kini menyandang gelar penari, pengusaha, sekaligus aktivis sosial di negara bagian California, AS, mulai menari ketika ia berusia enam tahun. Sejak traumanya, ia baru bisa kembali menari pada tahun 2010 setelah menemukan ballroom tari. Pada tahun 2012, ia pindah ke Los Angeles untuk memulai karir tari yang baru, hanya saja ia mendapati dirinya tidak merasa cocok dengan gaya tarian Hollywood.
Ketua Gerakan Untuk Kesejahteraan Disabilitas Tuli Indonesia (Gerkatin) Sumatera Barat, Feri Naldi bercerita bahwa ada lebih dari 200 teman tuli di Kota Padang yang saat ini masih terus berjuang untuk mendapatkan SIM. Kendalanya sama, semuanya terjeb...
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Keluarga Hamamoto
Ayah Hamamoto adalah generasi ketiga Jepang-Amerika dari Hawaii. Ia bertemu dan menikahi ibunya yang asal Jepang, yang kemudian melahirkan Hamamoto dekat Nagoya di Jepang. Ketika ia berusia dua tahun, keluarganya pindah ke California.
Hamamoto yang bisa bilingual dan bikultural, tak bisa menghindari diskriminasi dan penolakan, terlebih karena ia tidak memiliki tipe tubuh yang tepat untuk menjadi penari balet. Ia juga diejek semasa sekolahnya di AS karena merupakan orang Asia sehingga ia berkuliah di perguruan tinggi di Jepang agar membuatnya tidak merasa terlalu Asia.
Masa pahitnya tidak berhenti disitu, ia bahkan pernah diserang secara seksual oleh seorang guru tari. "Saya dilecehkan dan tubuh saya merasa tidak ada lagi di dunia ini. Ada rasa sakit yang mengakar dimana-mana," katanya.
Pada tahun 2006, ia menderita stroke yang membuatnya menjadi difabel dari leher ke bawah. Namun setelah dua bulan di rumah sakit, ia bisa berjalan sendiri lagi.
"Saya tidak tahu bagaimana saya pulih. Tapi itu memungkinkan saya untuk membulatkan iman dan tekad. Dalam rasa sakit dan perjuangan, saya terus percaya bahwa perjalanan hidup saya memang ditakdirkan untuk menjadi penari dan saya dilahirkan untuk menari. Suatu energi kuat meyakinkan saya bahwa saya akan melakukan sesuatu yang lebih besar dan lebih luas dengan tarian," katanya.
Setelah beberapa penelitian, Hamamoto menemukan bahwa satu dari empat orang memiliki disabilitas di AS, tetapi kesempatan untuk menari di komunitas penyandang disabilitas sangat sedikit dan jarang.
Advertisement
Mendirikan perusahaan tari
Pada 2015 ia mendapat kesempatan mendirikan Infinite Flow, sebuah perusahaan tari profesional yang terbuka untuk orang-orang dari segala kemampuan dan usia. Para penari tampil di acara-acara pribadi, sekolah dan retret perusahaan. Pertunjukan mereka mengharukan, penuh haru dan bangga, menunjukkan bagaimana pengguna kursi roda bisa juga tampil anggun, bersemangat dan tidak ada bedanya dengan orang lain.
“Bagi kami, ini menjadi cara untuk menggunakan tari sebagai katalis untuk mempromosikan inklusi. Komentar yang saya dapatkan adalah, 'Marisa, penderita stroke yang sempat tidak bisa berjalan, sekarang mengajar tari'. Tapi saya anggap itu adalah takdir,” katanya.
Ia juga membuat film, Scoops of Inclusion, menampilkan penari multiras yang bertemu dengan guru olahraga difabel, editor surat kabar sekolah tunanetra dan guru musik tuli.“Ini tersedia untuk sekolah, keluarga, siapa saja yang ingin menontonnya. Jika ada satu hal yang sangat saya banggakan, itu adalah film ini,” kata Hamamoto.
Film ini memiliki pendekatan persimpangan terhadap disabilitas, pemahaman tentang bagaimana bagian dari identitas seseorang bercampur untuk menciptakan berbagai aspek diskriminasi dan hak istimewa, tambahnya. Film ini juga secara terbuka membahas isu ras dan gender.
“Perusahaan tari saya sangat beragam, dan saya ingin mengambil pendekatan yang sama di sini. Sampi muncul pertanyaan, 'Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata 'disabilitas?' Pada Juli tahun depan, saya berharap 31 juta anak sekolah menengah pertama di AS telah melihatnya.”
Meskipun banyak orang tua yang katanya tidak ingin mengekspos anak-anak mereka pada gagasan disabilitas. Namun Hamamoto sangat optimis dan merasa bahwa semua orang pada akhirnya akan mendapatkannya.
“Masyarakat suka menaruh cerita kasihan pada penyandang disabilitas. Dengan Infinite Flow, saya ingin membawa kesadaran sehingga orang bisa bangga dengan keunikan mereka sendiri, sehingga kami tidak hanya berpacu pada stigma tetapi melihat cerita dan identitas mereka secara langsung. Dan saya disini untuk membongkar stigma yang orang coba masukkan ke dalam diri Anda. Sebab stiap orang harus dihargai apa adanya."
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
![Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/rB8GzlXSA_fKTahKSqGw03fJ6v0=/640x853/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2984057/original/044115000_1575280009-Infografis_Akses_dan_Fasilitas_Umum_Ramah_Penyandang_Disabilitas.jpg)
Terkini Lainnya
Survei: 86 Persen Pekerja Disabilitas Mengalami Penurunan Pendapatan Selama Pandemi
Libatkan Penyandang Disabilitas dalam Kegiatan Pembangunan, Bappenas Susun Rencana Aksi
Pada 2030, WHO Targetkan Kasus Meningitis Bisa Berkurang Sebagian
Keluarga Hamamoto
Mendirikan perusahaan tari
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
perusahaan inklusi
Inklusif
tari
Copa America 2024
Brasil Bersiap Hadapi Uruguay di Perempat Final Copa America 2024
Bungkam Venezuela Lewat Adu Penalti, Kanada Tantang Argentina di Semifinal Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024: Diwarnai Drama Adu Penalti, Kanada Kalahkan Venezuela dan Tantang Argentina di Semifinal
Jadwal Link Siaran Langsung Copa America 2024 Venezuela vs Kanada, Sabtu 6 Juli di Vidio
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Jelang Pilkada 2024, Diskominfo Kepulauan Babel Awasi Konten Hoaks di Ruang Digital
Jadwal Pilkada 2024 Serentak di Indonesia, Lengkap Daftar Provinsi dan Cara Cek DPT
Pastikan Hak Politik Penyandang Disabilitas Terjamin di Pilkada 2024, KPU DKI Jakarta Mutakhirkan Data Pemilih
Infografis Bursa Bakal Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur di Pilgub Sumut 2024
Survei TBRC: Jelang Pilkada 2024 Kabupaten Yalimo Papua, Nama Bupati Petahana Unggul
Faldo Maldini Pamitan ke Jokowi Sebelum Maju Pilkada Tangerang
TOPIK POPULER
Populer
Pastikan Hak Politik Penyandang Disabilitas Terjamin di Pilkada 2024, KPU DKI Jakarta Mutakhirkan Data Pemilih
Euro 2024
Jamal Musiala Puji Permainan Lamine Yamal, Spanyol Permalukan Jerman 2-1 di Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Belanda vs Turki: Misi Oranje Menghindari Kejutan
Keriuhan Suporter Prancis Sambut Kemenangan Les Bleus atas Portugal
Akhir Tragis Karier Toni Kroos Bersama Timnas Jerman
Prediksi Euro 2024 Inggris vs Swiss: 3 Singa Terancam Kuda Hitam
Gusur Portugal, Prancis Tantang Spanyol di Semifinal Euro 2024
Berita Terkini
Menelusuri Jalur Kereta Tertua dan Tersibuk di Tokyo, Yamanote Line
Jerman Kembali Jual Bitcoin yang Disita, Nilainya Sentuh Rp 2,8 Triliun
Holding BUMN Jasa Survei Catatkan Peningkatan Kinerja di 2023
WhatsApp Ganti Warna Centang Verifikasi, dari Hijau Jadi Biru
Sudah 37 Tahun, Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Mulai Bersiap Hadapi Masa Pensiun
Sambut Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1446 Hijriah Jatuh Tanggal Berapa Masehi?
5 Fakta Menarik 'Pemukiman Setan', Film Horor Maudy Effrosina Tayang di Netflix
Tempat Pemakaman Ini Sengaja Diputarkan Film, Bioskop Orang Mati di Thailand
Mpok Alpa Rutin Makan Es Krim Saat Hamil 6 Bulan, Siap Cuti dari Dunia Hiburan Pada Trimester Akhir
Viral di Media Sosial, Detik-Detik Turap Longsor di Ruas Tol JORR Bintaro
Hasil MotoGP Jerman 2024: Jorge Martin Rebut Pole Position, Marc Marquez Babak Belur
7 Potret Tasyakuran Rieta Amilia Pulang Haji, Digelar di Hotel Bintang Lima
Diduga Gelapkan Mobil Rental, Anggota DPRD Dilaporkan ke Polisi