, Jakarta - Jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI) menerjunkan sebanyak 12.000 personel gabungan dari Angkatan Darat (AD), (Angkatan Udara) AU, dan Angkatan Laut (AL) untuk mengamankan penyelenggaraan World Water Forum ke-10, pada 18--25 Mei 2024 di Bali.
"Mereka bertugas untuk melakukan pengamanan hingga penanganan kesehatan di sana," ujar Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Nugraha Gumilar seperti dikutip dari keterangan resmi, di Jakarta, Senin (29/4/2024).
Baca Juga
Ulah Konyol TNI Gadungan di Medan, Ditangkap Saat Urus Calon Taruna Akmil dan Tamtama
VIDEO: Prabowo Subianto Akui Dirinya Nakal
Ratusan Prajurit TNI Perbaiki Berbagai Fasilitas Umum Dampak Erupsi Gunung Ruang
Personel TNI mulai melakukan pengamanan di lokasi sejak satu minggu sebelum acara berlangsung. Gumilar menuturkan, hal itu dilakukan supaya bisa melakukan pengawasan dan pemetaan lokasi yang harus dijaga dengan ketat.
Advertisement
Personel TNI tidak hanya berjaga di darat saja, melainkan juga di wilayah udara dan laut di sekitar Pulau Dewata. "KRI kita kerahkan di selat Bali dan selat Lombok ya," tutur dia.
Tidak hanya fokus pada pengamanan, pihak TNI juga akan menyediakan beberapa armada pesawat untuk melakukan evakuasi jika terjadi bencana alam saat rangkaian kegiatan berlangsung.
"Untuk persiapan kalau ada evakuasi bencana alam atau erupsi Gunung Agung kita siapkan pesawat untuk evakuasi juga di sana," kata dia.
Tenaga kesehatan pun turut disediakan pihak TNI untuk mengantisipasi adanya korban jiwa dari bencana alam yang terjadi di Bali.
Dengan upaya pengawasan yang ketat itu, dia berharap kegiatan World Water Forum ke-10 di Bali bisa berjalan lancar dan aman.
World Water Forum merupakan forum internasional yang melibatkan sejumlah pemangku kepentingan di sektor sumber daya air, mulai dari pemerintah, parlemen, pemimpin politik, lembaga multilateral, politisi, akademisi, masyarakat sipil, hingga pelaku usaha.
World Water Forum ke-10 mengusung tema "Air untuk Kesejahteraan Bersama" dan akan membahas beberapa subtema, yakni ketahanan dan kesejahteraan air; air untuk manusia dan alam; pengurangan dan pengelolaan risiko bencana; tata kelola, kerja sama, dan diplomasi air; pembiayaan air berkelanjutan, dan pengetahuan dan inovasi.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Mengenal Subak, Kearifan Lokal Bali yang Bakal Dikenalkan dalam World Water Forum ke-10
Sebelumnya, Bali merupakan daerah tujuan wisata terdepan di Indonesia dan telah mendunia. Keindahan alam, keragaman budaya menjadi keunggulan provinsi berjuluk Pulau Dewata itu. Salah satu keragaman budaya yang merupakan kearifan lokal adalah subak.
Penyuluh Pertanian Ahli Pratama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Gede Vibhuti Kumarananda menjelaskan, subak merupakan suatu sistem pengairan masyarakat Bali dengan ciri khas sosial-pertanian-keagamaan. Itu berbekal semangat gotong royong untuk memenuhi kebutuhan air, masyarakat mengelola air irigasi.
Tindakan itu dilandasi ritual keagamaan sesuai tahapan pertumbuhan padi mulai dari mengolah tanah hingga hasil panen dan merupakan cerminan dari ajaran Tri Hita Kirana di mana diajarkan hubungan manusia dengan alam dan Sang Pencipta.
Advertisement
Konsep Tri Hita Kirana sangat relevan dengan konsep pembangunan berkelanjutan. Yaitu Parhyangan yang ditujukan untuk pemujaan terhadap pura di kawasan subak, Pawongan menandakan adanya organisasi yang mengatur sistem irigasi subak, dan Palemahan menunjukkan kepemilikan tanah atau wilayah di setiap subak. Ketiga hal itu memiliki hubungan timbal balik. Untuk menjaga keseimbangan hubungan ketiga unsur tersebut, dibuat peraturan yang disebut awig-awig atau paswaran/pararem.
Sistem irigasi subak telah ada sejak ribuan tahun silam dan bertahan sampai hari ini karena dijaga secara turun temurun. Meski demikian, kisah mengenai subak secara faktual dapat ditemui dari sejumlah prasasti seperti Prasasti Trunyan (tahun 881), Prasasti Sukawana (882), dan Prasasti Bebetin (896). Kemudian, subak juga ditemukan pada Prasasti Klungkung tahun 1072 yang disebutkan sebagai sebuah sistem irigasi.
Advertisement
Museum Subak
Berdasarkan Peraturan Daerah Bali nomor 02/PD/DPRD/1972, subak didefinisikan sebagai masyarakat hukum adat di Pulau Dewata yang bersifat sosio-agraris yang secara historis sudah ada seak lama dan terus berkembang sebagai organisasi penguasa tanah dalam bidang irigasi bagi persawahan di Bali. Subak berlandaskan pada asas paras-paros sarpa naya selulung subyan taka yang berarti saling memberi dan menerima.
Sumber air untuk subak dapat berasal dari hujan, sungai, air bawah tanah dan danau. Air akan dialirkan melalui saluran kecil menuju ke sebuah air terjun dan ditampung pada sebuah bendungan yang di ujungnya terdapat sebuah terowongan. Nantinya terowongan tersebut mengalirkan air bawah tanah menuju persawahan.
Untuk mempertahankan kelestarian dan sebagai sarana edukasi bagi generasi ke depan terkait subak, Gubernur Bali periode 1978-1988 Ida Bagus Mantra menggagas didirikannya Museum Subak yang berlokasi di Desa Sanggulan, Kabupaten Tabanan. Kabupaten yang terletak sekitar 35 kilometer sebelah barat ibu kota Denpasar itu dipilih sebagai lokasi Museum Subak karena memiliki jumlah subak terbanyak dan areal pertaniannya sangat luas serta lumbung padi bagi Provinsi Bali.
Advertisement
Museum Subak diresmikan oleh Ida Bagus Mantra pada 13 Oktober 1981 dan memiliki 250 koleksi alat pertanian tradisional seperti alat yang difungsikan untuk pembukaan lahan hingga menjadi nasi yang siap untuk dimakan. Terdapat pula patung Dewi Sri yang merupakan simbol dewi padi atau dewi kesuburan.
Selain patung Dewi Sri, ada pula patung Rare Angon yang merupakan manifestasi Dewi Siwa yang turun ke Bumi untuk mengajarkan petani bagaimana cara bercocok tanam yang baik. Ada juga replika pembagian dari air irigasi menggunakan alat yang disebut sebagai tembuku atau sekat ukur tetapi dalam bentuk yang sederhana.
Asta Kosala-Kosali
Menurut Sari, seorang pemandu wisata Museum Subak seperti dikutip dari Antara, setiap anggota aktif dari organisasi subak mendapat hak yang sama yaitu satu porsi air dengan istilah berbeda-beda. Ada satu tektek, satu kecoran, dan satu tanding. Satuan dasar pembagian air bagi subak adalah tektek, yaitu bahasa Bali yang berarti cecah atau ukuran lebar suatu alat pembagian air terbuat dari batang kayu.
Di sana juga terdapat koleksi miniatur rumah tradisional petani Bali untuk satu keluarga. Bangunan tersebut dibuat berdasarkan Asta Kosala-Kosali, yang merupakan pengetahuan arsitektur tradisional Bali yang berisi cara penataan lahan untuk tempat tinggal dan bangunan suci yang ada di Bali sesuai dengan landasan filosofis, etis, dan ritual dengan memperhatikan konsepsi perwujudan, pemilihan lahan, hari baik membangun rumah, serta pelaksanaannya.
Untuk bisa melihat beragam koleksi yang terdapat pada ruang pameran Museum Subak, pengunjung bisa berkunjung pada hari Senin sampai dengan Kamis di jam 8.00--15.30 Wita dan pada Jumat jam 8.00--12.30 Wita. Sejak dibuka, Museum Subak banyak dikunjungi oleh wisatawan dari mancanegara maupun domestik, serta terdapat juga kunjungan dari pelajar dan juga masyarakat umum.
Advertisement
Advertisement
Mengenal Nilai-Nilai Sejarah
Kepala UPTD Museum Subak Si Putu Putra Eka Santi mengungkapkan yang berkunjung ke Museum Subak ini berasal dari berbagai kalangan, mulai dari kalangan muda hingga lanjut usia. Bagi kalangan muda, Museum Subak dijadikan sebagai wadah untuk menggali nilai-nilai sejarah yang ada pada zaman dahulu melalui koleksi yang dipamerkan. Bagi kalangan lanjut usia, Museum Subak juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk bernostalgia.
Museum Subak ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik pada saat hari-hari libur sekolah, pertengahan tahun, dan akhir tahun. Sementara wisatawan mancanegara disesuaikan dengan iklim, situasi, dan kondisi di negara asal mereka. Harga tiket masuk ke Museum Subak per orang, untuk wisatawan asing dewasa Rp15.000 dan anak-anak Rp10.000. Sedangkan untuk wisatawan domestik dewasa Rp10.000 dan anak-anak Rp5.000.
Museum Subak menjadi sarana bagi generasi selanjutnya untuk mengenal bagaimana sistem dari Subak itu, mengenal berbagai macam alat pertanian yang digunakan oleh petani Bali dari dulu hingga kini. Tujuannya agar kearifan lokal secara turun temurun dapat dilanjutkan dan dilestarikan sehingga apa yang dulunya telah dirintis tidak punah
Advertisement
Terkini Lainnya
Ulah Konyol TNI Gadungan di Medan, Ditangkap Saat Urus Calon Taruna Akmil dan Tamtama
VIDEO: Prabowo Subianto Akui Dirinya Nakal
Ratusan Prajurit TNI Perbaiki Berbagai Fasilitas Umum Dampak Erupsi Gunung Ruang
Mengenal Subak, Kearifan Lokal Bali yang Bakal Dikenalkan dalam World Water Forum ke-10
Museum Subak
Asta Kosala-Kosali
Mengenal Nilai-Nilai Sejarah
TNI
World Water Forum
World Water Forum 2024
Pengamanan
Air
Rekomendasi
Ratusan Prajurit TNI Perbaiki Berbagai Fasilitas Umum Dampak Erupsi Gunung Ruang
Kronologi 1 Prajurit TNI Meninggal Usai Tersambar Petir di Mabes Cilangkap
2 Anggota TNI Tersambar Petir di Jaktim, 1 Orang Meninggal Dunia
Polisi Bakal Periksa Psikologi Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat TNI Palsu
Aksi Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Dinas Palsu Merusak Nama TNI
Gempa Garut
Gempa Garut: Sains dan Perspektif Islam, Benarkah Tanda Kiamat Sudah Dekat?
Dampak Gempa Magnitudo 6,2 di Garut: 113 Rumah Rusak dan Enam Korban Luka-Luka
VIDEO: Dampak Gempa M 6,2 di Garut, Sebanyak 113 Bangunan Rusak Ringan hingga Berat
BMKG Imbau Warga Cek Kondisi Bangunan Pasca Gempa Garut, Ini Alasannya
Gempa Garut dan Riwayat Lindu Tanda Kiamat dalam Hadis
Puluhan Rumah di Sukabumi Rusak, Dampak Gempa M6.2 di Garut
Liga Inggris
Saingi Manchester City, Mikel Arteta: Arsenal Siap Rebut Gelar Juara Liga Inggris
Sir Jim Ratcliffe Temui Agen Super, Bahas Strategi Transfer dan Minta Bantuan Carikan Pemain Baru
Kalahkan Nottingham Forest, Manchester City Tempel Ketat Posisi Arsenal
Menang Tipis atas Tottenham Hotspur, Arsenal Bertahan di Puncak Klasemen
6 Manajer Terbaik Arsenal Sepanjang Masa, Bawa Banyak Trofi ke London Utara
Hasil Liga Inggris Nottingham Forest vs Manchester City: Menang 2-0, Juara Bertahan Terus Pepet Arsenal
Thomas Cup
Hasil Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Tersandung, Indonesia Tetap Hajar Thailand
Hasil Piala Thomas 2024: Hanya Kehilangan 1 Gim, Tim Putra Indonesia Sikat Inggris
Jadwal dan Link Siaran Langsung BWF Thomas & Uber Cup 2024 di Vidio
PP PBSI Rilis Skuad Indonesia untuk Piala Thomas dan Uber 2024, Ada Kejutan di Tim Putri
Thomas dan Uber Cup 2024: Hasil Drawing dan Link Streaming di Vidio
Hasil Drawing Thomas dan Uber Cup 2024: Tim Putra Tantang Juara Bertahan, PBSI Klaim Indonesia Bisa Unggul
BRI Liga 1
Happy Ending Akhiri Kompetisi Kalahkan Persik, Persebaya Siapkan Kerangka Tim untuk Musim Depan
Timnas Indonesia Tembus Semifinal Piala Asia U-23 2024, PT LIB Susun 3 Opsi Jadwal Championship Series BRI Liga 1
Paul Munster Ingin Persebaya Akhiri Musim Kompetisi dengan Kebanggaan Menang Lawan Persik
Klasemen BRI Liga 1: Persaingan Tiket Championship Series dan Degradasi Menuju Klimaks
Hasil BRI Liga 1 RANS Nusantara vs Persija Jakarta: Macan Kemayoran Jerumuskan The Prestige Phoenix ke Zona Merah
Hasil BRI Liga 1: Hajar Persikabo, PSIS Masih Jaga Asa ke Championship Series
TOPIK POPULER
INFO LOWONGAN KERJA
Lowongan Kerja Lulusan S1 di Bank Terkemuka, Cek Buruan Syaratnya
Rekrutmen PT KAI Bergaji Rp 35 Juta Dinyinyir Netizen
Rekrutmen KAI Punya Spek Dewa, Siapkan Posisi untuk Jadi Bos
Populer
Pembangunan Berkelanjutan Sektor Air Baru 12%, Indonesia Bisa Apa?
Ini Aturan Nobar Timnas Indonesia vs Uzbekistan di Laga Semifinal Piala Asia U-23 2024
Menteri Trenggono Kewalahan, 2 Tahun Larang Ekspor Benih Lobster Tapi Tetap Kecolongan
Kemenhub Pangkas Bandara Internasional, Begini Dampaknya ke Bisnis Penerbangan
Mengenal Subak, Kearifan Lokal Bali yang Bakal Dikenalkan dalam World Water Forum ke-10
Hotman Paris Bandingkan Pendapatannya dengan Gaji Shin Tae-yong, Lebih Gede Siapa?
10 Tahun Agincourt Resources Mewujudkan Keberlanjutan Demi Masa Depan
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25%, Ekonomi Indonesia Masih Aman pada 2024?
TNI Terjunkan 12 Ribu Personel untuk Amankan World Water Forum ke-10
Programmatic Case Study: Uplift CR 35% Berhasil Dicapai Melalui Kerja Sama Emtek Digital dan Maskapai Penerbangan!
Piala Asia U-23 2024
Ekspresi Suporter Garuda Muda Saat Nonton Bareng Laga Timnas Indonesia U-23 Melawan Uzbekistan
Serunya Nobar Piala Asia U-23 di Pendopo Banyuwangi, Penonton Gratis Makan dan Minum
Takluk dari Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024, Ini Lawan Timnas Indonesia pada Perebutan Peringkat 3
Jadwal dan Hasil Piala Asia U-23 2024: Siapa Lolos ke Final?
Live Report Piala Asia U-23 2024 Timnas Indonesia vs Uzbekistan: Siapa Lolos ke Final?
Hasil Piala Asia U-23 2024 Timnas Indonesia vs Uzbekistan: Gol Dianulir dan Dapat Kartu Merah, Garuda Muda Gagal ke Final
Berita Terkini
Aksi Nekat Buruh Bongkar Muat Curi Alat Material di Toko Bangunan, Kerugian Rp 50 Juta
UAS Sebut Golongan Ini Tak akan Dipandang Allah di Hari Kiamat, Siapa Mereka?
Polda Sulut Sebut Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Jakarta, Jadi Ajudan Pengusaha Tanpa Izin
Edarkan Sabu dan Ganja, Residivis Bandar Lampung Kembali Meringkuk di Dalam Penjara
Dukung Timnas Indonesia U-23, Ribuan Warga Penuhi Alun-Alun Pamulang
5 Penjelasan Ilmuwan Mengungkap Misteri Segitiga Bermuda
Gempa Garut: Sains dan Perspektif Islam, Benarkah Tanda Kiamat Sudah Dekat?
Ekspresi Suporter Garuda Muda Saat Nonton Bareng Laga Timnas Indonesia U-23 Melawan Uzbekistan
HEADLINE: Aksi Pro-Palestina Marak di Kampus-kampus Amerika Serikat, Punya Daya Tekan?
Serunya Nobar Piala Asia U-23 di Pendopo Banyuwangi, Penonton Gratis Makan dan Minum
Takluk dari Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024, Ini Lawan Timnas Indonesia pada Perebutan Peringkat 3
Hujan Lebat Diprediksi Guyur Sulut, Warga 6 Daerah Ini Diimbau Waspada
Sidang Sengketa Pileg 2024 Dimulai, Siapa Berpeluang Lolos Lewat Jalur MK?
Serba-serbi Hari Pendidikan Nasional 2024
140 Kata untuk Orang Tua yang Sederhana, Bijak, Penuh Makna dan Bikin Terharu