, Jakarta - Segitiga Bermuda berada di wilayah lautan antara Florida, Puerto Riko, dan Bermuda. Segitiga Bermuda dikenal menjadi salah satu tempat yang masih cukup misterius hingga saat ini.
Banyak cerita beredar menganai hal-hal tak masuk akal terjadi di tempat ini. Menariknya, hal-hal aneh di Segitiga Bermuda dapat diungkap melalui sains.
Sejak lama, banyak kisah tentang kapal dan pesawat yang hilang tanpa jejak di wilayah ini beredar. Hal ini memicu spekulasi tentang kutukan, alien, dan bahkan portal ke dimensi lain.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu insiden paling terkenal terjadi pada 1945 ketika Penerbangan 19, sekelompok lima pembom Angkatan Laut AS dalam misi pelatihan, menghilang di daerah tersebut. Selama beberapa dekade berikutnya, bangkai kapal dan jatuhnya pesawat di area tersebut sering kali dikaitkan dengan kekuatan destruktif Segitiga.
Pada 1975, Larry Kusche menerbitkan sebuah buku yang membantah legenda tersebut. Ia mengungkapkan bahwa laporan tentang Segitiga Bermuda tidak akurat, berlebihan, atau tidak dapat diverifikasi.
Ia menyimpulkan bahwa jumlah insiden di wilayah ini tidak jauh lebih tinggi dibandingkan di wilayah lautan lainnya. Sains telah menawarkan penjelasan yang jauh lebih rasional untuk fenomena yang membingungkan ini.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Penjelasan
Dikutip dari laman Science Fokus pada Senin (29/04/2024), berikut ragam penjelasan ilmuwan mengenai Segitiga Bermuda.
1. Cuaca Ekstrem di Bermuda
Pada Maret 2016, Aviation Safety Network dan U.S. Coast Guard (USCG) memberikan penjelasan mengenai penyebab fenomena yang terjadi di Segitiga Bermuda. Mereka mengatakan bahwa cuaca pada daerah Segitiga Bermuda termasuk dalam aktivitas yang ekstrem seperti angin topan atau badai tropis.
Advertisement
Cuaca yang buruk memicu disorientasi pada kapal ataupun pesawat yang melintas. Faktor ini telah dikaji oleh para ilmuwan melalui rekaman data cuaca, laporan media massa, laporan terkait dan cacatan-catatan lain yang justru diabaikan pada zaman dahulu.
Diketahui, wilayah Segitiga Bermuda rawan terhadap badai dan angin topan, terutama di musim panas dan musim gugur. Gelombang besar dan angin kencang dapat dengan mudah menjebak kapal dan pesawat yang tidak waspada.
Kabut tebal yang sering muncul di area ini dapat membatasi jarak pandang secara signifikan. Kabur juga meningkatkan risiko tabrakan antar kapal atau pesawat.
Ditambah, Segitiga Bermuda memiliki arus laut yang kuat, seperti Arus Teluk, yang dapat menyeret kapal dan pesawat dari jalurnya.
Advertisement
Navigasi yang Buruk
2. Navigasi yang Buruk
Penjelasan ilmuwan mengenai Segitiga Bermuda selanjutnya adalah navigasi yang buruk. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) sebuah badan ilmiah di bawah Departemen Perdagangan AS menyebut bahwa buruknya sistem navigasi juga menyebabkan hilangnya alat transportasi di Segitiga Bermuda.
Faktor yang satu ini tidak bisa dipisahkan dari cuaca. Apabila cuaca buruk, otomatis sistem navigasi juga akan terganggu sehingga pesawat atau kapal tersebut kehilangan komunikasi.
Advertisement
3. Kandungan Metana yang Tinggi
Terdapat teori yang mengaitkan kandungan metana tinggi di Segitiga Bermuda dengan hilangnya banyak kapal dan pesawat di wilayah tersebut. Teori ini pertama kali diusulkan oleh Badan Penyelidikan Geologi Amerika Serikat (USGS) pada 1981.
Pasalnya, senyawa metana ini mampu membentuk gelembung gas yang menyebabkan lubang hisap yang bisa menelan kapal atau pesawat. Pada 2014, Para ilmuwan dari University of Alaska Fairbanks menemukan kawah raksasa di Siberia yang mengandung metana dalam jumlah besar.
Mereka menduga bahwa kawah ini memiliki kesamaan dengan Segitiga Bermuda dan mungkin juga menjadi penyebab hilangnya kapal dan pesawat di wilayah tersebut. Namun, hal ini kemudian ditentang oleh Carolyn Ruppel, seorang geofisikawan Amerika Serikat.
Menurutnya, metana akan lebih dahulu diurai oleh mikroba laut sehingga tidak mungkin ada metana murni di permukaan.
Laut yang Dalam
4. Laut yang Dalam
Menurut Data National Ocean Service, daerah perairan Segitiga Bermuda sangat besar, yaitu berkisar 1300 meter kubik. Berarti selain luas, kedalaman laut juga berpengaruh.
Kapal atau pesawat yang tenggelam bisa hancur berkeping-keping karena tekanan yang besar sehingga tidak meninggalkan bekas sama sekali. Kedalaman rata-rata laut di Segitiga Bermuda berkisar antara 7.900 meter hingga 8.800 meter.
Advertisement
Sementara, titik terdalam di Segitiga Bermuda adalah Palung Puerto Rico, dengan kedalaman mencapai 8.380 meter.
5. Gangguan Geomagnetik
Segitiga Bermuda terletak di area dengan aktivitas geomagnetik yang tinggi. Gangguan ini dapat memengaruhi kompas dan peralatan navigasi lainnya, yang dapat menyebabkan kebingungan dan disorientasi bagi para pelaut dan pilot.
(Tifani)
Terkini Lainnya
Lebih Seram dari Segitiga Bermuda, Ini 5 Perairan yang Dianggap Angker di Indonesia
Deretan Kejadian Nahas di Masalembo, Misteri Segitiga Bermuda Indonesia
Berani Berlibur ke Segitiga Bermuda Nan Misterius? Garansi Dana Kembali 100 Persen Jika Kapal Hilang
Penjelasan
Navigasi yang Buruk
Laut yang Dalam
Segitiga Bermuda
fakta segitiga bermuda
Ilmuwan
Gempa Garut
Top 3 Islami: Gempa Garut dan Hadis Lindu sebagai Tanda Kiamat dalam Hadis
Kisah Rasulullah Tenangkan Gunung Uhud yang Bergetar karena Gempa Bumi
Gempa Garut: Sains dan Perspektif Islam, Benarkah Tanda Kiamat Sudah Dekat?
Dampak Gempa Magnitudo 6,2 di Garut: 113 Rumah Rusak dan Enam Korban Luka-Luka
VIDEO: Dampak Gempa M 6,2 di Garut, Sebanyak 113 Bangunan Rusak Ringan hingga Berat
BMKG Imbau Warga Cek Kondisi Bangunan Pasca Gempa Garut, Ini Alasannya
Liga Inggris
Saingi Manchester City, Mikel Arteta: Arsenal Siap Rebut Gelar Juara Liga Inggris
Sir Jim Ratcliffe Temui Agen Super, Bahas Strategi Transfer dan Minta Bantuan Carikan Pemain Baru
Kalahkan Nottingham Forest, Manchester City Tempel Ketat Posisi Arsenal
Menang Tipis atas Tottenham Hotspur, Arsenal Bertahan di Puncak Klasemen
6 Manajer Terbaik Arsenal Sepanjang Masa, Bawa Banyak Trofi ke London Utara
Hasil Liga Inggris Nottingham Forest vs Manchester City: Menang 2-0, Juara Bertahan Terus Pepet Arsenal
Thomas Cup
3 Kolektor Trofi Piala Thomas Terbanyak Sepanjang Sejarah: Indonesia Urutan Berapa?
Hasil Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Tersandung, Indonesia Tetap Hajar Thailand
Hasil Piala Thomas 2024: Hanya Kehilangan 1 Gim, Tim Putra Indonesia Sikat Inggris
Jadwal dan Link Siaran Langsung BWF Thomas & Uber Cup 2024 di Vidio
PP PBSI Rilis Skuad Indonesia untuk Piala Thomas dan Uber 2024, Ada Kejutan di Tim Putri
Thomas dan Uber Cup 2024: Hasil Drawing dan Link Streaming di Vidio
BRI Liga 1
Happy Ending Akhiri Kompetisi Kalahkan Persik, Persebaya Siapkan Kerangka Tim untuk Musim Depan
Timnas Indonesia Tembus Semifinal Piala Asia U-23 2024, PT LIB Susun 3 Opsi Jadwal Championship Series BRI Liga 1
Paul Munster Ingin Persebaya Akhiri Musim Kompetisi dengan Kebanggaan Menang Lawan Persik
Klasemen BRI Liga 1: Persaingan Tiket Championship Series dan Degradasi Menuju Klimaks
Hasil BRI Liga 1 RANS Nusantara vs Persija Jakarta: Macan Kemayoran Jerumuskan The Prestige Phoenix ke Zona Merah
Hasil BRI Liga 1: Hajar Persikabo, PSIS Masih Jaga Asa ke Championship Series
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
29 April 2013: Ledakan Gas Dahsyat Seperti Bom Rusak Gedung Kantor di Pusat Kota Praha, 35 Orang Terluka
Populer
Viral di Media Sosial Koki Wanita Jepang Bikin Onigiri Dikepal Pakai Ketiak, Begini Rasanya
HEADLINE: Aksi Pro-Palestina Marak di Kampus-kampus Amerika Serikat, Punya Daya Tekan?
6 Fakta Menarik Kelinci Laut atau Sea Bunny
Lewat World Water Forum ke-10, Indonesia Tekankan Pentingnya Akses Air bagi Wilayah Konflik
Panas Ekstrem dan Sopir Jeepney Mogok Narik, Filipina Tangguhkan Pembelajaran Tatap Muka 2 Hari
Peneliti Kaitkan Makanan Laut dengan Senyawa Kimia Berbahaya 'Forever Chemicals', Apa Itu?
5 Alasan Sidik Jari Manusia Berbeda-Beda
Laporan WSJ: Badan Intelijen AS Simpulkan Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Alexey Navalny
30 April 2019: Kaisar Akihito Turun Takhta, Pertama dalam 200 Tahun Sejarah Jepang
Lee Hsien Loong Terakhir Kali Kunjungi Indonesia Sebagai PM Singapura: Puji Hubungan Bilateral hingga Kepemimpinan Jokowi
Piala Asia U-23 2024
Jadwal dan Hasil Piala Asia U-23 2024: Siapa Lolos ke Final?
Timnas Indonesia Hadapi Irak pada Perebutan Tempat Ketiga Piala Asia U-23 2024
Aksesori Mewah Nathan Tjoe-A-On Jadi Sorotan, Nilainya Disebut Bisa Bayar DP Rumah
Ekspresi Suporter Garuda Muda Saat Nonton Bareng Laga Timnas Indonesia U-23 Melawan Uzbekistan
Serunya Nobar Piala Asia U-23 di Pendopo Banyuwangi, Penonton Gratis Makan dan Minum
Takluk dari Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024, Ini Lawan Timnas Indonesia pada Perebutan Peringkat 3
Berita Terkini
Hasil Liga Spanyol: Barcelona Benamkan Valencia dengan Skor Meyakinkan
PM Spanyol Pedro Sanchez Batal Mundur Setelah Istri Terjerat Kasus Korupsi
5 Rekomendasi Buku ala RM BTS Tentang Makna Kehidupan, Army Wajib Baca
4 Pengusaha Bergabung Sumbang Timnas Indonesia, Total Jadi Rp 27 Miliar
Megawati Dijadikan Bahan Hoaks, Simak Kumpulannya
Belanja ke Paddy's Market, Berasa Pasar di Indonesia Padahal di Australia
Hasil LaLiga: Barcelona Masih Nyaman di Posisi Kedua Klasemen Usai Kalahkan Valencia
Atraksi Adu Lisung hingga Debus Meriahkan Festival Silat Syawal di Sukabumi
Masih Berlaku, Periksa 26 Titik Ganjil Genap Jakarta Hari Ini Selasa 30 April 2024
Profil Mahalini, Penyanyi yang Disebut Akan Menikah dengan Rizky Febian di Bali, 5 Mei 2024
6 Potret Bilqis Anak Ayu Ting Ting saat Berhijab, Beranjak Remaja Makin Menawan
Merawat Rambut dan Kulit Kepala dengan DIY Hair Mask Lidah Buaya, Gampang Banget
Jadwal, Hasil, dan Klasemen PLN Mobile Proliga 2024: Siapa Lolos ke Final Four?
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Piala Thomas dan Uber 2024: Siapa Lolos ke Babak 8 Besar?
Jadwal dan Hasil Piala Asia U-23 2024: Siapa Lolos ke Final?