uefau17.com

Bahaya Hoaks Jadi Kejahatan Kemanusiaan - Cek Fakta

, Jakarta- Platform media sosial telah dibanjiri beragam informasi, kondisi ini menuntut kita untuk lebih jeli dalam mempercayai kabar yang didapat agar tidak menjadi korban hoaks.

Hoaks yang beredar di tengah masyarakat pun harus dihindari, sebab dapat berdampak buruk bagi personal hingga negara.

Komisioner KPU Idham Holik menyatakan, berdasarkan dari bahaya yang ditimbulkan, hoaks tidak hanya sebagai tindak pidana tetapi kabar bohong tersebut juga telah menjadi kejahatan kemanusiaan.

"Hoaks ini tidak hanya sebagai tindak pidana tapi hoaks ini kejatan kemanusiaan,"

Idham mengungkapkan alasan hoaks menjadi kejahatan kemanusiaan, hal ini dikarenakan informasi palsu tersebut dapat merusak otak manusia yang berujung pada kegiatan yang dapat menimbulkan korban.

"Kenapa demikian karena dalam studi kognitif hoaks merusak otak manusia, manusia jadi agresif manusia jadi merendahkan orang lain," tuturnya.

Idham pun meyakini masyarakat Indonesia tidak akan merelakan dirinya dan orang terdekatnya menjadi korban kejahatan kemanusiaan akibat mempercayai dan menyebarkan hoaks.

"Apakah kita rela jadi korban kejahatan kemanusiaan? jawabannya pasti tidak akan rela," ucapnya.

Idham pun mengajak generasi muda menjadi pelopor pemberantas hoaks, sehingga dapat menciptakan kondisi yang aman dan damai, khususnya saat pelaksaan pesta demokrasi pemilu 2024.

"Kita sebagai generasi muda menjadi pelopor demokrasi dengan suasana politik harmonis," imbuhnya.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Cara Hindari Hoaks Politik

Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengimbau masyarakat Indonesia untuk mewaspadai hoaks seputar politik, hal ini untuk menciptakan kondisi politik yang sehat dan damai.

Komisioner KPU Idham Holik menyebutkan sejumlah cara agar kita terhidari dari hoaks politik, yang pertama adalah meningkatkan pengetahuan melalui literasi.

"Yang terpenting kita semua mempunyai literasi yang baik, kita harus waspada kita harus cermat jangan terbawa arus," kata Idham, dalam Virtual Class Cek Fakta , Jumat (24/2/2022).

Menurut Idham, melalui literasi kita akan memiliki pengetahuan yang lebih luas, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang salah dan hasutan yang menyesatkan.

"Kuncinya memiliki pengetahuan karena sering kali hoaks ini tanpa disadari diterima oleh pihak yang tidak memiliki pengetahuan terkait hal yang dibicarakan di luar publik," ucapnya.

Idham melanjutkan, cara berikutnya adalah dengan menyaring pertemanan di media sosial. Pasalnya, ditemukan sejumlah akun media sosial yang menyebarkan propaganda politik dengan hoaks.

"Saya ajak pemilih Indonesia dalam membangun pertemanan di medsos itu dimana temannya terverifikasi, kalau tidak jelas maka diputus saja karena bisa dijadi propaganda semburan kebohongan," ungkapnya.

Menurut Idham, cermat dalam bermedia sosial menjadi mitigas agar kita tidak terpapar hoaks seputar politik yang dapat merusak demokrasi yang sehat.

"Kita memitgasi sejak dini dengan cara cermat bermedia sosial etis bermedia sosial," ucapnya.

 

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat