uefau17.com

Pelabuhan Patimban Bisa Jadi Center of Gravity Jawa Tengah dan Jawa Barat - Bisnis

, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Pelabuhan Internasional Patimban telah menjadi episentrum baru dalam pengembangan perekonomian dan industri di luar Jakarta. Pelabuhan Patimban bisa mendorong roda perekonomian di Kawasan Rebana yaitu Cirebon, Subang, dan Majalengka.

Menko Airlangga menjelaskan, Pelabuhan Patimban tidak hanya menguntungkan di sektor logistik, beroperasinya pelabuhan ini juga membuka peluang investasi untuk usaha-usaha penunjang pelabuhan.

Adanya pembangunan Pelabuhan Patimban memberikan perubahan potensi ekonomi lokal antara lain dengan terbukanya lapangan pekerjaan di sektor infrastruktur dan membuka peluang UMKM khususnya yang bergerak di sektor kuliner dan penginapan.

“Pelabuhan itu adalah alat untuk ekonomi tumbuh. Di seluruh dunia, tidak ada kota pelabuhan yang tidak maju. Oleh karena itu, Patimban dan Subang tentunya akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baru,” kata Airlangga Hartarto dalam diskusi “Patimban dan Masa Depan Ekonomi”, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (25/1/2024). 

Pelabuhan Patimban menjadi sangat strategis di masa depan karena juga ditopang oleh infrastruktur pendukung seperti Bandara Kertajati dan akses jalan tol. Menko Airlangga menegaskan bahwa Pelabuhan Internasional Patimban yang akan terkoneksi dengan jalan tol akses pelabuhan juga mendukung penurunan biaya logistik karena mempercepat waktu tempuh dari Kawasan Industri ke pelabuhan.

Hal ini juga berdampak pada efisiensi pemakaian bahan bakar serta menekan ongkos transportasi dengan meningkatkan frekuensi distribusi barang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Center of Gravity

 Menko Airlangga melanjutkan, Pelabuhan Patimban diharapkan bisa menjadi center of gravity untuk Jawa Tengah dan Jawa Barat.

"Tentu bisa ekspor langsung dengan biaya lebih sedikit, lebih murah. Karena persaingan kita bukan hanya dengan diri kita sendiri, tetapi juga dengan negara lain. Kalau negara lain, biaya logistik kurang dari 10%, Indonesia baru menargetkan 8% di tahun 2045,” ungkap dia.

Lebih lanjut, Menko Airlangga dihadapan para investor, pelaku usaha, dan mahasiswa yang hadir dalam kegiatan tersebut menegaskan bahwa return dari Pelabuhan Patimban tentu menjadi daya tarik bagi investor dalam jangka panjang. Sementara itu, bagi Pemerintah, multiplier effect yang tercipta dari pembangunan Pelabuhan Patimban menjadi suatu hal yang penting.

“Jadi, pelabuhan ini menjadi pengungkit untuk kawasan,” kata Menko Airlangga.

 

3 dari 3 halaman

Dorong Andil Anak Muda

Menutup pemaparannya, Menko Airlangga juga mendorong generasi muda untuk turut andil dalam proses pertumbuhan kawasan sekitar Patimban.

Dukungan dari para pelaku usaha juga sangat diperlukan untuk mengembangkan Pelabuhan Internasional Patimban, sehingga semakin membuka kesempatan lapangan kerja dan mengoptimalkan pemanfaatan Pelabuhan Internasional Patimban bagi kemajuan ekonomi.

Turut hadir dalam dialog tersebut antara lain Anggota DPR RI, Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo, Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Asisten Deputi Percepatan dan Pemanfaatan Pembangunan Kemenko Perekonomian Suroto, Anggota DPRD dan jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Subang, serta sejumlah perwakilan dari APINDO, KADIN, HIPMI, Pengusaha Kawasan Patimban, dan mahasiswa.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat